Pesan Penting Dalai Lama di Hadapan Muslim Suni dan Syiah
20Jun 2019
“Semua agama menyerukan pesan cinta,” kata Dalai Lama. “Seorang imam di Turtuk, desa paling utara di India, mengatakan kepada saya bahwa seorang muslim harus mencintai setiap makhluk Allah.”
Ucapan itu disampaikan Dalai Lama XIV di hadapan 350 muslim suni dan Syiah dalam konferensi bertajuk Celebrating Diversity in the Muslim World pada medio Juni 2019 di New Delhi, India.
Meski tidak pernah mendengar perselisihan antara muslim suni dan Syiah di India,
Dalai Lama tahu bahwa di belahan bumi lain pengikut kedua kelompok ini saling membunuh. Dalai Lama merasa terpukul bagaimana hal itu bisa terjadi di antara orang-orang beriman, menyembah Tuhan, membaca kitab suci, dan menjalankan salat lima waktu yang sama.
Menurutnya, saat ini terdapat tujuh miliar umat manusia. Satu miliar di antaranya tidak tertarik pada agama. Sisanya, menganut beragam ajaran agama. Dalai Lama mencatat bahwa praktik India untuk menumbuhkan pikiran yang tenang, atau samatha,
memunculkan tradisi non-kekerasan dan kasih sayang (ahimsa dan karuṇā)
“Kebahagiaan merupakan bagian dari dasar kelangsungan hidup manusia. Ilmuwan mengatakan, sifat dasar manusia adalah welas asih.
Sementara hidup dengan amarah dan ketakutan terus-menerus merusak sistem kekebalan tubuh kita,” ujar Dalai Lama. Menurutnya, kita perlu mengingat kesatuan umat manusia; bahwa manusia itu sama.
Penderitaan yang terjadi di Afghanistan, Suriah, dan Yaman seharusnya meningkatkan usaha kita untuk memupuk kedamaian batin dalam diri. Meski kita mengikuti tradisi dan memiliki sudut pandang filosofis yang berbeda, tapi pesan yang mendasarinya adalah cinta.
“Saya melihat pengikut suni dan Syiah bersaudara; tapi tetangga kita di Pakistan mereka saling membunuh. Muslim India harus menunjukkan kepada negara muslim lain bahwa kerukunan beragama itu mungkin,” kata Dalai Lama.
Terkait rekonsiliasi Syiah dan suni atau Iran dan Arab Saudi, menurut Dalai Lama XIV, para politisi sering membuat pernyataan berbau agama yang memicu respons emosional. Dia mengatakan, beberapa orang memandang Iran penuh dengan kecurigaan.
Tapi menurutnya, Iran adalah negara demokratis yang mengikuti tradisi Syiah. Dalai Lama mengatakan Bin Laden berasal dari kelompok suni. “Tapi kita tidak bisa menyamaratakan tentang Syiah atau suni secara keseluruhan.
Tidak mungkin menggeneralisasi seluruh komunitas berdasarkan kesalahan perilaku beberapa orang,” kata Dalai Lama.
It seems to me that Shias and Sunnis are brothers and sisters
His Holiness the Dalai Lama
Dalam konferensi tersebut, ulama Syiah dari Lucknow, Maulana Kalbe Jawad Naqavi, juga menjelaskan makna kemenangan dalam Islam.
Menurutnya banyak orang berpikir kemenangan berkaitan dengan menaklukkan atau mengalahkan orang lain. “Kemenangan itu menciptakan kedamaian di antara manusia.
Apa itu jihad? Mengusir kegelapan dengan menyalakan lilin; menghapuskan buta huruf di masyarakat; menghilangkan rasa lapar. Itulah jihad sesungguhnya.”
Maulana Kalbe Jawad menyinggung kondisi persatuan yang menyedihkan tentang bagaimana dibutuhkan seorang non-muslim seperti Yang Mulia Dalai Lama untuk mengingatkan umat Islam tentang nilai-nilai non-kekerasan dan perdamaian.
