Hai, Cerita ini sebenarnya sudah sy simpan & riset lama, jauh sebelum pandemi, sampai sy agak lupa alurnya, tapi ternyata tempo hari tidak sengaja Sy bertemu lagi dengan salah satu narasumber yaitu "Mas Muklis", & akhirnya kita ngobrol lagi tentang cerita ini..
Cerita ini adalah urban legend, yg berawal dari era 40an, dan sempat kembali mencuat di tahun 90an, kejadiannya di salah satu Kecamatan di Temanggung, jawatengah.. Simak ceritanya ya.. :))
Mak "Welas" atau "Welasih" atau "Welas asih" atau "Asih", itulah nama orang tersebut dari informasi yg sy dapatkan, supaya gampang kita ambil nama "Welas" saja ya,
Temanggung era 1938-39,
Di suatu Desa, Hiduplah seorang wanita paruh baya, "Mak Welas", begitu orang2 memanggilnya, dia adalah seorang Rentenir/lintah darat yg cukup sukses kala itu, tidak hanya uang, barang pun juga dia kreditkan Seperti kebutuhan pokok, beras, gula, gabah dll.
"Hiu Utangan" istilah jawanya, jadi misal kita pinjam Gula 1kg, bunganya 1/2kg, jd kita mengembalikannya 1 stengah kg dengan bentuk gula, atau barang yg senilai, begitulah kira2 cara kerjanya, dengan tempo hutang yg tidak masuk akal, tentunya usaha ini cukup**
Menjadikannya kaya raya, tentu dengan membuat debiturnya menderita, ada cerita tentang kekejamannya yg populer & santer dibicarakan, jadi kira2 ceritanya seperti ini..
Ada seseorang, yg sebenarnya tidak miskin, dia punya sawah yg cukup luas untuk ditanami padi**
Kala itu musim tanam padi, karena itu persediaan beras dirumahnya habis, dia hanya mempunyai "Menir" yg cukup banyak, menir adalah pecahan beras halus ketika ditumbuk, digiling atau dipisahkan dari kulitnya, kalau sekarang sih biasanya buat campuran pakan ternak**
Tapi dikala itu menir masih wajar dikonsumsi, kembali ke cerita..
Karena pikirnya sedang masa tanam, dia tak ingin memberi makan menir kepada keluarganya, pinjamlah dia beras 1 karung, kepada mak welas dengan harapan akan mengembalikannya di masa panen mendatang***
Tapi sialnya ketika tiba masa panen, ternyata panennya gagal, dan otomatis saat jatuh tempo dia tak bisa mengembalikan pinjamannya, sempat dia ingin menggantinya dengan "menir" itu, yg beratnya berkali-kali lipat dari pinjaman, tapi mak welas menolaknya***
Mak welas memberi waktu beberapa hari, tapi orang itu tetap tidak bisa mengembalikannya, akhirnya mak welas memutuskan untuk mengambil sapi milik debitur itu, tentu saja dia menolaknya karena sangat tidak sepadan***
Terjadilah bergumulan antara dua pengawal mak welas dan si peminjam, yg akhirnya membuat si peminjam itu terluka parah dan tewas beberapa hari kemudian, mak welas memang raja tega, dia tetap membawa sapi itu..
Hampir semua orang didaerahnya pernah berurusan dengan mak welas ini dan seiring itu kebencian2 Orang terhadapnya mulai menumpuk, tapi kebanyakan orang takut untuk bertindak, selain karena pengawalnya, dia juga dekat dengan pejabat2 tunjukan belanda..
