BAGIR ALAYDRUS Profile picture
Jun 11 317 tweets 37 min read
"GERBANG PEMBATAS"

"Jangan biarkan gerbang terbuka, atau kegelapan akan datang menghancurkan"

#ceritaserem #bacahoror #bacahorror @bacahorror @IDN_Horor @ceritaht Image
Semenjak pandemi melanda, banyak orang yang merasakan perbedaan dalam hidup mereka, hal ini pula yang dirasakan banyak anak muda yang biasanya menginginkan kebebasan untuk kesenangan mereka
Hal ini pula yang terjadi pada seorang anak bernama keisha, dua tahun terakhir ini menjadi pengalaman hidup paling membosankan baginya
tidak pergi kesekolah, tidak bisa leluasa bertemu teman-teman, dan yang paling buruknya masa-masa sma yang harusnya jadi bagian terbaik dalam hidup harus sirna karna pandemi
Namun beruntungnya di tahun kedua ini semuanya sudah jauh lebih baik, keisha bisa pergi keluar dengan leluasa tanpa harus merasakan ketatnya protokol kesehatan, walaupun di beberapa tempat masih ada yang menerapkan protokol yang ketat
Keisha adalah anak tunggal, ayahnya sudah lama meninggal, ia tinggal bersama ibu dan juga neneknya, keisha bukan anak yang akrab dengan ibunya, ia justru lebih akrab pada neneknya
Di suatu pagi keisha bangun lebih pagi dari biasanya karna ia merencanakan pertemuan dengan sehabatnya, karin dan Tasya, mereka merencanakan perjalanan ke taman tengah kota yang sudah mulai di buka untuk umum
"Keishaa..." Panggil ibu

Keisha beranjak ke dapur dimana ada ibu yang sedang menyiapkan sarapan untuknya, ibu hanya ingin memastikan kalau keisha sudah bangun karna ia berpesan pada ibunya untuk membangunkannya di pagi hari
"Ibu udah buatin sarapan, kamu makan dulu sebelum pergi," ucap ibu

Keisha beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelahnya keisha bersiap-siap untuk pergi
Sebelum berangkat keisha mengisis perutnya dengan nasi goreng yang ibu buat sebelumnya, setelah selesai ia pamit pada ibu dan neneknya dan pergi menggunakan ojek online
Sesampainya di taman kota, kedua temanya sudah sampai lebih dulu, perasaan senang menyelimuti mereka karna area taman kota pada akhirnya di buka kembali setelah 2 tahun di tutup karna pandemi
"Ya tuhan akhirnya bisa bebas lagi" ucap karin

"Iya rin, seneng banget akhirnya pandemi mulai menghilang" ucap keisha

Tasya hanya terdiam melihat kedua temanya yang asik menikmati suasana di taman.
Banyak pedangang yang berjejer di sepanjang area taman, karna cuaca belum terlalu panas, banyak orang-orang yang berfoto maupun berjalan santai mengelilingi area taman
puas mengelilingi taman, Keisha, karin dan tasya duduk di sebuah kursi sambil memakan jajanan yang mereka beli sebelumnya, mereka membicarakan banyak hal, namun tasya terlihat tidak seantusias keisha dan karin
Tasya banyak melamun seperti sedang memikirkan sesuatu

"Elu kenapa tasya?ko dari tadi diem terus?" Tanya keisha

Tasya menghela nafas sambil menatap kearah keisha dan karin

"Gak apa-apa ko, cuma lagi bete aja" jawab tasya
Keisha dan karin tau kalau tasya sedang tidak baik-baik saja, mereka mendesak tasya untuk menceritakan apa yang mengganggunya.

"Tasya elu kalo ada masalah ngomong dong, lu gak anggap kita apa?" Ucap karin
Karna desakan teman-temanya tasya mulai mengutarakan apa yang sedang ia fikirkan

"Ibu gua bilang kalau gua harus ngejenguk nenek gua di kampungnya" ucap tasya

"Ya terus apa yang ngebuat elu beban?" tanya keisha
Tasya menundukan kepalanya sambil berkata, "masalahnya gua harus kesana sendiri, ibu gak bisa ikut, dan gua belum pernah kesana sekalipun, belum lagi ibu bilang perjalanannya jauh banget"
Tasya merasa sangat bingung lantara ibunya menyuruhnya untuk pergi tanpanya, padahal tasya hampir tidak mengenal keluarganya di sana, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi saat di kampung nanti, pasti sangat canggung dan membosankan.
Keisha dan karin terus memberikan semangat untuk tasya, namun sepertinya fikiran tasya sangat semu, tidak ada kesenangan yang ada di wajahnya

Sebagai sehabat, keisha dan karin merasa tidak tega melihat kondisi tasya yang terlihat sangat tidak siap untuk melakukan perjalanan itu
"Emang elu kesananya kapan tasya, terus berapa lama elu disana?" Tanya keisha

"Lusa kei, kayanya sih satu mingguan" jawab tasya dengan wajah yang datar
keisha berusaha mencari cara untuk membantu tasya, terlintaslah ide di kepalanya

"Tasya, kalo misalkan gue ikut nemenin elu boleh gak ya kira-kira" tanya Keisha
Tasya menegakkan kepalanya sambil menyuruh keisha mengulang apa yang dia katakan

"Ya gimana kalo gue ikut elu ke kampung lu, biar gua bisa nemenin elu tasya" ucap Keisha
karin merasa itu ide yang bagus dan dia pun ingin ikut dengan tasya ke kampungnya

"Gue setuju, udah lama gak liburan" ucap karin
Mendengar hal itu wajah tasya terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya, namun ia tidak bisa meng-iya kan keputusan teman-temannya karna harus bertanya pada ibunya terlebih dahulu dan akan mengabari keisha dan karin secepatnya
Keisha dan karin pun harus membicarakan hal ini pada orang tua mereka, karna hari mulai siang mereka memutuskan untuk kembali kerumah
Sesampainya di rumah, kebetulan sekali ibunya sedang menonton di ruang tamu, keisha mendekat ke arah ibunya dan mulai membicarakan rencana kepergiannya ke kampung tasya, namun sayangnya ibu tidak mengizinkan keisha dengan alasan tidak ada yang mengawasinya
Dengan lantang keisha terus meyakinkan ibunya
"Ibu keisha udah dewasa, masa iya kemana-mana harus ada yang dampingin" ucap keisha

"Kamu sama temen-temen kamu masih labil fikirannya, ibu gak akan tenang kalau kamu pergi jauh" tegas ibu
Mereka terus berdebat, keisha bersikeras terus meyakinkan ibunya kalau tidak ada yang perlu di hawatirkan, perdebatan mereka membuat nenek keluar dari kamar dan menanyakan apa yang membuat mereka berdebat
Keisha dengan raut yang kesal memberi tau neneknya tentang rencana perjalananya berkunjung ke kampung tasya, disitu pula ibu terus menyela pembicaraan yang dilontarkan oleh keisha
Namun nenek berusaha meluruskan perdebatan mereka, nenek menyuruh ibu untuk mengizinkan keisha pergi, karna nenek yakin keisha bukan anak yang ceroboh dan bisa menjaga dirinya
"Kamu izinin anak kamu pergi, itung-itung liburan, udah 2 tahun ini dia gak pernah kemana-mana" ucap nenek

Walau merasa kesal karna nenek tak membela keputusan ibu, namun pada akhirnya ibu mengizinkan keisha pergi
"Ibu ngizinin kamu pergi, tapi inget buat jaga diri dan jangan bertindak macem-macem!" Ucap ibu

"Ibu tenang aja, keisha janji gak akan ada masalah" ucap keisha dengan senangnya
Keisha merasa sangat senang lalu meminta maaf pada ibunya karna sikapnya yang kurang baik sebelumnya, sekarang keisha hanya perlu menunggu kabar dari tasya yang sedang meminta izin membawa keisha dan karin ke kampungnya
Hingga malam hari belum juga ada kabar dari tasya, karna bosan menunggu keisha menghubungi karin untuk menanyakan apakah ia diizinkan untuk ikut ke kampung tasya
Kabar baiknya karin pun diizinkan orang tuanya untuk melakukan perjalanan ke kampung tasya, yabg berarti mereka sudah tenang dan hanya harus menunggu tasya mengabarinya
Namun hingga jam menunjukan pukul 11, belum juga ada kabar dari tasya, perlahan harapan keisha mulai pudar dan seperinya perjalanan yang ia bayangkan akan menyenangkan tidak akan pernah terjadi, karna merasa mengantuk, keisha menutup mata dan mulai tidur
Di pagi harinya ada panggilan masuk di hp nya yang membuatnya terbangung, keisha menjawab panggilan itu yang ternyata panggilan itu dari tasya yang memberi tau kalau keisha dan karin bisa ikut bersamanya ke kampung
Keisha sangat senang mendengar kabar itu karna sebelumnya ia mengira kalau rencananya akan gagal, keisha pun memberi tau ibu dan neneknya kalau ia akan melakukan perjalanan esok hari, untuk mempersingkat waktu keisha mulai mempersiapkan perlengkapan yang akan ia bawa
Beberasa saat kemudian tasya kembali menelpon keisha, kali ini ia menyuruh keisha dan karin kerumahnya karna ada yang ingin disampaikan oleh ibunya tasya
Tanpa fikir panjang, keisha bersiap-siap untuk ke rumah tasya, sebenarnya apa yang ingin di sampaikan ibunya, keisha berfikir mengapa tidak menyampaikannya lewat telepon saja
Keisha pergi menggunakan ojek online, sesampainya di depan rumah tasya, ada karin yang sedang berdiri di depan gerbang rumah tasya, keisha pun menghampirinya
"Rin, lagi ngapain lu? ko gak masuk?" Tanya keisha

