(A THREAD)
P.S: Sangat di rekomendasikan buat yang jomblo.
Pas lagi makan bareng sama Fani di kfc, dia bilang, "Ca, kayaknya saatnya gue buka hati deh."
Aku kaget ya, karena Fani ini orangnya anti banget sama gombalan & tidak pernah dekat sama cowok lingkungan kampus.
Dia jawab serius. And guess what, 2 bulan kemudian dia bilang ke aku kalo dia pacaran sama temen sefakultas kami, sebut aja cowok itu Gerard ya.
"Ya, Ca. Kalo kita liat dari penampilan mulu kapan puasnya sih. Kadang aku dulu mikir, kenapa temenku mau sama yang wajahnya kayak bapak-bapak, sekarang aku tahu jawabannya. Buat apa coba kita pacaran sama yangㅡ
Aku cuma iyaiya aja. Alhamdulillah Fani akhirnya dewasa.
Ca, nggak sabar ingin lihat kamu punya pacar. Kayaknya friendship goals banget kalo kita bisa double date dan pacar kita akur!
Dengan perasaan kesal, aku memutuskan untuk tidur tanpa membalas chat Fani.
ZzZzZz
Entah kenapa, semenjak jomblo, tingkat narsisku meningkat. Karena mau riya sedang di Gramedia, aku buat instastory.
Belum lama post, Fani reply instastory-ku.
Aku ngeliat ulang instastory-ku. Memang disana aku nggak sengaja nyorot seorang cowoj dengan hoodie pull&bear hitam lagi baca di rak buku teknik. Aku balas dm Fani dengan emot '😒' doang.
"Mba mau nanya."
Ternyata cowok hoodie item itu yang nyelonong ambil antrianku.
Sumpah disitu aku nahan ketawa.
"Coba cari di komputer pencarian aja, mas." Jawab kasir.
"Judulny Catatan Juang, kak. Bukan Konspirasi Alam Semesta vol.2. Novelnya Fiersa, kan?"
Kalo aku jadi dia jugak pasti malu sih.
Akhirnya aku nekad duduk di meja yang udah ditempatin sama cowok yang kayaknya dia ga mesen apa-apa.
"A, ikut duduk disini boleh?"
Terus si cowok itu juga kaget ngeliat aku. Ternyata dia itu si Konspirasi alam semesta vol. 2. (?)
"Ih, kamu yg nyari buku fiersa, kan?" Tanya aku. Biar kayak di pelem-pelem. Kebetulan yang hqq. "Kuliah disini juga?"
"Iya. Kamu juga? Jurusan apa?"
"Hukum. Semester 7. Kamu?"
"Arsitek. Sama dong semester 7."
"Kamu lagi nunggu orang?" Kata dia tiba-tiba.
"Hah, nggak. Emang kenapa?"
"Kalo gitu pasti kamu lagi laper banget?"
Aku baru sadar. Kalo di nampan ada dua porsi Ayam Geprek.
Dia ketawa. Matanya ilang. "Wah, nggak enak nih. Baru aja kenalan udah di traktir makan. Tapi nggak boleh nolak rezeki."
Apa cuma di kampus aku, anak teknik tuh selalu to the point?
"Mau kemana, Ca?"
"Bawa keandaraan?"
"Nggak, aku mau naik angkot."
"Lah,yaudah naik. Biar aku anterin. Aku juga mau ke Upnormal."
"Jadi kamu ngapain ke braga?"
"Aku mau nonton."
"Nggak. Aku sendiri."
"Eh.. Serius Ca?"
"Iya, emang ada aturannya ya kalo masuk bioskop nggak boleh sendiri?"
"Yaudah deh, yuk aku temenin nontonnya."
"Lah, nggak usah."
Akhirnya kita nonton film berdua. Ngerasa agak canggung sih, udah lama nggak nonton bareng cowok. Begonya gue, entah salting atau apa.. Saking bingung mau ngapain, w terus-terusan nyedot soda yang udah ada isinya.
Pas selesai nonton, aku baru sadar. Dia kan tadi bilang mau ke upnormal. Aku langsung nanya ke dia, dan dia jawab.
Akhirnya aku ikut. Ya nggak apa-apalah. Nambah-nambah temen kan kenalan sama anak fakultas dia. Awalnya aku kira yg di upnormal tuh anak fakultas dia. Ternyata.....
Disana aku awkward banget, kan ya. Ya ampun kalo tau yg disini ibu bapaknya ku nggak usah ikut. Tapi aku berusaha memberikan energi positif. Hanya ibu dan bapak 'temen' ku.
Awalnya basa-basi. Bisa kenal Nuka dimana, rumah dimana, dan jurusan apa. Tapi ujung-ujungnya bapaknya nyeletuk,
Yatuhan, cowok seputih porcelain gini dibilang dekil. Gimana aku.
"Ibu seneng banget akhirnya Nuka bawa cewenya. Biasanya dia tertutup."
Ternyata Nuka ini anak satu-satunya. Ibunya sempet kesel, anak satu-satunya tapi jarang pulang kerumah. Tapi mau gimana lagi, Nuka susah dikendalikan kalo soal hobi
Aku dan Nuka semakin sering hangout bareng. Dari mulai ngopi, nonton, sampai main ke timezone. Dia satu-satunya cowok yang bisa mengerti peraturan orangtuaku. Nukaㅡ
"Ca.." Nuka manggil aku yang lagi sibuk ngaduk-ngaduk Thai Tea.
"Paan.."
Dari pembicaraannya, sepertinya aku ngerti.
"Mungkin. Asalkan orangnya bukan kamu. Hehe."
"Bercanda mulu."
Dia naikin lengan jaketnya. Kayaknya sih salah satu cara dia buat ngilangin tegang.
WOYYY
ITUKAN APA YANG GUE MAU
Disana, aku bener-bener nggak bisa sembunyiin senyum aku karena bahagia. Bego emang.
"Kenapa aku? Kenapa aku yg kamu pilih?" Anjay so jual mahal bgt dd
YAEYALA. BAHKAN UDAH GA NAPAK
Akhirnya dari situ kita jadian. Kita nggak pernah umbar2 di sosial media. Bahkan Fani nggak tahu kalo kita pacaran.
"Ca. Rica. Bangun Ca. Mau kuliah nggak?" Suara mama membangunkanku.
Pesan dari Fani:
Ca, nggak sabar ingin lihat kamu punya pacar. Kayaknya friendship goals banget kalo kita bisa double date dan pacar kita akur!
Oh shit, ternyata aku cuma bermimpi.
1. Kenapa nggak bikin wattpad? Ya Allah ngakak. Sejujurnya aku pernah bikin tapi yg readnya dikit. Jadi ku pikir tulisanku jelek.