Sebelum lancar angka dan alfabet, mulut mereka harus pandai melafal tolong-maaf-terima kasih.
Orang sopan dan berbudi serta beradab? Bisa dihitung pakai jari.
Mungkin ga tau ya kalau baiknya, saat mengunyah mulutnya ditutup.
Gpp. Belajar yuk sesuai ini. Atau ajarin anak-anaknya ya.
Well, begitulah orang dewasa ya. Mau melakukan apapun dipikir keuntungannya. Ketulusannya sudah hilang. :)
.
.
.
.
SUSAH ANJIR!
SUMPAH SUSAH.
.
.
.
BNGST BANYAK YANG MALAH NYUSAHIN. 😂😂😂😂
Tapi tiap hari sepanjang jalan ke sekolah, orang taruh sampah di pinggir jalan. 😂
Orang-orang malah neriakin, "Jangan mainan pintu!" atau "Jangan halangin orang masuk!"
Sungguh aku pengen jepitin kelingking kaki mereka ke pintu. 😂
Aku kan sebel.
😂😂😂
Jadi gini.....
Kesampingkan soal pamrih, sok berbudi pekerti atau apalah.
Pada suatu hari aku berkegiatan di luar rumah dengan mengobral kata maaf-tolong-terima kasih kepada siapapun yang aku temui.
Hasilnya apa?
Aku jadi lebih bahagia lho.
Bahkan lebih dahsyat.
Hasilnya?
Hari aku terasa lebih berat. Mood pun jadi ga asik. Jalan yang aku lalui berasa panjang. Dan kegiatanku terasa melelahkan.
Monggo sana buktiin sendiri. 😉
Bukan cuma sebagai alat bersosialisasi yang bagus, tapi juga sebagai pemenuh kebahagiaan.
Apakah aku mengharap uang belanja tambah? Nggak. Aku berharap itu bisa menghapus lelahnya dan memberi senyum di mukanya.
Itulah yang bikin istri merasa PENTING dan BERARTI di mata dan hati suaminya.
Udah emosi, capek, lelah, stres sama anak dan rumah yang berantakan terus lalu tiba-tiba anak bilang "Mommy, maaf ya aku bikin Mommy stres."
GILAK ITU STRES NTAH ILANG KE MANA. :')
Tapi buat kita sendiri.
Kita?
Aku.
Kamu.
Iya, Kamu.
Jadi saat suatu hari nanti kamu bertemu anak-anakku, aku bisa bilang, "INI LHO YANG GUE KULTWIT-IN KEMARIN. AJAK YANG LAIN FOLLOW NGAPAAA."
Sering banget aku dapat protes soal manner ini anak-anak.
Kayak kemarin yang aku suruh mereka antri, taunya orang ga antri.
Mereka pasti bingung dong. Yang selalu aku bilang adalah "Tetap pada ajaran Mommy dan Daddy."