, 58 tweets, 8 min read Read on Twitter
KETEMU JODOH DI TOKO BUKU

(A THREAD)

P.S: Sangat di rekomendasikan buat yang jomblo.
Hi guyz maaf sebelumnya, aku mau ceritain pengalamanku ketemu jodoh di toko buku. Jorok ya jodohmah. Bisa dimana-mana. Semoga thread ini bermanfaat buat kalian yang jomblo agar lebih sabar nunggu jodoh yang masih di simpan oleh tuhan.
Oke, kenalin namaku Federica. Mahasiswa tingkat akhir jurusan hukum. Statusku jomblo saat itu. Bahkan aku masih trauma untuk pacaran karena mantanku yang kampret. Aku pernah buat threadnya. Kalian bisa baca sebelumnya biar tidak bingung
Setelah putus sama si joe, banyak cowok yg deketin gue. Eh ini enaknya bilang aku, gue apa aing ya? Wkwk apakah yang kayak gini pantes dibahas. Nah cowok-cowok itu kayak nggak serius gitu ngedeketinnya. Cuma penasaran, main-main, dan pergi.
Dari situ, aku nggak pernah nanggapin cowok yang deketin aku lagi. Kayak udah males lah dengan omongan omongan buaya. Kalo ada yg deketin, bisa langsung ketebak mau ke arah mana pembicaraannya.
Nah aku punya sahabat. Kemana-mana kayak ban motor, berdua terus. Kita sama-sama jomblo ya. Dan sama-sama di selingkuhin juga. Nah karena itu, aku punya partner buat nge jomblo. Ke bioskop nggak perlu pacar, tinggal sama dia. Sebut aja sahabat aku ini Fani.
Fani ini primadona di kampus aku, dan banyak yg suka sama dia.

Pas lagi makan bareng sama Fani di kfc, dia bilang, "Ca, kayaknya saatnya gue buka hati deh."

Aku kaget ya, karena Fani ini orangnya anti banget sama gombalan & tidak pernah dekat sama cowok lingkungan kampus.
"Eh serius, lo? Perasaan kemarin lo bilang mau langsung nikah aja, kagak mau pacar-pacaran." Sindirku.

Dia jawab serius. And guess what, 2 bulan kemudian dia bilang ke aku kalo dia pacaran sama temen sefakultas kami, sebut aja cowok itu Gerard ya.
Aku terkaget, karena faktanya Fani ini dulunya sangat mementingkan paras dan penampilan pasangannya. Secara dia itu seorang model. Nah si Gerard ini cowok lugu, yang penampilannya biasa banget. Dia kerja sebagai polisi dan ambil kelas karyawan di fakultas kami. Dan mereka telahㅡ
ㅡjalan pacaran selama satu bulan ketika Fani cerita ke aku.

"Ya, Ca. Kalo kita liat dari penampilan mulu kapan puasnya sih. Kadang aku dulu mikir, kenapa temenku mau sama yang wajahnya kayak bapak-bapak, sekarang aku tahu jawabannya. Buat apa coba kita pacaran sama yangㅡ
ㅡganteng, tapi nggak bisa menghargai perasaan kita? Nggak bisa bikin nyaman?"

Aku cuma iyaiya aja. Alhamdulillah Fani akhirnya dewasa.
Dari situ, ku merasa sendiri banget. Kalo mau nonton bioskop, nggak ada temen. Karena Fani selalu nonton sama Gerard. Akhirnya karena kepengen banget nonton, aku ke bioskop sendiri. Gak apa-apa, aku kuat dengan tatapan meremehkan yg diberikan beberapa pasangan di bioskop
Fani juga jadi lebih sering nasehatin aku buat segera mencari pacar. Katanya nggak usah jadi pemilih, nggak usah cari hartanya, nggak usah cari parasnya, yang penting hatinya. Ngomong memang gampang ya!
Realistisnya, usiaku sekarang sudah 21. G mau pacaran main2 lagi.ingin memiliki teman hidup. Nggak perlu ditanya "udah makan apa belom" karena aku tau kalo nggak makan aku bisa mati. Aku lebih ingin mencari pasangan yang punya tujuan dan goals yang hrs dicapai untuk kedepannya.
Dan malam itu aku siap-siap untuk tidur dan keadaanku lagi PMS, Fani ngirim pesan. Kira-kira isinya seperti ini:
Ca, nggak sabar ingin lihat kamu punya pacar. Kayaknya friendship goals banget kalo kita bisa double date dan pacar kita akur!
Pacar lagi, pacar lagi, yang dia bahas. Dasar wanita yang sedang kasmaran!

