Wahyu Wirojoyo Profile picture
May 21, 2023 146 tweets 26 min read Read on X
-NDAS WEDHUS- PART 1

"Terus Piye mbah Solusine"
"Solusine yo koe tebar Jala, ojo Kosi Anak cucuku dadekno tumbal"

A Thread

@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @HorrorBaca @autojerit @diosetta @rabumisteri @mwv_mystic
#bacahorror #ceritahorror #horror #threadhorror #IDNhoror Image
Kala itu sebut saja Sunardi (nama samaran) sedang menghisap rokok yang Entah keberapa. Yang jelas Sunardi Sedang memikirkan masalah besar baginya sehingga membuat sunardi Tak tau arah kemana dia bergerak.
Tiap malam sunardi tidak bisa tidur, mata memerah dengan lingkaran Hitam di area matanya, di saat Kepasrahan sunardi.
Sunardi memutuskan untuk Pergi ke suatu tempat diamana dia merupakan salah satu saudaranya.
Sebut saja Mbah Tangil, mbah tangil merupakan saudaranya yang sering mengurus masalah perekonimian Manusia, menurutnya Salah satu jalan kluarnya yaitu mbah tangil.
Sunardi menceritakan Semuanya tentang masalah dirinya, dirinya terlilit hutang karena judi yg telah merusak dirinya sehingga merusak semua bisnis dan usahanya yang di geluti sejak ia muda.
"Punten mbah Aku Jauk Solusi Jenengan, aku kelilit utang gede" (mohon maaf mbah saya minta solusinya, saya sedang terlilit hutang besar) sambat Sunardi pada mb tangil
Mbah tangil Tau maksud Kedatangan saudaraya ini. Sunardi merupakan saudara dekat mbah tangil, mereka masih satu buyut.

"Wis to Aku Paham Maksud mu, mbok yo ra usah aneh-aneh, kerja sing bener ora usah kakean dolanan koe wis tuo" (sudah, aku paham maksud kamu kesini -
Tolong jangan aneh-aneh, kerja saja yang benar, jangan kebanyakan main main) cegah mbah Tangil pada sunardi.

"Aku wis mumet mbah, wis ora reti kudu piye" (saya sudah pusing mbah, saya sudah bingung harus bagaimana" pasrah Sunardi pada Mbah tangil.
Singkat cerita, mbah tangil menyarankan untuk tidak melalukan hal tersebut, ia menyuruhnya untuk merantau, namun sunardi bersikeras untuk memohon bantuan mbah tangil, Sunardi bersedia melakukan semua hal yang di perintahkan oleh mbah tangil.
Akhirnya mbah tangil menyanggupi permintaan sunardi.
Mbah tangil meminta sunardi datang kembali pada Malam jumat kliwon bulan suro, dengan membawa beberapa persyaratan.
"Jumat kliwon Wulan suro koe tekko rene Gowo jadah pasar, kembang kenanga karo 1 kepala kambing hitam". Sebut mbah Tangil

"Ndas Wedhus Mbah? Seketika kaged tidak karuan dengan mata melotot ke mbah tangil Sunardi tau perysaratan terakhir yg di maksud mbah tangil.
Dengan wajah panik kebingungan, sunardi meng iyakan Ucapan mbah Tangil.
Pikiran sunardi semakin kacau karena harus memikiran hutang dan Persyaratan Mbah Tangil.
.......
Hari berhari Berganti Sunardi kurus memikiran tindakan yang akan dia lakukan.
Namun Entah Setan apa yg Merayunya akhirnya sunardi memutuskan untuk kembali ke Mbah tangil.

Tepat di Gubug mbah tangil, sunardi Duduk dengan Hati yang panik tidak karuan.

"Pye di, Siap Tenan To?" (gimana di, Siap beneran kah?) Tanya mbah Tangil pada Sunardi...
"Aku wis tak pikirke mateng-mateng mbah, mung yo iku, aku bingung weduse" (Saya sudah memikirkan matang-matang mbah, tapi ya itu saya bingung nyari kambing nya) Jelas Sunardi
"Yo kui moso bodo koe di, seng penting anak cucu ku ojo mok dadeke korban" (ya itu terserah kamu di, yang penting anak cucu ku jangan jadikan tumbal) - ucap mbah tangil memperingatkan Sunardi

"Terus pye mbah, ono solusi ora?" (Solusinya apa mbah, ada Solusi tidak) Tanya sunardi
"Solusine yo awakmu nyebar jolo, neng yo kui susah, bose kadang milih-milih hahaha" (solusinya kamu menyebar jala, cuma ya agak susah, bose kadang suka milih-milih) saran mbah tangil
Udah Duhur ijin gaes mandi sama solat dlu.
Lanjut Lagi Gaes, maap Harusnya Selesai Sore ini, tp td ada Job Mendadak.

Oke kita lanjut, jangan lupa Like dan RT ya. Biar Semangat Nulis nya
"Mbah pora melas nek nyebar jolo, wong ora salah kepelu-pelu. (Mbah apa tidak kasihan jika menyebar jala, orang yang tidak salah jadi kena imbasnya) hati prihatin Sunardi akan tindakan yg dia buat.
"Yo kui bali neh neng koe, seng jelas kui hal seng ora apik di, koe kudu memikirkan mateng-mateng" (ya itu kembali lagi ke kamu, yang jelas itu hal tidak baik, kamu harus memikirkan mateng-mateng) jawab mbah Tangil.

"Aku butuh wektu maneh mbah, nggo mikir iki" (aku butuh waktu-
lagi mbah buat memikirkan ini) ucap sunardi merasa lemas dan takut.