"Gue nungguin elu kei, gak enak kalo masuk sendiri" jawab karin

"Ya ampun, kan ada tasya di rumahnya, yaudah kita masuk" ucap keisha sambil berjalan masuk ke rumah
Tasya menyambut mereka dan mempersilahkan untuk masuk, karin dan keisha di suruh menunggu ibunya di ruang tamu, setelah itu tasya ke dapur untuk membuatkan mereka minuman

Tak lama kemudian ibunya tasya muncul dan menyambut Keisha dan Karin
"Maaf ya, ibu abis beresin gudang, kalian udah lama?" Tanya ibu tasya

"Baru sampai ko bu, tenang aja" ucap karin dan keisha
Tasya mendekat ke ruang tamu dengan membawa minuman dan makanan ,tasya pun menyuruh ibunya untuk mengatakan hal yang ingin di sampaikan pada mereka
"Sebelumnya ibu ngucapin makasih banget karna kalian mau nemenin tasya pulang ke desa ibu, tapi ada yang perlu ibu kasih tau ke kalian, kebetulan ini pertama kalinya juga tasya kesana, desa ibu namanya desa Kalamtaru" ucap ibu tasya
Keisha, karin dan tasya sempat bingung karna apa yang disampaikan ibu tasya sebenarnya tidak terlalu penting, namun entah kenapa raut wajah ibu tasya sangat tegang dan gelisah saat menjelaskan tentang kampungnya
"Di desa ibu itu orang-orang nya masih pada kuno, wajar aja letaknya di pedalaman, orang-orangnya masih memegang teguh tradisi dan kepercayaan yang udah ada secara turun temurun, jadi ibu harap, semoga kalian terbiasa dengan hal itu" ucap ibu tasya
"Oh gitu bu, kita sih gak masalah, soalnya kita gak akan macem-macem ko disana" ucap Keisha
"Iya ibu percaya, satu hal lagi, kalian jangan pergi kesembarang tempat tanpa pengawasan penduduk di kampung itu, soalnya di wilayah itu masih banyak hewan liar, pokoknya disana ada pamannya tasya, dia yang akan mengawasi kalian selama disana" ucap ibu tasya
Keisha dan karin merasa sebenarnya apa yang disampaikan ibu tasya bukanlah hal yang begitu intens, rasanya tanpa di beri tau pun mereka sudah faham dengan tempat yang akan mereka kunjungi

"Baik bu kita faham" ucap mereka
Lama berbincang mengenai kampung yang akan mereka datangi, karin dan tasya harus pamit karna mereka harus menyiapkan keperluan yang akan mereka bawa, tasya mengantar mereka berdua ke depan
Setelah keluar dari rumah tasya, karin bertanya pada tasya tentang sikap ibunya yang terlihat aneh saat menjelaskan tentang kampungnya

Tasya menghela nafas sambil berkata
"Kalo gue ngomong jujur kalian janji ya gak akan ketakutan" ucap tasya
"Emang ada apa sih tasya, elu malah bikin gue penasaran nih" ucap keisha

"Dulu ibu gue pernah cerita kalau di kampunya itu dia gak pernah ngerasa tenang kalau hari udah mulai gelap" ucap tasya
"Ya wajar aja lah tasya, kan kata ibu elu wilayahnya itu terpencil dan ada di pedalaman, di malam hari pasti banyak hewan buas yang berkeliaran" ucap karin

"Tapi....ibu gue bilang...." Ucap tasya dengan suara lirih
"Bilang apa tasya? elu jangan setengah-setengah kalau ngomong" ucap kirei

"Ibu gue bilang ada yang lebih ditakutin dari pada hewan buas.."

Karin dan keisha terdiam sejenak, namun keisha berusaha mengalihkan pembicaraan itu
"Udah ah jangan bahas macem-macem, kita kan mau liburan, yang kita harus pentingin ya senang-senang" ucap keisha
Keisha kembali kerumahnya untuk mempersiapkan semuanya kebutuhannya, rencananya mereka akan pergi di pagi hari
Sempat merasakan keraguan sesaat karna terpengaruh oleh apa yang tasya ucapkan, keisha berfikir apakah yang tasya maksud tentang hal yang lebih menyeramkan dari hewan buas itu tentang tentang hantu, keisha mulai mengantuk dan menutup matanya
Tapat di pagi hari keisha terbangun dengan perasaan penuh semangat, keisha mulai bersiap-siap, sebelum berangkat ia memastikan tidak ada barang yang ia lupakan, setelah merasa yakin ia pamit pada ibu dan nenek nya.
Sebelum berangkat ibunya terus mengingatkan untuk selalu menjaga dirinya baik-baik, begitupun neneknya yang mengingatkannya untuk tidak merepotkan disana
Rencananya mereka akan melakukan perjalana menggunakan bus, keisha pun berangkat ke halte dimana mereka berkumpul untuk memulai perjalanan
Sesampainya di halte, seperti biasanya, keisha selalu datang paling akhir di banding kedua temannya yang sudah ada disana sejak 20 menit sebelumnya
Mereka pun naik ke bus dan memulai perjalanan mereka, perjalanan menggunakan bus memakan waktu sekitar tiga jam, setelah itu mereka turun dan melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum
Beberapa jam kemudian
"Tasya gue boleh tiduran dikit gak? Masih ngantuk nih" ucap eisha

"Jangan lah key, elu nyesel kalo tidur selama perjalanan, liat deh pemandangannya" ucap tasya sambil menunjuk ke arah jendela bus
Keisha yang tadinya kerasa mengantuk menjadi segar karna melihat pemandangan pesawahan yang sudah menguning, beberapa perani juga terlihat sedang menyusuri area sawah

"Tasya, kayanya gue bakal suka banget di kampung elu, kalau tiap hari ngeliat pemandangan kaya gini" ucap karin
"disini bukan kampung gue, Kampunya masih jauh banget" ucap tasya

Walaupun merasa tenang karna banyak pemandangan yang sangat indah, ternyata perjalanan yang jauh membuat mereka sedikit bosan di angkutan umum
hampir 2 jam mereka di angkutan umum itu, dan 6 jam secara keseluruhan mereka melakukan perjalanan, sampai pada akhirnya angkutan umum itu berhenti karna sudah sampai di titik akhir jalurnya
Keisha, karin dan tasya turun dari angkutan umum itu, suasana di tempat itu mulai berbeda, banyak tebing dan pepohonan yang mengelilingi mereka, tasya memberi tau keisha dan karin kalau perjalanan masih jauh, dari situ mereka akan di jemput oleh ojek yang sudah di sewa ibunya
Dari kejauhan terlihat tiga orang yang mengendarai sepeda motor mendekat ke arah mereka

"Kayanya ini jemputan kita" ucap tasya
Ternyata benar saja, mereka adalah orang yang di sewa ibu tasya untuk mengantar mereka ke kampungnya, mereka menaiki sepeda motor itu dan melanjutkan perjalanan ke desa.

Tasya, keisha, karin maupun tasya tidak pernah mengira kalau lokasinya sangat jauh dan sangat terpencil
Perjalanan menggunakan motor sangat amat tidak nyaman, jalannya penuh bebatuan dan pemandangan tidak sebagus sebelumnya karna mereka hanya bisa melihat pohon-pohon besar sepanjang jalan, sekitar satu jam setengah perjalanan mereka mulai memasuki wilayah hutan
Keisha, karin dan tasya sempat merasa takut karna lokasinya benar-benar di luar dugaan mereka, namun salah seorang tukang ojek mengatakan kalau mereka akan segera sampai
Beberapa menit kemudian mereka sampai dan turun di depan sebuah gerbang berukuran besar lengkap dengan dinding kayu di sekelilingnya
Gerbang dan dinding kayu itu tingginya sekitar 3 meter, tak jauh dari gerbang terlihat ada seorang pria berpakaian hitam sedang mendekat ke arah kami
"Gimana perjalanan kalian? Kenalin saya mang badru" ucap pria itu

Ia menatap ke arah mereka bertiga seperti mencari sesuatu
"Maaf kalo boleh tau tasya yang mana ya?" Tanya mang badru

Tasya mendekat sambi mengatakan "saya tasya mang, ada apa ya?" Tanya tasya
Mang badru mendekat dan memeluk tasya, walaupun rasanya aneh karna tasya tidak mengenalnya

"Saya paman kamu tasya, akhirnya saya bisa ngeliat keponakan saya yang begitu cantik" ucap mang badru
Tidak heran kalau tasya merasa canggung karna ia hampir tidak mengenal keluarga ibunya sama sekali
kemudian mang badru menyuruh mereka untuk memasuki gerbang, saat mang badru membuka gerbang barulah terlihat kalau di dalam ada pemukiman dimana banyak rumah dan orang-orang yang sedang beraktifitas
Mereka pun memasuki gerbang, lalu mang badru kembali menutup gerbang itu, dinding nya sangat tinggi sehingga mengisolasi desa yang ada di dalamnya, sekilah juga keisha sadar kalau mereka tidak melihat penduduk yang beraktifitas di luar gerbang itu
"Mang badru maaf mau tanya, kalo gak salah saya gak liat ada orang di luar yang beraktifitas di luar gerbang?" Tanya keisha
"Iya neng, warga gak mau ambil resiko, soalnya ini kan wilayah hutan takutnya ada hewan buas yang nyerang, makanya nenek moyang kita disini ngebangun dinding kayu ini supaya penduduk aman" jawab mang badru
Sebelum mengajak mereka ke rumah yang akan mereka tinggali, mang badru ingin mengajak tasya menemui neneknya yang sedang sakit

