[utas]
๐ KISAH HIKMAH KETIKA IMAM AHMAD BIN HANBAL DIKATAKAN BUTA โ
โ
โApakah kamu buta?โ โ
โ
Beberapa orang bertanya kepada Imam Ahmad bin Hanbal rohimahulloh
โ
โBerapa jumlah orang yang sedang sholat?โ โ
โ
Beliau menjawab : โhanya satu..โ โ
โ
Mereka bertanya :
โapakah Engkau buta?โ โ
Beliau menjawab :โ
โ
ุงูุนู ู ูู ุฃู ุงูุฃุดุฎุงุต ุงูุฐูู ูุบูููู ุฃุนูููู ูุง ูุฑูู ุฃุฑู ูุฉ ุชุญู ู ุนุจุฆูุง ุซููููุง ูุฌุนู ุฑุฃุณูุง ูุคูู ูุง 1. Buta itu bagi orang yang memejamkan matanya untuk tidak melihat seorang janda memikul beban berat yang membuat kepalanya sakit.
โ
โ
โชุงูุฃุนู ู ู ู ุชูุฌู ูููุจูุฉ ูุฃุฏุงุฑ ุธูุฑู ููุฃูุชุงู ูุงูููุฑุงุก" 2. Buta itu bagi orang yang selalu menghadap Kiblat namun membelakangai anak-anak yatim dan orang-orang fakir (tidak menghiraukan mereka).
4. Buta itu bagi orang yang di shaf pertama dalam barisan orang yang salat akan tetapi selalu absen dari barisan menolong orang-orang yang lapar dan absen dalam berkata yang benar.
6. Buta itu bagi orang yang mengelilingi Ka'bah namun ia lupa tidak mengelilingi orang-orang fakir di sekitarnya, dan mereka mati setiap hari karena sangat miskin.
7. Buta itu bagi orang yang mengumandangkan adzan dan tidak mengangkat martabat kedua orangtuanya.
โชุงูุฃุนู ู ู ู ุตูู ูุตุงู ุซู ุบุด ูู ุจูุนู ูุดุฑุงุฆู 8. Buta itu bagi orang yang sholat dan puasa kemudian menipu dalam jual-belinya.
โชุงูุฃุนู ู ู ู ูุงู ุจูู ูุฏู ุงููู ูููุจู ูุญู ู ุญูุฏุงู ููุฑูุงู ูุจุบุถุงู ูุงุญุชูุงุฑุง ูุงุฎูุงูู ุงูู ุณูู ูู 9. Buta itu bagi orang yang berdiri di hadapan Allah Ta'ala tetapi dalam hatinya masih menyimpan dendam, kebencian dan merendahkan kepada saudaranya seagama Islam.
โชุงูุฃุนู ู ู ู ูุงู ููุงู ุฅููุตุงู ุจูู ุนุจุงุฏุชู ูุฃุฎูุงูู ูู ุนุงู ูุงุชู 10. Buta itu bagi orang yang terputus antara ibadah, akhlak dan perilakunya.
โชุงูุฃุนู ู ู ู ุตูู ูุณุฌุฏ ูุตุงู ููู ููุงุตุฑ ุงูุธูู ุฉ 11. Buta itu bagi orang yang salat, sujud dan puasa namun ia membantu dalam kedzaliman.
โชุงูุฃุนู ู ู ู ุตูู ููุชูุน ุจุตูุงุชู 12. Buta itu bagi yang salat namun ia tidak mendapatkan manfaat dengan salatnya.
" ูู ู ูุงู ูู ูุฐู ุฃุนู ู ููู ูู ุงูุขุฎุฑุฉ ุฃุนู ู ูุฃุถูููู ุณุจููุง "
"maka siapa yang di dunia buta...., maka di akhirat pun ia buta dan tersesat " Naudzubillah....!!!
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, tidak mengalami buta mata, tidak mengalami buta mata hati. Aamiin....!!!"
(Kitab al-Musnad al-Kabir )
โข โข โข
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Rasa tawadlu dan hormat yang demikian besar KH. Hasan Mangli (Mbah Mangli) kepada para kiai dan gurunya, sudah menjadi cerita yang banyak diketahui publik.
Salah seorang kiai pernah bercerita, bahwa dirinya melihat sendiri Mbah Hasan Mangli saat sowan ke ndalem KH. M. Arwani Amin, mulai dari teras sudah bersimpuh dan masuk ke ndalem sambil โโngesotโโ saking tawadlu kepada kiainya.
Cerita soal sikap tawadlu dan hormat yang demikian besar Mbah Hasan Mangli kepada kiai dan gurunya, juga diceritakan salah satu puteranya, Gus Ahmad Ridho. โโBapak Saya beberapa kali bilang, "(Saya bisa begini karena barokah dari kiai dan guru,
Baru belakangan ini saya tahu kalau Gus Dur sudah beberapa kali berkunjung ke Ponpes Annuqoyyah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura.