Dengan perasaan kesal, aku memutuskan untuk tidur tanpa membalas chat Fani.

ZzZzZz
Aku tiba di Gramedia Merdeka. Mungkin kalian yg orang bandung tahu, kalo di lantai dasar Gramedia Merdeka suka ada buku-buku diskon dari mulai 10k. Nah, aku mutusin buat liat2 buku disana, siapa tahu ada yang cocok. Eh ternyata bukunya terlihat nggak menarik, akhirnya akuㅡ
ke lantai atas dimana disimpan novel-novel best seller.

Entah kenapa, semenjak jomblo, tingkat narsisku meningkat. Karena mau riya sedang di Gramedia, aku buat instastory.

Belum lama post, Fani reply instastory-ku.
"Ca, cowok di rak buku teknik boleh juga tuh."

Aku ngeliat ulang instastory-ku. Memang disana aku nggak sengaja nyorot seorang cowoj dengan hoodie pull&bear hitam lagi baca di rak buku teknik. Aku balas dm Fani dengan emot '😒' doang.
Akhirnya aku mutusin buat beli novel, yang fyi, sampe sekarang belum aku baca. Pas dikasir tiba-tiba ada yg nyelonong ke kasir saat giliranku bayar.

"Mba mau nanya."

Ternyata cowok hoodie item itu yang nyelonong ambil antrianku.
"Kalo buku Konspirasi Alam Semesta vol.2 disimpan di rak mana, ya?"

Sumpah disitu aku nahan ketawa.

"Coba cari di komputer pencarian aja, mas." Jawab kasir.
"Udah mba, tapi tulisannya 'buku tidak ditemukan'. Pas saya masukin pengarangnya juga, tetep nggak ditemukan. Padahal penerbitnya sudah share kalo buku itu katanya hanya dijual di gramedia."

"Judulny Catatan Juang, kak. Bukan Konspirasi Alam Semesta vol.2. Novelnya Fiersa, kan?"
Cowok itu terkejoed melihatku ikut nimbrung. Tanpa bilang makasih, dia langsung nyelonong pergi. Malu kali ya.

Kalo aku jadi dia jugak pasti malu sih.
Seminggu kemudian, eh g tahu sebulan kemudian yak. Waktu itu lg jam kosong, akhirnya ku memutuskan untuk ke kantin sama Fani beli ayam geprek. Eh pas ayam gepreknya udah jd, qt bingung sendiri mau ddk dmn karena kantinnya penuh banget woy sama mahasiswa yg cuma ddk tapi g beli:(
Tiba-tiba Fani di telfon Gerard, disuruh nyamperin cowok itu di parkiran. Elah, gini nih keselnya aku sama Fani semenjak pacaran. Suka tiba-tiba ninggalin. Mana ku bawa nampan yang diatasnya 2 piring ayam geprek + nasi. Kesannya rakus banget ya dd:( Mana kata Fani sebelum pergiㅡ
dia blg "buat kamu aja ayamnya. Kayaknya Gerard bawain makanan" zbl

Akhirnya aku nekad duduk di meja yang udah ditempatin sama cowok yang kayaknya dia ga mesen apa-apa.

"A, ikut duduk disini boleh?"
TUNGGU. KOK W KAYAK KENAL YA.

Terus si cowok itu juga kaget ngeliat aku. Ternyata dia itu si Konspirasi alam semesta vol. 2. (?)

"Ih, kamu yg nyari buku fiersa, kan?" Tanya aku. Biar kayak di pelem-pelem. Kebetulan yang hqq. "Kuliah disini juga?"
Si cowok itu langsung nurunin hoodienya dan tersenyum manis. Manis banget ya Allah. Sampe buatku deg-degan.

"Iya. Kamu juga? Jurusan apa?"

"Hukum. Semester 7. Kamu?"

"Arsitek. Sama dong semester 7."
Dari situ aku ngobrol sama dia. Nyambung banget. Dia itu anak mapela, dan direkomendasiin baca novelnya Fiersa Besari sama alumni. Btw namanya Nuka. Menurutku nih ya, Nuka ini ganteng banget. Kalian tau nggak Edmund Pevensie yang di film Narnia? Sebelas dua belas lah cumaㅡ
versi lokal.