"Jumat kliwon Wulan Suro 5 dino maneh di, seng tak jauk koe ora usah bali neng kene maneh" (jumat kliwon wulan suro 5 hari lagi di, yang saya minta nanti kamu tidak usah kembali lagi kesini) Saran mbah tangil
Sunardi kembali ke rumah dengan Hati gelisah, seolah masalah besar datang ke dirinya, sunardi Mengemudi mobil dengan hati tidak karuan, mereasa bingung dan Entah harus bagaimana ....

Malam jumat Kliwon Sudah tinggal 1 hari, tepat malam kamis sunardi kembali ke rumah mbah tangil
"Assalamualaikum mbah, punten nki kulo sunardi" (mohon maaf ini saya sunardi) sunardi mengetok pintu sambil menghisap rokoknnya.

"Waalaikumsalam, Rene-rene Lungguh" (sini-sini Duduk) jawab mbah tangil
"Pye si di, sing tak karep koe ora bli rene maneh" (Gimana Sih di, yang saya harapkan kamu tidak kembali kesini lagi) - sesal mbah tangil pada Saudara nya.

"Aku wis memutuskan mbah, aku Lanjut Anggo coro ne mbah" (saya sudah memutuskan mbah, Saya menggunakan caranya mbah) -
Jawab Sunardi dengan Perasan gelisah

"Di, koe ki pembisnis, kudune koe ngerti setiap hal kui ono resikone, dan iki ora main-main" (di, kamu itu pembisnis, harusnya kamu sadar setiap hal itu ada resikonya, dan ini tidak main-main) tegas mbah tangil menyadarkan Sunardi
"Aku wis ora kuat mbah, iki wes keputusan ku, opo wae resikone Siap tak tanggung" (saya sudah tidak kuat, ini sudah keputusanku, apapun resikonya saya siap menanggung) jawab sunardi.
"Yo wis nek kui kekarepanmu, sesok wengi koe tak Akad ke karo bose, sesok persyaratane kudu di penuhi" (ya sudah kalo itu maumu, besok malam kamu saya akadkan dengan bosnya, besok persyatan harus kamu siapkan) Ucap mbah tangil
"Nggih mbah, aku wis yakin, matursuwun bantuane" (iya mbah, saya sudah yakin, terimakasih bantuanya) jawab sunardi
..........
Malam Jumat Bulan syuro telah tiba, tepat jam 18.00 sunardi melesat menuju Gubug mbah Tangil.
Perasaan Takut, Bimbang, stres menggeluti jiwa Sunardi.

"Tok tok tok" Sunardi mengetuk pintu gubug mbah tangil
"Assalamualaikum mbah, niki sunardi" (ini Sunardi) Suara Sunardi terdengar dari dalam Gubug mbah tangil.

"Waalaikumsalam, yo di Mlebu wae" (iya di Masuk saja) sahut mbah tangil

Mbah tangil menuju ruang tamu menemui sunardi.
"Lungguh sek di, tak gweke kopi sek ya" (duduk dulu di, saya bikinin kopi dulu ya) Ucap mbah tangil

"Rausah Repot-repot mbah, aku san wae ngombe" (tidak usah repot-repot mbah, saya barusaja minum - jawab sunardi
"Halah rapopo, nyante wae, nggo anget-anget Awakmu" (halah tidak apa-apa di, buat ngangetin Badan kamu) - sahut mbah tangil.
......
Mbah tangil keluar membawakan Secangkir kopi dan singkong untuk di suguhkan Ke sunardi

"Dombe sek di, ben tenang" (minum dulu di, biar tenang) tawar mbah tangil

"Nggih mbah matursuwun" (iya mbah terimakasih) jawab sunardi
Sunardi mulai meneguk kopi yang di suguhkan mbah tangil.

"Pye di, siap po?" (Gimana di Siap tidak?) Tanya mbah Tangil

"Siap mbah, aku wes yakin" (siap mbah, saya sudah yakin) jawab sunardi
"Tak welingke pisan neh yo, iki resikone gede, nyowo wong lio sing ora salah taruhane, bahkan iso ugo nyawamu lan keluargamu" (saya peringatan satu lagi ya, ini resikonya besar, nyawa orang lain tidak bersalah taruhane dan bisa juga nyawa kamu dan keluargamu) pesan mbah tangil
"Ora opo2 mbah, bisnisku Rusak, Utang ku rono rene, di tagih tiap dino, aku wis mumet, stres mbah" (tidak apa-apa mbah, bisnis saya sedang hancur, hutang ku dimana - mana, di tagih tiap hari, saya sudah pusing, sudah stress) jawab sunardi
"Yo wis, wengi iki koe tak akadake karo bose, bar iku melu aku ng Kali Semawur" (ya Sudah, malam ini Kamu saya akadkan dengan Bos nya, setelah itu kamu ikut aku ke sungai Semawur) suruh mbah tangil
Mbah tangil masuk ke ruang kamar nya untuk menyiapkan prosesi Akad Dengan Bos yang di sebutkan oleh mbah tangil.
....

Mbah tangil keluar Kamar sambil membawa Carik Dan dupa wangi.
"Di, Getih mu teteske neng mangkuk, sitik wae, di cokot anggo gigimu" (di, darahmu teteskan di mangkuk, sedikit saja, di keluarga dengan cara di gigit) suruh mbah tangkil
Sunardi melakukan perintah mbah tangil, nampak darah kekuar dari Jari sunardi, sunardi meneteskan darahnya di mangkuk yang berisi kain kafan putih,

"Sampun mbah" (sudah mbah) sahut sunardi
"Getih mu iki, dadi lantaran akad karo calon bosmu" (darahmu ini, jadi lantaran akad sama calon bos kamu) Tegas Mbah tangil

Mbah tangil kembali masuk ke ruang kamar nya yang di gunakan sebagai Ritual Hajat Sunardi
Lama sunardi menunggu ritual mbah tangil, akhirnya mbah tangil keluar sambil membawa karung goni yg di ikatkan di tongkat khas seperti seorang pendekar jaman kuno.

