Bila wacana itu keluar dari mulut Rocky Gerung, itu masih masuk akal. Jadwal pemilu dapat dimundurkan karena adanya contoh kasus dimana cerita yang sama pernah terjadi.
Dan karena pernah terjadi namun kemudian peristiwa itu tak pernah digugat, maka secara logika itu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan.
Logika ingin ditarik Bahlil adalah konstitusi memang tak bicara tentang penundaan pemilu namun sejarah mencatat bahwa baik penundaan maupun mempercepat pelaksanaan pemilu pernah negara ini alami.
Artinya, meski konstitusi tak menyediakan ruang bagi kondisi itu, secara fakta, itu pernah terjadi.
Contoh paling sederhana adalah pemilu 1999.
Seharusnya pemilu setelah 1997 adalah 2002. Faktanya, Gus Dur jadi Presiden atas hasil pemilu 1999 dan pemilu itu tak pernah dianggap melanggar hukum bukan?
Meski UU sudah ada, pemilu 1955 adalah pemilu pertama. Pemilu itu dilakukan setelah 10 tahun setelah Indonesia merdeka dan itu berarti mundur 10 tahun dong?
Maka, bila logika atas semua itu dijadikan rujukan, adakah pernyataan Bahlil memiliki nilai salah? TIDAK. Itu bisa dipertanggung jawabkan secara nalar dengan prinsip ilmu logika.
Tapi sekali lagi, itu dapat diterima bila Rocky yang bicara bukan Bahlil. Bahlil justru seharusnya tak boleh masuk wilayah itu. Caranya berlogika meski benar, tak pantas dia ungkap sebagai konsumsi publik. Posisinya sebagai menteri tak elok bicara seperti itu.
"Kenapa bila Rocky Gerung yang bicara itu jadi masuk akal?"
Dia ahlinya ahli filsafat. Dalam filsafat, ilmu logika semacam itu adalah santapan sehari hari. Selain itu, bakat culasnya pun telah langsung memberi informasi adanya peluang yang muncul.
Apa itu?
Tunda saja semua dari pilkada hingga pemilu. Artinya, semua kepala daerah yang akan habis masa jabatannya pada 2022 dan 2023 yang akan diganti PJ tak perlu lagi dilakukan.
Semua, baik Presiden maupun Kepala Daerah, dari Gubernur, Bupat dan Walikota diperpanjang hingga 2027 misalnya, Ramai-ramai semua akan terlihat makan bersama dalam satu meja atas jarah menjarah kue konstitusi.
Dan Rocky akan segera berbisik pada Anis, "Boss, ambil saja posisi setuju dan maka peluangmu jadi Presiden di 2027 terbuka lebar!".
Seperti sebuah aubade, akan ada sekitar 24 Gubernur dan lebih dari 200 kepala daerah bersuara lantang "SETUJU…!!!" dalam kompak.
Dan itu lebih mudah dilakukan oleh para pihak. Presiden dan DPR ga perlu repot dengan amandemen UUD. Dan yang pasti, everybody happy….
"Mungkinkah?"
Kenapa tidak?
Logika itu sudah dibuka oleh Bahlil. Bukankah ribut kita selama ini cuma selalu terkait rebutan posisi dan jatah kue?
Sepanjang berbicara tentang kekuasaan, tak ada yang tak mungkin. Semua terlihat indah. Semua kebekuan langsung cair tanpa sekat bila demi kenyang bersama.
Dan itu bukan mustahil keluar dari guyon dengan bungkusan ide sederhana pak Menteri investasi dan kepala BKPM. Dengan dalih bahwa para pengusaha ingin ekonomi berjalan dengan baik, maka persoalan politik bisa saja ditunda.
"Kenapa, karena mereka ini baru selesai babak belur dengan persoalan kesehatan. Ini dunia usaha baru naik, baru mau naik tiba-tiba mau ditimpa lagi dengan persoalan politik. Jadi itu hasil diskusi saya sama mereka (pengusaha)," kata Bahlil.
"Bagaimana dengan rakyat?"
Kasih saja BLT…
.
.
.
.
_______________________
Gambar ambil dari mana-mana
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Anda mungkin tak percaya bahwa sosok Soeharto yang pada suatu saat dulu pernah sangat berkuasa sekaligus sangat ditakuti itu ternyata juga punya rasa takut.