"Kamu lagi nunggu orang?" Kata dia tiba-tiba.

"Hah, nggak. Emang kenapa?"

"Kalo gitu pasti kamu lagi laper banget?"

Aku baru sadar. Kalo di nampan ada dua porsi Ayam Geprek.
"Oh, ini punya temen aku tadinya. Tapi dia pergi. Kamu mau? Belum di apa-apain ko."

Dia ketawa. Matanya ilang. "Wah, nggak enak nih. Baru aja kenalan udah di traktir makan. Tapi nggak boleh nolak rezeki."

Apa cuma di kampus aku, anak teknik tuh selalu to the point?
Nah tiga hari kemudian, aku lagi jalan mau keluar kampus tiba-tiba ada yang klakson. Aku refleks minggir mempersilahkan mobil itu lewat. Eh ternyata pas mobil itu tepat dipinggir aku, sang pemilik membuka kacanya. Ternyata Nuka.

"Mau kemana, Ca?"
"Braga."

"Bawa keandaraan?"

"Nggak, aku mau naik angkot."

"Lah,yaudah naik. Biar aku anterin. Aku juga mau ke Upnormal."
Setelah basa-basi penolakan akhirnya aku naik juga. Dia nanya, aku ngapain ke braga. Awalnya dia sempet nuduh aku mau ketemuan sama pacar dan dia nggak percaya kalo aku nggak punya pacar.

"Jadi kamu ngapain ke braga?"

"Aku mau nonton."
"Oh, kamu janjian sama temen kamu disana?"

"Nggak. Aku sendiri."

"Eh.. Serius Ca?"

"Iya, emang ada aturannya ya kalo masuk bioskop nggak boleh sendiri?"
Terus dia ngakak. Sengakak-ngakaknya padahal nggak ada yang lucu anjeer. Sayangnya w seneng aja liatin doi ngetawain w, ganteng mayan.

"Yaudah deh, yuk aku temenin nontonnya."

"Lah, nggak usah."
"Udah nggak apa-apa. Aku juga belum nonton Venom kok."

Akhirnya kita nonton film berdua. Ngerasa agak canggung sih, udah lama nggak nonton bareng cowok. Begonya gue, entah salting atau apa.. Saking bingung mau ngapain, w terus-terusan nyedot soda yang udah ada isinya.
U know lah kalo gelas kertas kosong kalo di sedot nyaring bunyinya. Sampe Nuka nawarin mau beli soda lagi atau nggak.

Pas selesai nonton, aku baru sadar. Dia kan tadi bilang mau ke upnormal. Aku langsung nanya ke dia, dan dia jawab.
"Eh iya juga. Ikut ajak yuk. Kamu belum makan, kan?"

Akhirnya aku ikut. Ya nggak apa-apalah. Nambah-nambah temen kan kenalan sama anak fakultas dia. Awalnya aku kira yg di upnormal tuh anak fakultas dia. Ternyata.....
Ibu bapaknya. Bgst.

Disana aku awkward banget, kan ya. Ya ampun kalo tau yg disini ibu bapaknya ku nggak usah ikut. Tapi aku berusaha memberikan energi positif. Hanya ibu dan bapak 'temen' ku.
Ibu dan bapaknya ramah banget. Begitu aku datang, ibunya langsung menghampiri dan cipika-cipiki. Bapaknya juga suruh aku mesen makanan. Ya tuhan.

Awalnya basa-basi. Bisa kenal Nuka dimana, rumah dimana, dan jurusan apa. Tapi ujung-ujungnya bapaknya nyeletuk,
"Kok mau sama Nuka? Anak dekil seperti ini. Kerjaannya bertapa di gunung, jarang pulang kerumah."

Yatuhan, cowok seputih porcelain gini dibilang dekil. Gimana aku.

"Ibu seneng banget akhirnya Nuka bawa cewenya. Biasanya dia tertutup."
Aku cuma jawab pernyataan ibu bapaknya dengan ketawa-ketawa garing. Anehnya Nuka ini nggak nyangkal sama sekali.

