Creepylogy Profile picture
Dec 28, 2022 72 tweets 11 min read
-Rubanah-

Bagian 11 & 12

Lanjut nih...

Izin tag
Terima kasih RT/likes 🙏

@IDN_Horor @bacahorror_id @P_C_HORROR @Penikmathorror @threadhororr @ceritaht
#bacahorror #penikmathorror #ceritahorror #threadhorror Image
Mau baca duluan langsung ke sini aja. Sudah tamat.

karyakarsa.com/Creepylogy/rub…
-Bagian 11-

Kenduri sudah sampai di kos. Pada saat menutup pintu ruang depan, sepasang  tangan memperlakukannya dengan kasar. Gadis itu hampir melawan, tetapi segera sadar siapa yang dihadapi.
Hasana mendudukkan Kenduri di kursi ruang tamu. Ruangan itu remang, tetapi masih cukup jelas untuk mengetahui bahwa raut wajah ibu kos tidaklah menyenangkan.
Hasana berujar sengit, "Ada orang jahat mengikuti kamu sejak tadi. Sadarkah?" 

Sontak rahang gadis itu mengeras, bukan karena perlakuan Hasana, melainkan makna dari kata-katanya.
"Kamu tahu dia siapa?" 

"Maksudnya pemuda itu? Dia mahasiswa," jawab Kenduri. 

Hasana mendengus, "Dia predator."
Itu saja sudah lebih dari cukup untuk menyengat kesadaran Kenduri ke tingkat yang paling tinggi. Dan ini bukan saat yang tepat untuk berdebat atau mempertanyakan keabsahan informasi tersebut. Kenduri hanya dapat mendengar selengkap-lengkapnya.
"Dua kali sudah bajingan itu kemari, tahu?" Ibu kos membuat wajahnya kian dekat dengan Kenduri, dan berkata, "Kalau bukan bapaknya polisi, pasti sudah mati si anjing itu di bui!"
Hasana tetap mendekatkan kepalanya seperti itu. Kenduri yang merasa tak nyaman memilih menggeser kursi. Lalu ia membuka mulutnya, "Saya akan lebih berhati-hati."
"Itu harus! Supaya kamu mengerti, bukan dia saja bajingan yang berkeliaran di wilayah ini." 

Kenduri berkerut dahi, "Maksud ibu?"
"Dia punya banyak teman yang sama-sama rusak. Kamu tahu, apa yang seharusnya kamu rasakan di rumahku? Kamu seharusnya banyak bersyukur sudah menemukan tempat yang aman."
Hasana menjauhkan dirinya setelah ucapannya yang terakhir. Bunyi pintu kamar dibanting menggenapkan kepergiannya. Sementara Kenduri bertahan di kursinya beberapa saat. Sekarang ia punya gambaran baru tentang masalah yang tak bisa ia hindari.
Pada waktunya Kenduri beranjak dari tempa itu. Remang cahaya digantikan remang lain. Lalu ia berhenti di ruang tengah. Jendela kaca besar membatasi ruang itu dengan ruang makan. Tiada seorang pun terlihat. Ia tiba-tiba ingat pembicaraan tadi pagi.
Tentang tangga itu dan pesan Barry padanya mengenai suatu rahasia yang tersimpan di bawah tanah. Sepi membuatnya memikirkan yang lain-lain. Ia memandangi bayangan di tangga, sementara pikirannya mengira-ngira apa yang ada di bawah sana.
Kenduri tak celik kalau ia teramat menekuni rasa penasarannya, sehingga lama kelamaan semakin tak sadar. Kakinya maju selangkah lalu selangkah, dan akhirnya ia telah berada di sisi lubang itu.
Gelap di bawah, tetapi tampak pendaran lampu bohlam dari dalam sana. Tangga itu dibatasi sebuah pintu di sisi kiri. Tentu ada ruangan apabila dibuka pintu tersebut.
Gadis itu tahu, melangkah ke bawah bukan perbuatan main-main. Dus, ia melewati waktunya lebih lama guna menimbang-nimbang. Ia mengenang semuanya dari awal, tetapi ingatannya belum hilang tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Ia ingat perjanjian pada dirinya sendiri, bahwa ia hanya perlu bertahan sampai ada kesempatan pindah dari tempat itu. Dua pekan lagi ia akan pulang ke Purwakarta demi merajuk habis-habisan agar bisa pindah.
"Aku tak boleh salah." 

Akhirnya Kenduri membatalkan minat untuk berbuat semakin jauh. Segera menarik langkah untuk kemudian beranjak menuju kamarnya.
Namun di saat itu pula benaknya tersengat. Baru saja ia mendengar tuas pintu di bawah tangga bergerak, lalu muncul seseorang dari balik pintu. Hasana. 

