Thread by @temponewsroom

Tiap 30 September kita akan mendengar propaganda rutin: hantu komunisme yang menyusup dan hendak bangkit lagi, PKI yang tak mati-mati. Bagaimana hubungan Gerwani dengan PKI? Simak laporan khusus #EdisiTerbaruTempo. #MajalahTempo bit.ly/3uAtPuP

Mengapa Tempo menulis kembali riwayat Ketua Umum Gerwani Umi Sardjono. Mengingatkan sejarah yang diselewengkan. #MajalahTempo bit.ly/2YgeX9y

Umi Sardjono lahir dari keluarga priayi Jawa yang terinspirasi Kartini. Bergerilya melawan pendudukan Jepang. #MajalahTempo bit.ly/3l9Dt4s

Jauh sebelum memimpin Gerwani, Umi Sardjono menimba ilmu ideologi dari kursus-kursus politik. Dikenal sebagai feminis yang loyal kepada partai. #MajalahTempo bit.ly/2WEOGkn

Menjadi legislator, Umi Sardjono getol mendorong aturan yang menjamin kesetaraan gender dan melindungi perempuan. Enggan mendukung kemerdekaan Timor-Timur. #MajalahTempo bit.ly/3A7rZmC

Gerwani yang galak menyuarakan antipoligami tak berkomentar ketika Presiden Sukarno menikah lagi. Butuh sosok pemersatu. #MajalahTempo bit.ly/3BbYNfn

Ketua Umum Gerwani Umi Sardjono menutup cerita selama berada di penjara Bukit Duri selepas G-30-S. Pernah ditahan di masa pendudukan Jepang. #MajalahTempo bit.ly/3B40D1T

Ketua Umum Gerakan Wanita Indonesia ini menutup sejarah 1965 sekeluar dari penjara. Tak banyak kesaksian Umi Sardjono soal peristiwa berdarah 30 September. #MajalahTempo bit.ly/3A9RLqj

Istilah "Gerwani" menjadi stigma untuk mencegah perempuan terlibat dalam kegiatan politik. Fakta keterlibatan Gerwani dalam Gerakan 30 September simpang-siur. #MajalahTempo bit.ly/3B9b84b

Mengapa Gerwani tak mengkritik poligami Presiden Sukarno? Dilema Gerwani dan sikap aktivis perempuan tahun 1960-an. #MajalahTempo bit.ly/3uFmgmP