Profile picture
Adrian Danar W @adriandanarw
, 21 tweets, 3 min read Read on Twitter
((SCIENCE VS HOAX))

Mengapa seseorang mudah mempercayai HOAX dan enggan mengakui meskipun sudah terbukti salah?

Refleksi atas fenomena HOAX yang fantastik hari ini dengan cara berpikir ilmiah, mengatasi disonansi kognitif, dan waspada logical fallacy.
1. Hanya ada satu cara untuk menjaga diri kita dari hoax, yaitu setia dengan cara berpikir ilmiah. Rumusnya sangat elegan dan sederhana :

Hipotesis -> Pembuktian -> Kesimpulan

Nothing new. Kita semua yang pernah sekolah formal pasti tahu.
2. Lalu apa hubungan metode ilmiah dengan hoax?

Hoax pada dasarnya adalah informasi, dan semua informasi yang belum terbukti harus diklasifikasi sebagai hipotesis.

Contoh : ada informasi bahwa Bu Ratna dikeroyok orang tak dikenal.
3. Kita konversi informasi menjadi hipotesis :

A. Bu Ratna dikeroyok orang tak dikenal
B. Apabila benar, ada hubungan pengeroyokan dengan Pemerintah

Nah, untuk pembuktian, kita perlu membuat pertanyaan ilmiah.
4. Pertanyaan ilmiah :

A. Benarkah Bu Ratna dikeroyok?
B. Apabila benar, benarkah pengeroyokan Bu Ratna berhubungan dengan Pemerintah?

Karena point B gugur kalau A terfalsifikasi, maka kita fokus ke menjawab pertanyaan ilmiah point A.
5. Bagaimana cara verifikasi pengeroyokan Bu Ratna?

Saatnya pengumpulan data. Berdasarkan keterangan, Bu Ratna dipukuli di Bandara Bandung malam hari, lalu dirawat di RS sekitar Cimahi.

Apa yang bisa diverifikasi dari informasi ini?
6. Setidaknya ada 3 point penting :

- Apakah ada saksi saat pengeroyokan -> tidak ada saksi
- Apakah benar ia ada di Bandara Bandung? -> tidak ada nama dalam tiket dan gps hp berada di Jakarta
- Apakah benar ke RS? -> tidak ada nama dalam RS sekitar Cimahi dan Bandung
7. Seluruh jawaban atas pertanyaan turunan di atas terjawab setelah penyidikan polisi.

Mereka yang mengkonsumsi HOAX tidak melakukan tahap verifikasi dan pembuktian data, tetapi mengandalkan sumber informasi yang tak valid, yang tersebar secara liar.
8. Lantas dimana Bu Ratna saat itu? (pertanyaan ini untuk mempertegas falsifikasi)

- foto menunjukkan background sama dengan RS kecantikan di Menteng, Jakarta
- berdasarkan data rekening, ada transfer ke RS tersebut
- CCTV dan buku tamu memverifikasi juga
9. Kesimpulan : Bu Ratna berbohong.

Proses verifikasi dan falsifikasi yang solid akan sulit dibantah. Dan akhirnya pun kebohongan diakui oleh yang bersangkutan?

Lalu kenapa masih ada yang mengelak?
10. Dalam psikologi, hal ini disebut "disonansi kognitif". Kondisi dimana kita denial karena tidak suka hal yang selama ini kita yakini benar ternyata salah.

Ini berbeda dengan rasa malu. Kita semua, dalam level tertentu, bisa mengalami disonansi kognitif.
11. Contoh :

Ibu anda mendadak bilang kalau anda ternyata anak angkat

Dalam kondisi lebih ekstrem :

Masyarakat Eropa era Galileo yang enggan mengakui bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta
12. Bagaimana cara orang merespon disonansi kognitif?

Berbeda-beda. Tahu apa yang terjadi oleh Galileo saat menyatakan teori heliosentris? Dia dipenjara oleh otoriras gereja dan dipaksa mengakui Bumi sebagai pusat alam semesta.
13. Manusia tak suka kalau kepercayaan atau hal yang selama ini diketahuinya terbukti salah.

Disonansi kognitif bisa direspon dengan :
- denial, tetap ngotot
- menyerang sang penyampai fakta
- mengakui, dan menyesuaikan
14. Merespon disonansi kognitif dengan denial sangat terbantu oleh beberapa kesalahan berpikir / logical fallacy berikut.

"Confirmation Bias"
Kita hanya membaca hal yang mendukung kepercayaan kita. Itu kenapa pembuat HOAX harus bergerombol dan rajin share supaya manjur :)
15. "Jumping Conslusion"
Kalau baca point nomor 4 yang tadi, orang belum membuktikan point A, apalagi point B, namun langsung menuduh Pemerintah terlibat
16. "Burden of Proof"
Bu Ratna klaim dikeroyok, tapi beban pembuktian malah jadi ada di polisi, bukan dari si pembuat klaim. Itu pun saat mau diverifikasi dituduh suudzon :)
17. "Ad Hominem" (ini paling populer sih ya)
Saat harus mengakui bahwa Bu Ratna berbohong (karena terlanjur bela), bahas hal lain yang tidak langsung berhubungan dan perlu pembuktian terpisah "halah tapi Novel Baswedan malah belum diusut"
18. "Illusion of Identity"
Tidak bisa membedakan objek yang diverifikasi dan difalsifikasi dengan subjek penguji, sehingga bias hal objektif ke hal subjektif. Cebong mana ngerty~~
19. "Moral bias"
Bu Ratna berbohong. Banyak orang yang mengompori tanpa verifikasi. Saat tersudut, mendadak bijak. Loh SCIENCE itu dingin dan objektif, kita hanya uji pertanyaan penelitian "apakah Bu Ratna berbohong" dan jawabannya iya. That's all.
20. Walau simpe, metode ilmiah lahir dari science revolution, setelah manusia lewati cognitive revolution & agricultural revolution.

Scientific method yg membuat smartphone & socmed, media yg dimanfaatkan penyebar hoax, tercipta.

Mari setia dengan cara berpikir ilmiah :)
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Adrian Danar W
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!