Sampai akhirnya karma menemuinya, jadi sekitar tahun 1942-43, bersamaan dengan datangnya jepang ke indonesia, terjadi pemberontakan dimana-mana, beberapa lumbung padi yg dikelola oleh belanda ada yg dijarah dan dibakar oleh orang yg tidak dikenal, perampokan juga**
**terjadi kepada beberapa pejabat tunjukan belanda, tentu ini membuat mak welas resah, dan benar disuatu hari mak welas ditemukan tewas mengenaskan, sepertinya dirampok, 2 pergelangan tangannya putus, dan jari2nya dipotong, & daun telinganya robek, sepertinya perampok ini
Perhiasannya secara paksa, memotong tanganya untuk mengambil gelangnya, memotong jarinya untuk mengambil cincin-cincinnya, dan mencabut paksa anting atau giwangnya dari telingannya, sungguh keadaanya sangat mengenaskan.. Melihat mayat itu**
**tentu saja banyak warga yg tidak mau mengurusnya, tapi beruntungnya masih ada beberapa orang yg kasihan, dan akhirnya mengurus serta menguburkan mayat mak welas, tapi yg warga tidak tau, orang2 ini tidak menguburkan mak welas dengan benar, mungkin karena benci juga,
Katanya mak welas hanya di pocong dan di kubur begitu saja, tanpa didoakan apalagi dilepas talinya... Dan gilanya lagi bukan di kuburan, melainkan di galian sumur gagal di tengah kebun kapas milik belanda, mayat yg sudah dipocong itu diduga dilemparkan begitu saja** dan diurug**
Dan ditandai dengan "Batu Besar", dari sinilah teror "Pocong culi" berawal, meneror seluruh desa, mengetuk pintu2 rumah, meminta doa, dan dilepaskan tali pocongnya, Pocong culi ini diduga adalah arwah dari Mak welas..Yg akhirnya menjadi urban legend di daerah ini..
Tahun demi tahun berlalu, dan di tahun 1990an, teror pocong culi yg diduga kuat adalah mak welas ini sempat mencuat kembali, menampakkan wujudnya.. Karena suatu akibat..
---- Bersambung ----
Temanggung 1990,
Nara : Sebut saja agus,
kebun kapas tempat diduga mak welas dikuburkan kini menjadi milik ayah agus, tapi mereka tak tahu pasti, yg agus dan warga tahu, kebun ini adl kebun yg angker, katanya disitu banyak penunggunya, tapi itu masih sebatas rumor***
Yg diceritakan turun temurun dari para sesepuh terdahulu...ada yg percaya, tapi tidak sedikit juga yg menganggapnya bualan saja.
Hari ini adl hari pertama agus membantu ayahnya di kebun sejak dikeluarkan dari sekolah, agus ini memang anaknya bandel,***
Sudah dua kali ini dia pindah sekolah dan dikeluarkan lagi, padahal masih SMP, kalo tidak berkelahi, ya bolos, sekarang ayahnya sudah jengah dan memutuskan agar agus tak usah sekolah dan membantu ayahnya berkebun saja...
Kembali ke cerita, di hari pertamanya dikebun agus sangat antusias dan bersemangat, karena memang dalam hatinya dia sudah malas bersekolah, setelah selesai memanen petai agus lanjut membersihkan rumput2 liar di sekitar pohon2 sengonnya bersama ayahnya
Di bersihkan rumput itu celah demi celah, sampailah dia di dekat batu besar itu, dengan nada ketus si agus bicara kepada ayahnya "Oh ini to pak batu angker itu" sambil memukulkan gagang sabitnya, "Husss, jangan sembarangan kamu!!, sudah jangan dekat2 situ"**
Ditemuin baru tahu rasa!!!, begitu kata ayahnya dengan nada kesal, memang agus ini orangnya agak skeptis dengan hal2 seperti itu, sore haripun tiba dan mereka pulang kerumah, entah kenapa setelah pulang dari kebun, pundak agus terasa sakit sekali.. Ah mungkin karena kecapekan**
***saja batin agus, dan malamnya ketika agus tidur, dia bermimpi didatangi sosok pocong, dalam mimpinya sosok itu hanya berada satu jengkal dari wajahnya, sangat dekat, kepalanya basah dengan darah, dan menangis sambil berkata "Culi..culi..uculono"***
(lepas..lepas..lepaskanlah), seketika agus langsung terbangun, dan dia mengalami ketindihan, sambil masih terngiang-ngiang kata2 itu.. Sampai akhirnya dia berhasil menggerakkan badannya.. Oh untung ini hanya mimpi batin agus.. Diapun melanjutkan tidurnya..
Tapi pagi harinya pundaknya terasa semakin sakit, dia juga mengalami demam, aguspun hari itu tak ikut ayahnya mengurus kebunnya, agus diberi obat warung oleh ibunya, tapi karena tak kunjung reda, ibunya memanggil pak karwo, tukang pijat didesanya..