"Ayo di, dwe mangkat neng kali semawur" (ayo di, kita berangkat ke sungai semawur) ajak mbah tangil
Sungai Semawur mulai nampak ke seramanya, Sungai dengan air terjun tinggi di tengah hutan belantara.
Sunardi dan mbah Tangil Turun dari mobil sunardi
"Dewe wis tekan di, awakmu wis di nteni bos mu ng Ngisor Curug kui" (kita sudah sampai di, kamu sudah di tunggu bosmu di bawah air terjun" ucap mbah tangil
Sunardi melanjutkan jalan kaki melalui jalan setapak untuk menuju air terjun sungai semawur. Menggunakan Senter Terang Sunardi Berjalan dengan hati yang sangat Panik.
"Mbah Misal nek ono opo-opo, mbah ojo ngomong sopo-sopo yo" (mbah misal terjadi suatu hal, mbah jangan bilang siapa-siapa) Ucap sunardi supaya mbah tangil merahasiakan Ritual nya tersebut
"Yoh, aku bakal Jogo Rahasia iki, ning koe kudu menepati janjine" (iyo saya bakal menjaga rahasia ini, namun kamu haru menepati janjinya) tegas mbah tangil
Setelah berjalan Sekian lama, akhirnya sampai di air Terjun Sungai Semawur, mbah tangil meletakan Karung yang dia tenteng dari tadi.
Semua Media Ritual mbah tangil Keluarkan, kendi, kemenyan, obor, bunga dan Darah Sunardi di letakan di atas batu besar sungai semawur
Mantra - mantra mulai keluar dari mulut mbah tangil, dupa dan kemenyan mulai bersahutan menusuk hidung sunardi, angin dingin mulai Terasa di pundak Sunardi.

"Di, klambi mu copot, koli ndang Nyebur kali" (di, bajumu lepas, setelah itu masuk sungai) pinta mbah Tangil
Mbah tangil Memberikan sesaji di setiap sudut Benatuan Sungai semawur.

"Di, ning buri curug kui ono Guo, awakmu gawanen Getih kro mori iki ng buri Curug iku" (di, di belakang air terjun itu ada goa, kamu bawa darah dan mori ini kesana) perintah mbah tangil
"Nggih mbah" jawab Sunardi

"Aku ora reti sing bakale teko ning goa iku, gegam sing kenceng getih kro mori iki ojo di kekno sopo-sopo, Neng kono ono sing nemoni koe, nek koe berhasil Tandane Getih iki ora luntur, neng nek koe gagal, getih iku ilang. Aku mantau seko kene"-
(Aku tidak tau yang bakal datang di goa itu, genggam Erat Darah dan kain kafan ini, jangan kasihkan ke siapapun, disana ada yang nemuin kamu, kalo berhasil tandane darah ini tidak luntur, jika gagal darah itu hilang, sayang mantau dari sini) ucap mbah tangil
Sunardi Mulai Berjalan menuju goa di belakang air terjun. Dengan membawa kain putih yang selalu ia lindungi dari cipratan air terjun
"Aku tegaskan maneh neng koe, nek koe yakin mlebu wae ning goa, tapi nek koe ora yakin, sak durunge mlebu goa ndang mundur, Ojo mang mang. nek wis mlebu goa, aku ora reti koe bakal bali maneh po ora, kui tergantung awakmu dewe" (saya tegaskan lagi ke kamu,-
Kalo kamu yakin kamu langsung masuk ke goa, tapi kalo kamu tidak yakin, seblum masuk goa kamu langsung mundur, jangan ragu.
Kalo sudah masuk goa, Aku tidak tau kamu bakal kembali lagi atau tidak, itu semua tergantung kamu sendiri) teriak mbah tangil kepada sunardi...
Malam jumat kliwon sudah mendekati tengah malam, sunardi belum juga keluar dari Goa Air terjun sungai semawur.

Lanjut - Part 2

Jangan Lupa Follow buat mantau Part 2. Dan Bantu Like, RT jg ya Guys. Biar semangat nuslinya.
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan kesamaan dalam penyebutan nama dan tempat, itu semua samaran Terimakasih
Apakah Sunardi Selamat dari Ritualnya? Atau Justru Perjanjian Tersebut Mendatangkan Mala Petaka?

Nantikan Part 2, di Space "TIKUNGAN BANGER"

Ramaikan dlu Gaes Dengan Like, dan RT, Jangan Lupa Tinggalkan Komentar. Image
"TIKUNGAN BANGER"
40 Hari Lamaya Tikungan Banger Menjadi Bau Busuk Yang Menyengat

Space Lanjutan dari Thread "Ndas Wedhus"
Bantu Like & RT

@IDN_Horor @ceritaht @HorrorBaca @autojerit @diosetta @rabumisteri @mwv_mystic
#bacahorror #ceritahorror #horror #threadhorror #IDNhoror Image
Waktu Menunjukan Jam 03.00 pagi Sunardi Belum Kunjung keluar dari dalam Goa Air Terjun Sungai Semawur.
Mbah Tangil terus memabcakan beberapa mantra dengan duduk bersila, beberapa gerakan di arahkan ke Arah Goa namun sunardi tak kunjung Keluar.
Selang Beberapa Menit Adzan Subuh Terdengar Mbah Tangil Semakin Panik Akan Keberhasilan Sunardi.

