Creepylogy Profile picture
Sep 17 40 tweets 7 min read
Pocong itu sejelek-jeleknya pemandangan yang dapat dilihat. Saya ulangi, bukan saja seram, tetapi sangat jelek! Saya dan Vidi langsung lari, setengah mati kaget, tak lama menyaksikan sosok tersebut rupanya bercokol di sudut kamar yang kami tempati.

***
Sewaktu kuliah, tahun keempat, saya mengikuti satu kegiatan fakultas yang diadakan di Sukabumi. Kegiatan ini sebenarnya tidak banyak bermanfaat, tetapi tidak jelas kenapa, selalu diulang saban tahun.
Saya pengurus BEM waktu itu, bagian gabut, karena mengurusi Litbang—mungkin di kampus lain Litbang lebih mudah dapat dukungan kegiatan. Karena berstatus pengurus, saya harus mendukung semua acara, termasuk kegiatan ini.
Pendek cerita, berangkatlah saya ke lokasi dari Jakarta, naik motor iring-iringan bersama kawan-kawan. Setelah empat jam berkendara, akhirnya sampai juga pada pukul 9 malam. Giat ini direncanakan 3 hari 2 malam. Peserta dan panitia sudah lebih dulu tiba sore hari.
Oleh panitia–mahasiswa tahun kedua dan ketiga–kami disediakan rumah menginap. Omong-omong, lokasinya di desa, yang mana kebanyakan penduduknya masih bertani dan beternak.
Penginapan itu adalah rumah warga. Biasanya penghuninya mengungsi sementara agar bisa disewakan. Sayangnya, rumah yang kami tempati itu sangat buruk, bahkan yang paling buruk di antara semua rumah yang disewa. Selain buruk, juga kecil. Luasnya paling 50 meter.
Gambaran denah rumahnya sebagai berikut: Teras, ruang umum bentuknya L, dua kamar saling berhadapan, dapur, kamar mandi.
Buruknya rumah itu begini: Berlokasi di ujung jalan, menyendiri, di bawah semacam bukit kecil, dan agaknya bangunannya sudah bertahun-tahun tidak ditempati. Juga sebagian dindingnya berlumut, lembab tidak karuan, dan ada rajah kertas di mana-mana.
Dikarenakan tiba malam hari, lelah juga, kekurangan ini mula-mula tidak begitu jadi soal. Namun, semakin malam akhirnya muncul masalah. Rumah ini tidak cukup menampung orang yang berjumlah 30-an. Yang lebih menyusahkan, ada satu kamar yang tidak boleh sekali pun dimasuki.
Tentu masalah ini harus dicari jalan keluar. Maka panitia dipanggil untuk mencari solusi. Ternyata tidak ada solusi. Kalau mau, coba saja ketuk rumah penduduk satu persatu, barangkali ada yang mau memberi tumpangan.
Setelah itu saya pikir apa salahnya memanfaatkan kamar yang katanya terlarang. Ramai-ramai juga, kalau ada apa-apa bisa ditanggung bersama. Lalu saya sampaikan itu. Reaksi teman-teman, ada yang setuju dan tidak setuju. Kalau begitu biarlah saya ikut yang setuju saja.
Dengan demikian saya membuka kamar itu. Huh, lembabnya lebih-lebih! Seperti bangunan bekas banjir. Tetapi apa boleh buat, coba saja dulu.
Kamar ini tidak berlampu. Tidak ada isinya, kecuali selembar kasur kapuk yang sudah diseprai.