Datanglah pak karwo ke rumah... Baru saja pak karwo memegang agus, dia sudah berkata "Wah sampeyan keno sawan Gus"(wah kamu kena sawan Gus) sebagai informasi dalam istilah "Sawan" adl penyakit yg disebabkan oleh gangguan gaib, sambil memijat pak karwo terus berbicara kpd agus**
Tentang dari mana saja kemarin, dan menyuruh agus untuk selalu sopan dimanapun mengingat semua orang desa tahu kalau agus ini adl remaja yg bar-bar.. Agus yg sedang kesakitanpun cuma iya-iya saja.. Setelah itu keadaan agus mulai membaik, pak karwo ini selain ahli memijat**
Beliau juga "katanya" ngerti dengan hal-hal seperti itu, walau kadang terlihat dilebih-lebihkan tapi kenyataannya banyak yg mengatakan beliau manjur, haripun berlalu.. Agus yg sudah sehat kembali membantu ayahnya dikebun, disana dia mulai agak berfikir tentang batu besar itu..
Apakah batu ini memang ada penunggunya?? Sebenarnya Agus mulai setengah percaya, tapi disitu agus malah takabur, dia mendekat ke batu itu, dan berkata dalam hati, "kalo memang disini ada penunggunya, nanti malam temui aku", memang sudah gila agus ini, malamnya sengaja agus tidak*
Segera tidur, sambil mendengarkan radio kesayangannya dia menunggu kalau-kalau penunggu batu besar itu menemuinya, tapi tunggu punya tunggu... Ternyata malam itu tidak ada apa2..aguspun tertidur, esok harinya seperti biasa agus pergi ke kebun..
Dan berkata pada batu itu "Mana??katanya ada penunggunya??", diapun menganggap semua itu hanya bualan semata.. Tapi ketika malam harinya, ketika agus tidak menunggu, dia dibangunkan dalam tidurnya, oleh suara ketukan dari jendela kamarnya..
Dok!!!...ketukan itu berjeda... Kira2 setiap 5 detik..Dok!!, yg akhirnya membangunkan agus, agus sempat mengira dia salah dengar..tapi ketika dia hendak mrlanjutkan tidurnya, ketukan itu ada lagi..Dok!!!!, aguspun tersentak membangunkan badannya,
Dan mencoba meyakinkan lagi kalau suara itu memang benar2 ada... Dan memang ada lagi..Dok!! Agus menoleh ke arah jam di dinding kamarnya..jam menunjukan pukul 1.30 malam, suara ketukan itu masih ada.. Dengan sedikit terbata agus bicara "woy Sopo ya!??" (siapa ya?)***
Beberapa saat suara itu berhenti, dan berubah menjadi suara tangisan.. Agus menjadi ketakutan.. "aku sing ning watu!!!" (aku yg di batu) dengan suara terisak-isak.. Saiki uculono..uculono!!! (sekarang lepaskanlah..lepaakanlah)..agus mulai ketakutan dan bersembunyi di balik***
Selimutnya, sambil membaca doa.. Dan tiba-tiba ada suara menyentak di dekat telinganya, "SAIKI!!! UCULONO!!!!", agus teriak sambil membuka selimutnya dan tidak ada siapa-siapa, tapi tirai Jendelanya yg tadi tertutup rapat, sekarang menjadi setengah menyingkap..**
Dan samar2 agus melihat sosok putih di balik jendela itu, ya sosok itu adalah pocong, agus seperti terhipnotis, matanya terus saja memandang ke arah jendela itu, tapi akhrinya aguspun bisa berteriak, hingga membangunkan seluruh penghuni rumah..
Ibunyapun datang sambil menggendong adiknya yg masih kecil, disusul dengan ayahnya, ibunya bertanya ada apa, dengan agak gagap agus berkata "ono pocongan mak" (ada pocong buk) sambil agus mengacungkan jarinya ke arah jendela, ayahnya segera mendekat ke jendela itu..
Melihat keluar, tapi tidak apa2, sembari menutup tirai, ayahnya menenangkan agus, menyuruhnya kembali tidur, tapi agus yg ketakutan akhrinya tidur dengan ibunya.. Keesokan harinya, agus yg terlihat lemas kembali berfikir tentang kejadian semalam, dia sekarang percaya..
Bahwa di batu itu memang ada penunggunya, tapi agus belum paham tentang perkataan sosok itu, maksudnya di lepaskan itu apanya??, diapun mencoba untuk melupakan kejadian semalam walau tidak bisa, tapi hikmah dari kejadian itu, kini agus menjadi lebih giat beribadah dan mengaji..