"Mbah Tolong mbah" teriakan Terdengar dari Bawah Air Terjun sungai Semawur, Dan Jelas Itu Suata Sunardi yang Muncul Dari Bawah Air Terjun dan meminta tolong Mbah Tangil
Mbah Tangil seketika menghampiri Sunardi dan Memopoh Sunardi ke Daratan Sungai Semawur.

Sunardi Telihat sangat lemas dan linglung
"Di, Sadar di, iki Mbah Tangil" (di, sadar di, ini mbah tangil) Ucap mbah tangil sambil Menggerakan Badan Sunardi.

Mbah Tangil Membacakan Mantra Di Wadah Yang Berisikan air lalu di basuhkan ke Wajah sunardi.
"Tolong mbah, tolongi aku" seketika sunardi terbangun dengan wajah pucat dan Gelagapan

"Pye aman to?" Tanya mbah Tangil
"Tolong mbah, aku Ora kuat, aku wedi, aku wegah mati" jawab sunardi dengan rasa takut.

"Endi Kain Kafan mu di?" (Dimana kain kafan mu di) tanya mbah tangil

"Mbuh mbah aku wegah mati" (tidak tau mbah aku tidak mau mati) jawab sunardi
Mbah tangil Membuka telapak tangan Sunardi dan masih terlihat kain kafan berada di genggamanya.

"Iseh ono di, jal tak cek sek yo" (masih ada di, sebentar saya cek ya) ucap mbah tangil

Mbah tangil Mulai mengecek Kain yang di genggam sunardi.
"Iseh ono darahe, Tugas pertama koe berhasil, bar iki ng omah, koe tak kei Tugas berikute" (masih ada Darahnya di, tugas pertama kaku berhasil, setelah ini kerumah, kamu tak kasih tugas berikutnya) terang mbah tangil
Pagi Tiba Sunardi dan mbah Tangil Kembali Ke gubugnya sepanjang Perjalanan sunardi menceritakan semua kejadian tadi malam

"Edan mbah, begitu tekan goa aku kyo rep repen" (gila mbah, ketika sampe Goa, saya seperti mimpi buruk) Ucap Surnadi sambil menyetir kendaraanya
"Weruh opo Di? (Lihat apa di) tanya mbah tangil

"Pas aku tekan goa, Wis peteng kabeh, seng nemoni aku wonge gedi, ireng, Awake sisiken kabeh, raine rak ono kulite, Sungune 5, gidilen, motone gedene sak setiran" (pas saya sampai goa, seketika gelap semua, yang menemui orangnya-
besar, hitam, badanya bersisik, wajahnya tanpa kulit, bertanduk 5, ada taringnya, mata nya sebesar setir mobil) ungkap Sunardi

"Hahah Kecing, kui durung sepiroho, Terus Koe di takoki opo?"(hahah Penakut, itu belum seberapa, terus kamu di tanya apa) tanya mbah tangil
"Sak imutku, wong kui mung Jauk ndas Wedus Secepete, Nek Ora Ndas keluarga ku sg di pangan" (seingatku, orang itu minta kepala kambing secepatnya, kalo tidak kepala Keluarga saya yang akan di makan) Jelas Sunardi dengan perasaan takut
"wes Resiko di Rausah Kuwatir, koe wis kadung Njeggur, yo koe kudu sekalian Nyelem. Wes Ndang. Mengko lanjut ngomah dongenge" (wes Resiko di, Kamu sudah Terlanjur Masuk air, berarti kamu sekalian Menyelam. Sudah Buruan, nanti lanjut rumah saja ceritanya)
Tak Terasa Perjalanan Pulang sudah Mendekati Gubug mbah Tangil.
Sunardi bergegas Menuju Gubug mbah Tangil dan memakirkan kendaraanya.

Sesampainya di Rumah Sunardi menyempatkan untuk merebahkan tubuhnya Perasaan takut dan cemas menghantui dirinya.
Mbah Tangil menuju dapur untuk membuatkan Kopi Untuk sunardi.

"Di Ombe sek di, Koli Lanjut Maneh Wektumu mung Jumat iki Tok" (di Minum dulu di, setelah itu lanjut lagi waktu kamu cuma jumat ini) terang mbah Tangil supaya Sunardi bergegas menyelesaikan Tugasnya
"Teros opo maneh sing kudu aku lakoni Mbah?"(terus apalagi yang Harus saya lakukan mbah) tanya sunardi

"Koe tak Kei Rajah, monggo Koe Tebar Rajah iki neng dalan, nek koe ora iso nemu korban keluargamu Bakal dadi ganti tumbal" (kamu saya kasih Rajah, silahkan kamu sebar di jalan-
kalo kamu tidak mendapatkan korban, keluarga mu yang bakal jadi tumbal) Perintah mbah tangil sembari memberikan kain kafan.
"Iki opo mbah?" Aku kudu Guang nendi?" (Ini apa mbah, Aku Harus membuang di mana) tanya sunardi

"Kui wis Urusan mu, Ndonyo akhirat wes koe sing nanggung. " (itu sudah Urusanmu Dunia dan akhirat sudah kamu yang nanggung) jawab mbah tangil
"I-iyo mbah aku wes siap Resiko" (iya mbah saya sudah siap resikonya) jawab tangil

"Perlu di imut, koe teko rene Wulan suro, Pendak Wulan suro Koe kudu ngei Ndas neng bosmu, Ojo sampe lali, nek koe lali Keluarga mu taruhane" (perlu di ingat, kamu datang kesini bulan suro -
setiap bulan suro kamu harus memberikan sesembahan Kepala, kalo sampe lupa Keluarga mu bakal jadi Taruhanya) mbah tangil menegaskan ke Sunardi untuk selalu rutin memberikan tumbal dengan apapun itu caranya.
Guys maaf Jeda Sebentar ya.
Ini Request dari Yang traktir kopi aku.
Jangan lupa order biar Dapet Kopi lagi hahah 🙏🙏🙏
shopee.co.id/litosferstore ImageImageImageImage
Lanjut yaa ges Jan Lupa Like dan RT dulu bair semngat
Pagi Itu Sunardi kembali Kerumah.
Keluarga Sunardi tidak tau apa yang semalam sunardi Lakukan.
Di rumah sunardi sudah di sediakan sarapan oleh istrinya.

