Thread by @BakarSmith

“Taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul, dan ulil amri di antara kamu.”
(QS. An-Nisa’, 4: 59).
Di sini ulil amri salah satunya adalah penguasa yang sah, dan mesti ditaati.

“Hendaklah kamu mendengarkan dan mematuhi biarpun yang diangkat untuk memerintah kamu seorang hamba sahaya bangsa Habsyi, rambutnya bagai anggur kering.” (Al Hadis).

Kepatuhan di sini bisa bermakna tidak keluar untuk mengerahkan massa (baca: people power 💥), meskipun tidak sesuai dengan aspirasinya. Prinsip kepatuhan ini untuk menjaga kelangsungan sistem sosial agar tidak terjadi anarki.

Kritik terhadap penguasa itu bagian dari amar ma’ruf nahi munkar, dan ini sama sekali berbeda dgn memberontak atau apa yang disebut sebagai bughat sesuatu yang melampaui batas. Ini dilarang dan pelakunya mesti dihukum, mereka keluar dari ketaatan terhadap penguasa yang sah.

Dan kalau ada dua golongan dari mereka yg beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya. Tapi, kalau yg satu melanggar perjanjian terhadap yg lain, hendaklah yg melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.”
(QS. al-Hujurat:9)