Walaupun kini agus menjadi orang yg sangat penakut, bahkan untuk ke kamar mandi saja dia minta ditemani, agus juga belum berani lagi tidur dikamarnya, tapi ternyata gangguan itu masih terus berlanjut..
Sudah seminggu setelah kejadian.. Dia belum berani lagi berangkat ke kebun..dan
Di tiga hari terakhir ini dia selalu bermimpi didatangi sosok pocong itu... Dikejar-kejar, sampai agus merasa stress, sering melamun dan terlihat lemas..
bersambung
Teror pocong ini cukup membuat agus syok, agus berubah menjadi orang yg pendiam dan paranoid akhir2 ini, ibunya yg khawatir mulai mengadu pada pak taslim, guru ngaji agus waktu kecil.. Sedikit demi sedikit agus mulai mau bercerita tentang apa yg dia rasakan kepada pak taslim**
Pak taslim menyarankan agus untuk diruqiyah, ada yg aneh dan ngeri saat proses ruqiyah itu, disitu agus teriak, mengamuk dan memutahkan seperti gumpalan tanah dari mulutnya.. Tapi alhamdulilah setelah diruqiyah keadaan agus mulai membaik, sakit dipundaknya juga sudah tak terasa**
Cerita tentang aguspun meredup dan berakhir disini..
Tapi ternyata bukan hanya agus saja yg diganggu pocong ini...
Sebut saja pak Bagio, dia juga tetangga agus, masih ditahun yg sama, profesi pak bagio ini pedagang kayu, dan kebetulan juga beliau ingin membeli pohon**
Sengon yg berada di kebun ayah agus, seperti pada umumnya, seorang pembeli akan datang kekebun dan memotong pohon itu sendiri tentunya dengan membawa "Blandong" atau pemotong kayu profesional, singkat cerita di suatu siang pak bagio dan blandongnya mulai menebang pohon sengon**
Yg siap jual dikebun itu, 1-2 pohon sudah ditebang, tapi ketika hendak menebang pohon yg berikutnya tiba2 gergaji mesinnya macet, beberapa kali gergaji itu coba dihidupkan dan ketika berhasil hidup, entah apa sebabnya gergaji itu seperti terlempar bahkan hampir**
Mengenai ayahnya agus, yg juga sedang memantau disitu, suasanapun menjadi semakin tegang ketika si blandong tiba2 teriak histeris.. Dia "Kesurupan", tubuhnya menjadi kaku, berpose seperti Pocong yg tertidur, matanya melotot, mulutnya terus berbicara tak dengan***
Nada berbisik tapi tak jelas apa yg diucapkanya, semua orang panik, disitu ada 4 orang, Ayah agus, pak bagio, blandong yg kesurupan dan satu lagi temannya, mereka semua bingung harus berbuat apa, ayah agus seperti tahu apa yg terjadi,
Bergegas beliau berlari memanggil pak ustad taslim, tapi ternyata pak taslim sedang tidak ada dirumah, akhirnya beliau menemui mbah karno, seorang pawang kuda lumping, dia juga sering menangani kesurupan, pikir ayah agus, mbah karno mungkin bisa mengatasi ini..
Sampailah mbh karno dikebun, didekatinya orang yg kesurupan itu, mbah karno melepas ikat kepalanya, lalu dikibaskan ke wajah orang itu, seketika tubuhnya langsung terbangun, dengan nada tinggi mbh karno berkata "BALI DEE!!!"(Pulang km!!) sambil mengacungkan kepalan tangannya..
Pocong yg merasuki orang itu hanya menggelengkan kepalanya, dan entah bagaimana caranya mbah karno berhasil membuat pocong itu keluar dari raga orang itu.. Suasanapun menjadi agak tenang, proses jual beli kayu untuk sementara ditunda, pak bagiopun pulang bersama pekerjanya..
