Profile picture
Zulfikar Akbar @zoelfick
, 30 tweets, 4 min read Read on Twitter
Soal penjarahan di lokasi bencana di Palu diangkat berbagai pihak dan jadi sorotan.

Saya ingin berbagi ttg pemandangan yang mirip di Aceh pada 2004 silam. Saat saya masih di sana.

Bukan utk apa-apa, tetapi agar tidak ada korban bencana yang dihina.
Dari sudut pandang dulu, yang benar² jadi korban, mereka sibuk dgn memikirkan keluarga, rumah, dlsb. Mereka tdk punya waktu berpikir yang tidak², apalagi sampai menjarah.
Saat tsunami di Aceh, ada beberapa kasus penjarahan terjadi. Pelakunya, sekali lagi, dapat dipastikan bukan korban bencana.

Biasanya, pelaku berasal dr perkampungan yg tidak terkena dampak tsunami.
Di Meulaboh (Aceh Barat), sbg contoh kasus, ada kasus penjarahan terjadi namun pelakunya adalah warga dr berbagai kampung di luar area terdampak bencana.

Mereka berangkat ke lokasi, berdalih membantu atau mencari korban, tetapi justru memanfaatkan situasi utk menjarah.
Bahkan ada kasus, beberapa oknum ada yg bahkan berburu emas yang ada di tubuh korban bencana. Ada cincin emas di jari korban bencana, cincin itu ditarik paksa.

Sekali lagi, pelakunya adalah oknum² dr perkampungan yg tdk terkena bencana.
Ada juga yang berburu makanan dan minuman dr berbagai pertokoan yg ditinggal pemilik, hingga menjarah apa sj yg bisa diambil.

Sekali lagi, pelakunya bukan korban bencana, tapi dr kampung2 yg tidak terkena bencana.
Paling tragis, ada laporan ttg pelaku penjarahan bahkan memotong jari korban bencana yg sudah meninggal dunia, hanya utk mendapatkan cincin di jari si korban.

Di Banda Aceh, ini bisa ditelusuri di kawasan Seutui, di mana terdapat kali yg byk menghanyutkan korban tsunami.
Jadi, berkaca pd pengamatan saya di Aceh saat gempa dan tsunami, saya sarankan tidak lagi menuduh korban bencana sbg pelaku penjarahan dlsb.

Mereka mmg bs lapar dan haus, tapi musibah mrka alami takkan bikin mereka membawa musibah bagi org lain.
Ada beberapa catatan, korban bencana di Aceh dulu rela bayar mahal utk bs mendapatkan minuman sampai BBM. Namun mereka tdk menjarah.

Penjarahan byk dilakukan oleh warga luar lokasi, dan kdg2 dijual kpd korban gempa. Bisa diinvestigasi soal ini dr byk saksi hidup di Aceh.
Jadi dlm kasus di Sulteng, saya masih meyakini pelaku penjarahan bukanlah korban yg terdampak bencana.

Melainkan, itu dilakukan oknum2 yg mungkin dr luar lokasi bencana, dan memanfaatkan kondisi utk mengambil untung.
Sebab secara psikologis pun, korban bencana takkan ada waktu berpikir jahat. Pikiran mereka lbh tersita pd bgm nasib keluarga yg terpisah, anak atau istri yg hilang.

Utk sekadar makan, wlpun sulit biasanya tetap ada yg bantu, orang2 baik dr perkampungan terdekat.
Kalaupun ada makanan atau minuman yg dihanyutkan air tsunami, itu masih mungkin mrka ambil. Bukan penjarah.

Lagi, penjarah seringkali adalah org2 yg berasal dr luar lokasi bencana.
Selapar² orang musibah di lokasi bencana, mereka lbh bisa mendengar suara hati. Mereka tdk akan melakukan yg tidak².

Mereka sudah lemah, tertekan, tdk ada tenaga utk menembus lagi lokasi bencana stlah selamat di satu tempat utk menjarah.

