Jika problem internasional ditanggapi secara emosional...bisa kacau dunia. Melihat secara realisme politik & geopolitik adalah cara waras tersisa. Gak bisa atiipati atau simpati berlebih. Bisa kacau dunia & Indonesia bisa cuma jd obyek (karna kita belum kuat)
Jika analisis ilmiah problem global ditolak @thedufresne, mau menawarkan alternatif ideologis?
Tak sesederhana itu.
Aku pernah belajar Hub. Internasional, logikanya BERBEDA dgn politik domestik..Jika ILMU HI tak boleh dipakai menganalisis, pakai apa?
Ada 4 kaca mata yg dipakai 4 kalangan utk melihat problem interrnasional: 1. Kemanusiaan (awam) 2. Ideologis (pejuang) 3. Hukum internasional (diplomat) 4. Strategis geopolitik (pemimpin politik)
Masing2 kaca mata dipakai o/ kalangan berbeda & dalam konteks politik internasional berbeda.
Perimbangan kekuatan global & kedaulatan teritori adalah pertarungan perspektif 3 & 4. Peta dunia SETELAH Perang Dunia II ditentukan o/ pertarungan 2 perspektif tsb
Posisiku dgn argumen yg disebut @thedufresne sbg sok ilmiah...Lha kalau gak pakai argumen ilmiah & GEOPOLITIK, harus pakai argumen apa? Krn @thedufresne sendiri pakai argumen ilmiah & politik kedaulatan teritorial (perspektif 3). Meski mungkin tak dia sadari
Mengingatkan @thedufresne bahwa dia juga memakai argumen ilmiah (meski diantak sadar) itu penting spy bantahannya atas argumenku bukan berlindung dibalik tuduhan bahwa posisi ilmiah itu buruk.
Ini berbahaya saat kita sedang mengurai masalah yg SUPERKOMPLEKS
Menolak argumen rasionalitas & realisme politik dgn argumen seolah orang awam itu bisa terjebak menyederhanakan masalah.
Kualitas demokrasi & tatanan damai dunia yg adil & masuk akal akan makin sulit tercapai, kalau begitu..
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Itu casus belli-nya (faktor khusus). Faktor umumnya: Rusia masih marah karena Presiden Ukraina, Yanukovich, yg bersahabat dgn Rusia...digulingkan di tengah jalan pd 2010. Pendukung2 Yanukovich di Ukraina Timur kemudian memproklamasikan 2 republik sendiri
Yg menggulingkan Yanukovich adalah partai2 Ukraina yg pro Barat & ultranasionalis Ukraina (yg sejak Perang Dunia II sudah anti Soviet.& pro Nazi), sementara Yanukovich dr partai yg pro Rusia
Makanya dalam sebuah negara demokratis, tak selayaknya sebuah pemerintahan digukingkan dgn pemberontakan. Apalagi jika itu berkait dgn adu kekuatan geopolitik negara2 besar dunia. Urusannya bisa panjang
Hebat! Fisikawan2 Rice University membuat dimensi buatan yg memungkinkan mereka memperbesar atom sehingga mampu menganalisis interaksi antaratom yg bersifat kuantum (saling berbelit & ada di mana2 sekaligus) @sandokokosen @AryBandungnews.rice.edu/news/2022/phys…
Simulasi Kuantum adalah produk teknologi yg paling dekat utk mempraktikkan sains informasi kuantum (sebelum manusia mampu membuat komputer kuantum yg mampu menjalankan aneka tugasnya) yg melampaui superkomputer klasik tercepat
Gunanya? Salah 1-nya membuat materi2 baru & menirukan ruang hampa kuantum (yg melahirkan materi2 padat alam raya) atau ruang hampa yg pura2 runtuh di awal alam raya (transisi dr Tiada jadi Ada yg pertama) atau pengakhirannya (kiamat!) phy.cam.ac.uk/news/towards-q…
Pemfasisan Eropa lahir dr ide memurnikan suku/ras SETEMPAT. Di Indonesia fasis2nya mendompleng agama dgn mengglorifikasi budaya ras asal agama tsb. Klas menengah kota menolaknya. Gugup. Lain cerita jika yg menolak itu suku2 Nusantara manadopost.jawapos.com/berita-terbaru…
Selain beda akarnya, di mana fasisme Eropa berdasar suku/ras setempat, mereka juga menjunjung sains teknologi. Watak ekspansionisnya sih sama. Faktor itu yg membuat fasisme Eropa cuna bisa dikalahkan dgn perang DARI LUAR dgn alasan: demokrasi & kemanusiaan
Sementara upaya pemfasisan Indonesia (karena asalnya dr budaya wilayah lain), tak perlu dihadapi dgn perang. Cukup dgn mempromosikan sains teknologi & berpikir ilmiah (karena fasismenya tdk lahir dr tradisi ilmiah yg kuat) serta memperkuat budaya2 Nusantara
Kita bisa2 jd bangsa multi monolog...Monolog bergiliran (ngoceh sendiri2), kuping panas & berujung saling lapor. Jadi pinter gak (utk monolog gak perlu pinter & gak bikin pinter), panas iya.
Bgm biar ramai tp bikin berani & pinter?
Biasakan DEBAT TATAP MUKA!
Orang yg bilang bahwa berdebat itu jahat, tak sopan, perbuatan bodoh & merusak kedamaian itu WAJIB membuktikan bahwa ngoceh/memfitnah 1 arah (dengan bermonolog) itu baik, sopan, pintar & damai?
Debat tatap muka itu bisa MENETRALISIR racun fitnah yg muncul dari ocehan #SemburanDusta atau fitnah (dengan monolog)...
Mas @hnurwahid, jika berkenan 1 saat kita bisa debat publik ttg sejarah, ekonomi politik, geopolitik, politik domestik dll. Itu positif u/ nalar & etika politik. Saya tak berharap mengubah opini2 mas Hidayat tp pendukung2 anda spy dpt perspektif baru. Trims
Ada salah kaprah dlm memaknai kebebasan. Seolah ia cuma memberi tempat bagi opini2 1 arah (yg dalam praktiknya sering sembarangan). Padahal level yg lebih tinggi adalah dgn mengisinya lewat dialog & debat2 publik yg etis & bernalar.
Publik tak disesatkan..
Saya menghargai lawan politik saya dgn mengajaknya berdebat. Memberinya kesempatan menjelaskan dalih2nya di depan saya (dan teman2 saya yg menyaksikan).
Hidup harus dgn dalih-dalih, tak cukup dengan dalil...
Pernah kuiingatkan 2019, cara #SemburanDusta adalah berulang2 menyerang/melecehkan & minta maaf. Targetnya? 1. Menyerang berulang2 u/ mengurung obyek2 kebencian 2. Minta maaf u/ lari dr tanggungawab.
Obyek kebenciannya sdh dikenali news.detik.com/berita-jawa-ti…
Krn obyek2 kebencian sudah dikenali, maka akan muncul penyerang2 baru yg bekerja dgn cara sama. Obyek kebencian kian rentan jd sasaran serangan shg jatuh nilai sosialnya.
Pelaku2nya?
Bebas donk (kan sdh minta maaf dgn materai).
Gitu cara main mereka
#SemburanDusta adalah salah 1 bentuk perang gerilya psikologis di era media sosial. Hanya terjadi dalam.kondisi: 1. Tiap orang punya akses medsos 2. Negara hukum dengan penyelesaian di luar pengadilan 3. Ideologi mayoritarianisme (mayoritas itu istimewa)