Malam harinya pak bagio terus menerus kepikiran tentang kejadian tadi siang, dia sempat ingin membatalkan jual beli itu, tapi pak bagio merasa tak enak dengan ayahnya agus, lagi pula uang sudah terlanjur dibayar lunas...malam ini pak bagio tidak bisa tidur, dia selalu terbayang**
Tatapan mata dari blandongnya yg kesurupan tadi siang, sembari ngopi dia duduk di teras rumahnya hingga larut malam.. Wktu sudah menujukan jam 1 dini hari, pak bagio memutuskan untuk masuk rumah, tak lupa dia mengunci pagar depan rumah, tapi ketika dia hendak mengaitkan***
Penguncinya, tiba2 ada suara "MAS!!!!", pak bagio menoleh kanan dan kiri, tapi tidak menemukan siapa-siapa... "MAS!!!" suara itu ada lagi, sepertinya suara wanita yg terdengar sedikit serak.. Pak bagio yg takut, kemudian bergegas menuju pintu masuk..
Tapi didepan pintu rumahnya, sudah berdiri sosok pocong, "MAS...TULUNG UCULONO MAS!!!", (mas tolong lepaskan mas!!), pak bagio yg ketakutan justru lari keluar halaman rumahnya, tapi di jalan yg berbeda pocong itu kembali menghadang, pak bagio terus berlari***
Hingga akhirnya pingsan terperosok di sebuah parit desa yg kering, dan ditemukan oleh warga yg akan berangkat ke masjid di waktu subuh, sempat dikira mayat, dan dikerumuni beberapa warga, untungnya pak bagio hanya pingsan saja, tapi ada luka yg cukup serius**
Di dahinya, mungkin karena membentur batu, segera pagi itu warga membawa pak bagio di puskesmas, di sana pak bagio bercerita kepada warga yg mengantarnya, kalo dia semalam melihat "Pocong culi".. Sebut saja mas sulis, dengan raut muka kaget dia berkata..
"wah sampean yo diweruhi to kang" (wah anda juga di lihatin to mas), ternyata beberapa hari yg lalu mas sulis ini juga melihat pocong culi ini, cuma karena takut, dia tidak bercerita kepada siapapun..
Begini kesaksian dari mas sulis,
Jadi malam itu ketika tidur mas sulis **
***karena ingin kencing, waktu hendak ke kamar mandi dia sempat mencium bau bangkai, tapi karena posisi sudah setengah mengantuk, mas sulis tidak memperdulikannya, setelah kencing mas sulis ingin melanjutkan tidurnya, tapi ditengah kantuknya dia terus mendengar suara***
Orang batuk, di depan rumahnya, yg membuatnya sulit untuk terlelap, semakin lama suara itu semakin membuat mas sulis tidak nyaman, karena merasa terganggu mas sulispun mencoba mengecek dengan mengintip dari singkapan kecil tirai dikamarnya.. Tapi tau apa yg mas sulis lihat?
Ya pocong, suara batuk itu berasal dari sosok itu, sosok itu batuk-batuk, dengan kepalanya yg menghentak kedepan disetiap batuknya.. Aneh memang, tapi memang ini yg mas sulis lihat.. Kembali ke cerita, setelah melihat sosok itu,mas sulis yg kaget segera menutup singkapan tirainya
Dia masih tidak yakin dengan apa yg dilihatnya, dengan gugup dia kembali sedikit menyingkap tirainya, dan memang benar sosok pocong yg dia lihat masih ada, entah kenapa mas sulis tidak segera kembali menutup tirai, dia justru terus mengamati sosok pocong yg batuk2 itu..
Tapi ketika dia tengah mengamati, tiba2 sosok itu menoleh ke arah mas sulis, dan berkata "UCULONO MAS!!!", tubuh mas sulis seketika lemas dan terhentak ke lantai kamarnya, segera dia merangkak mendekap Al-Quran, didekat tempat tidurnya..
Suara "MAS UCULONO!!!" itu sempat terdengar beberapa kali lagi, tapi kemudian hilang.. Mas sulis mencoba menenangkan hatinya, walaupun dia tergolong orang yg pemberani, tapi kali ini dia benar-benar merasa takut dengan pocong itu..
Akhirnya cerita mas sulis dan pak bagiopun menyebar ke seluruh desa, dan membuat semua warga ketakutan, setiap menjelang petang, sehabis magrib, sudah tak ada lagi orang yg berani keluar di desa itu.... Suasana menjadi semakin mencekam..