Rupa-rupanya di kamar ini dijejali rajah karuan banyak, di atas pintu, tembok-tembok, bahkan langit-langit. Karena penasaran, saya pun memeriksa dengan senter.
Bentuk rajahnya macam-macam, dari model piramida, obat nyamuk bakar, sampai yang mirip permainan sudoku. Oh, ini rajah azimat seperti di kitab Syamsul Ma'arif dan Mujarobat, cuma dengan pegon Sunda.
Saya cuma tahu sedikit, kalau ada rajah di tembok, berarti itu untuk meminta atau menolak. Namun, lantaran rumah ini kemungkinan sudah lama tidak dihuni, barangkali itu untuk menangkal. Dengan kata lain, mungkin saja pernah terjadi suatu peristiwa paranormal di rumah ini.
Apa pun itu, niat saya tidak berubah. Mula-mula ada 6-7 orang masuk ke dalam untuk beristirahat. Tetapi kok lama kelamaan berkurang satu persatu. Kata mereka kamar ini lebih tidak nyaman daripada tidur desak-desakan. Ya sudah, malah tambah lega.
Belakangan yang tersisa tinggal dua, saya dan teman bernama Vidi. Nah, kawan satu ini menggandrungi paranormal. Saat mata mulai keliyap-keliyep, dia malah memancing obrolan-obrolan seputar gaib, sementara teman-teman kami lainnya sudah terlelap.
"Rin, apa enggak tidur di luar saja?

Kamar ini hawanya enggak enak banget.

Heh, ada yang masuk barusan, cepat banget!"
Daripada meladeni Vidi, saya tengkurap saja lalu berusaha tidur secepatnya. Pelan dan pasti mata makin mengantuk, keliyap-keliyep, hingga saya tidak sadar lagi.
Akan tetapi saya segera terjaga oleh sebab merasa telapak kaki saya diinjak. Dengan semestinya saya mengomeli Vidi.

Anehnya Vidi berbisik di sebelah, suaranya agak gemetar, "Bukan aku, Rin."
Secepatnya saya berpaling menengok anak itu. Wajahnya ditutupi jaket. Tangannya bergerak gelisah.

"Hei, ada apa?"

"Itu...itu...dari tadi, tapi jangan lihat," jarinya menunjuk-nunjuk tembok.
Alih-alih menuruti ucapannya, saya malah membalikkan badan lantaran penasaran. Berbarengan itu kaki saya tidak lagi terasa diinjak. Namun sebagai ganti, saya melihat wujud mayat dikafan alias pocong, mojok berdiri di sudut kamar.
Pocong itu unik, saudara-saudara. Sensasional. Levelnya jelas berbeda dibanding penampakan jin dalam wujud lain. Dulu saya sering melihat jin dalam beragam bentuk, tetapi wujud pocong ini, ya ampun, benar-benar spesial pokoknya.
Itu bukan pocong pertama yang pernah saya jumpai. Tetapi setiap kali melihat pocong, rasanya selalu seperti pengalaman pertama. Ada semacam kengerian, jijik, dorongan histeris, juga refleksi terhadap diri sendiri.
Perasaan yang terakhir itu juga saya tidak bohong. Refleksi. Melihat pocong membuat pikiran ini mengkhayalkan suatu keadaan yang bakal pasti terjadi setelah tidak lagi hidup. "Oh, mungkin aku akan sejelek ini kalau sudah mati." Dan justru refleksi inilah yang paling menakutkan.
Bayangkan ini, saudara-saudara, buah matang pohon jatuh ke tanah, membusuk lalu mengering. Pocong seperti itu. Kering juga busuk.
Pocong itu sejelek-jeleknya pemandangan yang dapat dilihat. Saya ulangi, bukan saja seram, tetapi sangat jelek! Saya dan Vidi langsung lari, setengah mati kaget, tak lama setelah saya menyaksikan sosok tersebut rupanya bercokol di sudut kamar yang kami tempati.
Gara-gara saya, semua orang jadi terbangun. Pantas juga kalau mereka ngomel-ngomel. Kamar itu rupanya benar tidak main-main.

Segera Vidi menutup kamar lalu menarik saya keluar. Di teras saya termenung. Berwirid saja rasanya berat.
Kemudian saya mengerti, masalah ini belum selesai. Tengkuk saya dengan cepat terasa hangat dan bukan main berat, juga pengamatan mulai tidak fokus. Boleh percaya atau sebaliknya, ketika jin berusaha memengaruhi pikiran (kerasukan) sebenarnya bisa dirasakan tandanya.
Jika bisa dirasakan, berarti dapat dicegah. Caranya kembali pada metode dan kepercayaan tiap-tiap orang. Yang pasti, saya tidak mau kerasukan, sebab dampaknya setelah itu bisa jadi dalam jangka panjang.
Vidi juga tahu apa yang sedang menimpa saya. Karenanya dia buru-buru mengajak pergi dari rumah itu. Di jalan dia bertanya pada panitia kegiatan, di mana masjid atau musala. Akhirnya kami ke musala.
Sampai di sana saya ambil wudhu lalu kerjakan dua rakaat. Setelah itu, syukurlah semua terasa lebih baik.