"Seharusnya ia berada di kamarnya!" Sorak ngeri Kenduri dalam hati.
"Seharusnya ia berada di kamarnya!" Sorak ngeri Kenduri dalam hati. 

Hasana tak bergeming di bawah, kecuali hanya melayangkan tatapan yang tak menyenangkan. Diperhatikan seperti itu membuat Kenduri langsung mundur tergesa lalu pergi.
Selangkah dari pintu, Kenduri menangkap jeritan perempuan yang begitu lantang. Ia tak peduli, meski dadanya makin mendegup kencang lantaran amat yakin bahwa jerit itu asalnya dari rubanah. 

Dan itu bukan suara Hasana.

***
-Bagian 12-

Tik tak tik tak. Detik jam dinding membunyikan malam. Hanya itu yang didengar Kenduri, di samping ia pun merasakan betapa kencang jantungnya letup-letup. Terkilaslah kembali perkataan Barry pagi hari.
Ada hantu di rubanah, sisi paling dalam di rumah itu yang barangkali cuma dapat dijangkau pemilik, entah Nasikhin atau Hasana. Hantu macam apa yang bersarang? Pabila ukurannya adalah jeritan wanita yang terdengar beberapa saat lalu, maka Kenduri mengira itu adalah hantu perempuan
Ia berusaha mengingat lagi suara tersebut dengan lebih terperinci. Suara itu nyaring dan bersih seperti suara yang belum pernah tercemar asap tembakau maupun alkohol, dan belum juga termakan usia. Sehingga dapat dikatakan pemilik jeritan itu adalah seorang gadis muda.
Berkenaan dengan itu Kenduri mengira tidaklah berlebihan mengaitkan hal itu dengan selentingan yang bermula dari Hasana—yang sebelumnya dapat dikatakan sebagai pendapat umum yang menjurus pada kebenaran empiris—tentang hantu gadis muda yang menempati kamarnya.
Sampai  selentingan tersebut disangkal oleh Barry terang-terangan. Akan tetapi pernyataan Barry bercabang dua. Di satu sisi membenarkan informasi Hasana, di sisi lain malah memberi pernyataan yang bertolak belakang, yaitu tentang sesuatu di dalam rubanah.
Mulai saat ini dan seterusnya Kenduri menyiapkan gugatannya dan ia harus sangat teliti.
Manusia pastilah selalu menggantungkan pengetahuan atas kebenaran faktual yang sumbernya manusia lain, itu yang pertama.
Taruh saja begini, bila semua orang mengatakan garam dapur adalah garam berkandungan yodium sebanyak sekian, air sebanyak sekian, dan senyawa lain sebanyak sekian, dari mana mereka meyakinkan diri mereka bahwa itu benar secara faktual?
Tentu dari sumber lain di luar individu-individu itu. Mustahil tiap orang mendatangi bahkan membangun laboraturium kimia untuk memeriksa sudah benarkah kandungannya memang segitu. Sehingga kemustahilan itu memunculkan jalan pintas yang diterima umum sebagai kebenaran faktual.
Pasti ada seseorang yang pertama kali meneliti atau membuat rekayasa penelitian untuk selanjutnya ia dapat mengatakan, garam dapur adalah garam berkandungan yodium.
Kemudian fakta penelitiannya diperkenalkan sebegitu rupa dan menarik beberapa peneliti lain melakukan penelitian serupa, yang akhirnya mereka berkata, ya, memang itu beryodium.
Apakah semua orang di muka bumi adalah peneliti garam? Hal itu takkan pernah terjadi. Namun, mereka diberi pilihan untuk menerima fakta itu sebagai kebenaran faktual, atau sebaliknya tidak percaya.
Dan sekiranya percaya itu lebih sukar ketimbang tidak percaya, niscaya akan lebih banyak orang yang tidak percaya dengan pernyataan bahwa garam dapur mempunyai kandungan yodium.
Yang kedua, kebenaran faktual memberi ruang bagi setiap individu untuk membantahnya dengan fakta lain. Termasuk ke dalam fakta ialah pengalaman seseorang yang dituturkan kepada orang lain,
terlepas ia menambah atau mengurangi pengalamannya dengan interpretasi relatif yang lebih banyak ditentukan oleh motif-tujuan serta pemahaman atas fakta empiris tersebut.
Misalnya satu pria berkata kepada pria lain, yaitu tetangganya, tentang tetangganya yang lain yang ditengarai rumah tangganya sedang goncang, malahan sebentar lagi ambruk,
"Hei, bapak tahu tidak, si polan yang tinggal di rumah itu menyelingkuhi bininya dengan wanita molek yang memang lebih-lebih bagus dari istrinya, yang menurutku dari dulu tidak pernah cantik kecuali pandai memasak...