Bukan pada sesama jenderal. Itu perkara mudah baginya. Lihat saja Petisi 50 yang terdiri dari banyak petinggi militer yang pernah tak sepakat dengannya dapat dia buat tak berkutik.
Pada seorang anak muda bernama Budiman Sudjatmiko dia pernah merasa frustasi.
"Apa buktinya?"
Pak Harto bukan tipe yang senang dengan banyak bicara. Lirikan mata dengan tanda tertentu sudah lebih dari cukup sebagai perintah bagi anak buahnya untuk melakukan sebuah maksud tertentu.
Jadi gini ceritanya kalo Pak Harto mancing. Dah tahu siapa pak Harto kan?
Hobi beliau ada dua. Golf dan mancing di laut. Mancing di empang kek Satpam komplek gitu gak pernah. Apalagi ikut-ikutan galatama.
Minimal sebulan sekali di hari Minggu beliau mancing di Kepulauan Seribu.
Kebiasaan mancing beliau itu mancing dari perahu kayu kecil nelayan dengan kapasitas 10 orang maksimal. Perahu dengan single engine 25 PK itu di lambungnya tertulis 'Semar'.
Perempuan itu mengenakan sepasang anting, berhiaskan anak rambut pada lehernya yang jenjang. Ia menikmati cerutu yang dipegang diantara jemari lentiknya. Selembar kain batik yang terlilit menutup tanpa menyembunyikan tatto pada tubuhnya.
Perempuan berkemben itu sama dengan banyak perempuan lain di kepulauan Mentawai yang bangga dengan tato pada tubuh nya. Seni rajah yang sudah ada sejak 1.500 SM - 500 SM ini dianggap sebagai tertua di dunia bahkan lebih tua dari seni tatto di Mesir.
Tatto adalah tradisi dan budaya yang digunakan sebagai simbol serta penanda pengenal profesi; ahli pengobatan, memanah bahkan sebagai tanda kepangkatan pada komunitas suku Mentawai - Sumatera Barat.
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen Teguh Muji Angkasa menegaskan bahwa Eggi Sudjana bukan warga Korps Baret Merah.
Ini terkait dengan seorang Eggi Sudjana yang ditengarai duduk sebagai penasihat di Forum Komunikasi Keluarga Purnawirawan Baret Merah (FKKPBM).
"Adakah ini soal kecolongan TNI terutama Kopassus?"
Kita tak pernah tahu seberapa dalam sudah pengaruh kelompok itu telah mampu masuk pada banyak institusi negara bahkan Polisi hingga militer. Kita tak tahu seberapa jauh paham mereka telah mempengaruhi banyak aparat keamanan kita.
KEKAYAAN INDONESIA DAN KEUNIKAN SUKU NYA |
.
.
.
.
URANG KENEKES
Merupakan bagian dari etnis Sunda dengan populasi sekitar 26.000 orang,
suku Baduy yang juga dikenal dengan sebutan Urang Kenekes terdiri dari dua golongan yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar yang juga berbeda dalam hal menjalankan aturan adat (pikukuh).
.
.
Sementara suku Baduy Luar cenderung lebih terbuka pada pembaharuan lingkungan sekitar, suku Baduy memilih mengisolasi diri mereka dari dunia luar.
Beberapa adat istiadat nenek moyang yang masih dipertahan oleh suku Baduy Dalam antara lain:
BEDAKAN ANTI VAKSINASI DAN ANTI MANDATORY VAKSIN
.
.
.
.
Saat anda ingin pergi ke mall, warteg, salon atau masuk ke ruang publik tertentu dan anda diwajibkan menunjukkan bukti sudah divaksin, itu artinya hadir sebuah aturan baru. Sebuah kebijakan baru.
Secara logis, sebuah kebijakan harus diiringi dengan sebuah aturan main. Dalam hal ini produk hukum. Artinya, ada UU yang berbicara. Bila belum ada, harus dibuat terlebih dahulu.
Adakah perda atau perpu telah dibuat untuk mengatur itu?
Seandainya sudah, adilkah perda atau perpu semacam itu?
Bukan melulu soal orang tak mau divaksin, banyak sebab membuat jumlah orang tervaksin belum merata.