Sumber:
“Celebrating Diversity in the Muslim World”. His Holiness The 14th Dalai Lama of Tibet. Diakses pada 19 Juni 2019.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Ketika para pemuka Syiah sibuk melakukan klarifikasi dan dikepung oleh para takfiris di hampir seluruh negara di dunia Islam, segerombolan pemuda berbakat direkrut dan dibekali beragam pengetahuan agama dan aneka keterampilan ...
termasuk kemahiran berkomunikasi secara prima banyak bahasa, penguasaan teknologi informasi dan jaringan serta semua sarana VIP demi menciptakan figur-figur mempesona yang menampilkan diri sebagai tokoh-tokoh yang terlalu Syiah atau paling Syiah.
Saat polemik-polemik sektarian makin memanas dan konflik di arena umat makin sering terjadi, norma dan etika agama bahkan yang paling asasi pun kerap diterjang. Akibatnya, muncullah fanatisme dan ekstremisme pada lapisan awam bahkan ulama dalam dua kelompok tersebut.
Saya slalu bingung dengan orang² yg mengaku beragama, tapi sibuk mengurusi “kesesatan” orang lain. Orang - orang yg mengaku mendapat petunjuk, tapi ketakutan hingga paranoid terhadap orang² yang (katanya) tidak mendapat petunjuk
Pengikut syiah yang jumlahnya super minoritas dinegeri ini, begitu ditakuti oleh orang-orang paranoid ini seakan mereka adalah setan demit yang ada dimana-mana dan bisa mencekik sewak-waktu.
Kampanye - kampanye dan slogan-slogan penyesatan Anti - Syiah oleh mereka di propagandakan diseluruh penjuru. Mulai dari membuat parade besar - besaran hingga bungkus roti.
Said Aqil Siroj. TEMPO/Dasril Roszandi TEMPO.CO , Jakarta -
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai aliran Islam Syiah secara umum bukan merupakan aliran sesat.
"Tidak sesat, hanya berbeda dengan kita," kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2012.
Menurut dia, Syiah merupakan salah satu sekte Islam yang sudah ada sejak 14 abad lalu.
Sekte ini pun ada di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia. "Pusatnya memang di Iran," ujar Said.
Islam Nusantara adalah Islam sufistik yang begitu ramah terhadap ragam perbedaan dan lokalitas. Cara ber-Islam yang berorientasi pada sufisme, akan terus mencari titik temu terbaik dengan segenap perbedaan, bahkan merayakan nilai-nilai lokal.
Hal ini karena sufisme mengajarkan dan menunjukan orang pada jalan menuju hakikat dan keadaban universal. Dalam tradisi seperti ini, Islam dengan mudah bertemu dengan keadaban-keadaban lokal. Titik temu seperti ini disebut sintesis-mistik (mystic-synthesis).
Di Jawa khususnya, mencari titik temu terbaik dengan keadaban-keadaban lokal seperti ini merupakan cara ber-Islam mayoritas. Islam hadir dengan penghargaan yang besar terhadap perbedaan dan lokalitas, tanpa mengurangi derajat ortodoksi dan otentisitas Islam.
Bagi yang ingin menambah koleksi kitab, buku dan referensi Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama mempersembahkan KMNU E-Library yang bebas diakses oleh siapapun:
1. Kira-kira 4 tahun silam sekitar pukul 7 malam dalam perjalanan menuju rumah teman saat melintasi sebuah lorong kecil saya menemukan seorang wanita renta
dengan pakaian lusuh dan beraroma pesing depan sebuah rumah menatap saya dengan mata nanar. Sepintas terlihat seperti orang gila tapi akal saya membantah dugaan itu dan mendorong saya untuk menganalisa situasi, waktu dan lokasi sekitar.
2. Kebetulan rumah teman saya tak jauh dari situ. Segera saya bergegas mempercepat langkah untuk menanyakan ikhwal wanita malang itu kepadanya. "Dia diseret dan dibuang oleh keponakannya," jawabnya atas pertanyaanku sesaat setelah menyapanya.