Profile picture
Khadija @unwrappedlolly
, 25 tweets, 5 min read Read on Twitter
Thread dongeng sebelum tidur edisi Tiongkok : Li Ji si Pembunuh Naga 🐲✨

Tentang naga yang seleranya mencurigakan, kue madu buatan ibu, dan ’harga’ seorang anak perempuan.
Alkisah di bumi Tiongkok, di daerah Fujian yang tanahnya bergunung-gunung, muncullah seekor naga.

Ini naga begitu muncul bikin masalah banget lah pokoknya. Segala macem dimakan. Dari ternak warga, warganya, sampe aparat pemerintah nggak ketinggalan jadi santapan.
Semua orang panik. Segala cara sudah dicoba oleh petinggi kota-kota sekitar.

Coba Dilawan, prajuritnya dimakan. Coba diajak omong, negosiatornya dimakan.
Coba diberi sajen berupa ternak, dimakan juga sih, tapi ternyata masih aja cari makanan lagi.
Dalam kebingungan itu, seorang peramal menyampaikan kalau sang naga telah mengunjungi mimpinya.

Naga itu berpesan, ia 'hanya' butuh persembahan satu orang saja setiap tahunnya : seorang gadis belasan tahun yang masihlah perawan.

Sungguh mencurigakan sekali naga ini 😒
Para petinggi kota kembali ribut. Ada yang menentang karena kasihan. Ada yang nggak percaya naga bisa masuk mimpi bapak-bapak. Tapi banyak juga yang merasa lega - Oh, ternyata tinggal menyerahkan anak perempuan saja!

Hingga sepakatlah mereka, apa boleh buat!
Mulailah para petinggi kota mencari anak gadis untuk mereka korbankan. Mereka mencari terutama ke keluarga yang miskin.

Ayo! iming-iming mereka, daripada jadi beban, dengan imbalan menyerahkan anak anda, anda sekeluarga bisa hidup layak! Lagipula, ini untuk kepentingan bersama!
Dan begitulah keluarga demi keluarga menjual anak gadisnya dengan terpaksa. Tiap tahun, si anak gadis yang malang itu akan dibawa ke kaki gunung terus cepet-cepet ditinggal oleh yang mengantar.

Begitu terus sampai 9 tahun lamanya, 9 anak gadis lenyap tak bersisa.
Nah, di tahun kesepuluh, Fujian ternyata kehabisan anak gadis yang bisa dikorbankan. Para petinggi kota kembali panik.

Mereka kembali mencari, hingga jauh di pelosok wilayah Jiangle, dimana hiduplah seorang petani dengan enam orang anak. Perempuan semuanya.
Anak yang paling kecil Li Ji namanya - Mungil, cerdas, dan lincah geraknya. Mendengar kabar yang beredar tentang korban untuk sang naga, Li Ji kemudian menghadap bapak ibunya.

"Ayah, ibu" katanya. "Apa ayah ibu dengar apa yang dibisikkan tetangga-tetangga?"
Di masa itu, punya anak perempuan berarti tidak ada yang meneruskan nama keluarga.

Anak perempuan setelah menikah haruslah ikut keluarga suaminya, meninggalkan orangtua tanpa ada yang membantu di ladang.
"Ayah ibu punya enam anak perempuan dan tidak ada anak lelaki. Para tetangga benar, hilang satu pun tak apa kalau itu berarti ayah ibu bisa mendapat uang banyak setelah aku dan kakak-kakak pergi nanti"
Tapi ayah ibu Li Ji nggak rela.
"Biarlah apa kata tetangga" Isak bapaknya "Memang kenapa kalau kamu bukan anak lelaki? Kamu adalah putri kami yang berharga. Jangan pergi, nak. Uang masih bisa dicari" 😭

Bener pak, biarin aja kata tetangga! ikut bantuin bayar pajak aja kaga!
Tapi loh? Li Ji ternyata tetap ngotot. Diam-diam, dia ketemu sama petinggi kota dan menawarkan dirinya sebagai korban.

