How to get URL link on X (Twitter) App
Gadis dengan kucir kuda berkacamata duduk tertunduk dilingkari lima gadis lainnya. Sesekali badannya didorong ke kiri, kanan, belakang.
Aku melihatnya, hampir di setiap malam. Duduk bersimpuh begitu anggun, dalam balutan kebaya cokelat dan jarik batik. Rambutnya lurus sepunggung tergerai indah, dengan selipan bunga kamboja di telinga sebelah kanan.
Asing, itulah yang kurasakan saat ini. Aku memandang ranjang besi yang tertutup kelambu ini bersama lamunanku. Aku gadis kota yang terpaksa harus tinggal di desa dengan segala
Ini sebuah kisah nyata, dari seorang Ibu paruh baya yang bertempat tinggal di daerah kota S. Sebut saja namanya Mbak Ibah.
Kuberanikan diri mengintip dari balik selimut, hanya mata yang menyembul ke luar menyusuri pandang menelisik keadaan ruangan kamar inap.
Tahun ketiga pernikahan, pertanyaan 'kapan hamil' terasa menjadi momok seram bagiku. Berbagai hal telah kulakukan untuk mendapatkan keturunan.
Hari ini, saat senja menampakkan keindahan warnanya, gabungan indah antara oranye dan kelabunya awan menjadi saksi pernyataan kisah cintaku dengan Mas Dharma. Diiringi dingin angin semilir pegunungan Kani, menambah kesan dramatis peristiwa ini.
Tiga bulan sejak di PHK dari pabrik kemasan, aku mulai berusaha mencari pekerjaan baru. Namun, hingga sampai saat ini aku masih juga menjadi pengangguran. Uang pesangon yang hanya 15 juta nyatanya sudah hampir habis.
*Cerita ini berdasarkan gabungan kisah nyata dan sedikit dibumbui fiksi. Jika terdapat kesamaan alur dan ide cerita itu hanyalah kebetulan belaka*
Malam ini dengan jengkel tapi pasrah aku menuruti keinginan ayah untuk menikah dengan lelaki tua itu, dia sudah beristri dan mempunyai seorang anak lelaki yang sebaya denganku.
*menggebrak meja*