Ekspektasi awal kami nonton Free Guy sebenernya karena penasaran aja sama film yang "menjual" tema gaming sejak kemunculan trailer perdananya.
Setelah menonton ternyata di luar ekspektasi, Free Guy lebih dari sekadar sci-fi action comedy hahahehe doang.
Ryan Reynolds just being Ryan Reynolds, tektokan bareng Lil Rel Howery-nya asik bener di sini.
Jodie Comer? cakep bener deh, sampe pusying. Joe Keery sebagai main cast porsinya pas aja sih.
Yang paling manteb justru Taika Waititi, asik bener liat dia jadi villain di sini :))
Visual dan CGI-nya masih tergolong enak buat dipandang, pemilihan scoring-nya pun terbilang asik.
Free Guy ini semacam perpaduan The Lego Movie, Ready Player One, Wreck it Ralph 2... campur Deadpool.
Visualnya gonjreng, referensi pop culture-nya bejibun, jokesnya asik. Seru!
Buat yang rada melek tentang industri game, bakal menemukan "ohhh" moment di beberapa scene.
Mulai dari istilah video game yang digunakan, referensi game developer yang diplesetkan, sampe kemunculan beberapa cameo dari kalangan industri game jadi hal yang menarik di sini 🥷
Unsur game yang dibawakan Free Guy pun ternyata tidak se-"ringan" perkiraan kami.
Free Guy "menyentil" problematika industri gaming secara general dengan cara yang menghibur. Sekaligus menyampaikan dengan tegas betapa pentingnya kekayaan intelektual dalam industri game.
Kudos!
Meski cukup banyak istilah game yang disebutkan Free Guy masih sangat bisa dinikmati oleh penonton "awam".
Kalo ada hal yang mengganjal, barangkali ada di terjemahan versi lokalnya. Server diterjemahkan jadi "Peladen", dan istilah semacamnya.
Kekurangan minor sih.
Pada akhirnya Free Guy berhasil mengejutkan kami.
Tidak hanya menjual visual yang wah dengan sempilan komedi di sana-sini, Free Guy mampu menyampaikan keresahan sebagian gamer dengan cara yang asik, dan masih sempat memberi momen heartwarming pasca menontonnya.
Rekomendid!
Free Guy (2021)
Rating: 🛡️/10
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Buat yang belum tau, The Medium ini dihandle oleh 2 orang yang berpengalaman di ranah horor dan thriller. Banjong Pisanthanakun dan Na Hong-Jin.
Yang satu sutradaranya Shutter, 4Bia & 4Bia 2. Satunya lagi, penulis sekaligus sutradara The Chaser dan The Wailing.
Ini mungkin sebaiknya kami infoin sejak awal.
Buat yang mikir kalo The Medium bakal punya treatment yang mirip-mirip dengan The Wailing, well... meski ditangani oleh orang yang sama, film ini punya cara yang berbeda dalam memberikan teror kepada para penontonnya.
Sejujurnya dengan hanya mengingat judulnya saja membuat kami mengingat scene demi scene "mengerikan" yang muncul di film ini.
Silenced, bukanlah film yang bisa dinikmati dan ditonton berulang kali. Butuh "tenaga ekstra" untuk bisa menyelesaikan film ini dari awal sampai akhir.
Kalo filmnya sebegitu "ngeri"nya, kenapa dibahas?
Karena film ini berhasil memberi pengaruh besar terhadap sebuah "real case" yang coba diangkatnya.
Kalian bisa baca tweet dan artikel yang dishare oleh @widysaaja berikut ini
Knives Out tuh layaknya film misteri pembunuhan pada umumnya. Ada korban, terus datanglah detektif untuk menyelesaikan dan menguak siapa pelakunya. Tebak2an deh itu pelakunya.
Namun tidak seperti film drama pembunuhan yg udah udah, Knives Out malah..... gitu deh, ntar spoiler.
Knives Out berhasil "menyetir" penonton ke arah yang tak disangka-sangka, berkali-kali.
Kalau Anda berpikir film berjalan ke arah A, filmnya bakal nampar ke jalan cerita F. Oh abis ini G, lalu disleding ke S. Begitu seterusnya beberapa kali, sampe penonton gemes sendiri.