"Bapak kok nembe wangsul, janjinya mau ngajak adek ten pasar malem" (bapak kok baru Pulang, janjinya mau ngajak adek ke pasar
Pasar malam) tanya Nina anak kedua sunardi yang masih berumur 10 th.

"Bapak lembur nok, bapak nginep ten kerjaan, mau bengi meh bali wedi kan malam jumat hiiiiii sereeem" (bapak lembur dek, bapak menginap di kerjaan, tadi malam kan malam jumat hiiiii sereem" -
Jawab sunardi sambil menggelitiki Nina anak ke 2 yang sangat dia cintai.

"Yo mpun ayok sarapan sek wae, becandanya nanti, nina ajeng lauk nopo niki?" (Ya sudah ayo sarapn dulu aja, becanda nya nanti, nina mau lauk apa ini?" Tanya Sumi istri Sunardi
"Telur sama Kecap bu" jawab nina

"Rio ngabari ora bu" (Rio memberi kabar tidak bu) tanya Sunardi pada Sumi.
Rio merupakan Putra Pertamanya yang baru saja masuk bangku perkuliahan.

"Mau bengi ngabari pak, jarene kos kosan neng Kono Larang kabeh" (tadi malam ngabari pak-
Katanya kos kosan di sana mahal semua) jawab Sumi

"Bapak tak takok konco-konco sing neng kono, mboan nemu sing ringan bu" (bapak tak tanya temen-temen di sana, barangkali ada yang ringan bu) sahut Sunardi
"Yo neng kono ono sing ringan, mung ya iku kadohen pak. Jarak seko kampuse lumayan adoh. Karepku kan tak kon golek sing cedak" ya disana ada yang ringan, cuma kejauhan pak, jarak dari kampus lumayan jauh, harapan saya tak suruh nyari yang jaraknya dekat) sahut sumi sambil-
Menikmati sarapan pagi nya.
.......

Sunardi memiliki perusahaan kain dan pabrik gula kala itu sunardi menjadi bos yang kaya raya dan terpandang, namun karna ke tamak an dia dan suka bermain judi, sunardi mengalami kebangkrutan. Asetnya di jual dan separuh karyawanya di phk
.......
Jam 09.000 sunardi mulai melancarkan aksinya.
Sunardi kluar berpamitan dengan alasan pekerjaan.
Memutari seluru jalanan untuk memasang rajah yang di Berikan mbah tangil.
Sunardi menemukan lokasi yang menurutnya cocok untuk menjaring tumbal.
"Tikungan banger" lokasi ini yang pertama kali sunardi temukan dan menurutnya sangan memungkinkan untuk menjadi Tumbal.
Di jalan tersebut terdapat batu yang lumayan besar.
Bungkusan kain yang di berikan mbah tangil sunardi siapkan untuk segera di tanam di bawah batu besar.
Sunardi menggali lubang sambil melihat lihat sekitar, memastikan tidak seorangpun melihat sunardi sedang menanam rajah tersebut.
.....

Tepat setelah 2 hari Sunardi memasang Rajah di Tikungan Banger, terdengar berita telah terjadi kecelakaan Mobil Avansa Terperosok menabrak batu yang di pasangi rajah oleh sunadi.
2 orang meninggal dengan luka parah di Kepalanya, dan 3 orang Mengalami luka Serius. Selama kejadian kecelakaan Tikungan banger menjadi sangat menyeramkan.
Kerap Warga yang melintas mendapati sosok penampakan yang meminta tolong untuk mengembalikan kepala.
Sementara sunardi mulai menikmati hasil Ritualnya
Bisnis sunardi mulai berkembang kekayaan sunardi mulai meningkat.
Semua Kebutuhan sunardi terpenuhi, hutang-hutang sunardi terbayarkan.
Tahun bertahun berlalu sunardi lupa menarik Rajah yang dia pasang, Setiap Tahunya Tikungan Banger kerap memakan Korban meninggal, karena rajah sunardi Masih terpasang di batu tikungan Banger.
sementara dulu tikungan Banger merupakan jalan yang banyak di nikmati oleh warga sebagai akses jalan menuju daerah lainya, kini jalan tersebut menjadi jalan yang menyeramkan, tak satupun yang berani melewati tikungan banger malam hari.
Cerita cerita horor dari warga kini semakin menghantui warga sekitar tikungan banger.
.....

