Di masa lalu saya dgn tanpa rasa bersalah bikin joke tentang janda. Juga tentang budaya patrineal yg apa2, kalau kamu jantan hadapi, kalau gak berani pake rok saja.
Yes, this is a thread
Yes, this is a thread
Sampai kemudian saya sadar teman dan sahabat saya menjanda. Krn pilihan juga krn ditinggal mati suami. Ibu saya juga janda sejak 2005. Saya sungguh menyesal tanpa rasa bersalah membuat joke terus menerus tentang janda.
Ketika bertemu warga, saya banyak bertemu janda2 warga senior (lansia) yg ditinggal mati suami hingga ditinggalkan begitu saja. Memilih tak menikah lagi dan fokus mencari nafkah utk kelanjutan hidup dan pendidikan anak2nya.
Di perbatasan Pamulang-Ciputat ada janda yg usia sdh 50 tahunan memilih dagang soto ceker di pasar Ciputat. Memilih opsi PHK dari pabrik dan menjalankan usaha tsb. Dagang mulai malam hingga dini hari. Pagi belanja dan setelah itu ngurus anak.
Di Tanah Tinggi saya juga menjumpai janda2 lansia yg membantu momong cucu atau anak tetangga yg suami-istri bekerja. Tetap produktif di masa tua.
Di Batu Ceper, saya baru saja bertemu janda usia 40-an dgn 4 anak. Yg paling kecil usia 1,5 tahun. Alm suaminya hanya sempat melihat anak bungsu itu selama 2 bulan sebelum meninggal krn serangan jantung. Ibu ini jadi buruh pabrik. Anaknya diasuh tetangga.
Ada yg ditinggal meninggal suami dan berkeputusan jadi agent direct sales barang2 rumah tangga. Beliau cukup sukses dan dpt hadiah jalan2 ke LN beberapa kali. Tetap rendah hati dan produktif.
You never know how strong you are, until being strong is your only choice ~ Bob Marley
