Ketika para pemuka Syiah sibuk melakukan klarifikasi dan dikepung oleh para takfiris di hampir seluruh negara di dunia Islam, segerombolan pemuda berbakat direkrut dan dibekali beragam pengetahuan agama dan aneka keterampilan ...
termasuk kemahiran berkomunikasi secara prima banyak bahasa, penguasaan teknologi informasi dan jaringan serta semua sarana VIP demi menciptakan figur-figur mempesona yang menampilkan diri sebagai tokoh-tokoh yang terlalu Syiah atau paling Syiah.
Saat polemik-polemik sektarian makin memanas dan konflik di arena umat makin sering terjadi, norma dan etika agama bahkan yang paling asasi pun kerap diterjang. Akibatnya, muncullah fanatisme dan ekstremisme pada lapisan awam bahkan ulama dalam dua kelompok tersebut.
Ekstremisme yang muncul dari kelompok Sunni, selain mengkafirkan kelompok kecil (Syiah) mengkafirkan kelompok sendiri yang tidak mendukung pandangan ekstremnya yang skriptual.
Hadirnya kelompok yang mengklaim paling Sunni atau mengaku sebagai satu-satunya sunni asli ini menimbulkan konflik internal sekaligus memancing reaksi dan memberikan alasan bagi anasir fanantik dan ekstremis dalam kelompok kecil (Syiah).
Kini mayoritas Sunni dan mayoritas Syiah yang lelah konflik dan sadar akan pentingnya mengesampingkan perbedaan-perbedaan elementer dan menjalin kerukunan diatas kesamaan-kesamaan prinsipal, menghadapi bahaya internal masing-masing, yaitu intoleransi, ekstremisme dan takfirisme.
Ekstremisme dalam masyarakat Sunni sering muncul dengan pembid’ahan tradisi-tradisi positif yang telah dirawat sebagai ekspresi kecintaan kepada Nabi dan keluarganya, pensyirikan ziarah makam para wali, dan penyesatan setiap pandangan yang berbeda dengan pandangan skriptualnya.
Hadirnya kelompok yang mengklaim paling Sunni atau mengaku sebagai satu-satunya sunni asli ini menimbulkan konflik internal sekaligus memancing reaksi dan memberikan alasan bagi anasir fanantik dan ekstremis dalam kelompok kecil (Syiah).
Kini mayoritas Sunni dan mayoritas Syiah yang lelah konflik dan sadar akan pentingnya mengesampingkan perbedaan-perbedaan elementer dan menjalin kerukunan diatas kesamaan-kesamaan prinsipal, menghadapi bahaya internal masing-masing, yaitu intoleransi, ekstremisme dan takfirisme.
Ekstremisme dalam masyarakat Sunni sering muncul dengan pembid’ahan tradisi-tradisi positif yang telah dirawat sebagai ekspresi kecintaan kepada Nabi dan keluarganya, pensyirikan ziarah makam para wali, dan penyesatan setiap pandangan yang berbeda dengan pandangan skriptualnya.
Ekstremisme dalam masyarakat Syiah terjadi akibat trauma isolasi dalam lingkungan yang monolitik dan homogen dan ketertinggalan dalam mengikuti laju dinamika zaman.
Karena merasa aman dari resistensi kelompok lain yang berbeda atau yang membencinya, anasir yang terjangkit disorde bipolar mencoba menghadirkan diri dalam komunitas yang rasional dan moderat dengan melakukan....
....penajaman isu sektarian melalui ujar kebencian dan pengkafiran terhadap kelompok Sunni dan penyesatan terhadap arus moderat.
Karena tidak mampu mengikuti laju dinamika zaman, mindset yang terbentuk dalam lingkar otak kelompok ini tetap tak tersentuh paradigma dan perpektif baru yang digagas sebagai tuntutan kompleksitas problema manusia di zaman microchip ini.
Kelompok kecil ini tidak mengevaluasi dan beradaptasi dengan iklim yang baru ini, justru menganggap kesadaran keeksistensi Sunni dan Syiah sebagai ancaman terhadap eksistensinya.