*Sudut pandang Imin Ketua RT Desa sekitar tikungan Banger

"Tok tok tok... Assalamualaikum kang Rohim" Suara Imin sambil mengetuk rumah Ustad Rohim

"Waalaikumsalam pak rt, wah tumben tumbenan ki dolan rene" (wah tumben Tumbenan ini main kesini) jawab Ustad rohim
Kang Rohim merupakan Ustad yang di Tuakan di wilayah tersebut tak jarang warga Meminta bantuan Perihal ghoib oleh kang rohim. Walaupun ustad kang rohim sangat enggan di panggil ustad karena kerendahan hatinya.
"Enggih niki kang, mumpung ora patio sibuk hahah. Anu Kang.. aku ki kok due unek unek, mung meh tak sampaikan neng jenengan kok Rodo sibuk terus" (iya ini kang, mumpung tidak sibuk, anu kang.. saya tuh punya unek-unek, cuma mau saya sampikan kok sibuk terus) -
Ucap imin memulai perbincangan nya.

"Pie min, kyane kok ono dongengan serius, meh rehab musola maneh to?" (Gimana min, sepertinya kok ada bahasan serius ini, mau renovasi musola lagi ya?) Cletuk Ustad Rohim untuk mencairkan Perbincangan
"Walah nek iki bedo maneh kang, iki rodo ke Barang ora katon hahaha" (walah kalo ini beda lagi kang, ini lebih ke benda yang nggak terlihat hahah) jawab Imin
"Bu... ki pak RT gawekne kopi mumpung kolo-kolo gelem dolan" (bu.. ini pak rt bikinkan kopi, mumpung pak rt main) suara Ustad rohim menyuruh istrinya membuat kopi untuk imin.
"Wah mboten usah repot-repot kang" (tidak usah repot-repot kang) Sahut Imin

"Halah mumpung sampean gelem dolan rene" (halah mumpung kamu main kesini) jawab ustad Rohim
"Nki kang, tikungan Banger ki saiki kok hawane sintru banget yaa, lah aku ki due unek unek, nek misal Doa karo slametan bersama neng kono memungkinkan ora kang" (gini kang, tikungan banger tuh sekarang kok seram banget. Nah aku punya pemikiran, kalo misal doa dan tasyakuran di-
di sana memungkinkan tidak kang) tanya Imin melanjut perbincanganya

"Aku yo sempet mikir ngono kui min, mung aku kok rodo kangelan ngumpulke Warga" (saya juga sempat memikirkan hal itu min, tapi aku sepertinya kesulitan mengumpulkan warga) jawab Ustad Rohim
"Warga Aku sing ngurus kang, jenengan Ngatur dinone wae, enake kapan" (warga saya yang ngatur kang, kamu yang mengatur harinya saja, enaknya kapan) sambung Imin

"Nek malam Jumat Ngarep pye min, tahlil rutinan tak liburke sek wae, ganti doa bersama neng lokasi Kono"
(Kalo jumat depan gimana min, tahlil rutinan saya liburkan dulu, ganti doa bersama di lokasi sana) sahur ustad Rohim

"Nggih aku Ngikut jenengan mawon kang, aku tak Siarke neng Jamaah, dadi warga tak kon doa bersama Karo gowo Slametan sak ikhlase yo"
(Iya saya ngikut kamu saja kang, saya tak umumkan ke jamaah, jadi warga suruh doa bersama dan bawa tasyakuran se ikhlas nya ya) jawab Imin

"Oke cocok min. Mugo mugo wae aman ora ono kendala" (semoga saja aman tidak ada kendala) sambung ustad Rohim
Imin mulai mengumumkan Ke Warga pada jumat depan untuk mengikuti doa bersama dan tasyakuran.
....
Tepat malam jumat Warga Bersama-sama datang ke lokasi Sambil membawa hidangan Bubur Hitam putih. Doa bersama berjalan dengan lancar -
Warga mulai menikmati hidangan yang mereka bawa namun tak di sangka Salah Seorang warga tiba-tiba pingsan.

"Astagfirullah, kang Rohim, Ani Semaput kang" (kang rohim, ani pingsan kang) panggil salah seorang warga ke ustad Rohim

"Pye iki kok iso semaput" (gimana -
Ini kok bisa pingsan) tanya ustad Rohim

"Ora reti kang, tiba-tiba Pingsan" (tidak tau kang, tiba-tiba pingsan) jawab salah satu warga
Ustad Rohim mengecek Keadaan sekitar dan mencoba menyadarkan ani yang sedang pinsan, namu dari wajah Usatad Rohim agak berbeda dari biasanya. Terlihat ustad rohim memyadarkan Ani dengan Membacakan doa doa.
Benar saja Waktu ustad rohim membaca doa untuk ani-
Seketika Ani menjerit sekeras kerasnya.
"Huaaaaaaaaaa, ojo ganggu akuuu" (huaaaaaaaa, jangan ganggu aku) suara ani sangat besar dan Benar Saja Ani Kerasukan Makhluk Asing.

Ustad Rohim membackan ayat Suci, warga Memegangi Tangan dan kaki ani.
Sangat kuat tenaga ani-
Sampai warga Kwalahan memeganya.
....

30 menit sudah Ani Kerasukan tak kunjung membaik, makhluk dalam diri ani enggan untuk keluar.

"Assalamualaikum, sampean sopo" (kamu siapa) tanya ustad Rohim ke ani yang sedang kerasuka
"Koe rausah Melu-melu" (kamu tidak usah ikut campur) Jawab ani

"Oh koe jebul sing gawe wong sing lewat kene kecelakaan" (oh ternyata kamu yang bikin orang yang lewat kecelakaan" lanjut ustad Rohim

"Koe rausah melu melu, nek koe wegah matiii" tegas ani dengan nada tinggi
"Aku ora wedi karo koe, sopo sing ngakon koe neng kene" (siapa yang nyuruh kamu disini) tanya ustad rohim

"Koe ora perlu ngertiiiii" (kamu tidak perlu tau) jawab makhluk tersebut
"Nek koe ora jawab, tak obong koe neng kene" (kalo kamu tidak menjawab, tak bakar kamu disini) ancam ustad Rohim

"Koe usah melu-meluu" ucap makhluk itu dengan Menjerit brutal

"Ngaku ora, koe kan sing gawe kecelakaan" (ngaku ngga, kamu kan yang buat kecelakaan" sambung ustad -
Rohim

Ustad rohim kembali membacakan doa doa untuk ani, ani semakin brutal dan menjerit jerit kepanasan.
Selang beberapa waktu ani Tiba tiba terdiam, warga mengira ani sudah sadar namun siapa sangka, tiba tiba ani menangis.

