Pengalamanku ditiduri selebtwit sebelum dan sesudah dikasih ring.
Thread.
Sebelum ring tersemat di jari:
Tidur bisa leluasa.
Dapat menggoser-goserkan betis ke bulu kaki selebtwit bila diijinkan.
Akses ke celana buka 24 jam.
Sesudah ada ring.
Rajin memanjatkan rasa syukur setiap ada sisa space di tepi kasur.
Elus bulu kaki sudah menjadi hak tunggal wanita lain.
Jalur ke celana menyesuaikan jadwal buka tutup mata penduduk sekitar.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Alkisah di suatu sore.
Seorang anak baru saja turun dari mobil jemputan sekolah.
Setelah merapikan diri dan barang bawaan, dia menghempaskan badannya di samping Ibunda.
Dahinya berkerut.
"Mih, kamu yang bener dong kalau ngajarin aku. Anak-anakmu yang lain juga."
Aku punya batas toleransi ketidak-tahuan yang tipis ke orang dewasa.
Walaupun mungkin dia tidak pernah mendapat didikan dari orang tua/guru/lingkungannya, seharusnya dia sudah mampu mengeksplorasi dunia dengan inisiatif sendiri.
Tapi ke anak-anak, aku bersedia mengeluarkan waktu dan tenaga untuk memberi bimbingan.
Karena aku lihat, banyak orang tua yang merasa anak kelak akan belajar sesuatu dengan sendirinya tanpa harus diajari. Berharap instingnya bisa membawa anak ke jalan yg benar.
Kemarin Mika untuk kedua kalinya di tendang di bagian penis sama temen mainnya, Subagio.
Yang pertama, Mika aku sarankan untuk menceritakan rasanya ditendang penis.
"Bagio, penisku sakit banget tau. Aku sakit kalau pipis. Aku rasanya ga bisa jalan."
Beberapa tahun lalu, aku ada di fase baru punya anak 2 dengan selisih usia 19 bulan.
Saat itu suami aku baru punya "genk" baru buat main game online yang kelihatannya seru banget sampai aku merasa tersisihkan.
Aku berusaha "menyelesaikan" diriku dulu. Karena menanggapi semua masalah dengan jiwa yang ga bener itu hasilnya ga bisa bagus.
Di samping itu, aku tetap harus merawat bayi baru lahir dan batita yang lagi suka-sukanya eksplorasi.
Pas aku sudah mulai dapat ritme yang pas dengan hidup baruku, aku baru sadar:
"LHO. AKU GA PUNYA TEMAN DEWASA SAMA SEKALI."
:)))))))))
Aku dan @glrhn tadi abis ikut seminar soal Dermatitis Atopik. Aku rangkumin apa yang kami dapat di sana ya.
Ada 3 penyakit utama alergi: 1. Dermatitis Atopik atau lebih dikenal dengan Eksim. 2. Asma. 3. Rhinitis alergi.
Yang mempengaruhi alergi bisa karena genetik, usia dan atau makanan.
Dan di dalam alergi ini, ga ada kata sembuh, tapi toleran.
Contohnya kalau waktu bayi alergi makanan, bisa jadi akan lebih toleran pada umur yang lebih besar. Ini karena pematangan fungsi saluran cerna lama-lama berkembang.
Dulu waktu punya anak pertama, aku udah punya pegangan soal bagaimana cara asuh dan rancangan langkah kehidupan setelah ada tambahan anggota keluarga.
Tapi aku kecolongan satu hal, aku lupa menyiapkan mental yang cukup. 😀
Lalu masuklah aku ke fase baby blues.
Dari awal kami berdua memutuskan untuk mengurus anak sendiri tanpa bantuan orang sama sekali, padahal ini adalah bayi pertama yang kami pegang pakai tangan sendiri.
Kacau banget deh awalnya. 😂
Serta merta semua kerusuhan dan kelelahan mental dan fisik membawa aku ke postpartum depression.
Di sini kami clueless abis. Masalah ini lupa kami masukan ke dalam "hal yang harus dipelajari" ketika setelah melahirkan.
Awal didikan ke anak-anak, aku tekankan prinsip "manner before knowledge".
Sebelum lancar angka dan alfabet, mulut mereka harus pandai melafal tolong-maaf-terima kasih.
Sampai hari ini, orang pintar (baik yang sok pintar, pura-pura pinter, keminter atau beneran pinter) buanyak banget jumlahnya.
Orang sopan dan berbudi serta beradab? Bisa dihitung pakai jari.
Poin-poin ini musti diajarkan sejak anak di dalam kandungan. Caranya? Orang tua yang memulai praktek. Biar jadi kebiasaan. Karena di awal hidupnya, anak belajar dengan cara mencontoh.