Esok lusa, siang sebelum kembali ke Jakarta, saya mampir di warung kecil untuk pesan kopi. Lalu Vidi mengisahkan kepada pemilik warung perihal yang terjadi dua malam lalu.
Kata empunya warung, memang rumah itu sudah sekitar tujuh tahun ditinggal penghuninya. Dulunya ditempati satu keluarga beranggotakan enam orang. Sang kepala keluarga suatu hari menderita sakit aneh. Dan orang-orang akhirnya tahu itu adalah teluh.
Lelaki itu belakangan tidak pernah sembuh. Dan ternyata itu belum selesai. Beberapa waktu setelah kematian tersebut, ibunya yang tinggal bersama di rumah itu juga dikirimi teluh. Sakitnya lebih aneh. Terkadang mengamuk dengan menyakiti diri sendiri, terkadang kulitnya robek.
Kalau kulitnya robek, terkadang keluar koin 25 rupiah atau sekam. Tetapi seringnya robek begitu saja, hanya berdarah, seperti disayat silet. Dan wanita tua itu akhirnya juga mati.
Dari saran seorang paranormal di Cigombong akhirnya anggota keluarga yang tersisa meninggalkan rumah itu. Alhasil rumah dibiarkan kosong. Anggota keluarganya juga dilarang menginjakkan kaki di rumah tersebut. Selamanya.

Vidi pun tanya, lalu buat apa rajah-rajahan itu?
Agaknya pencerita merasa tidak enak, kecuali karena sudah terlanjur bicara banyak, ia mengatakan bahwa itu dipasang atas persetujuan penduduk desa. Jika ada yang butuh menginap, entah mahasiswa, tamu rombongan, bisa ditempatkan di situ.
Katanya lagi, memang rumah itu angker. Kalau hari biasa, tidak ada yang mau ke situ. Lagipula buat apa, lokasinyanya saja mentok. Tidak ada jalan lagi kecuali semak dan pohon belukar.
Yang punya cerita paranormal berkaitan teluh meneluh silakan reply. Terima kasih.

-selesai-

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Creepylogy

Creepylogy Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @creepylogy_

Sep 24
-Persiapan Kematian-

Di antara serpihan Mei 98...

Izin tag
Terima kasih RT/likes 🙏

@IDN_Horor @bacahorror_id @P_C_HORROR @Penikmathorror @threadhororr @ceritaht
#bacahorror #penikmathorror #ceritahorror #threadhorror Image
1998 Mei

Bapak baru selesai bercerita Pak Sahran Rambe, tetangga kami, yang bulan-bulan belakangan ini katanya luar biasa berubah. Pak Rambe–begitu biasanya dia disebut–jadi rajin pergi ke masjid, subuh sampai isya, senang mengaji, pula ia gemar menyumbang.
Tiap pekan ada saja makanan ia kirim untuk pengajian dan para peronda. Kata tetangga kami yang lain, dia pernah diberitahu bahwa Pak Rambe kerap menyantuni beberapa keluarga melarat yang tinggal di luar komplek, dengan sembako dan uang.
Read 47 tweets
Sep 21
-Kompilasi Horor Riddle-

Buat yang suka cerita agak mikir.
Di-update berkala sampai nanti malam

Izin tag
Terima kasih RT/likes 🙏

@IDN_Horor @bacahorror_id @P_C_HORROR @Penikmathorror @threadhororr @ceritaht
#bacahorror #penikmathorror #ceritahorror #threadhorror Image
Cerita-cerita ini orisinil. Sudah tayang di IG saya (nama akun sama dengan twitter). Yang mau share riddle berikut ini di platform lain (non komersial) silakan.