"Tulung aku.... tulungen aku" -
Ucap ani sambil Menangis lemas.

"Tulungen kenopo, jenengan sinten" (tolong kenapa, kamu siapa) tanya ustad Rohim

"Tulungen aku, aku ora iso metu seko kono" (tolongin aku, aku tidak bisa keluar dari sana) ucap makhluk dalam diri ani.
Kini Ani telah Kerasukan Makhluk berbeda dari sebelumnya.

"Metu seko endi, sampean sinten" (keluar dari mana, kamu siapa) tanya ustad rohim

"Aku Rini, aku ora iso metu" (saya rini, saya tidak bisa keluar) jawab makhluk tersebut sambil menangis
"Aku iso bantu koe, mung aku pengin reti, koe ora iso metu seko ngendi" (saya bisa bantu kamu, tapi saya pengin tahu, kamu tidak bisa keluar dari mana) tanya ustad Rohim

"Aku wedi, aku wegah di sikso" (aku takut, aku tidak mau disiksa) jawab makhluk tersebut
Tiba tiba Ani jatuh pingsan kembali, ustad Rohim membacakan ayat suci untuk memulihkan ani. Setelah selesai di bacakan doa, ani kembali tersadar.
Nampak ani kebingungan dengan warga yang ramai menontonya

"Min iki tenan ono sing ora beres min" (min ini beneran ada yang tidak-
Beres ini min) celetuk Usatd Rohim kepada Imin selaku ketua RT.

"Iki solusine pye kang Rohim" (ini solusinya gimana kang rohim) tanya imin

"Anu wae, iki warga koli bubar wae, men aman sek, sesok dewe dongengan ngomah" (gini aja, ini warga suruh bubar saja, biar aman-
Dulu, besok kita bincang-bincang Di rumah) jawab ustad Rohim

"Nggih wis kang, koli tak umumke, sama ani tak anter aku wae ben aman" (ya sudah kang, saya umumkan sekarang, sama ani tak antar saya aja biar aman) sambung Imin
Warga kembali kerumah masing-masing, tragedi Seramnya Di tikungan banger menjadi bincangan hangat.

Keesokan tak di sangka sangka kecelakaan terjadi lagi di tempat tersebut, kali ini lebih mengerikan, seorang wanita jatuh terlindas ban Truk di lokasi tersebut.
Darah bercecran dimana mana, tak seorang pun berani menolongya.
Polisi dan ambulance datang melakukan autopsi, beberapa polisi melakukan Bincang bincang-bincang dengan sopir truk dan para saksi
Tikungan Banger menjadi sangat menyeramkan.
Konon cerita yang beredar setiap kali warga yang melewati tikungan banger bau tak sedap tercium di lokasi tersebut.
Anehnya Jenazah korban sudah di kubur dan darah sudah di bersihkan
......

Imin dan Ustad Rohim kembali Berbincang membahas Tikungan banger, mereka berdua memikirkan dengan serius.

"Kang info warga neng lokasi Tikungan banger kok iseh mambu ora enak yo, mambu busuk jare" (kang info dari warga di Tikungan banger katanya maksih bau tidak enak ya-
Bau busuk katanya) ucap imin

"Iyo min, aneh juga padahal wis di resiki kabeh, kok iseh mambu yo, opo iseh ono seng ketinggalan jasade?" (Iya min, aneh juga padahal sudah di bersihkan semua, apa masih ada yang ketinggalan jasadnya) tanya ustad Rohim
"Kayane wis resik kang, aku wingi melu Kresiki yo wis aman, bagian sirahe sing ajur wis di kumpul ke areng polisi" (sepertinya sudah bersih kang, kemaren saya ikut bersihkan juga udah aman, bagian kepala yang hancur juga sudah di kumpulkan polisi) sahut imin
"Sesok bengi awakmu ngancani aku neng lokasi yo, wengi iki istirahat kro aku tak siap siap. insyaallah terkuak kabeh min perkoro seng neng kono" (besok malam kamu nemenin aku kesana ya, malam ini istirahat sama saya tak Perispan, insyaallah terkuak semua masalah yang di sana)-
Ucap ustad rohim.

"Sesok ba'da isya nopo kang" (besok ba'da isya ya kang) tanya imin

"Iyo min, bar isya awakmu neng omah ku yo" (iya min, habis isya kamu ke rumah ku ya) jawab usatd Rohim.
...............
"Tok tok tok.... Assalamualaikum kang, wis siap nopo?" (Sudah siap kah) Ucap imin sembari mengetok pintu ustad Rohim.

"Waalaikumsalam, mlebu sek min" (masuk dulu min) jawab ustad rohim sambil membukakan pintu.

"Nggih kang" (iya kang) jawab Imin.
Ustad Rohim kembali masuk kamar, mungkin sedang mempersiapkan dirinya untuk Menuju Tikungan Banger.
....
"Meh ngopi sek ra min, opo meh langsung mangkat" (mau ngopi dulu, atau langsung berangkat) tanya ustad Rohim

"Langsung wae kang ben ora kewengen" (langsung saja kang-
Biar tidak kemalaman) sambung imin.

