Cerita ini diangkat dari kisah nyata, nama individu dan korban disamarkan oleh narasumber untuk menjaga privasi keluarganya dan pihak pihak terkait.
Permainan petak umpet merupakan salah satu permainan tradisional anak anak yang dimainkan oleh laki laki atau perempuan. Salah satu orang akan menghitung sambil menutup mata dan pemain lain bersembunyi agar tidak bisa ditemukan.
Terdengar mengasyikan dan seru memang, namun, petak umpet menjadi permainan yang sering kali dilarang dimainkan diwaktu waktu tertentu, yakni saat senja atau menjelang malam hari.
Masyarakat pada beberapa daerah percaya, ada makhluk halus yang bisa menculik anak anak yang masih bermain di waktu waktu tersebut dan akan membawanya ke alam ghaib.
Sosok tersebut dikenal dengan nama Kolong Wewe, sosok berwujud wanita dengan rambut panjang dan payudara yang memanjang serta berukuran tidak normal.
Beberapa kasus menyebutkan anak anak yang diculik sosok ini akan dikembalikan setelah beberapa hari, namun ada juga yang menghilang begitu saja hingga hari ini.
Meskipun akan ada perdebatan mengenai penyebab sebenarnya hilangnya anak tersebut dengan berbagai spekulasi, namun kisah menghilangnya seorang anak saat bermain petak umpet pernah terjadi pada satu daerah tempat Nasya, narasumber cerita ini, yg ia ceritakan di Youtube RJL 5.
Sore itu, Nasya bersama dengan beberapa temannya yakni Io, Aldi, Sari dan Cici seperti biasa sedang bermain di dekat rumah mereka. Kelimanya adalah tetangga pada sebuah kawasan perumahan yang baru saja dibuka dan dalam proses pengembangan.
Keadaan rumah mereka saling berderetan dan dipisahkan kebun kebun kecil, sementara dihadapan rumah mereka ada kebun sawit dengan sebatang pohon kelapa tua yang melengkung. Selain itu beberapa meter dari batang kelapa itu, terdapat sebuah bangunan yang awalnya-
-ingin dijadikan aula serbaguna bagi penghuni kawasan perumahan itu. Namun karena penghuni perumahan itu masih sedikit, aula itu masih belum terurus dan terkesan seperti bangunan terbengkalai dengan cat putih dengan kaca besar mendominasi dindingnya.
Aula ini juga hanya memiliki 2 akses pintu, di bagian depan dan belakang. Disamping bangunan aula itu juga terdapat sumur yang langsung menghadap kebun salak. Karena kondisinya yang seperti itu, orang tua mereka melarang untuk bermain main apalagi masuk ke dalam aula tersebut.
Permainan mereka hari itu adalah petak umpet, permainan awalnya berlangsung menyenangkan. Pada permainan pertama, Aldi pertama kali tertangkap dan gantian bertugas menjadi yang mencari sementara teman temannya bersembunyi.
Nasya saat itu bersembunyi di dekat sumur, dan darisana ia juga melihat Sari yang mengendap endap dan hendak bersembunyi ke dalam bangunan aula kosong.
“Sarii! Jangan kesana.. Jangan masuk kesitu. Gaboleh” Nasya sempat mencoba mencegahnya.
Namun Sari meyakinkan temannya itu, “Ssstt.. gapapa gapapa.. sstt nanti ketauan sama Aldi” ujar Sari sambil menaruh jarinya di depan mulutnya dan melangkah masuk ke dalam bangunan itu.
Singkat cerita, Aldi berhasil menemukan satu demi satu temannya yang bersembunyi, kecuali satu orang, Sari. Aldi yang menyerah akhirnya kembali ke pohon kelapa, tempat semua pemain yang sudah tertangkap berada.
“Sari ga ketemu. Tadi dia kemana?” ujarnya kepada yang lain. Hari saat itu mulai gelap, mereka harus segera mengakhiri permainan mereka sebelum malam.
“tadi dia masuk ke dalam rumah kosong aku liat” jawab Nasya jujur.