Karena itu, kelompok ini mendaur ulang isu-isu dan sentimen sektarian purba yang telah dibuang jauh-jauh oleh mainstream moderat Syiah, lalu mengeksposnya kembali.
Arus moderat Syiah yang direpresentasi oleh dua tokoh sentral, Ayatullah Uzhma Khamenei dan Ayatullah Uzhma Sistani, yang didukung oleh mayoritas ulama, terlihat cukup aktif dan memberikan pukulan telak di Iran dan Irak.
Kini kelompok desktruktif ini rajin mencari arena di Eropa melalui chanel-chanel televisi satelit yang dibiayai secara besar-besaran. Beberapa ulama karbitan disebar dan ditampilkan secara massif sebagai ulama dan pemikir melalui akun-akun Twiiter dan Facebook.
Akhir-akhir ini seorang tokoh terlalu Syiah alias bayaran ini menjanjikan dirilisnya sebuah film dengan konten super sensitif demi memaksimal pembusukan internal ....
.....melalui penyebaran narasi historis yang telah menjadi isu sektarian paling rawan yang telah disimpan rapat oleh mayoritas Syiah. Anasir buatan Inggris juga mencaci Imam Khamenei, ulama terkemuka Syiah yang mengharamkan pencacian sahabat dan istri Nabi.
Akar dari ekstremisme ini adalah sebagai berikut: 1. Memahami teks dengan mengabaikan konteks. Ini hampir mirip dengan wahabisme 2. Mencampuradukkan dimensi de jure (das sollen) dengan dimensi de facto (das sein).
3. Menafisikan dimensi vertikal dan horizontal dalam menafsirkan isu-isu agama. 4. Menolak prinsip kebangsaan dan menolak eksistensi bangsa, sekaligus menafikan perbedaan terma “ummah” dan “sya’b” (bangsa).
5. Memandang konflik sebagai bagian dari spirit dan risiko perjuangan tanpa mengedepankan empati dan sens of belonging terhadap para korban konflik sektarian yang setiap hari berjatuhan, karena tidak merasa menjadi korban.
Sebagian orang membangun keyakinan mazhab di atas info-info sejarah sebagai fondasi atau sandaran utama bahkan tunggal karena mengira setiap mazhab punya versi sejarah sendiri.
Meski sangat penting, info sejarah tidak bisa dijadikan dasar utama, apalagi tunggal, sebuah keyakinan berupa pandangan dunia, agama, mazhab dan paradigma karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Info sejarah bersumber dari ragam sejarawan dan penulis buku sejarah; bukan diceritakan secara langsung oleh peristiwanya. 2. Info sejarah menggambarkan individu dan masyarakat dalam beragam peristiwa, bukan gagasan atau konsep.
3. Info sejarah dan info apapun adalah teks yang disampaikan, tidak menghadirkan fakta peristiwa. Ia hanya mengabarkan peristiwa dalam aksara dan tuturan. 4. Info sejarah disampaikan oleh manusia alias sejarawan yang tidak bisa bebas dari subjektivitas dan aneka kepentingan,...
...bahkan sebagian besar adalah kaki tangan atau menjadi patron penguasa zalim. 5. Info sejarah disampaikan oleh manusia yang harus tunduk kepada rasio atau akal sehat. 6. Info sejarah adalah premis-premis yang harus divalidasi dengan logika melalui koherensi dan korespondensi.
7. Info sejarah adalah kisah tentang fakta yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta konteks. Sedangkan keyakinan berupa agama dan mazhab adalah ide-ide abstrak yang bersumber dari aksioma sebagai pengarah perilaku individu, bukan sebaliknya.
8. Info sejarah memuat kehidupan individu dan masyarakat yang beragama, tidak memuat konsep agama atau mazhab yang dianut sebuah kelompok manusia. 9. Info sejarah yang disebarkan kerap saling menggugurkan yang memerlukan logika sebagai juri yang netral.
