[utas]

Sikap Tawadlu Mbah Hasan Mangli kepada Gurunya

Rasa tawadlu dan hormat yang demikian besar KH. Hasan Mangli (Mbah Mangli) kepada para kiai dan gurunya, sudah menjadi cerita yang banyak diketahui publik.
Salah seorang kiai pernah bercerita, bahwa dirinya melihat sendiri Mbah Hasan Mangli saat sowan ke ndalem KH. M. Arwani Amin, mulai dari teras sudah bersimpuh dan masuk ke ndalem sambil ‘’ngesot’’ saking tawadlu kepada kiainya.
Cerita soal sikap tawadlu dan hormat yang demikian besar Mbah Hasan Mangli kepada kiai dan gurunya, juga diceritakan salah satu puteranya, Gus Ahmad Ridho. ‘’Bapak Saya beberapa kali bilang, "(Saya bisa begini karena barokah dari kiai dan guru,
khususnya KH. M. Arwani Amin dan KH. Ma’mun Ahmad,)’’ tuturnya.

Karena menghormati kiai dan gurunya pula, saat Lebaran (Idul Fitri), jika sedang berada di Kudus, tidak berani membuka pintu rumah dan menerima. ‘’Itu karena bertetangga dengan kiai-kiai dan gurunya,
di antaranya Mbah Arwani dan Mbah Ma’mun,’’ tuturnya.

KH. Abdullah Saad, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Inshof, Karanganyar, Jawa Tengah menuturkan, rasa tawadlu para ulama kepada para kiai dan gurunya, itu merupakan salah satu pancaran dari nurul ilmi.
‘’Ulama itu adalah mereka yang memiliki rasa khasyyah. Ilmu itu khasyyah. Ilmu itu, ya, takut, itu. Kesemuanya dari ilmu, ya, takut. Yang punya rasa khasyyah itulah ulama,’’ kata KH. Abdullah Saad.
Dia menambahkan, salah satu kiainya, KH. Ma’mun Ahmad, berpandangan, bahwa antara ulama dan orang pinter itu berbeda. ‘’Ulama itu sebagaimana disebutkan dalam al-Quran, innamaa yakhsya Allaha min ‘Ibadihi al-‘ulama.
Sedang orang yang memiliki ilmu, itu lebih tepat disebut sebagai cendekiawan,’’ ujarnya.

Mengutip salah satu syair, KH. Abdullah Saad pun berpesan, ‘’Sabarlah kamu atas pahitnya rasa cuek (diasingkan) oleh seorang guru.
Sebab sesungguhnya kegagalan ilmu pada seorang murid itu timbul dari kemarahan seorang guru,’’ terangnya.

SC: SuaranahdliyinCom | Ikuti terus @sejarahulama

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sejarah Ulama

Sejarah Ulama Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @SejarahUlama

26 Nov
[Utas yang Lucu] 😄🙏

CERITA GUS DUR "DIGODAIN" KETIKA ZIARAH

Baru belakangan ini saya tahu kalau Gus Dur sudah beberapa kali berkunjung ke Ponpes Annuqoyyah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura.
Awalnya, saya kira beliau itu hanya datang satu kali saja, yakni pada tahun 2000, tepatnya di saat beliau masih menjabat presiden RI, tapi ternyata tidak. Yang paling banyak tahu perihal ini tentu saja Kiai Zamiel karena setiap ke Guluk-Guluk,
Gus Dur biasanya langsung ‘jujug’ (menuju) ke ndalem Kiai Abdul Basith, ayah Kiai Zamiel.

Saat pertama datang ke Guluk-Guluk, Gus Dur menjumpai Kiai Abdul Basith AS dan minta diantarkan ke komplek pemakaman pendiri PP Annuqayah, yakni Kiai Muhammad Asy-Syarqawi.
Read 8 tweets
25 Nov
[utas]
🍂 KISAH HIKMAH KETIKA IMAM AHMAD BIN HANBAL DIKATAKAN BUTA ⠀

“Apakah kamu buta?” ⠀

Beberapa orang bertanya kepada Imam Ahmad bin Hanbal rohimahulloh

“Berapa jumlah orang yang sedang sholat?” ⠀

Beliau menjawab : “hanya satu..” ⠀

Mereka bertanya :
“apakah Engkau buta?” ⠀

Beliau menjawab :⠀

العمى هو أن الأشخاص الذين يغلقون أعينهم لا يرون أرملة تحمل عبئًا ثقيلًا يجعل رأسها يؤلمها
1. Buta itu bagi orang yang memejamkan matanya untuk tidak melihat seorang janda memikul beban berat yang membuat kepalanya sakit.