Mereka sampai di sebuah rumah sedehana yang semua bagiannya terbuat dari anyaman bambu, walaupun begitu, rumah itu begitu rapih dan terawat
Mang badru mempersilahkan mereka masuk untuk menemui neneknya tasya, di dalam ruang pertama saat mereka masuk, nenek tasya duduk dengan selimut yang menutup sekujur kaki nya

"Silahkan masuk, maaf kalau kondisi rumahnya kaya gini" ucap nenek itu
Mereka bertiga bersalaman dengan nenek itu, saat bagian tasya, nenek itu menggenggam tangan tasya

"Tanpa di beri tau pun saya yakin kalau kamu adalah cucu saya, kamu mewarisi wajah ibu kamu" ucap nenek itu
"Iya nek saya tasya, cucu nenek" ucap tasya

Neneknya segera memeluk tasya, air mata tidak dapat lagi di tampung, karna menurut mang badru sudah sangat lama nenek nya ingin sekali berjumpa dengan cucunya
Setelah momen mengharukan itu, mang badru segera mengantar mereka ke rumah yang sudah di sediakan untuk tamu, lokasinya tak jauh dari rumah nenek
Rumah yang akan mereka singgahi terbilang sama seperti rumah lainnya yang ada di tempat itu, mereka memasuki rumah itu dan merapikan barang-barang bawaannya
"Mamang pamit dulu ya, kalo kalian butuh apa-apa, mamang ada di rumah nenek" ucap mang badru

"Iya mang badru makasih" ucap tasya
Mereka melihat sekeliling rumah yang akan mereka tempati untuk seminggu kedepan, saat itu pula mereka sadar kalau disana tidak ada listrik

"Astaga tasya, disini gak ada listrik, gue baru sadar" ucap karin
"Gue sih sadar, ya namanya wilayah perkampungan, pasti belum banyak yang dialirin listrik" ucap Keisha

"Elu ko gak ngasih tau sih tasya, tau gitu gue bawa banyak power bank" ucap karin
"Sorry gue lupa ngasih tau, yaudah lah, lagian disini gak ada sinyal, batre hp lu pasti awet" ucap tasya
Mereka juga merasa terbebani karna kamar mandi berada di luar rumah, walaupun jaraknya tidak terlalu jauh, namun tetap saja akan sangat menakutkan karna mereka harus melewati langit malam jika ingin menggunakan toilet
Di sore hari seseorang mengetuk pintu rumah mereka, kesiha membuka pintu dan ternyata mamg badru membawakan kami sebuah makanan karna ia tau sejak sampai mereka bertiga belum makan, mang badru juga memberi tau mereka cara menyalakan lampu minyak
"Oh iya, mamang kasih tau ke kalian, kalau malem kalian gak boleh keluar rumah sembarangan" ucap mang badru

"Oh kenapa gitu mang?" Tanya tasya
"Iya buat jaga-jaga aja, takutnya ada hewan buas yang gak sengaja masuk" jawab mang badru

Mang badru pun pamit dan mempersilahkan mereka untuk makan dan beristirahat
Mereka menyantap sajian yang di bawa mang badru, makanan nya sangat sederhana, ada nasi, sayur daun singkong, singkong goreng dan daun ubi, walau sederhana makanan itu sangat enak, mungkin karna di masak menggunakan kayu bakar
Dan malam pun tiba, lampu minya mulai dinyalakan, keisha melihat ke luar rumah dari jendela yang tidak memiliki kaca, suasana di malam hari sangat gelap, terlihat beberapa orang berjalan menyalakan obor di sekitar jalan
"Eh keisha, kalo mau ke toilet bareng ya, gu gak mau sendirian" ucap karin

"Iya lah, gue juga gak mau keluar melam sendirian" sahut keisha
Suasana di desa itu sangat hening, dalam gelap malam mereka bisa mendengar suara jangkrik bahkan angin malam yang melewati pepohonan
sesekali terdengar juga suara langkah kaki yang terdengar samar namun perlahan semakin dekat, keisha kembali melihat ke luar rumah, ternyata ada dua orang yang sepertinya sedang berkeliling membawa obor
Tiba-tiba tasya bangun dan mengatakan kalau ia ingin buang air kecil

"Kei gue pengen pipis anter yuk" pinta tasya

"Yaudah ayo, gue bangunin karin dulu takutnya dia mau ke toilet juga" ucap keisha
Keisha mengajak karin untuk pergi ke toilet bersama, namun karin sudah tidur karna kelelahan, akhinya keisha ke kamar mandi yang ada di luar rumah bersama tasya
Saat pintu belakang di buka, udara dingin masuk melewati mereka, udara malam serasa menusuk kulit dan membuat merinding, belum lagi suasana desa yang sangat gelap gulita, namun langit malam terlihat tidak begitu gelap, seakan-akan kegelapan hanya ada di antara mereka
Mereka menggunakan kamar mandi secara bergantian, saling menunggu di depan pintu, saat keisha menggunggu tasya yang sedang menggunakan kamar mandi, keisha teralihkan oleh suara gamelan yang sepertinya berasal arah hutan, keisha yakin tidak salah dengar karna suaranya begitu jelas
"Tasya! Elu denger gak sih? Itu ada suara kaya irama alat musik gitu?" Tanya keisha

Tasya keluar dari kamar mandi sambil berkata
"Mana kei? Gue gak denger apa-apa" jawab keisha
Keisha sangat yakin kalau suara itu berasal dari arah hutan, di luar pagar kayu yang mengelilingi desa itu, namun keisha merasa bingung karna ia yakin tidak ada pemukiman lain yang dekat dengan desa itu, mereka kembali ke dalam dan segera pergi tidur
Pagi hari pun tiba, mereka terbangun karna udara dingin yang masuk dari sela-sela dinding anyaman rumah, udara di pagi hari lebih dingin dibandingkan udara malam

"Eh bangun yuk, kita jalan-jalan pagi" ucap tasya sambil membangunkan keisha dan karin
Keisha terbangun lalu membersihkan matanya sambil berkata "ayo, jangan di sia siakan waktu pagi kita"

Karin pun terbangun dari tidurnya, mereka merapikan alas tidur dan segera pergi ke luar rumah, walau matahari belum terbit, namun langit sudah terlihat cukup terang
Mereka berjalan menyusuri rumah-rumah di desa itu, namun sepertinya belum ada yang beraktifitas di luar rumah, suasananya juga masih sangat sepi, karna merasa terbatas dengan dinding kayu yang mengelilingi desa, tasya berencana untuk jalan-jalan di luar desa
Namun karin dan keisha tidak setuju karna hawatir ada hewan buas yang masih berkeliaran di area hutan

"Jangan tasya, elu inget kan di wilayah hutan itu banyak hewan buas, elu mau di serang sama mereka" ucap keisha
Akhinya tasya membatalkan rencananya untuk jalan-jalan di area hutan, namun ia sangat ingin melihat hutan di pagi hari walaupun hanya sebentar, karna keisha dan karin merasa mungkin tidak berbahaya jika hanya melihat sejenak, mereka pun menuju ke arah gerbang utama
Setelah sampai di gerbang tasya dengan cepat mecoba membuka gerbang itu namun

"Heyyy!!!!!!....."

Suara teriakan terdengar dari jauh diikuti dengan seseorang yang membawa obor berlari ke arah mereka
"Apa yang kalian lakukan? Apa kalian mau membuat kita semua terbunuh" ujar orang itu

Keisha merasa bingung dengan ucapan pria itu, bagaimana mungkin mereka bisa berfikir bahwa keisha dan teman-temannya mau melaukan hal buruk
"Maaf pak kami cuma mau liat kondisi hutan di pagi hari, itu aja" ucap tasya

"Pagi hari kalian bilang? Kalian lagi mimpi? Ini masih tengah malam! Apa yang kalian lakuin bisa ngebahayain banyak orang disini!" Sentak salah seorang pria itu
Keisha, karin dan tasya terdiam sejenak karna kebingungan dengan ucapan pria itu

"Pak maaf, coba liat langitnya, sebentar lagi matahari ter...." Belum selesai keisha bicara ia melihat ke langit dan melihat bulan purnama bersinar terang
Mereka bertiga hanya bisa terdiam kebingungan, karna mereka yakin sebelumnya melihat langit di pagi hari, mereka saling menatap tak bisa berkata-kata

"Tapi tadi langitnya terang" ucap tasya
Mendengar keributan itu, mang badru keluar dari rumahnya dan mendekat ke arah keributan

"Ada apa ini?" Tanya mang badru

"Ini mang, anak-anak ini mau ngebuka gerbang desa kita" ucap salah seorang pria itu
Mang badru menatap mereka bertiga, dan meminta mereka menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi

"Maaf mang, kita tadi yakin ngeliat langit udah terang, makanya kita mutusin buat jalan-jalan pagi, tapi gak tau kenapa ternyata masih tengah malem katanya" ucap tasya
"Iya mang, kita cuma mau liat hutan aja, dikiranya udah pagi" ucap kirei
Tanpa berpanjang lebar mang badru membawa mereka bertiga kembali kerumah, keisha dan teman-temanya merasa aneh karna mereka sangat yakin melihat langit terang di pagi hari, namun seolah-olah langit berubah menjadi malam lengkap dengan bulan purnama
Sesampainya di dalam rumah, mang badru berusaha memberitau kalau mereka mungkin hanya sedang bermimpi, namun semuanya yakin kalau apa yang mereka lihat adalah kenyataan

"Mang tolong percaya, kita gak mungkin bohong" ucap tasya
Mang badru menghela nafas, sambil menatap mereka bertiga

"Tadinya mamang gak mau cerita karna takut ngeganggu liburan kalian, tapi kayanya kalian harus tau" ucap mang badru
"Apa yang harus kami tau mang?" Tanya keisha