--------Bersambung--------
Tapi sejak para warga menjadi ketakutan dan tak berani keluar malam, Teror pocong culi ini justru malah semakin menjadi-jadi, pernah suatu malam ada yg mengetuk setiap pintu rumah di desa itu.. Tanpa ada yg kelewatan.. Meski orang tak ada yg melihat.. Hanya mendengar suara**
Ketukan, tapi orang2 meyakini bahwa itu adalah pocong culi itu... Tapi keadaan ini malah dimanfaatkan oleh maling, suatu hari ada 1 sapi warga yg dicuri, oleh karena itu diadakan ronda bergiliran, dan disinilah sesuatu terjadi..
Masih di tahun 1990,
Kuncung, naryo & dadik, mereka adalah pemuda didesa itu, kebetulan malam ini mereka kebagian jatah ronda, mereka bertiga ini semuanya penakut.. Sekira jam 10 malam, mereka mulai berjaga, untuk membunuh waktu, mereka memutuskan untuk bermain kartu..
Sampai tak terasa sudah hampir jam 12 malam, seperti pada umumnya didesa itu setiap tengah malam, para orang yg siskamling akan membunyikan tiang listrik sebagai penanda jam.. Ada 3 tiang listrik ditempat berbeda yg harus dibunyikan didesa itu..
Seharusnya mereka berpencar dan membunyikan tiang itu, tapi karena mereka ini semuanya penakut, mereka bertiga memutuskan untuk menuju dan membunyikan tiang listrik itu dengan bersama-sama.. Singkat cerita 2 tiang listrik sudah di pukul, tinggal 1 tiang lagi..
Tapi tiang itu ada di pojok desa, dan di situlah dulu Pak bagio di cegat pocong, dan di temukan pingsan di dalam parit kering dekat situ, mereka sempat urung untuk menuju kesana..tapi setelah berunding, sekitar jam 1 malam, mereka bertigapun memberanikan diri**
**tiang listrik itu berada.. Singkat cerita sesampainya disana, pertama memang tidak ada kejadian aneh, kuncung yg memukul tiang listrik itu, dengan dadik dan naryo yg saling berpegangan.. "ayo lek bali nang pos!!"( ayo segera pulang ke pos), dadik berkata..
Tapi ketika mereka hendak berjalan tiba2 tercium bau bangkai yg sangat menyengat, disitu mereka bertiga saling bertatapan, tanpa berkata-kata mereka langsung berjalan agak cepat.. Untuk kembali ke Poskamling, tapi ditengah jalan langkah mereka terhenti..
Mereka seperti melihat sosok putih berdiri ditengah jalan, agak jauh memang, jadi terlihat kurang jelas, naryo mencoba meneranginya dengan senter, tapi tiba2 sosok putih itu menghilang... Karena ketakutan Mereka memutar balik mencari rute yg berbeda untuk menuju pos jaga..
Dalam perjalanan mereka bertiga tak saling bicara, terlihat raut wajah mereka yg takut dan tegang, tapi ketegangan itu tercairkan ketika ada mobil yg melintas... Ah lega batin mereka bertiga.. Terlihat sorot lampunya dari kejauhan, merekapun akhirnya sampai di pos jaga..
Disana mereka memutar radio kencang2, tapi di jam segitu hanya ada acara wayang, suara gamelan justru malah membuat suasana semakin terasa horror, akhirnya mereka melanjutkan bermain kartu lagi..tapi beberapa waktu kemudian.. tercium lagi bau bangkai busuk..
Kali ini mereka semua menciumnya, saat itu mereka hanya saling pandang, sedikit demi sedikit mereka mulai merapatkan posisi duduknya... Tapi tiba2 ada yg memukul kenthongan yg tergantung di Pos itu... "TUNGGG!!!!!!!!"TUNNGGGG!!!TUNGGG!!!" 3x, setelah dilihat tidak ada siapa2***
Mereka semua langsung lari berhamburan...ke arah pulang kerumah masing2, kuncung yg rumahnya paling dekat tentu sampai lebih dulu, tapi ketika dia sampai didepan rumahnya, dia melihat sosok pocong, yg sedang mengetuk-ngetuk pintu rumahnya menggunakan kepalanya ...
Saking kagetnya, kuncung hanya berdiri memaku, tidak bisa bergerak, pandangannya hanya tertuju pada sosok itu, yg terlihat terus menerus menggedor pintu rumahnya dengan kepalanya.. "DOGG..DOOGG!!!" dengan tempo yg lambat.. Tapi tiba2 saja pocong itu menoleh ke arah kuncung..