10. Info sejarah adalh reportase ttg "siapa", bukan "apa". Dalam sistematika logika "apa" mendahului "siapa". 11. Pandangan dunia yg meliputi eksistensi, ketuhanan dan konsep² derivatnya serta nilai² moral sbagai entitas abstrak yg tak meruang bukanlah bagian dari info sejarah.
12. Sebagian teks agama (riwayat) yang disampaikan oleh narator dengan ragam kualitas konten (matan) dan jalur (sanad) yang sebagian besar tidak disepakati alias tidak mutawatir tentang ucapan dan sikap serta perilaku individu suci seperti Nabi, imam dan sahabat ...
...juga lainnya pada masa lalu adalah info sejarah yang tidak secara otomatis dan instan menjadi bagian dari ajaran yang bisa diterapkan tanpa verifikasi, analisa dan studi yang mendalam.
Orang yang, mungkin karena mengabaikan logika deduksi, keburu menjadikan sebuah info sejarah yang masuk mulus ke dalam slot memorimya, sebagai dasar keyakinan agama atau mazhabnya biasanya mengalami guncangan teologis yang kadang berakibat pembangkangan ...
bahkan konversi bila menemukan kontra info sjarah yg disampaikan oleh pihak yg sekeyakinan. Bbrp kisah sjarah terlanjur "dipermanenkan" sbagai "ajaran mazhab" terutama sputar latarbelakang sjarah turunnya (asbabun-nuzul) sbuah ayat suci, padahl keyakinan tdk dibangun di atas itu.
Orang yang, mungkin karena menganggap logika sebagai akal-akalan, keburu menjadikan sebuah info sejarah yang masuk mulus ke dalam slot pikirannya biasanya cenderung mempertahankan keyakinan dan menguatkannya dengan kekaguman dan pemujaan personal atau
kebencian personal serta ikatan emosional sebagai cara mengalihkan dirinya dari beban membangun keyakinan di atas postulat logika dengan mengulang-ulang pembahasan dan penyebaran info sejarah atau isu yang sudah diketahui.
Orang yang, mungkin karena menganggap logika hanya sebagai salah satu metode membangun keyakinan, menjadikan sebuah info sejarah yang mengisi dahaga romantisme pemujaan pesonal biasanya cenderung memperlakukan konsep-konsep rasional seperti nubuwah dan imamah sebagai ...
....peristiwa sejarah masa lalu tak berkaitan dengan aktualisasinya dalam skala yang relevan. Karena itu ia hanya diperingati dan dipolemikkan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Orang yang, mungkin karena menganggap keyakinan sebagai info bukan buah cetusan inheren dalam diri setiap orang, keburu menjadikan info sejarah yang kebetulan mengisi layar pikirannya sebagai dasar sekaligus ajaran,
biasanya mengemukakan kisah-kisah sejarah dengan pola kritik tajam (yang memancing reaksi keras serta menambah ketegangan sektarian) terhadap individu-individu tertentu yang dipandang oleh kelompok lain
(yang tak sekeyakinan dan tak seversi dalam mengunggah info sejarah) sebagai ikon keyakinannya bahkan sakral.
Dalam situasi yang krusial seperti saat ini tetap getol mengulang pembahasan berbalut studi kritis dan menyebarkan info-info sensitif seputar sejarah
figur-figur yang dimuliakan oleh kelompok tak sekeyakinan dan tak seversi dalam melihat sejarah adalah bagian dari skenario pihak ketiga, sadar atau tidak, Selain tidak keren, itu basi.
Orang semazhab yg mengekspos isu sejarah, yg disembunyikan demi meredakan ketegangan sektarian, dgn alasan mengungkap kebenaran, adalh agen pelaksana agenda pelemahan umat Islam scara sadar atau tdk. Tak perlu bertabayyun utk ini.