"Sejak jaman dulu, leluhur mamang yang ada di sini sengaja ngebangun pagar kayu pembatas itu buat ngelindungin semua warga desa, bukan cuma dari hewan buas, tapi..." Ucap mang badru
"Tapi apa mang?" tanya tasya

Mang badru terlihat sangat sulit untuk melanjutkan ucapannya "Dinding kayu itu juga dibuat untuk ngelindungi warga desa dari iblis yang menghuni hutan itu" ucap mang badru

Keisha, karin dan tasya tidak bisa berkata-kata lagi
"Dinding kayu itu di buat khusus oleh para leluhur dengan banyak mantra di dalamnya, menurut ke percayaan leluhur, di malam hari iblis dan pasukannya akan keluar mencari mangsa, oleh sebab itu pintu gerbang desa ini tidak boleh terbuka hingga matahari terbit" ucap mang badru
"Lalu mang kalau gerbang itu sampe terbuka, apa yang bisa terjadi" tanya keisha

"Intinya akan adal hal buruk yang bisa menimpa desa ini" ucap mang badru
Mang badru pamit dan menyuruh mereka untuk kembali tidur, mendengar cerita mang badru membuat keisha dan karin ketakutan, namun tampaknya tasya tidak merasakan ketakutan itu dan beranggapan bahwa yang mang badru ceritakan hanyalah sebuah mitos
"Kalian jangan percaya cerita kaya gitu, namanya juga orang pedalaman, pasti masih percaya sama hal berbau mistis" ucap tasya

Mereka melanjutkan tidur mereka, walau masih banyak pertanyaan perihal hal aneh yang baru mereka alami
Ayam mulai berkokok, keisha terbangun dari tidurnya, ia terbangun dan melihat keluar rumah, ada beberapa orang yang sedang menyapu halaman, kali ini keisha merasa tenang karna hari sudah benar-benar pagi
Keisha membangunkan kedua temannya dan memberi tau kalau hari sudah pagi, mereka bangun dan merapikan alas tidur mereka, tidak lama kemudian seseorang mengetuk pintu rumah mereka, saat pintu di buka terlihat seorang wanita yang membawakan makanan untuk mereka
"Perkenalkan saya siti, istri dari mang badru" ucap wanita itu

Keisha menyuruhnya masuk dan mengucapkan terima kasih, namun ia ingin bertemu tasya karna tidak sempat melihatnya sebelumnya, tasya pun memberikan salam pada bibinya itu
"Saya bibi kamu tasya, maaf ya kemarin saya gak nyambut kamu" ucap bi siti

"Iya bi gak apa-apa, emangnya bibi abis dari mana?" Tanya tasya

"Bibi abis dari rumah pengasingan, wajar lah namanya juga cewek" ucap bi siti
Mendengar jawaban bi siti membuat tasya bingung
"Rumah pengasingan itu apa bi?" Tanya tasya

"Oh iya kalian belum tau ya, yaudah kalian siap-siap dulu, nanti bibi ajak kalian keliling desa ini" ucap bi siti
Mereka mulai bersiap-siap karna bi siti akan mengajak mereka berkeliling, setelah semuanya siap mereka pun melakukan perjalanan mengelilingi kampung
Bi siti memperlihatkan semua sisi desa dan kebiasan masyarakat disana, ada peternakan, perkebunan yang mereka tanama sendiri, dan akan digunakan secara bersama-sama

"Kalo disini semuanya ngutamain kekeluargaan, makanya kami suka berbagi satu sama lain" ucap bi siti
Sambil terus berjalan keisha tidak sengaja melihat ada keanehan pada dinding kayu yang mengelilingi desa, dimana ada tulisan di sepanjang dinding kayu itu

"Bi siti maaf, kenapa banyak tulisan aneh di dinding kayu ini" tanya keisha
"Iya, semuanya di buat sama leluhur supaya kita terlindungi dari hawa jahat yang ada di luar desa" jawab bi siti

Lagi dan lagi jawabannya adalah seputar kehawatiran mereka tentang mahluk yang lebih berbahaya dari hewan buas
Setelah mengeliling desa, bi siti juga mengajak mereka untuk pergi keluar dari desa, namun mereka sedikit takut karna hawatir ada hal berbahaya disana, bis siti mengatakan bahwa dia ingin menunjukan rumah pengasingan pada mereka yang ternyata lokasinya ada di luar desa
Berjalanlah mereka menuju ke arah gerbang, setelah itu gerbang dibuka dan mereka keluar dari desa lalu berjalan ke arah belakang desa
bi siti menuntun kami untuk tetap beriringan, dari kejauhan perlahan terlihat bangunan seperti rumah berukuran kecil yang di kelilingi pagar berukuran kecil
"Bi itu rumah siapa?ko ada di luar desa?" Tanya keisha

"Itu rumah pengasingan yang bibi maksud" ucap bi siti
Mereka tidak mengerti apa yang di maksud rumah pengasingan yang letaknya di luar desasangat dekat dengan hutan

"Maaf bi, rumah pengasingan itu buat apa ya bi? Ko ada di luar desa?" Tanya keisha
"Rumah pengasingan ini dibuat para leluhur kami buat nampung wanita yang lagi datang bulan supaya mereka di lindungi dari sesuatu yang jahat dan darah mereka gak ngotorin desa" ucap bi siti
"Tapi bi, bukannya bahaya kalo ada orang yang tinggal di rumah kaya gini, kan hewan buas bisa aja muncul dan nyerang mereka" ucap karin
"Hal yang lebih ditakutkan warga desa bukan cuma binatang buas ada yang lebih menakutan dari itu" ucap bi siti sambil tersenyum kecil

Walau aneh namun mereka harus menghargai kepercayaan yang ada di desa itu

"Jadi kemarin bibi menetap di rumah pengasingan itu" tanya tasya
"Iya, udah hampir 4 hari tiga malam bibi tinggal sendiri di rumah pengasingan" ucap bibi
Sontak saja jawaban bi siti membuat merek sangat kaget, bagaimana bisa bi siti bermalam sendirian di tempat yang sangat menyeramkan itu
Bi siti menjelaskan hal itu untuk membuat wanita aman karna wanita yang sedang datang bulan darahnya wangi dan dapat menjadi incaran mahluk halus yang menghuni hutan

"Tapi bi, bukannya lebih bahaya kalau mereka dibiarin sendiri di hutan kaya gini?" Tanya keisha
"Ngga bahaya, malahan mereka akan terlindungi dari ancaman yang gak bisa mereka lihat, rumah pengasingan itu di buat dengan banyak mantra dan ilmu yang kuat, para leluhur katanya butuh waktu 30 tahun untuk menyempurnakan mantra yang ada di rumah itu" ucap bi siti
Tak berapa lama kemudian bi siti kembali mengajak mereka masuk ke dalam desa, bi siti juga pamit karna harus menyiapkan makanan untuk mereka,
Keisha merasa mulai sedikit tidak nyaman di desa itu, karna banyaknya mitos yang masih di percaya warga desa itu
"Baru sehari kita disini tapi rasanya udah gak betah" ucap keisha

"Iya gue gak bisa ngebayangin kalau tasya sendirian di kampungnya ini" sahut karin
Perlahan tasya keluar dari kamar sambil menatap keisha dan karin

"Elu kenapa tasya?" Tanya karin

"Gue dateng bulan lagi" jawab tasya

"Ya terus kenapa? Elu bawa pembalut kan?" Tanya karin
Mereka terdiam sesaat, namun keisha sadar apa yang sedang di fikirkan oleh tasya, yaitu rumah pengasingan, keisha ingat kalau bibinya bilang siapapun wanita yang sedang datang bulan harus pindah sementara ke rumah pengasingan
"Kalian sadar gak sih apa yang bi siti bilang" ucap tasya

"Iya tasya, gue faham apa yang elu fikirin, terus gimana? Apa kita harus bilang?" Tanya keisha
Mereka mencoba mencari tau apa yang harus mereka lakukan, karna jika ada warga desa yang tau tasya sedang datang bulan, mereka pasti membawa tasya ke rumah pengasingan
"Kalo ngga kita gak perlu bilang kalau tasya lagi datang bulan, gak akan ada yang tau juga kan" ucap karin memberikan pendapatnya

"Tapi apa gak apa-apa? Tadi bi siti bilang kan kalau hal itu harus di lakuin" ucap keisha
"Udah lah...lagian semuanya cuma mitos, masa iya cewe lagi haid harus di asingin, udah kalian diem aja, gua gak mau ke rumah pengasingan itu" ucap tasya
Pada akhinya mereka setuju untuk menyembunyikan fakta bahwa tasya sedang datang bulan, walaupun kesiha sangat hawatir karna harus membohongi dan menyepelekan tradisi yang ada di desa itu
Hari sudah mulai sore, dan lagi bi siti mengunjungi mereka untuk membawakan makanan, kebetulan saat itu keisha dan karin sedang bergantian mandi sore

"Makasih ya bi, maaf jadi ngerepotin" ucap tasya
"Iya tasya gak apa-apa, maaf ya cuma bisa nyediain makanan seadanya, oh iya sekalian bibi mau ambil pirinh yang tadi pagi ya" ucap bi siti

Tasya masuk ke dalam untuk mengambil piring yang sebelumnya dibawakan oleh bi siti di pagi hari, saat tasya berbalik bi siti memanggilnya
"Tasya...." Panggil bi siti

Tasya pun berbalik menjawab panggilan bi siti "iya bi kenapa?"