▪الأعمى من توجه للقبلة وأدار ظهره للأيتام والفقراء"
2. Buta itu bagi orang yang selalu menghadap Kiblat namun membelakangai anak-anak yatim dan orang-orang fakir (tidak menghiraukan mereka).

▪الأعمى من سجد لله وتكبر على عباده
Read 12 tweets
25 Nov
[utas] Ketika Dua Wali Allah Bertemu

Kejadian nyata, saat Gus Dur dicium tangannya oleh Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa. Waktu itu Gus Dur bersama KH. Maman Imanul Haq sedang berada di bandara. Tiba-tiba Habib Mundzir al-Musawa yang hendak dakwah ke Papua menghampiri
dan menciumi tangan Gus Dur seraya bersimpuh di hadapan Gus Dur.

Lalu Kyai Maman bertanya, “Ada apa Bib?”

“Kalau wali ya Gus Dur, Kang Maman,” jawab Habib Mundzir al-Musawa.

Lalu Gus Dur bertanya kepada Kyai Maman, “Itu siapa?”

“Habib Mundzir, Pak,” jawab Kyai Maman.
“Kalau ingin tahu wali yang muda ya Habib Mundzir. Tapi usianya tidak panjang,” kata Gus Dur kemudian.

Dan ternyata betul apa yang dikatakan Gus Dur waktu itu, Pimpinan Majelis Rasulullah Saw. Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa itu kemudian meninggal dalam usia yang masih muda.
Read 4 tweets
22 Nov
[utas] Cerita Mbah Akhyar (teman masa kecil Gus Maksum di Kanigoro) Tentang Kyai Jauhari

Dahulu antara tahun 1930-an sebuah desa bernama desa Kanigoro di kecamatan Kras, kabupaten Kediri, adalah daerah abangan yang masyarakatnya minim sekali pengetahuan agama. Image
Tak sedikit dari mereka adalah orang-orang PKI. Daerah itu rawan sekali kejahatan, pembunuhan, sabung ayam, dan kemaksiatan.

Melihat keadaan seperti itu, dua tokoh agama yang berstatus kakak beradik asli dari Kanigoro, yaitu H. Abdulloh (kakek Mbah Akhyar),
dan adiknya H. Khusnan
Tidak tega melihat keadaan masyarakat Kanigoro yang penuh kemaksiatan.

Sehingga kedunya sowan ke Lirboyo menghadap Romo Kyai Abdul Karim. Kemudian Haji Khusnan mengutarakan pendapatnya kepada Romo Kyai Abdul Karim agar segera mengirimkan tokoh agama/figur
Read 8 tweets
18 Nov
[Sebuah Utas Biografi Penting]

Singa Putih Penjaga Rimba Ulama
BIOGRAFI Singkat KH. Khusnan Musthofa Ghufron Almarhum Almaghfurlahu

Sosok KH. Khusnan Musthofa Ghufron tak terpisahkan dari perjalanan organisasi Nahdlatul Ulama. Bagaimana tidak, beliau adalah
ketua PWNU Lampung yang menjabat selama dua periode,yakni tahun 1992-1997 dan 1997-2002.

Pada masa kepengurusan KH. Khusnan, PWNU Lampung berhasil menggelar Musyawarah Alim Ulama Nasional (Munas) di tahun 1992. Munas yang digelar di GSG Unila dan Islamic Centre, Bandar Lampung,
itu dibuka oleh Wakil Presiden RI, Sudarmono. Acara yang berlangsung selama tiga hari itu berlangsung sukses.

Menurut KH. Syamsudin Tohir, salah seorang kerabat KH. Khusnan, pada masa itu tidak mudah menggelar acara besar, apalagi yang levelnya nasional.
Read 27 tweets
16 Nov
[utas] Mengenal Mbah Moen; sosok komplit di NU
Oleh Gus @na_dirs

Berbicara muktamar NU yang sebentar lagi insya Allah akan diselenggarakan pada akhir Desember nanti, ada baiknya kita merenungkan sosok agung panutan warga nahdiyyin; KH Maimoen Zubair. Image
Sembilan puluh tahun adalah usia yang panjang. Namun tetap saja berita wafatnya KH Maimoen Zubair di tanah suci Mekkah saat itu menghentak kesadaran kita.

Saat itu, smartphone GNH pun tak berhenti menerima pesan, baik lewat jalur pribadi maupun Whatsapp group,
yang mengabarkan wafatnya Mustasyar PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). Bahkan sejumlah sahabat non-Muslim pun menghubungi GNH menyatakan dukanya atas kepergian Mbah Moen.

GNH masih terbayang saat itu, ketika menerima berita duka. GNH terdiam sesaat.
Read 18 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(