Dan berkata "CULI..CULI...CULI..culi" sambil menggelengkan kepalanya...kuncung teriak, Disitu kuncung langsung tak sadarkan diri, dan di datangi oleh bapaknya yg terbangun mendengar teriakannya..beberapa saat kemudian.. Dan ternyata dadik serta naryo juga mengalami kejadian***
Serupa dan sama persis di waktu yg hampir bersamaan.. Cerita mereka bertigapun menghebohkan seluruh desa, di tambah banyak juga rumah warga lain yg pintunya diketuk... Oleh sosok yg diduga pocong itu..
Suasana desa menjadi semakin mencekam, tak hanya ketukan tapi juga suara "TULUNGGG****TULUNGGG...UCULONO" (tolong...tolong.. Lepaskanlah), suara itu kadang mengelilingi desa di tengah malam...sempat Tidak ada solusi untuk masalah teror ini... Di sini para sesepuh desa mulai..
Menceritakan kembali asal muasal pocong ini, orang yg dulu tak percaya pun skrg mulai membuka pikirannya... Warga juga mulai tahu kalau tempat bersemayam sosok itu adalah di kebun milik ayahnya agus... Di bawah batu besar itu... Satu2nya solusi adl harus ada orang yg berani***
Melepas tali pocong itu, tapi tentunya tidak ada yg berani, sementara sudah sekira 4bulan terakhir ini teror pocong ini meresahkan warga.. Kini yg bisa dilakukan hanyalah berdoa, akhirnya berbondong2 warga desa melakukan mujadah, di masjid untuk memagari desa..
Dan entah saran dari siapa, semua warga di desa ini memelihara "Angsa", untuk menangkal kedatangan pocong itu ke rumah mereka.. Dan setelah itu..teror pocong culi yg diduga adalah mak welas ini.. Kian meredup..dan berangsur menghilang...
sampai sekarangpun cerita ini ditulis, didesa ini, hampir setiap rumahnya pasti memelihara "Angsa", dan katanya masih ada juga orang yg bersaksi melihat "POCONG culi" itu, yg diduga kuat adalah pocong yg sempat menghantui desa ini 21 tahun yg lalu...
------sekian-----
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kali ini saya akan menceritakan sebuah pengalaman ganjil sekaligus ngeri dari seorang kerabat, yg bersaksi bahwa ia pernah tersesat di 'Pasar Setan', cerita ini terjadi sudah cukup lampau, yakni kisaran tahun 1994-95, tapi bagi nara-
-sumber, setiap detilnya masih membekas, bahkan menyisakan trauma yg cukup dalam.
*****
Jawa Tengah kisaran tahun 1994-95,
Pada suatu sore..
"Mbok dikirim besok pagi saja to Le". Kata seorang ibu kepada anaknya yg sedang menali 3 ekor kambing di atas mobil baknya.
"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror
Sebelumnya Part 12 :
Part 13 ( Akhir ) :
****
“GUMBOLO PATI #13”.
Pukul 05.30 pagi..
Sampai Pagi ini Darwis &Pak Dirja masih terjaga di dalam kamar, tampang-tampang lesu & kelopak mata yg agak menghitam, terlihat jelas di pa-
"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror
Perjalanan Pak Dirja dan Darwis menuju desa Turi..
“Alon-alon penting tekan nggih Pak..”.
(Pelan-pelan yang penting sampai tujuan ya Pak). Kata Darwis yang agaknya mulai mengerti kenapa ayahnya sejak berangkat tadi mengendarai mobilnya dengan cukup pelan.
"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror
Bagian sebelumnya di @X :
Selanjutnya di @karyakarsa_id : 11.
12.
13. (Tamat) - ongoing.
*****
GUMBOLO PATI #11
Tiga hari berlalu sudah, sejak ‘Bedhong Mayit’ itu di ambil kembali dari almarhum Pak-
"Terlambat, kita sudah terlanjur terikat, ku ucapkan selamat datang wahai inangku sekarang, akulah 'GUMBOLO PATI', Sang Gembala Kematian penjaga 'Kain Rombeng' itu. @bacahorror @IDN_Horor @menghorror @ceritaht #bacahorror
Part sebelumnya #9
On @karyakarsa_id
10. 11. 12.
13 -Tamat. (On going)
“GUMBOLO PATI” #10.
Sore ini, sekira pukul 16.00.
Tampak Pak Dirja & Darwis sudah berada di dekat mulut-