"Kamu lagi datang bulan ya?" Tanya bi siti
Tasya sangat kaget, ia berfikir bagaimana binsiti bisa tau kalau ia sedang datang bulan

"Ngga bi..." Ucap tasya

"Coba kamu lihat celana kamu" pinta bi siti
Tasya pun melihat selangkangannya, ternyata darahnya rembes ke celananya, hal itu wajar karna di hari pertama biasanya darah yang kekluar akan banyak
Tasya pun bingung harus mengatakan apa, bi siti memberi tau tasya bahwa dia harus siap tinggal sementara di rumah pengasingan, tasya tidak dapat menyembunyikannya lagi
"Tasya sebelum matahari terbenam kamu harus sudah ada di rumah pengasingan, bibi bakal nyiapin keperluan kamu" ucap bi siti
Keisha dan karin selesai mandi, lalu melihat tasya dengan wajah kebingungan, ia pun menjelaskan pada karin dan keisa kalau bibinya tau dia sedang datang bulan, dan akan membawanya ke rumah pengasingan

"Gimana dong gua takut nih" ucap tasya
Keisha terbesit sebuah ide "gimana kalau kita ikut elu kerumah pengasingan itu, biar elu gak sendirian"

"Ide bagus, yaudah kita bareng-bareng aja di sana" ucap karin

"Yaudah, asalkan ada kalian gue gak masalah di sana" ucap tasya
Beberapa menit kemudian mang badru dan bi siti datang menemui tasya untuk mengantarnya ke rumah pengasingan, disitu tasya memohon untuk mengajak temannya bersamanya
mang badru mengizinkannya namun hanya boleh membawa satu orang untuk menemani tasya, disitu karin bersedia menemani tasya di rumah pengasingan itu karna jika keisha yang ikut karin akan sendirian di rumah dan ia tidak suka sendirian
Akhinya tasya dan karin pergi kerumah pengasingan itu, di antar oleh mang badru dan bi siti, keisha sedikit cemas karna temannya harus bermalam di tempat yang cukup menakutkan
Keisha terpaksa harus tidur sendirian, seperi malam sebelumnya terlihat ada dua orang yang berkeliling sambil membawa obor, rasanya keisha sulit memejamkan matanya dan terus memikirkan kedua temannya
Sementara itu di rumah pengasingan, tasya dan karin tidur berdekatan melawan rasa takut mereka, sebelumnya mang badru berpesan pada mereka berdua untuk tidak meninggalkan rumah pengasingan apapun yang terjadi
Namun mereka terdiam karna mendengar suara alunan gamelan yang berasal dari luar rumah pengasingan, suaranya terdengar sangat dekat, namun sayangnya mereka terlalu takut untuk memeriksanya dan berusaha mengabaikannya
Namun mereka mendengar suara teriakan yang sangat kencang, sontak mereka terbangun dan merasa sangat ketakutan

"Tasya gue takut banget, itu suara apa" ucap karin sambil menangis

"Rin kita harus gimana, gue juga takut" jawab tasya
Kemudian suara aneh muncul kembali, kali ini tangisan dan tawa bayi terdengar secara bersamaan, membuat seluruh badan tasya dan karin gemetar hebat karna takut
"Tasya gua gak kuat, kita balik lagi aja ke desa" ucap karin

"Iya rin gue juga takut, kita kabur aja dari sini" ucap tasya
"Tapi mang badru bilang kan kita gak boleh keluar katanya tasya" ucap karin

"Gue gak peduli, kenapa gue harus nahan ketakutan gue cuma buat ngikutin mitos yang gak jelas, pokoknya kita balik ke desa" ucap tasya
Mereka beranjak dari tempat mereka duduk dan mencoba membuka pintu rumah pengasingan untuk kembali ke desa, saat pintu di buka kegelapan menyambut mereka
Dalam gelap mereka disambut seseorang yang membelakangi mereka, tasya mengira kalau itu orang dari desa, namun tangisan dan tawa itu berasal dari orang itu, karna takut tasya dan karin berlari dari rumah pengasingan ke arah gerbang desa dengan sangat tergesa-gesa
Saat berlari karin sempat melihat ke rumah pengasingan, namun dalam gelap ia bisa melihat banyak orang dengan mata merah sedang berkumpul mengelilingi rumah pengasingan sambil menatap kearahnya yang sedang lari
Tanpa fikir panjang karin dan tasya mendoro gerbang desa dengan sekuat tenaga mereka hingga gerbang itu terbuka, mereka lari kerumah singgah mereka, keisha yang sedang tidur begitu kaget karna mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya dengan kencang
Saat keisha membukakan pintu ternyata tasya dan karin yang mengetuk dan menyuruh keisha untuk segera menutup pintunya

"Kalian kenapa? Bukannya kalian lagi di rumah pengasingan?" Tanya keisha
Sambil menangis dan wajah ketakutan tasya menjawab "gua mau pulang! gue gak mau ada di sini lagi, tempat ini nakutin"

"Iya kei, banyak hal aneh, banyak mahluk aneh yang gua liat disana, gue gak mau disini" ucap karin sambil menangis
Keisha berusaha menenangkan kedua temannya yang terlihat sangat ketakutan, namun yang keisha hawatirkan adalah jika warga desa tau kalau tasya dan karin kabur dari rumah pengasingan

"Gue gak peduli, disana nyeremin, pokoknya gue mau pulang" ucap tasya
"Yaudah itu urusan nanti, sekarang kita tidur aja ya, tenangin diri kalian" ucap keisha

Keisha tidak tau apa yang baru saja mereka alami, namun apapun itu yang pasti cukup mengerikan hingga membuat mereka benar-benar ketakutan
Di pagi harinya, keisha terbangun karna keramaian yang ada di luar rumah, saat terbangun karin dan tasya sudah tidak ada di sampinya, keisha pun keluar untuk melihat keramaian yang ada di luar
Ternyata warga kampung sedang berkumpul, keisha pun mendekat untuk mencari tau apa yang terjadi, ternyata mereka sedang membahas masalah gerbang yang terbuka entah sejak kapan, para warga hawatir gerbang terbuka sejak malam
Kebetulan ada bi siti disana, keisha pun memanggilnya untuk menanyakan apa yang terjadi, bi siti berusaha menjelaskan sesuatu ya g membuat warga desa panik

"Seseorang ngebuka gerbang itu sejak malam, itu ngebuat warga desa panik" ucap bi siti
Keisha langsung sadar, sepertinya itu ulah karin dan tasya tadi malam, namun keisha tidak memberi tau bi siti apa yang terjadi

"Tapi bi gak ada hewan buas yang masuk ke pemukiman kan bi? Tanya keisha
"Kita gak ngehawatirin hewan buas keisha, sesuatu yang lebih dari itu" jawab bi siti

"Maksudnya apa bi?" Tanya keisha
Bi siti terlihat sangat sulit untuk membicarakan hal itu

"Keisha, kayanya kamu dan temen-temen kamu harus kembali ke kota, bibi hawatir ada hal yang buruk akan terjadi di sini" ucap bi siti
"Hal yang buruk bi?" Ucap keisha

"Udah, sekarang kita jemput temen-temen kamu di rumah pengasingan" pinta bi siti
Keisha dan bi siti berjalan melewati warga desa, bi siti meminta izin pada mang badru untuk menjemput karin dan tasya yang ada di rumah pengasingan
Sepanjang jalan bi siti terlihat sangat cemas dan panik, sesampainya di rumah pengasingan bi siti di buat kebingungan karna tasya dan karin tidak ada di sana, keisha juga bingun kemana karin dan tasya pergi
Bi siti terlihat panik dan ketakutan, keisha juga bertanya-tanya, kemana kedua temannya itu pergi, apa mungkin mereka kembali ke kota tanpa sepengetahuan keisha

"Keisha kita kembali ke desa, mereka menghilang" ucap bi siti
"Tapi bi, mungkin aja mereka pergi ke suatu tempat" ujar keisha

"Keisha, mereka gak akan bisa kemana-mana tanpa bantuan orang desa" ucap bi siti
Mereka kembali ke desa, terlihat warga desa masih berkumpul di depan gerbang membahas tentang gerbang yang terbuka sejak malam, keisha sempat bingung mengapa hal seperti itu sangat dipermasalahkan warga desa
Bi siti berbicara dengan mang badru bahwa karin dan tasya menghilang, mang badru terlihat sama paniknya, keisha sangat yakin kalau kedua temanya hanya sedang bersembunyi atau mereka pergi meninggalkan desa
Mang badru meminta bantuan beberapa orang untuk melakukan pencarian karin dan tasya di hutan, namun keisha memberi tau bi siti untuk tidak perlu hawatir karna keisha yakin karin dan tasya hanya sedang bersembunyi
namun bi siti mengatakan bahwa ia yakin kalau tasya keluar dari rumah pengasingan, keisha sedikit kaget karna yang bi siti katakan adalah sebuah kebenaran
"Memangnya apa yang terjadi kalau tasya keluar dari rumah pengasingan itu bi?" Tanya keisha

"Keisha belum waktunya bibi bilang, intinya mereka dalam bahaya, atau mungkin mereka....sudah kita berdoa saja yang terbaik, semoga mereka bisa di temukan" ucap bi siti
Keisha disuruh bi siti untuk tetap di dalam rumahnya, sampai sore tiba belum ada kabar dari karin dan tasya, tim yang di bentuk mang badru pun sudah kembali dari hutan dengan wajah yang lesu dan terlihat lelah
Keisha keluar dari rumahnya dimana masih banyak orang yang berkumpul,

tepat di sebelahnya ada seorang wanita yang sedang menangis ke suaminya, wanita itu terlihat sedang hamil besar, sekilas keisha mendengar pembicaraan mereka
"Semoga gak ada hal buruk yang terjadi, semoga para iblis hutan itu tidak mengganggu kita" ucap wanita itu