Ternyata Nuka ini anak satu-satunya. Ibunya sempet kesel, anak satu-satunya tapi jarang pulang kerumah. Tapi mau gimana lagi, Nuka susah dikendalikan kalo soal hobi
Setelah itu, Nuka nganterin aku pulang. Karena merasa ingin adil, sesampainya dirumah aku kenalin Nuka ke mama dan papaku. Awalnya mereka kaget, sudah lama sekali aku tidak membawa cowok kerumah. Namun pada akhirnya Nuka bisa merebut hati mama, bahkan papaku yg terkenal killer.
Nuka merebut hati papa dengan mengobrol soal burung murai yang menjadi hewan peliharaan kebanggan papa.

Aku dan Nuka semakin sering hangout bareng. Dari mulai ngopi, nonton, sampai main ke timezone. Dia satu-satunya cowok yang bisa mengerti peraturan orangtuaku. Nukaㅡ
nggak pernah mengantar pulang lebih dari jam 6. Dia juga sering banget ngajak mama papaku makan di luar. Selama 3 bulan, mama papaku sudah sangat percaya sama Nuka.

"Ca.." Nuka manggil aku yang lagi sibuk ngaduk-ngaduk Thai Tea.

"Paan.."
"Kalo ada orang yang serius sama kamu, kamu mau terima?"

Dari pembicaraannya, sepertinya aku ngerti.

"Mungkin. Asalkan orangnya bukan kamu. Hehe."

"Bercanda mulu."
"Emangnya kenapa sih?"

Dia naikin lengan jaketnya. Kayaknya sih salah satu cara dia buat ngilangin tegang.
"Ca.. Aku suka sama kamu. Aku nggak jago buat nembak cewek karena seumur hidup aku baru lakuin itu satu kali dan itu empat tahun lalu. Ca, aku nggak mau kamu jadi pacar aku. Aku ingin kamu jadi temen hidup aku."

WOYYY
TEMAN HIDUP

ITUKAN APA YANG GUE MAU

Disana, aku bener-bener nggak bisa sembunyiin senyum aku karena bahagia. Bego emang.

"Kenapa aku? Kenapa aku yg kamu pilih?" Anjay so jual mahal bgt dd
"Ca. Aku ngerasa kamu dan aku ini sejalan. Aku kaget, kamu masih mau kemana-mana sendiri tanpa peduliin tatapan yang remehin kamu karena kamu berdiri sendiri. Aku tahu kamu bukan cewek lemah. Dan aku yakin, kamu ini cewek yang patut untuk diperjuangin."
Melayang tidak kamu Ca diomongin begitu?

YAEYALA. BAHKAN UDAH GA NAPAK

Akhirnya dari situ kita jadian. Kita nggak pernah umbar2 di sosial media. Bahkan Fani nggak tahu kalo kita pacaran.

"Ca. Rica. Bangun Ca. Mau kuliah nggak?" Suara mama membangunkanku.
Akhirnya setelah nyawa terkumpul meski hanya setengahnya, aku ngecek hp.

Pesan dari Fani:
Ca, nggak sabar ingin lihat kamu punya pacar. Kayaknya friendship goals banget kalo kita bisa double date dan pacar kita akur!

Oh shit, ternyata aku cuma bermimpi.
Yang mau marah-marah silahkan. Abisnya ku gabut.
Waduh maaf aku kira nggak akan se boom ini. Wkwkwk ini hanya gabut sih. Cuma mimpi yang aku kembangkan jadi sebuah cerita. Si fani sampe ngakak kalo cerita ini sampe dibaca 4k orang. Dia puas banget apalagi pas gue di bangsat2in sama kalyan. Hmz poor federica.
Rencananya, mau balas reply-an kalian sekarang. Eh nyatanya aku gak bisa scroll mentab semalam. Akan ku jawab pertanyaan kalian disini aja ya.
1. Kenapa nggak bikin wattpad? Ya Allah ngakak. Sejujurnya aku pernah bikin tapi yg readnya dikit. Jadi ku pikir tulisanku jelek.
2. Kalo cerita ricaxnuka halu, kalo cerita ricaxjoe halu juga nggak? Ya Allah itu mah beneran kejadian. Membekas sakitnya ampe sekarang. Tapi makasih banget kalian yang niat bgt baca dari cerita joe, semakin banyak like semakin merasa bersalah akutuuuu:')
Makasih jugak yang sudah support aku tentang kisah joe sama aku. Buat yang nanya kelanjutannya, mereka sebentar lagi mau menikah. Huhu. Doain terbaik untuk mereka ya :) doain jugak aku udah bawa pasangan ke kondangannyahhh. Yang mau mutualan bole silahkan.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Federica, 김
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls (>4 tweets) are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!