✍Dr. Habib @muhsinlabib t.me/ArsipChannel_T…
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Pesan Penting Dalai Lama di Hadapan Muslim Suni dan Syiah
20Jun 2019
“Semua agama menyerukan pesan cinta,” kata Dalai Lama. “Seorang imam di Turtuk, desa paling utara di India, mengatakan kepada saya bahwa seorang muslim harus mencintai setiap makhluk Allah.”
Ucapan itu disampaikan Dalai Lama XIV di hadapan 350 muslim suni dan Syiah dalam konferensi bertajuk Celebrating Diversity in the Muslim World pada medio Juni 2019 di New Delhi, India.
Meski tidak pernah mendengar perselisihan antara muslim suni dan Syiah di India,
Dalai Lama tahu bahwa di belahan bumi lain pengikut kedua kelompok ini saling membunuh. Dalai Lama merasa terpukul bagaimana hal itu bisa terjadi di antara orang-orang beriman, menyembah Tuhan, membaca kitab suci, dan menjalankan salat lima waktu yang sama.
Saya slalu bingung dengan orang² yg mengaku beragama, tapi sibuk mengurusi “kesesatan” orang lain. Orang - orang yg mengaku mendapat petunjuk, tapi ketakutan hingga paranoid terhadap orang² yang (katanya) tidak mendapat petunjuk
Pengikut syiah yang jumlahnya super minoritas dinegeri ini, begitu ditakuti oleh orang-orang paranoid ini seakan mereka adalah setan demit yang ada dimana-mana dan bisa mencekik sewak-waktu.
Kampanye - kampanye dan slogan-slogan penyesatan Anti - Syiah oleh mereka di propagandakan diseluruh penjuru. Mulai dari membuat parade besar - besaran hingga bungkus roti.
Said Aqil Siroj. TEMPO/Dasril Roszandi TEMPO.CO , Jakarta -
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai aliran Islam Syiah secara umum bukan merupakan aliran sesat.
"Tidak sesat, hanya berbeda dengan kita," kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2012.
Menurut dia, Syiah merupakan salah satu sekte Islam yang sudah ada sejak 14 abad lalu.
Sekte ini pun ada di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia. "Pusatnya memang di Iran," ujar Said.
Islam Nusantara adalah Islam sufistik yang begitu ramah terhadap ragam perbedaan dan lokalitas. Cara ber-Islam yang berorientasi pada sufisme, akan terus mencari titik temu terbaik dengan segenap perbedaan, bahkan merayakan nilai-nilai lokal.
Hal ini karena sufisme mengajarkan dan menunjukan orang pada jalan menuju hakikat dan keadaban universal. Dalam tradisi seperti ini, Islam dengan mudah bertemu dengan keadaban-keadaban lokal. Titik temu seperti ini disebut sintesis-mistik (mystic-synthesis).
Di Jawa khususnya, mencari titik temu terbaik dengan keadaban-keadaban lokal seperti ini merupakan cara ber-Islam mayoritas. Islam hadir dengan penghargaan yang besar terhadap perbedaan dan lokalitas, tanpa mengurangi derajat ortodoksi dan otentisitas Islam.
Bagi yang ingin menambah koleksi kitab, buku dan referensi Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama mempersembahkan KMNU E-Library yang bebas diakses oleh siapapun:
1. Kira-kira 4 tahun silam sekitar pukul 7 malam dalam perjalanan menuju rumah teman saat melintasi sebuah lorong kecil saya menemukan seorang wanita renta
dengan pakaian lusuh dan beraroma pesing depan sebuah rumah menatap saya dengan mata nanar. Sepintas terlihat seperti orang gila tapi akal saya membantah dugaan itu dan mendorong saya untuk menganalisa situasi, waktu dan lokasi sekitar.
2. Kebetulan rumah teman saya tak jauh dari situ. Segera saya bergegas mempercepat langkah untuk menanyakan ikhwal wanita malang itu kepadanya. "Dia diseret dan dibuang oleh keponakannya," jawabnya atas pertanyaanku sesaat setelah menyapanya.