Thread by @zoelfick

Melihat Zumi Zola di TV dengan posisi tertunduk lesu, teringat bagaimana ia membenci seseorang yang sangat membenci korupsi: Ahok.

Fenomena Zumi Zola dengan Ahok ini menjadi satu pemandangan menarik.

Keduanya bukan sekadar berbeda agama, tapi juga berbeda dlm memaknai agama.

Zumi Zola cerdas bermain dengan nama agama, tapi tidak cerdas memuliakan agama dengan sebenarnya.

Ahok jarang menampilkan kesalehannya sbg seorang beragama dengan kata-kata "bau Tuhan" tapi ia menempatkan nilai ketuhanan di tempat terdalam: memenuhi ruang kesadarannya.

Kesadaran seorang Ahok: saya tidak melihat Tuhan, tapi setiap kesalahan tersembunyi pun akan terlihat oleh-Nya.

Dalam Islam, ini orang sudah mencapai tingkat ihsan. Tingkat di mana dlm sepi pun ia selalu merasa diawasi Tuhan.

Ahok jarang atau hampir tidak pernah memamerkan ia beribadah di gereja. Namun ia mampu menunjukkan sikap beragama yang esensial: tidak curang meski tidak ada yang melihatnya.

Sebab ia mampu merasakan bahwa Tuhan selalu mengawasinya.

Musuh Ahok bisa dipastikan adalah kalangan maling dan pendukung budaya maling. Ia sendiri memusuhi maling, dan ketika maling sudah begitu kuat, ia dilibas.

Ada kekuatan maling yang lihai dlm memanfaatkan keluguan pikiran orang2 yg merasa paling beragama, menganut agama terbaik, hingga terbuai perasaan bahwa merekalah yg terbaik.

Orang-orang lugu tadi dimanfaatkan para maling, dan musuh maling spt Ahok pasti disikat. Tidak mempan dengan harta, disikat dgn isu agama.

Di negara yang masih gemar mabuk-mabukan (baca: mabuk agama), makin mabuk dianggap makin benar.

Orang2 yg merasa paling benar begini sangat gampang dimanfaatkan oleh maling-maling rakus. Hingga semua musuh maling diberangus.

Ahok itu musuhnya para maling. Ia terguling karena kekuatan tangan maling.

Namun, orang seperti Ahok bisa tetap berjalan dengan kepala tegak sampai ia mati.

Apakah Zumi Zola dan sejenisnya juga akan bisa seperti ini? Saya sangsi.