...Sungguh sudah kukira sejak lama kalau perselingkuhan ini pasti akan terjadi, sebab beribu kali kukatakan dalam hati bahwa memilih istri mestilah dia cantik dan pinggulnya tidak terlalu membal juga tidak kempes."
Maka tetangganya yang mendapatkan warta berita itu mula-mula menerimanya sebagai fakta. Namun oleh sebab berita itu sangat menggugah selera, ia tergoda mengetahui permasalahan itu—atau kebenaran tentang kecantikan wanita selingkuhan si polan—lebih dekat.
Dan setelah ia menghabiskan perhatian juga waktu dan biaya, ia mendatangi tetangganya yang menghembuskan kabar tersebut untuk mengatakan,
"Hei, bapak rupanya salah berita, dan kumaklumi bahwa salah berita adalah perkara yang umum dalam masyarakat modern. Tentang si polan itu, huh, dia adalah polan yang kita kenal, pria yang punya sifat sabar meski uangnya banyak, dan lebih penting dari itu,
...dia menaruh kehormatan diri dan keluarga di atas segalanya. Tentu sama-sama kita pahami, rumah tangga langgeng dan setia pada pasangan adalah kehormatan yang tak bisa ditawar. Kuingin meluruskan yang tempo hari bapak bicarakan, sebenarnya si polan tidak mengkhianati istrinya."
Lantas pria pembawa berita yang pertama membela faktanya dengan kata-kata, "Tersambar petirlah kalau aku bohong. Bagaimana mungkin aku salah, sementara telah kulihat dengan telanjang mata si polan dan wanita aduhai itu duduk dempet-dempet di restoran daging bakar....
...Dan sekalipun aku menyangsikan pengamatanku yang pertama, nyatanya itu sudah terjadi empat kali dan aku melihat semuanya."
Namun tetangganya oleh karena ia juga telah mengamati si polan dari dekat, menyanggah, "Bukan pula wanita cantik molek itu menjadi kepastian si polan selingkuh. Dia itu pengacara yang sedang mengurus perceraian si polan, dan yang sama-sama pasti,
...wanita itu dan polan adalah saudara sepupu. Juga pengacara cantik itu kaya dan bersuami jauh lebih kaya dari si polan. Benar, mereka akan bercerai, tetapi bukan selingkuh yang jadi api, melainkan ibu mertua Si Polan yang punya mulut serba jahat dan cerewet,
...utamanya karena wanita tua bangka itu menuduh Si Polan mandul, bahkan dituduhnya pula anunya tidak bisa tegak. Ini yang benar, supaya bapak tahu, sehingga Si Polan mau cerai dan kawin lagi untuk memberi sikap kalau ia sesungguhnya subur dan bisa mengacung anunya."
Demikian pula yang berlaku pada persoalan Kenduri. Boleh ia percaya maupun tidak percaya tentang hantu wanita muda, akan tetapi ia sudah mengambil pilihan percaya.
Kepercayaan itu bermula dari perkataan Hasana ketika ia datang pertama kali. Benar ia tidak serta merta percaya, melainkan setelah berentet-rentet pengalaman yang terlewati, akhirnya ia percaya.
Kebenaran fakta empiris itu kemudian menemui batu sandungan, yaitu perkataan Barry. Tentunya ada kemungkinan yang mengemuka dari ucapan tersebut;
Lelaki itu berdusta atau ia punya argumen yang didasari pengalamannya sendiri, atau justru perkataan itu berasal dari pengalaman orang lain. Walaupun di sisi lain, tidak ada garansi bahwa perkataan Hasana berangkat dari pengalamannya sendiri.
Akan tetapi Kenduri paham, sifat fakta empiris selalu seperti itu. Ia melewati konstruksi demi konstruksi sehingga terjadi perubahan dalam susunan fakta daripada peristiwa asalnya.
Oleh karenanya ketika diperhadapkan dengan dua pernyataan faktual yang berbeda tentang satu peristiwa, sudah semestinya diterapkan suatu metodologi untuk mendapatkan kebenaran faktual yang lebih akurat.
Tiada larangan bagi Kenduri untuk memercayai mentah-mentah pernyataan tersebut. Tetapi ia tak mau seperti itu, sebab ia sendiri menemukan banyak keraguan pernyataan Hasana maupun Barry, di samping ada juga hal yang menguatkan.
Dan keraguan itu sebenarnya timbul lantaran ia merasa diri sendiri cukup mampu memperoleh kebenaran faktual asalkan ia berani membuat suatu analisis dengan metodologi yang tepat.
Malam yang semakin tersorok tak membuat Kenduri berhenti memikirkan itu, bahkan ia mulai merumuskan bahan analisisnya.