Keisha mendekat ke arah wanita itu, dan mencoba bertanya apa yang sebenarnya terjadi, perlahan wanita itu coba menjelaskannya pada keisha
"Kegelapan malam itu di kuasai oleh iblis yang menghuni hutan ini, selama gerbang itu menutup iblis tidak akan bisa masuk ke desa kami, tapi jika gerbang terbuka, itu membuka jalan bagi para iblis untuk masuk ke desa kami dan membuat kekacauan" ucap wanita itu
"Bukannya warga bisa menutup kembali gerbangnya bu, dan semua masalah selesai" ucap keisha
"Menutupnya? kita gak tau berapa banyak iblis yang masuk ke desa ini, jika gerbang itu ditutup iblis yang berhasil masuk juga akan terjebak di dalam dan akan lebih mudah membawa petaka untuk kami" ucap wanita itu
Tatapan wanita itu menjadi tajam, perlahan ia mulai tertawa sangat keras, warga desa teralihkan oleh tawa wanita itu

"Wabah dari kegelapan akan datang menghancurkan kalian semua" teriak wanita itu
Warga desa berusaha menyadarkan wanita yang terlihat seperti kerasukan itu, karna ketakutan keisha kembali ke rumahnya, ia merasa sangat ingin pergi dari desa itu namun bagaimana ia bisa pergi jika karin dan tasya belum di temukan
Hingga sore hari keisha hanya berbaring di kasurnya, para warga desa juga terlihat sedang berdoa tepat di depan gerbang
keisha merasa bingung apa ia harus jujur tentang tasya dan karin dan memberitaukannya karna keisha sangat yakin tasya dan karin yang membuka gerbang itu di malam hari saat mereka kabur
Kemudian terdengar seseorang mengetuk pintu, keisha pun membukankannya yang ternyata itu adalah mang badru

"Keisha, tasya dan karin hilang, kita gak bisa nemuin mereka" ucap mang badru
Keisha merasa sangat beban karna menyembunyikan sebuah kebohongan, pada akhirnya keisha berusaha memberi tau mang badry apa yang terjadi sebelumnya pada tasya dan karin
Ia menceritakan ke mang badru kalau malam tadi tasya dan karin kembali ke rumah karna mereka ketakutan, dan keisha sangat yakin kalau mereka lah yang membuka gerbang itu di malam hari, mang badru begitu kesal mendengar kebenaran itu
"Mereka tidur di samping keisha mang, tapi pas bangun mereka udah gak ada" ujar keisha

"Mamang tidak yakin mereka bisa di selamatkan, tapi semoga saja fikiran mamang salah" ucap mang badru
"Tapi mang, apa mungkin sampe segitunya, bukannya itu sedikit berlebihan" ucap keisha
"Mungkin buat kamu semuanya keliatan mustahil dan berlebihan, kamu liat wanita yang kerasukan tadi, itu pertanda kalau iblis sudah ada di antara kita, iblis dari hutan udah masuk ke desa kita, dan gak akan ada yang tau hal buruk apa yang akan akan terjadi" ucap mang badru
Keisha tidak bisa berkata-kata lagi, semua yang mang badru katakan sangat menyeramkan, walaupun keisha masih meragukan hal itu, keisha berfikir untuk kembali ke kota secepatnya, namun ia harus menemukan karin dan tasya terlebih dahulu
"Terus mang, tasya dan karin kemana? Bisa aja mereka pulang ke kota tanpa sepengetahuan kita" ucap keisha

"Keisha apa mungkin mereka tega meninggalkan kamu kalau misalkan mereka memang kembali ke kota, doakan saja, semoga mereka bisa di temukan" ucap mah badru
Mang badru pamit untuk ikut berdoa bersama warga lainnya, keisha diminta untuk tidak keluar rumah karna mang badru hawatir ada sesuatu yang tidak di inginkan
Dilain sisi keisha begitu kebingungan tentang keberadaan kedua temannya, bagaimana bisa tenang, suara doa dari warga di desa itu terdengar sepanjang hari yang mana hal itu membuat keisha semakin ketakutan
Saat hari sudah mulai gelap, gerbang mulai di tutup kembali, kali ini ada beberapa orang yang berjaga di dekat gerbang, tak lama kemudian bi siti menggunjungi keisha di rumahnya

"Keisha kalau kamu takut, kamu bisa ikut bibi, kita tidur di rumah nenek" ucap bi siti
"Gak usah bi, keisha di sini aja, oh iya bi para warga udah selesai berdoanya?" Tanya keisha
"Mereka bukan hanya berdoa keisha, mereka juga memohon sepanjang hari, agar hal buruk apapun yang masuk ke desa mau keluar dan tidak memgganggu, itulah yang terjadi jika gerbang terbuka di malam hari, karna iblis sedang mengambil alih kegelapan" jawab bi siti
"Tapi bi apa dengan melakukan hal itu, keberadaan hal buruk itu bisa pergi ninggalin desa ini" tanya keisha

"Kita semuahanya berharap keisha, warga desa gak akan pernah tau apakah keburukan itu akan pergi atau tidak" ucap bi siti
Setelah bi siti pamit keisha berusaha untuk tidur, ia tidak merasa begitu takut karna di luar rumah banyak orang yang berjaga, keisha tak bisa berhenti memikirkan tasya dan karin dan berharap kalau mereka berdua dalam keadaan baik-baik saja
Saat akan memejamkan mata, tempat tidurnya tergoncang, seperti ada gempa, keisha terbangun dan memeriksa sekelilingnya apa gempa baru saja terjadi, namun kasur itu bergetar kembali, kali ini keisha sadar kalau getara itu hanya terjadi di tempat tidurnya
Keisha turun dari tempat tidurnya lalu, sesuatu menarik kakinya ke kolong tempat tidurnya, keisha berteriak sambil berpegangan pada salah satu kaki tempat tidurnya, sesuatu terus menariknya dengan sangat kuat, keisha terus berteriak meminta tolong
Mendengar teriakan keisha, beberapa orang masuk untuk membantunya, perlahan sesuatu yang menariknya ke kolong tempat tidur menghilang

"Kamu gak apa-apa" ucap salah seorang yang membantu keisha
"Ada yang narik kaki saya pak, tolong" ucap keisha
Para pemuda yang membantu keisha terlihat terdiam melihat ke arah kaki keisha, saat keisha melihat kakinya, banyak cakaran yang membuat kakinya penuh dengan darah, sepertinya sesuatu yang menarik kakinya itu juga mencoba menyakiti keisha
Beberapa orang terus memeriksa di bawah tempat tidur keisha, namun tidak ada apapun disana, keisha di bawa kerumah neneknya tasya, karna hawatir akan ada hal yang buruk lagi jika keisha di biarkan sedirian
Sesampainya di rumah nenek, bi siti membantu membersihkan luka cakaran di kaki keisha, bi siti sangat hawatir dan terlihat ketakutan
"Keisha kamu gak apa-apa kan?" Tanya bi siti

"Iya bi keisha gak apa-apa, tapi keisha bingung bi apa yang narik keisha tadi" ucap keisha
"Keisha, bibi semakin yakin, iblis udah masuk ke desa ini, dan kita semua benar-benar dalam bahaya" ucap bi siti dengan air mata yang mengalir di pipinya

warga desa semakin banyak bersiaga karna yakin apa yang terjadi pada keisha hanya sebuat permulaan
Saat bermalam di rumah nenek, keisha merasa sedikit tenang karna ada bi siti juga yang menemaninya, belum sempat ia tidur terdengar suara teriakan wanita yang sangat keras yang menbuatnya terbangun, bi siti pun mendengar suara teriakan itu dan mencoba kekuar untuk memeriksanya
Di luar rumah sangat ramai suara warga yang entah sedang membicarakan apa, karna penasaran keisha coba bangun dan keluar untuk memeriksa
ternyata suara teriakan itu berasal dari wanita hamil yang sempat berbicara dengan keisha sebelumnya, wanita itu terlihat memukul-mukul perutnya yang anehnya perutnya sudah tidak buncit
Keisha bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, tak lama suara teriakan wanita terdengar lagi di rumah lainnya, warga menuju sumber suara itu, lalu bi siti kembali masuk ke rumah

"Keisha kamu ngapain, ayo masuk" ucap bi siti
Keisha dan bi siti kembali ke dalam rumah, wajah bi siti sangat kosong dan sedih, karna penasaran keisha bertanya apa yang terjadi pada wanita itu

"Kandungan wanita itu hilang secara tiba-tiba, bayinya menghilang dari perutnya" ucap bi siti
Keisha hanya bisa terdiam mendengar apa yang di katakan bi siti, lalu beberapa teriakan terdengar secara berurutan di desa itu, tak lama kemudian mang badru kembali kerumah dan memberi tau kalau semua wanita hamil di desa itu kehilangan bayi yang ada di kandungannya
"hampir semua wanita di desa yang sedang mengandung sudah kehilangan bayi mereka, secara tiba-tiba" ucap mang badru
Hal ini sudah di luar nalar manusia, mang badru yakin para iblis lah yang memakan bayi-bayi yang masih di kandungan itu, keisha yang semulanya terus berfikir logis mulai yakin kalau memang ada hal buruk yang terjadi di desa itu
Suara tangisan dari wanita-wanita desa yang kehilangan bayinya terdengar sepanjang malam, hingga pagi tiba, rasanya keisha sangat sulit memejamkan matanya
Saat pagi tiba, keisha merasa sedikit lega karna ia berhasil melewati satu malam yang benar-benar mencekam
Keisha masih merasakan sakit karna luka cakaran di kakinya, keisha berjalan keluar rumah, dimana para warga sedang berkumpul di peternakan yang berada di belakang rumah, keisha mendekat untuk mencari tau apa yang sedang mereka lakukan
Ternyata para warga sedang menggali lubang yang cukup besar, awalnya keisha bertanya-tanya untuk apa lubang tersebut, saat melihat ke arah lain, ternyata semua hewan ternak terbujur kaku di tanah, sapi, kambing maupun ayam, semuanya terlihat tak bernyawa
Keisha bertanya pada salah seorang warga disitu, ia memberi tau kalau semua hewan ternak mati secara tiba-tiba dan harus di kubur dengan segera
Bi siti mendekat ke arah keisha
"Keisha kamu ngapain disini, kaki kamu kan belum sembuh" ucap bi siti sambil menuntun keisha kembali ke dalam rumah
Sebelumnya para wanita desa mendadak kehilangam bayi yang mereka kandung, sekarang semua hewan ternak di desa mati secara tiba-tiba, semuanya terlihat semakin parah