Akhirnya keempat anak itu berjalan ke bangunan kosong tempat Sari bersembunyi. Namun yang mereka dapati hanya sepasang sendal Sari yang tergeletak di depan pintu aula.
Anehnya, saat itu Nasya menyadari bahwa bangunan itu terkunci.. padahal ia lihat dengan jelas tadi Sari masuk ke dalamnya. Mereka sibuk menempelkan wajah mereka di kaca kaca bangunan itu, berharap bisa melihat Sari dalam, namun memang di dalam hanya ada ruangan kosong.
“loh kok dikunci? Tadi Sari masuk ke dalam loh. Apa kita periksa aja ya?” tawar Nasya pada yang lain. Namun Io dan Aldi menolaknya karena memang anak anak dilarang masuk ke dalam bangunan itu. Mereka memilih untuk segera memberitau orang tua bahwa Sari belum ditemukan.
Sementara Nasya dan Cici menunggu di depan bangunan itu, berharap mungkin Sari segera muncul untuk mengambil sendalnya yang ketinggalan.
Ketika kabar hilangnya Sari tersebar, warga perumahan yang jumlahnya tidak seberapa itu geger dan segera melakukan penyisiran.
Mereka mendatangi bangunan tadi dan menanyai Natasya kemana Sari terakhir kali terlihat. Natasya mengatakan apa adanya dan segera pintu bangunan itu dibuka kuncinya namun sama seperti yang terlihat melalui kaca, di dalam kosong.
Pencarian dilakukan lebih luas. Para orang tua saling bantu mencari Sari ke seluruh tempat, mulai dari sumur, belakang aula, dalam aula dan menyisir kebun salak, namun hasilnya nihil. Sari hanya meninggalkan sepasang sendal di teras aula sementara tubuhnya seakan menghilang.
Nasya dan teman temannya juga ikut membantu pencarian secara sembunyi sembunyi meskipun sudah dilarang orang tua mereka.
Ketika orang orang tua komplek itu berpencar mencari Sari dan melapor ke pihak pihak yang dirasa bisa membantu pencarian, Nasya dan teman temannya berkumpul-
-di i depan rumah dan hendak mencari lagi di lokasi terakhir Sari terlihat, aula kosong tempat Sari bersembunyi.
Keempatnya berjalan bersamaan ke lokasi itu dan benar saja, Sari memang ada disana.. Sari berdiri di teras bangunan itu sambil menunduk.
Nasya dan yang lain coba memanggil Sari sambil mendekat, namun Sari menunjuk ke arah pohon kelapa di dekat bangunan yang sontak membuat Nasya dan yang lain menengok ke lokasi yang ditunjuk Sari.
Dan di pohon kelapa itu duduk seorang wanita bertubuh tinggi besar dengan rambut panjang hitam dan sisi bagian kepalanya botak, mengelus elus rambut seorang anak kecil yang tertidur di pangkuannya dengan telapak tangannya.. dan anak di pangkuan sosok itu adalah Sari..
Aldi dan Io menjerit dan langsung berlari, sedangkan Cici dan Natasya sempat berdiri kaku beberapa saat menyaksikan sosok mengerikan itu sebelum berteriak dan ikut lari menyusul Aldi dan Io.
Ketika mereka menceritakan ini ke masyarakat, tidak ada orang yang mempercayai ucapan mereka. Terlebih mereka masih bocah dan dikira mengarang cerita meskipun keempatnya sudah mengatakan mereka melihat sosok yang sama.
Akhirnya hari itu Sari benar2 tidak bisa ditemukan. Keesokan harinya, kasus menghilangnya Sari dilaporkan ke kepolisian sekaligus pencarian swadaya masih dilakukan. Ada kecurigaan hal ini adalah kasus pidana, terlebih kala itu marak isu penculikan anak anak oleh orang misterius.
Nasya sebagai saksi mata terakhir masih merasa Sari ada di dalam bangunan itu karena hingga permainan kemarin usai, Sari masih belum keluar darisana.
Akhirnya pada sore harinya sepulang sekolah, Nasya mengajak Cici dan Nadin untuk sekali lagi mengecek bangunan itu dan memastikan tidak ada Sari di dalamnya.