Yg bertenaga dan kuat, dr luar korban.
Begitu juga kasus di Palu atau Donggala, saya tdk percaya ada korban melakukan penjarahan. Kalaupun ada, pasti bbrpa dan pasti krn sangat terdesak dan kehabisan cara.

Lebih banyak pelakunya dr luar kalangan korban. Yg memanfaatkan kesempatan utk mencari untung.
Anda tahu, dlm bencana tsunami Aceh dulu ada yg datang ke lokasi dr berbagai kampung yg tdk terkena bencana, cuma utk mencari untung.

Mereka mencari kotak uang yg hanyut, bahkan ada uang dlm karung, atau spt crta tadi: emas2 di tubuh korban.
Jadi jangan lagi menuduh korban bencana sbg manusia tdk beradab, menjarah saat musibah. Saya yakin mereka tdk melakukan itu.
Jangan tambah luka hati korban bencana dgn menghakimi mereka saat ada berita penjarahan dan sejenisnya.

Mereka korban, takkan ada waktu utk berpikir utk menambah korban, atau menjadikan orang lain sbg korban lagi.
Banyak video penjarahan di Palu beredar, jgn langsung menuding itu adalah korban2 bencana yg tidak tahu diri.

Sebab besar kemungkinan itu adalah org2 dr luar kalangan korban bencana.
Jangan jg melempar kesalahan ke sana ke sini, kenapa bantuan telat dlsb. Aceh pernah mengalami ini, jangankan utk memasukkan bantuan, utk bisa menuju lokasi saja teramat sulit.

Di mana² banyak puing. Perlu waktu lama utk membuka akses dlsb. Sebab byk jalan yg hancur.
Banyak relawan yg kesulitan masuk, wlpun ada yg menggunakan kapal laut atau hercules, tetap tdk lantas mudah utk dijangkau.
Begitu jg bantuan makanan, mereka yg mengantarnya hrs menghadapi medan yg sangat sulit, krn jalan putus, hilang, atau mmg tertutup puing yg luar biasa.
Butuh waktu berhari2, bahkan bisa berbulan utk bs membuka jalur ke lokasi bencana.
Jadi yang mudah melempar kesalahan di media sosial soal penanganan korban bencana, patut ditegaskan, itu bukan pekerjaan seringan membuka mulut.
Hargai korban bencana dgn menuding mereka macam2 dr tempat Anda yg ber-AC dan berkasur empuk.

Hargai mereka yg turun membantu dgn tdk mencibir usaha keras mrka utk bisa ke lokasi bencana.
Mereka para korban sdh menyabung nyawa utk mencari selamat, jangan bunuh mereka dgn tudingan macam².
Mereka yg turun ke lokasi utk membantu pun mempertaruhkan waktu dan nyawa mereka juga utk bisa berada di sana.

Jangan cibir mereka hanya karena Anda merasa leluasa membuka mulut, tanpa melihat bgm medan ke lokasi.
Musibah, bencana, itu berkait erat dgn masalah kemanusiaan. Lihatlah dgn rasa kemanusiaan. 🙏
Tubuh korban tsunami itu biasanya sudah membengkak, apalagi sudah berhari² blm bisa dievakuasi.

Nah, cincin emas di jari korban melekat. Inilah yg diburu manusia² yg hatinya entah terbuat dr apa.
Kasus-kasus ini juga pernah masuk dalam reportase khusus Majalah AcehKita (sudah tidak terbit lagi).

Menggambarkan gempa dan tsunami Aceh apa adanya.
Bahkan ada reportase ttg bgm ada pelaku penjarahan yg akhirnya gila.

Kenapa? Karena setelah mengambil emas di tubuh korban bencana, ia justru sempat mengaku sering dihantui oleh korban.

Sampai ia benar2 gila gara2 perasaan dihantui td.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Zulfikar Akbar
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!