"Bi kenapa hewan ternak itu pada mati" tanya keisha
"Keisha saat ini bibi gak tau apa yang harus di sampein ke kamu, intinya kita sedang dalam bahaya besar" ucap bi siti
Bi siti masuk lebih dulu ke dalam rumah, keisha ingin pergi ke kamar mandi, keisha menimba sebuah air di sumur, saat hendak mengambil ember yang ia timba keisha berteriak sangat keras dimana teriakannya itu memancing orang-orang mendekat termasuk bi siti dan mang badru
"Ada apa keisha?" Tanya mang badru

"Itu mang...itu" ucap keisha sambil menunjuk ke arah air yang ia timba
Mang badru dan para warga begitu heran karna air itu berwarna merah darah dan yang membuat keisha sampai teriak adalah adanya potongan kepala yang terlihat seperti kepala bayi
Karna pemasaran, mang badru menimba lagi air sumur itu, saat timbaan di angkat, bulan hanya kepala bayi, ada potongan tangan, potongan kaki maupun tubuh bayi yang terlihat belum terlalu sempurna
Salah seorang warga menyampaikan pendapat bahwa potongan-potongan tubuh bayi di sumur bisa jadi berhubungan dengan kejadian tadi malam di mana banyak wanita yang kandungannya menghilang
"Mang badru, desa kita udah di kutuk, kegelapan udah ngambil alih desa ini, iblis sudah mengutuk desa ini, kita harus pergi" ucap salah seorang warga
Banyak warga yang berfikiran sama, mereka tidak mungkin bisa tinggal lebih lama di desa, suasana makin memanas karna ada dua kubu yang mempunya pendapat yang berbeda
Ada yang setuju untuk meninggalkan desa, namun di lain sisi ada juga yang berfikir untuk tetap tinggal dan mencari solusi
Karna perdebatan antar warga semakin panas, mang badru berusaha melerai dan menjadi pihak penengah, mang badru mengizinkan warga yang ingin meninggalkan desa karna itu pilihan yang mereka buat, warga merasa sangat ketakutan dengan teror yang terjadi sejak kemarin
"Jika kita tinggal lebih lama, gak ada yang bisa menjamin kalau kita bisa selamat" ucap salah seorang warga

Setelah perdebatan itu warga mulai kembali kerumah mereka masing-masing
Keisha dan mang badru kembali ke dalam rumah, wajah mang badru sangat tegang dan sangat kebingungan, saat ada di dalam rumah, mang badru meminta pendapat nenek tasya
Nenek bilang kalau iblis mungkin berhasil masuk ke desa dan membuat kekacauan, namun jangan sampai membiarkan iblis masuk ke dalam hati manusia dan mengacaukan apa yang ada di dalam diri kita
Menurut nenek yang iblis lakukan hanya ingin membuat warga desa ketakutan, bagaimana pun jadinya nanti, tetaplah percaya bahwa takdir manusia adalah kematian, maka tidak ada yang perlu di takutkan
Mang badru, bi siti dan keisha merasa sangat tenang mendengar apa yang nenek katakan, nenek bilang ia bukan menyerah pada permainan iblis, namun dia hanya mencoba untuk tidak terjebak dalam permainan iblis
"Mereka mungkin akan terus membuat kerusakan dan keburukan, namun jangan sampai kita kehilangan harapan dan mati dalam keadaan menyedihkan, saat manusia mempunyai harapan, kematian hanya sebatas ungkapan" ucap nenek
Beberapa jam kemudian, terdengar suara gaduh di luar rumah keisha,mang badru dan bi siti menuju ke luar rumah, terlihat beberapa warga bersiap untuk meninggalkan desa dengan barang bawaan yang mereka bawa, jumlahnya kurang lebih ada 25 orang
"Mang badru kami pamit, semoga ada keajaiban terjadi pada desa ini, dan semoga warga yang tinggal bisa selamat" ucap salah seorang warga
Mereka pun bergi beriringan melewati gerbang menuju ke arah hutan, melihat hal itu, terbesit di fikiran mang badru untuk membawa keluarganya pergi meninggalkan desa, namun mang badru memilih bertahan dan mencari solusi untuk desa itu
Malam hari mulai tiba, mang badru dengan beberapa warga yang memilih tinggal mulai menutup gerbang, mereka berharap semoga tidak ada hal aneh lagi yang terjadi di malam hari
Langit malam terasa lebih menakutkan dari sebelumnya, mungkin saja karna warga desa sedang dalam keadaan sangat ketakutan

Keisha, bi siti dan nenek yang berada di dalam rumah tidur berdekatan, sedangkan mang badru berkeliling bersama warga lainnya untuk menjaga desa
Keisha yang mencoba tidur teralihakan oleh suara yang berada di dapur, keisha bangun lalu mencoba mencari tau sumber suara itu
sambil membawa lilin keisha menuju ke arah dapur dan saat keisha menyorot lampu minya ke arah dapur terlihak sosok manusia kerdil yang sedang membelakangi nya, terlihat sosok itu sepertinya sedang memakan sesuatu
keisha pun teriak meminta bantuan namun sosok itu berbalik dan menunjukan wajahnya yang berbulu dengan gigi taring yang penuh darah dengan matanya yang berwarna merah, bi siti menuju ke arah keisha dan bertanya apa yang terjadi
Mendengar teriakan keisha warga yang sedang berjaga menuju ke rumah itu, dan sosok kerdil itu menghilang, namun sosok kerdil itu meninggalkan sesuatu yaitu potongan kepala manusia dengan keadaan hancur, sepertinya sosok itu sedang memakannya
Bi siti mengajak keisha sedangkan mang badru berusaha membersihkan potongan kepala itu, keisha terlihat sangat terguncang dan ketakutan

"Keisha kamu tenang ya, jangan ingat apa yang kamu liat" ucap bi siti
Sambil menangis keisha berkata "keisha pengen pulang bi, keisha gak tahan lagi, tolongin keisha bi"

"Kamu sabar dulu, bibi bakal usahain kalau kamu bisa pulang secepatnya" ucap bi siti
Tak berselang berapa lama tersengar teriakan dari rumah yang ada di sebelah mereka, mang badru berlari untuk mencari tau apa yang terjadi, dan ternyata potongan kepala yang di bawa oleh manusia kerdil yang keisha lihat adalah kepala seorang balita yang tinggal di sebelah rumah
Lalu dari luar gerbang terdengar suara seseorang meminta tolong dan perlahan membuka pintu gerbang, ternyata orang itu adalah salah satu warga desa yang sebelumnya pergi meninggalkan desa, para warga menyambutnya dan bertanya apa yang terjadi padanya
Pria itu menceritakan kalau ia dan rombongannya tidak bisa menemukan jalan keluar dari hutan, dan saat malam mulai gelap satu persatu rombongannya menghilang secara misterius
ia sadar kalau di dalam gelap ada sosok bertubuh besar yang menelan orang-orang yang hanya menyisakan dirinya sendiri

Intinya 24 dari 25 orang yang sebelumnya berencana meninggalkan desa meninggal karna di serang sosok bertubuh besar yang menelan mereka
"Dengar, jika kalian fikir meninggalkan desa bisa membuat segalanya membaik kalian salah, hal ini membuktikan tidak ada tempat untuk pergi" ucao mang badru

Para warga mulai kehilangan semangat hidup dan mereka mulai merasa kalau hidup mereka akan berakhir secepatnya
"Jangan putus asa, apapun takdir kita nanti, biarlah terjadi, karna apapun rencana kalian untuk kedepan, mati akan selalu menjadi akhir dari hidup kita" ucap mang badru
Sama seperti warga desa, keisha pun sudah merasa pasrah dengan semuanya, ia merasa tidak akan ada kesempatan untuk keluar dari desa ini
Saat warga tenggelam dalam perasaan putus asa, nenek keluar dari rumah menuju kerumunan

"Masih ada harapan untuk kalian, masih ada harapan untuk desa ini" ucap nenek
Warga desa menoleh ke arah nenek

"Saya merasa sudah cukup menjalani hidup sampai saat ini, biarlah saya melakukan hal yang berguna di akhir umur saya" ucap nenek
Nenek menjelaskan ke warga desa ada hal yang bisa di lakukan untuk mengeluarkan iblis dari desa mereka, yaitu dengan melakukan sebuah ritual pengorbanan, dan nenek menawarkan diri untuk melakukan ritual itu
Walau pada awalnya mang badru dan bi siti tidak mengizinkan nenek melakukannya, namun nenek meyakinkan mang badru kalau nenek ingin memanfaatkan sisa umurnya untuk membantu banyak orang
Dengan berat hati mang badru dan bi siti merelakan keputusan yang nenek ambil, nenek mulai menjelaskan kalau proses ritual itu bertujuan untuk menyerahkan roh seseorang yang ditumbalkan untuk menjadi budak iblis di alamnya
Dengan begitu para iblis yang ada di dalam desa bisa pergi meninggalkan desa
Karna proses ritual ini memerlukan banyak kayu dan tak mungkin juga mereka mau mengambil resiki pergi ke hutan, akhirnya warga memanfaatkan rumah mereka sendiri untuk di hancurkan karna hampir semua bagian rumah terbuat dari kayu
Dikumpulkanlah puing-puing rumah di satu tempat, keisha sebenarnya belum faham ritual seperti apa yang akan mereka lakukan