Ketiganya sampai di depan aula itu yang sangat hening dan cukup kotor.
Mereka mengelilingi bangunan dan sumur itu sambil memanggil manggil nama Sari. Hingga tiba tiba dari sudut bangunan, dari balik kaca, kepala Sari menyembul dan melihat ke arah mereka.
Sari disana tersenyum, melambaikan tangannya sambil berkata..
”Hihi.. Aku disini.. cari aku kalau berani..."
Kisah pencarian Sari masih terus berlanjut hingga memanggil paranormal dan bahkan mengakibatkan teror tak kasat mata terjadi di lingkungan rumah Natasya. Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada Sari, siapa yang menculik Sari dan apakah akhirnya ia ditemukan selamat?..
Simak penuturan Natasya selengkapnya di video terbaru RJL 5 “16 Tahun Hilang Saat Bermain Petak Umpet” klik link dibawah
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Konspirasi Kematian LAMBANG BABAR PURNOMO, Arkeolog yang tewas saat hendak membongkar kasus pencurian dan pemalsuan koleksi Museum Radya Pustaka Solo
a thread
Pada tahun 2007, staf Museum Radya Pustaka Solo mendapati fakta mengejutkan bahwa koleksi arca batu era Buddha disana ternyata adalah palsu. Arca asli rupanya dijual oleh kerabat Keraton bernama Heru Suryanto ke art dealer bernama Hugo Kreijger.
Kemudian, arca terjebut dijual lagi oleh Kreijger ke Hashim Djojohadikusumo, seorang kolektor benda purbakala yang juga merupakan adik dari Menteri Pertahanan RI periode ini, Prabowo Subianto.
Forensik, kegiatan medis yang berhubungan dengan jenazah manusia ini mungkin menjadi hal mengerikan bagi banyak orang. Kondisi jasad yang tidak lagi utuh, darah, isi perut dan lain lain menjadi hal yang tidak bisa dihindari dari pekerjaan ini.
Namun disisi lain, terdapat para dokter yang mengambil bidang ini sebagai spesialisasi mereka, satu diantaranya adalah dokter Stephanie, yang pada video terbaru RJL 5 diundang sebagai narasumber untuk membagikan kisah kisah yang mungkin diluar nalar dari profesinya itu.
Maaf ya menunggu lama, cerita akan kita mulai InsyaAllah malam ini, jam 20.00 wib. Silakan titip titip, like atau retweet dulu biar ga ketinggalan nanti malam
Bagi yg baru bergabung, part sebelumnya Bukit Orang Bunian bisa dibaca disini : Part 1-4
Terlepas dari absurdnya skrang, tau ga kalian kalo Depok itu udah merdeka duluan sejak 1714 dan bahkan pernah punya presiden sendiri?
Depok bahkan menolak bergabung dengan RI hingga terjadilah peristiwa Gedoran Depok pada Oktober 1945 oleh BKR untuk memaksa warga Depok tunduk.
Depok semula adalah tanah yang dimiliki oleh Cornelis Chastelein. Seorang pedagang sukses yang membeli banyak tanah disekitaran batavia guna dijadikan kebun. Dimulai dari Siringsing (Sekarang Srengseng Sawah), Tiang 17 (Cimanggis), dan Tiang 21 (Pancoran Mas).
Di lokasi lokasi ini kemudian Chastelein membentuk organisasi jemaat protestan bernama De Eerste Protestante Organisatie van Kristenen yang disingkat DEPOK. (dikutip dari tulisan Han Soedira "Depok Lama")
TRAGEDI TRISAKTI DAN GUGURNYA 4 MAHASISWA PAHLAWAN REFORMASI
Jakarta, 12 Mei 1998
utas sejarah
Mei 1998, merupakan bulan terakhir berkuasanya Orde Baru sebelum kepemimpinan 3 dekade itu lengser lewat peristiwa reformasi.
Namun reformasi tidak didapat dengan mudah dan begitu saja. Pada perjalanannya, ada banyak nyawa dan korban yang berjatuhan, baik sebelum maupun setelah reformasi itu terjadi.