Syaratnya mudah, kata Li Ji. Berikan uang imbalannya pada orangtuanya setelah ia sudah diantarkan ke tempat sang naga, dan berikan dia sebuah pedang yang tajam.
Para petinggi kota setuju.
Hanya ditemani anjing berburunya yang setia, Li Ji diantar sampai ke kaki gunung tempat tinggal sang naga sebelum yang nganter langsung kabur.

Ia sedikit kasihan pada gadis kecil itu, tapi lega bahwa bukan putrinya sendiri yang akan dimakan.
Tapi Li Ji bukan gadis yang pasrah. Dia sama sekali nggak ada rencana buat dimakan naga. Nope.

Li Ji menunggu - bersembunyi di balik sebuah bukit kecil, menggenggam erat gagang pedangnya, anjing setianya siaga di antara kedua kakinya.

Sampai akhirnya, sang naga muncul.
Dari dekat, naga ini besar sekali. Matanya kuning menyala, nafasnya panas. Tapi Li Ji tidak gentar.
Dilihatnya naga itu baik-baik.

Li Ji sering bertemu ular saat membantu ayah ibunya di ladang, dan naga ini rupanya hanya seekor ular yang besar sekali. Ia mengangguk mantap.
Perlahan, Li Ji mengeluarkan kue beras berlumur madu dari jubahnya, lalu digelindingkannya ke arah sang naga.

Apa yang terjadi? Ternyata nagapun nggak bisa menolak harum kue masakan ibu Li Ji.

Kalo ada yang tau resepnya drop thread ya.
Tepat saat sang naga membuka mulutnya untuk menyantap kue, Li Ji dan anjingnya melompat keluar.

Anjingnya langsung menyerang mata sang naga. Dengan badannya yang mungil, Li Ji menyelipkan dirinya ke bawah badan naga itu dan JLEB! Dengan pedang barunya, Li Ji menusuk jantungnya!
Mata sang naga bertatapan dengan mata Li Ji sebelum badan sang naga oleng dan terjatuh - Mati.

Li Ji menusuknya sekali lagi. Biar yakin.

Dilangkahinya bangkai sang naga, masuk ke dalam gua tempat tinggalnya. Di sana, Li Ji menemukan 9 tengkorak gadis yang mendahuluinya.
Li Ji mengangkat salah satu tengkorak itu di kedua tangannya. "Kasihan kalian", katanya "Kalian tidak pernah diberi tahu kalau kalian berharga, kalau kalian sebenarnya bisa melawan - jadilah kalian seperti ini"

Li Ji melepas jubahnya, dan membawa mereka semua pulang di dalamnya
Li Ji disambut dengan kekagetan yang cepat berubah jadi perayaan yang menyebar ke seluruh provinsi Fujian. Hingga sang raja sendiri mendengar kehebatan Li Ji & menjadikannya istrinya.

Dan sejak saat itu Ratu Li Ji memastikan tidak ada lagi anak gadis yang dikorbankan pada naga.
Waktu saya pertama baca cerita ini, saya tertarik sekali dengan perkataan Li Ji saat menemukan tengkorak gadis-gadis lain yang telah dikorbankan. Mereka nggak pernah diberi tahu kalau mereka berharga, jadilah mereka mati begitu saja.

Buat saya ini kena banget sih.
Saya besar sebagai anak perempuan, yg berarti saya besar dengan orang sekitar bilang 'ih kayak cewek!" sebagai sesuatu yg menghina.

Dan nggak cuman itu, saya rasa masih kuat kebiasaan di masyarakat untuk memilih 'mengorbankan' perempuan daripada menghadapi masalah sampai tuntas
Kenapa harus susah-susah berusaha bunuh naganya kalau bisa mengorbankan anak gadis saja? Kalau bisa duduk enak di rumah dengan perasaan aman bahwa "Ah, itu kan cuman menimpa anak perempuan orang lain saja"?

Tapi nggak gitu caranya.
Orangtua Li Ji di cerita ini sempat bilang : kamu anak kita yang berharga. Dan mungkin itu yang harusnya kita lakukan kepada anak-anak perempuan kita sebagai masyarakat.

Ajari mereka kalau mereka berharga, bukan cuman sesuatu yang sewaktu-waktu bisa dikorbankan pada naga ❤️✨
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Khadija
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!