Saat kayu dirasa sudah cukup, warga mulai berkumpul mengelilingi tumpukan kayu yang berada di tengah mereka
Nenek mulai berjalan menuju ke tumpukan kayu itu, namun sebelumnya nenek menuju ke arah keisha

"Keisha, sampaikan pada ibunya tasya bahwa nenek sangat menyayanginya, ucapkan terima kasih nenek karna sudah mengizinkan tasya mengunjungi nenek" ucap nenek
"Iya nek keisha bakal sampein" jawab keisha

"Kamu anak yang baik, nenek akan menjaga karin dan tasya di sana" ucap nenek

"Maksud nenek apa? Dimana karin dan tasya?" Tanya keisha
Nenek hanya tersenyum dan berjalan menuju ke tumpukan kayu, keisha benar-benar tidak mengerti apa yang akan nenek lakukan

"Bi siti sebenernya apa yang mau nenek lakuin?" Tanya keisha
Bi siti menatap keisha sambil menangis, keisha tidak faham apa yang terjadi

Pintu gerbang di buka lalu seorang pria mendekat ke arah nenek dengan membawa sebuah obor, keisha mulai faham dan mengerti, ia tidak bisa berkata-kata, jantungnya bedetak sangat kencang
Perlahan pria pembawa obor itu mulai membakar kayu dimana nenek berada, ternyata ritual pengorbanan ini mengharuskan seseorang untuk bersedia di bakar hidup-hidup
"Bi nenek...nenek di bakar" ucap keisha dengan paniknya

"Keisha itu keininginan nenek, kita harus ikhlas" ucap bi siti
Perlahan api semakin membesar dan mulai membakar tubuh nenek secara perlahan, keisha yang tidak sanggup melihat hal itu memeluk bi siti dan terus membayangkan bahwa semuanya itu tidak nyata
Api semakin besar, anehnya nenek tidak berteriak walaupun api membakar tubuhnya

keisha melihat sekeliling dimana warga desa menangis sambil berdoa
Saat api berkobar sangat besar anehnya asap dari pembakaran tidak mengarah ke atas, namun asap itu bergerak ke arah gerbang yang terbuka, keisha melihat kobaran api yang sepertinya sudah membakar habis tubuh nenek
Lalu dari arah gerbang terdengar suara gamelan yang sangat dekat, para warga yang sadar memalingkan pandangan mereka ke arah gerbang
Disitulah mereka melihat nenek, tasya dan karin yang sedang berdiri menatap ke arah mereka, namun mereka di kelilingi sosok hitam bermata merah yang seolah-olah memegangi tubuh mereka
Keisha memanggil karin dan tasya yang terlihat menangis, bi siti memberi tau kalau nenek, tasya dan karin sudah menjadi budak iblis, dan mereka tidak akan bisa kembali
Mang badru pun memerintahkan warga untuk segera menutup gerbang secepatnya, disitulah nenek, karin dan tasya tersenyum ke arah keisha

Gerbang pun di tutup, pertanda kegelapan telah pergi dari desa mereka
Tasya hanya bisa menangis di pelukan bi siti ia terus berharap kalau semua yang ia alami hanyalah sebuah mimpi

"Keisha biarkan mereka pergi, bagian dari mereka akan terus hidup dalam diri kita" ucap bi siti
Setelah ritula pengorbanan itu, warga mulai kembali ke rumah mereka, dan berbeda dari malam sebelumnya, rasa takut seakan sudah menghilang, membuat keisha bisa memejamkan matanya dengan tenang
Matahari pagi membangunkan keisha dari tidurnya, ia masih berharap kalau semua yang dia alami tidaklah nyata, bi siti mendekat ke arah keisha lalu mengatakan kalau mang badru dan bi siti akan mengantar keisha pulang ke kota
"Kami juga harus ketemu sama orang tua tasya dan karin" ucap bi siti
Tanpa panjang lebar mereka merencanakan perjalanan secepatnya, keisha pun bersiap-siap merapikan barang-barangnya, namun keisha kembali teringat pada kedua temannya saat melihat barang-barang mereka
Mang badru dan bi siti sudah siap untuk pergi, begitupun kesiha, mereka berjalan beriringan melewati gerbang desa, keisha merasa sangat berat karna terus memikirkan tentang karin dan tasya
"Keisha, kamu harus kuat, kamu harus fokus ke depan, jalan hidu kamu masih panjang" ucap bi siti
Mereka harus jalan kaki sekita satu kilo meter untuk mendapatkan ojek yang akan mengantar mereka menuju ke jalan raya
Walaupun kesedihan dan rasa kehilangan masih menghantui keisha, namun ia masih jauh lebih beruntung karna masih di beri kesempatan untuk tetap hidup dan melihat masa depan, biarlah pengalaman pahit yang dialami menjadi bagian dari perjalanan hidupnya

-selesai-
Note:
Mohon maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan, semoga kalian semua terhibur, terima kasih

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with BAGIR ALAYDRUS

BAGIR ALAYDRUS Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Bagirals

Jun 2
"Teman Baru"

(Based on a true story)

#ceritaserem #bacahoror #bacahorror @bacahorror @idn_horor @ceritaht
sepasang suami istri dengan anak perempuannya yang berusia 3 tahun memutuskan buat pindah ke wilayah perkampungan, alasan mereka pindah karna mereka mau suasan baru yang tenang dan jauh dari keramaian
anak mereka yang bernama zee ini terbilang sangat cerdas untuk anak seumurannya, si zee ini terkenal aktif dan banyak bicara, anak ini juga mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya, baru 3 hari zee tinggal di sana, dia tuh udah punya banyak temen di sekitar rumahnya.
Read 79 tweets
Jan 12
"Kutukan Pelet Pemikat"

(Based on a true Story)

@bacahorror @IDN_Horor @Ceritaht
#bacahorror #ceritahoror #threadhoror
Alfi adalah seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang saat ini duduk di bangku Smp, ia bukan seseorang yang baik dalam nilai akademinya, namun Alfi sangat mahir dalam menggambar, ia sudah sering mengikuti lomba walaupun belum pernah keluar menjadi juara.
Alfi tinggal bersama ibu dan adiknya yang bernama Dinda, adiknya duduk di kelas 6 sd, sedangkan ayahnya sudah lama meninggal karna kecelakaan.
Read 239 tweets
Dec 20, 2019
"Desa Jari Kelingking"
Horror story
(Revisi)

#ceritahoror #bacahorror #threadhorror @bacahorror
Tidak terasa ayah sudah hampir 3 tahun meninggal kan aku dan keluargaku.
namaku Tara ardiga umurku 21 tahun,sekarang aku tinggal dengan ibu dan adik ku tio ardia yang berusia 13 tahun.
Semenjak ayah pergi ibu membanting tulang untuk menghidupi kami
Adiku duduk di bangku smp dan aku duduk di bangku kuliah semester 4,sebenarnya aku memeilih untuk bekerja membantu ibu,namun ibu melarangku dan ibu ingin melihatku sukses agar saat ibu tidak ada lagi di dunia aku bisa beryanggung jawab dengan adik ku
Read 129 tweets
Dec 19, 2019
"Danau Belenggu"
Horror story

#bacahorror @bacahorror #threadhorror
Libur akhir tahun sudah tiba!!!!
Momen yang paling di tunggu oleh semua orang,begitu juga aku dan keluargaku.
Liburan tahun ini kami akan melakukan perjalanan ke kampung ayah,pada awalnya aku tidak setuju namun ayah bilang disana banyak pemandangan indah dan suasananya sejuk
Tanpa fikir panjang akupun setuju dengan rencana ayah,jika tidak hujan kami akan pergi besok pagi.
"Fikri,kamu bantu bunda dulu ya beresin baju2 kamu" ucap bunda

"Oke bunda" sahutku

"Kamu bawa baju secukupnya aja,kita gak akan lama ko di sana" ucap bunda
Read 102 tweets
Dec 13, 2019
"Pecinta Tak nyata"
True story

@bacahorror #bacahoror #bacahorror #threadhorror
Desember
Bukan yang sangat identik dengan musim hujan,hampir setiap hari hujan turun dan jujur aku benar2 malas jika hujan turun di pagi hari,membuatku ingin terus bermalas2an di kasur sampai aku benar2 bosan di atas kasur.
Tak lama nenek memanggilku
"Tina bangun...kamu kesiangan cepet" nenek memanggil
Lalu dengan malasnya aku turun dari kasurku yang sangat nyaman menuju kamar mandi,lalu nenek sedang menyiapkan sarapan untuk aku dan kakak ku,aku heran nenek benar2 tak merasa dingin sedikitpun
Read 97 tweets
Dec 4, 2019
"Kamar Kakek"
True story

@bacahorror #bacahorror #threadhorror
Di malam yang tenang saat jangrik bernyanyi dengan indahnya,rumah terasa begitu tenang,dari kejauhan terdengar suara ayah yang sedang tertawa menontong acara kesukaannya
Karna haus aku beranjak dari kasurku dan menuju ke dapur untuk mengambil segelas air, ternyata di dapur ada bunda yang sedang mencuci piring,bunda bertanya pada ku mengapa aku belum tidur,lalu aku bilang pada bunda bahwa aku kehausan,sampai2 aku tidak bisa tidur
Read 133 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(