Mereka berdua bergegas Menuju lokasi tikungan Banger. Nampak ustad Rohim lebih Serius dari biasanya, mungkin ustad rohim Tau apa yang akan dia hadapi. Tak lama setelah mereka melaju dengan motornya akhirnya sampai di tikungan banger
"Min awakmu moco Ayat Kursi sing akeh yo, iki rodo sangar soale" (min kamu baca ayat kursi yang banyak ya, inj agak Mengerikan soalnya) perintah ustad Rohim.

"Siap kang, tapi aman kan yo" (siap kang, tapi aman kan ya) jawab imin

Ustad rohim mulai membacakan wirid
Di dekat batu besar tikungan banger, mungkin ustad Rohim tau keberadaan tempat bersembunyi mahkluk halus yang sering membuat warga kecelakaan.
Wirid yang di baca usatd rohim nampak berbeda dari biasanya. Wirid ini lebih panjang dan asing di telinga imin.

Setengah jam ustad Rohim membackan doa, tiba tiba Ustad Rohim berdiri melingkari Batu tersbut.

"Min iki sangar tur akeh min, nyoro nek dwe wong loro"-
(Min, ini mengerikan dan banyak min, kwalahan kalo kita berdua) ucap usatd Rohim

"Solusine pripun kang?" (Solusinua gimana kang) Tanya Imin

"Iki awake dewe puter balek sek wae, aku due konco, jajal sesok tak kabarane iso rene ora" (ini kita putar balik saja, aku punya teman-
Besok saya kabari, coba besok bisa kesini atau tidak) jawab ustad Rohim

Part 2 Selesai guys
Nanti Lanjut di Part 3.
Di Part 3 akan ada pertarungan Mengerikan ya guys.

Jangan Lupa Like dan RT biar nggak semangat Nulisiya heheh
Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan.

Noted : nama dan tempat samaran

Terimakasih
Yang mau Baca Kumpulan Cerita Horror Terbaru Bisa Cek Di Link di bawah ya gaes

karyakarsa.com/WahyuWirojoyo

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Wahyu Wirojoyo

Wahyu Wirojoyo Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @wahyuwirojoyo

Sep 10, 2023
PUCUK KEMBANG PART 9 - PAGEBLUG

Tragedi 21 Hari Gelap Gulita

Bantu Like Dan RT 🙏
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @HorrorBaca @autojerit @diosetta @rabumisteri @bagihorror @Threadhorror @penikmathorror
#IDNhoror #bacahorror Image
Series Pucuk Kembang Saya Lanjut ya Guys, Sebelumya Mohon Maaf, lanjutanya lama dikarenakan insiden Akun kena Hack 🤣🙏.
Alhamdulillah ini sudah kembali normal.
PUCUK KEMBANG PART 9 - PAGEBLUG.

Tragedi 21 hari Gelap Gulita.
Read 42 tweets
Jun 29, 2023
PUCUK KEMBANG
PART 7 - NGAPATI

Usia Bayi Menginjak ke 4 bln, Tiba Saatnya Surtini Menepati Janjinya

Bantu Like Dan RT hehe
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @HorrorBaca @autojerit @diosetta @rabumisteri @bagihorror @Threadhorror @penikmathorror
#IDNhoror #bacahorror
Kita Lanjut part 7 guys.
Btw Selamat Hari Raya Idul Adha gih.
Jangan Lupa Selalu Tinggalkan Like, RT sama Follow hehe
Read 66 tweets
Jun 25, 2023
PUCUK KEMBANG
PART 6 - NYI PANINGGIR

Sesembahan Jantung Bayi, Untuk Nyi Paninggir.

Bantu Like Dan RT hehe
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @HorrorBaca @autojerit @diosetta @rabumisteri @bagihorror @Threadhorror @penikmathorror
#IDNhoror #bacahorror
Guys Maaf Barusan Thread Nya Error ini aku Ulang lagi 🙏
Yg baca Boleh minta Suportnya donk. Bantu Follow, Like, RT dlu heheh
Read 46 tweets
Jun 20, 2023
PUCUK KEMBANG
PART 5 - ALAS RONGGO

"Pertempuran Hitam dan Putih alas Ronggo"

Bantu Like & RT donk
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @HorrorBaca @autojerit @diosetta @rabumisteri @bagihorror @threadhorror @Penikmathorror
#IDNH #IDNhoror #ceritahoror #bocahhoror Image
Sore ini InsyaAllah Rilis yang part 5
Yang belum baca Part 1-4 bisa simak dulu
Read 38 tweets
Jun 14, 2023
PUCUK KEMBANG
PART 4 - Getih Anyar

"Darah Bayi Tak Berdosa Menjadi Tumbal gelapnya Surtini"

Bantu Like & RT donk
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @HorrorBaca @autojerit @diosetta @rabumisteri @bagihorror @threadhorror @Penikmathorror
#IDNH #IDNhoror #ceritahoror #bocahhoror Image
Sore Ini InsyaAllah Rilis guys. Bantu Like dan RT dlu hehe.
Read 45 tweets
Jun 10, 2023
"PUCUK KEMBANG"
PART 3 - Tumbal Susuk

"Darah Bayi Tak Berdosa Menjadi Tumbal gelapnya Surtini"

Bantu Like & RT
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @HorrorBaca @autojerit @diosetta @rabumisteri @bagihorror @threadhorror #bacahorror #ceritahorror #IDNhoror #horror Image
Mohon Bantu Like dan RT dlu ya Guys. Abis maghrib Kita gas tipis-tipis
Read 54 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(