Mulai deh..
"Gladi Resik"

Entah sebab apa datang cemas. Besok malam pertunjukan tunggal milikku. Aku adalah komedian terbaik. Sekali kesalahan saja, reputasi bakal tercoreng.
Read 19 tweets
Aug 20
-Gagal Nikah 3 Kali, Semua Calon Istrinya Meninggal-

Benar-benar kuat mentalnya...

Izin tag
Terima kasih RT/likes 🙏

@IDN_Horor @bacahorror_id @P_C_HORROR @Penikmathorror @threadhororr
#bacahorror #penikmathorror #ceritahorror #threadhorror
Sebelum melangsungkan acara pernikahan beberapa tahun lalu saya mengantarkan sepucuk undangan ke sebuah pesantren. Pengasuh pesantren itulah yang kemudian mengisahkan cerita memilukan sebagaimana berikut:
Seorang santri bernama Jayadi, asli Indramayu. Di umur yang sudah masuk kepala tiga dia mulai gundah oleh karena nasihat—juga tekanan—dari orang lain di sekelilingnya agar Jayadi lekas berkeluarga.
Read 30 tweets
Aug 13
-AMBULANS JENAZAH KORBAN MUTILASI-

Apa yang dialami dua pengantar jenazah dalam kisah ini sukar dijelaskan...

Izin tag
Terima kasih RT/likes 🙏

@IDN_Horor @bacahorror @P_C_HORROR @Penikmathorror @threadhororr
#bacahorror #penikmathorror #ceritahorror #threadhorror
Waluyo, 75 tahun, sepi dalam masa tua. Anak-anaknya sudah mapan dan hidup berjauhan, istrinya sudah meninggal, dan karib kerabat satu persatu tinggal kenangan. Waluyo tak banyak mau, yang penting hidup tenang dan mati dalam damai. Namun, yang sederhana pun kadang sukar terwujud.
Saat istrinya meninggal beberapa tahun lalu putra-putri Waluyo memberi saran agar ayahnya pindah ke panti jompo. Rumah di Kota Bekasi biar saja, nanti bisa dipakai untuk lebaran dan tahun baru atau kapan pun saat berkumpul. Sayangnya Waluyo tidak mendengarkan saran itu.
Read 38 tweets
Aug 6
-KEJADIAN LANGKA DI RUMAH SAKIT-

Gak tau lagi harus bilang apa tentang kisah ini...

Izin tag
Terima kasih RT/likes 🙏

@IDN_Horor @bacahorror @P_C_HORROR @Penikmathorror @threadhororr
#bacahorror #penikmathorror #ceritahorror #threadhorror
Saya sedang menjaga ibu yang dirawat inap lalu bertemu pria ini, Aris namanya, yang juga sedang menjaga ayahnya. Perjumpaan berlangsung beberapa kali di kantin RSUD Bekasi hingga ia menuturkan pengalamannya beberapa tahun sebelumnya yang begitu membekas, bahkan di benak saya.
Aris berkawan lama dengan seorang pria, namanya Hasyim. Kawan sejak kecil sampai SMA. Hubungan mereka lalu terpisah lantaran Aris pindah dari Bekasi ke Indramayu pada awal dekade 1990-an. Di era itu, sekali berpisah anggap saja tidak akan jumpa lagi.
Read 21 tweets
Aug 3
-Rumah Angker Duren Tiga-

Kisah nyata..

Izin tag
Terima kasih RT & likes. 🙏
@IDN_Horor @bacahorror @Penikmathorror @threadhororr
#bacahorror #threadhorror #penikmathorror #ceritahorror Image
Sumber kisah ini adalah klien thesis saya. Dia sendiri yang mengalaminya saat masih kuliah sarjana. Lokasi rumah di Duren Tiga-Perdatam, tidak terlalu jauh dari Potlot, TMP Kalibata, atau TKP polisi tembak polisi.
Ramli, asli wong kito, datang ke Jakarta dari Empat Lawang (dulu Lahat) pada 2005. Seperti banyak perantau, Ramli ikut kerabatnya tinggal. Sebuah rumah besar di Duren Tiga dengan tujuh kamar dan diisi 13 orang. Dengan Ramli genaplah 14.
Read 26 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(