***
Sekalipun penelitian ini bukan tindakan ilmiah, namun tetap perlu dilaksanakan dengan kaidah-kaidah tersebut. Lagipula ilmiah atau tidak ilmiah merupakan otoritas lembaga akademik, tetapi tidak semua yang di luar mereka adalah tidak ilmiah.
Dalam pikirannya Kenduri mengambil contoh, jika seorang pelajar mengamati kehidupan kaum gembel yang jumlahnya berserak-serak di kolong jembatan lalu mencatat pengamatannya yang disertai wawancara,
juga diperkuat dengan teori-teori sosial dan asumsi-hipotesis tentang pergembelan, sehingga ia dapat menarik kesimpulan yang berkaitan dengan penelitiannya, maka itu tetap mengandung sifat ilmiah meskipun ia tidak mendaftarkan penelitiannya di lembaga keilmiahan.
Begitu pun yang akan dilakukan Kenduri, terlepas dari gembel dan makhluk halus merupakan dua objek yang berbeda, mestinya kaidahnya sama saja. Memangnya kenapa jika menganalisis makhluk halus? Toh, itu termasuk fenomena empiris.
Berangkat dari situ Kenduri memandang pengungkapan fakta mengenai masalah yang terjadi adalah kebutuhan yang tak terelakkan. Sehingga ia dapat memulai merumuskan metodologi yang sesuai dengan itu.
Sebagai permulaan gadis itu menentukan lapangan penelitian, yang akan dilaksanakan di tempat tinggalnya, yaitu rumah indekos yang dikelola Nasikhin dan Hasana, yang terletak di Jalan Tohjaya 2 nomor 29.
Secara lebih sempit Kenduri memberi perhatian lebih mendalam terhadap fenomena yang terjadi di ruang bawah tanah. Kemudian ia juga perlu melakukan wawancara paling tidak dengan dua orang narasumber yang dianggapnya cukup mewakili populasi lapangan penelitian.
Perihal siapa yang pantas menjadi narasumber, itu adalah penilaian subjektif Kenduri. Namun ia lebih percaya kepada Barry ketimbang ibu kos. Dengan begitu mestinya ia mencari seorang lagi.
Kenduri mengerti bahwa ia memerlukan dukungan sumber data lain maupun teori, dan ia akan mencari sumber yang tepat untuk itu. Selanjutnya apabila telah terkumpul seluruh data, ia akan melakukan validasi data,
dan yang terbersit di pikirannya ialah suatu metode triangulasi sumber data yang akan diperolehnya dari wawancara, observasi, dan dokumen pendukung. Jika semuanya lengkap maka ia dapat membuat suatu analisis untuk menarik kesimpulan akhir.
Kenduri merasa hal ini tidak berlebihan, tetapi agak berlebihan juga bila ia berharap penelitiannya akan menyerupai penelitian ilmiah. Untuk itu ada batas-batas yang sangat jelas bahwa ia tidak akan menulis penelitiannya, melainkan hanya disimpan di dalam memori otaknya.
***

Bersambung…

Tks buat RT & likes

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Creepylogy

Creepylogy Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @creepylogy_

Dec 17, 2022
-Bagian 8-

Kenduri merasa sudah mengerjakan banyak hal, tetapi waktu belum sampai pukul 5 petang. Agar Sabtu dan Ahad lekas berlalu, ia mesti menemukan cara yang tidak membosankan.
Read 37 tweets
Dec 10, 2022
-Bagian 7-

Akhir pekan akan terasa lebih panjang bagi siapa yang tidak punya rencana cukup baik. Demikian yang dirasakan Kenduri. Dua hari tersebut selalu menyebalkan karena ia tidak pernah tahu cara melewatkannya dengan baik.
Read 37 tweets
Nov 26, 2022
-Bagian 5-

Rumah kos nomor 29 tak berbeda siang maupun malam. Sepi. Bahkan terasa lebih sepi dari lorong rumah sakit di malam hari. Hanya sewaktu-waktu terdengar siaran radio atau musik, dan musik yang diputar pun musik aneh, seperti lagu mengandung kepedihan juga keputusasaan.
Read 52 tweets
Nov 12, 2022
-Bagian 4-

Kenduri tidak langsung keluar dari bilik telepon. Ia tak habis pikir dengan tingkah bapaknya yang di luar nalar dan iman. Menurutnya bukan waktunya lagi orang segaek itu bermain-main dengan klenik.
Read 33 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(