Awalnya, saya kira beliau itu hanya datang satu kali saja, yakni pada tahun 2000, tepatnya di saat beliau masih menjabat presiden RI, tapi ternyata tidak. Yang paling banyak tahu perihal ini tentu saja Kiai Zamiel karena setiap ke Guluk-Guluk,
Gus Dur biasanya langsung โjujugโ (menuju) ke ndalem Kiai Abdul Basith, ayah Kiai Zamiel.
Saat pertama datang ke Guluk-Guluk, Gus Dur menjumpai Kiai Abdul Basith AS dan minta diantarkan ke komplek pemakaman pendiri PP Annuqayah, yakni Kiai Muhammad Asy-Syarqawi.
Kejadian nyata, saat Gus Dur dicium tangannya oleh Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa. Waktu itu Gus Dur bersama KH. Maman Imanul Haq sedang berada di bandara. Tiba-tiba Habib Mundzir al-Musawa yang hendak dakwah ke Papua menghampiri
dan menciumi tangan Gus Dur seraya bersimpuh di hadapan Gus Dur.
Lalu Kyai Maman bertanya, โAda apa Bib?โ
โKalau wali ya Gus Dur, Kang Maman,โ jawab Habib Mundzir al-Musawa.
Lalu Gus Dur bertanya kepada Kyai Maman, โItu siapa?โ
โHabib Mundzir, Pak,โ jawab Kyai Maman.
โKalau ingin tahu wali yang muda ya Habib Mundzir. Tapi usianya tidak panjang,โ kata Gus Dur kemudian.
Dan ternyata betul apa yang dikatakan Gus Dur waktu itu, Pimpinan Majelis Rasulullah Saw. Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa itu kemudian meninggal dalam usia yang masih muda.
[utas] Cerita Mbah Akhyar (teman masa kecil Gus Maksum di Kanigoro) Tentang Kyai Jauhari
Dahulu antara tahun 1930-an sebuah desa bernama desa Kanigoro di kecamatan Kras, kabupaten Kediri, adalah daerah abangan yang masyarakatnya minim sekali pengetahuan agama.
Tak sedikit dari mereka adalah orang-orang PKI. Daerah itu rawan sekali kejahatan, pembunuhan, sabung ayam, dan kemaksiatan.
Melihat keadaan seperti itu, dua tokoh agama yang berstatus kakak beradik asli dari Kanigoro, yaitu H. Abdulloh (kakek Mbah Akhyar),
dan adiknya H. Khusnan
Tidak tega melihat keadaan masyarakat Kanigoro yang penuh kemaksiatan.
Sehingga kedunya sowan ke Lirboyo menghadap Romo Kyai Abdul Karim. Kemudian Haji Khusnan mengutarakan pendapatnya kepada Romo Kyai Abdul Karim agar segera mengirimkan tokoh agama/figur
Sosok KH. Khusnan Musthofa Ghufron tak terpisahkan dari perjalanan organisasi Nahdlatul Ulama. Bagaimana tidak, beliau adalah
ketua PWNU Lampung yang menjabat selama dua periode,yakni tahun 1992-1997 dan 1997-2002.
Pada masa kepengurusan KH. Khusnan, PWNU Lampung berhasil menggelar Musyawarah Alim Ulama Nasional (Munas) di tahun 1992. Munas yang digelar di GSG Unila dan Islamic Centre, Bandar Lampung,
itu dibuka oleh Wakil Presiden RI, Sudarmono. Acara yang berlangsung selama tiga hari itu berlangsung sukses.
Menurut KH. Syamsudin Tohir, salah seorang kerabat KH. Khusnan, pada masa itu tidak mudah menggelar acara besar, apalagi yang levelnya nasional.
[utas] Mengenal Mbah Moen; sosok komplit di NU
Oleh Gus @na_dirs
Berbicara muktamar NU yang sebentar lagi insya Allah akan diselenggarakan pada akhir Desember nanti, ada baiknya kita merenungkan sosok agung panutan warga nahdiyyin; KH Maimoen Zubair.
Sembilan puluh tahun adalah usia yang panjang. Namun tetap saja berita wafatnya KH Maimoen Zubair di tanah suci Mekkah saat itu menghentak kesadaran kita.
Saat itu, smartphone GNH pun tak berhenti menerima pesan, baik lewat jalur pribadi maupun Whatsapp group,
yang mengabarkan wafatnya Mustasyar PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). Bahkan sejumlah sahabat non-Muslim pun menghubungi GNH menyatakan dukanya atas kepergian Mbah Moen.
GNH masih terbayang saat itu, ketika menerima berita duka. GNH terdiam sesaat.