Thread by @zoelfick

Membela partai yang menjajakan nama agama lantas disamakan dengan membela agama, sama saja menuduh agama terlalu lemah sehingga butuh partai politik.

Agama itu agung, ada untuk merangsang manusia menemukan sisi keagungannya sebagai manusia. Agar ia bisa kian bermanfaat untuk sesama manusia.

Sementara parpol penjaja nama agama sering memamerkan kekejian, bahkan kerap menodai nama agama.

Parpol penjaja nama agama itu dapat dikatakan mewakili sebuah agama jika di sana memang ada sesuatu yang berbeda.

Persoalannya, nama agama selama ini hanya dijajakan parpol2 itu cuma agar sikap keji tetap terlihat suci.

Apakah partai penjaja nama agama itu tidak korupsi? Ada yang bahkan presiden partai mereka saja terlibat kasus-kasus korupsi.

Bukankah ini sebenarnya pelecehan thd agama yang benar-benar parah. Sebab mereka mengidentikkan diri dgn agama tertentu.

Kenapa partai nasionalis tetap lebih baik? Tak lain karena di sana kalaupun ada yang bermasalah, tak sampai menyeret2 nama agama.

Ketika ada oknum2 partai nasionalis terlibat korupsi, misalnya, mereka takkan menodai nama agama dengan borok mereka.

Jika ada yang korup, maka ia takkan bersembunyi di balik nama Tuhan.

Sementara partai penjaja nama agama acapkali bersembunyi pada nama agama.

Bahkan saat mereka terbukti korupsi, bermunculan tudingan dr kalangan mereka bahwa ada konspirasi untuk menghancurkan agama mereka.

Betapa ketika mereka di parpol2 penjaja nama agama tadi menciptakan masalah justru nama agama lagi diseret-seret untuk menutupi borok mereka.

Ingat kasus salah satu parpol saat terjerat korupsi? Mereka memainkan narasi bahwa ada kalangan yang ingin merusak nama agama mereka.

Permainan ini akan terus mereka mainkan. Jika tersangkut masalah, bisa2nya mereka memainkan propaganda bahwa mereka dizalimi, dan konspirasi menghancurkan agama.

Maka itu, menjajakan nama agama hanya sekadar untuk dapat pentas di dunia politik, saya kira hanya menjadi pilihan orang-orang pengecut yang tak percaya diri.

Mereka di parpol penjaja agama ini sadar, sekadar membawa nama mereka pribadi maka orang akan melihat bagaimana sosoknya yang sebenarnya.

Sementara jika menyeret nama agama, maka mereka mudah "menjual diri" dengan memperdagangkan nama agama.

Mereka sadar sekali, hanya dengan menjual nama agama saja maka mereka lebih berpotensi untuk merebut simpati dan perhatian.

Persoalan bahwa cara itu rentan menipu banyak orang, tak menjadi persoalan bagi mereka.

Sebab bagi mereka, makin banyak yang tertipu maka semakin bagus.

Kita yang menolak melecehkan agama dengan menjadikannya sekadar pembungkus ambisi politik, semoga tak pernah sampai menjadi penipu seperti ini.

Jujur kepada diri sendiri, dan jujur kepada orang banyak. Agar tak makin banyak rakyat jadi korban politikus bermental penipu.

Melawan partai penjaja agama jelas bukan pelecehan thd agama. Inilah pilihan yang harus diambil untuk membantu banyak orang.

Bukan untuk dikenang sebagai pahlawan. Cukup dengan kebahagiaan krn bisa membantu orang2 agar tidak tertipu.

Sebab kita tahu, kita bisa menyimak, selama ini agama yang sejatinya suci tetapi di tangan penipu hanya menjadi pemulus jalan mereka untuk meluaskan tipuan.