, 22 tweets, 3 min read Read on Twitter
Sebuah Utas

Jadi ingat satu cerita tentang sedekah, aku lupa siapa yang menceritakannya.
Aku ingin ceritakan kembali, dari serak kumpulan ingatanku.
Ada satu keluarga petani di jawa tengah, punya satu anak yang baru lulus SMA. ingin sekali anaknya masuk perguruan tinggi, meski tersisa hanya satu harta terbesar yaitu motor tua bapak yang biasa digunakan bekerja
Terjual motor itu cepat, dengan harga pas pasan, yang penting pas untuk biaya masuk kuliah, yang penting pas untuk si anak berangkat ke kota.
di tengah masa persiapan berangkat ke kota, suatu malam terketuk pintu rumah petani itu oleh sodara yang berasal dari desa seberang. Istrinya nyaris gagal melahirkan, butuh ditindak, butuh biaya besar.
Mendadak abu abu atap langit langit rumah petani, sebab asap kebingungan sesak memenuhi ruangan. dia tatap mata sang anak yang ketakutan tidak jadi kuliah, dia anggukan kepala, dia ucap Bismillah, dia serahkan seluruh uang pada saudaranya, teriring pesan "mugi mugi slamet bojomu"
Masuk ke kamar si anak, kecewa. Ibu berusaha menenangkan, bapak bilang "aku dijanjeni, rejekiku ora mungkin mlayu" ( saya dijanjikan rezeki yang tidak akan lari ) ... "ra sah nangis, ra sah wedi" ( jangan nangis, jangan takut )
Hari berlalu dilewati sang anak yang akhirnya jadi petani, membantu bapaknya di ladang orang, sedang ibu kembali jual sayur dan serabutan.
Hari berlalu, lewat ramadhan, hadir bulan syawal. diketuk rumah petani itu oleh suara mobil besar, rupanya juragan dari kota datang, sambang karena kebetulan lewat.
setelah topik basa basi, muncul satu pertanyaan mendalam, menanyakan sang anak petani, umurnya, kegiatannya,kemampuannya. Ditawarkan sang anak ikut bekerja di kota, diajari nyupir, "pelan pelan pasti bisa" ucap datuk ini.
atas izin kedua orangtuanya, ikut pergi sang anak hari itu juga ke kota. Melewati hari hari belajar menyupir, lalu sah jadi supir datuk, mengantarnya kesana kemari, mengurus bisnis besi tua.
Diajarkan pula anak ini sedikit demi sedikit ilmu. mulai ilmu berhitung yang pasti, ilmu meraba besi, menerka harga, tawar menawar dan hal hal ini itu yang lainnya.
Suatu hari sang datuk jatuh sakit, dirasa terlatih datuk mengutus si anak ini untuk mengurus sementara usahanya, bertemu orang ini itu, bersurat ini itu, tentu saja masih dalam bimbingan datuk
Banyak keberhasilan yang lahir dari si anak, meski belum lari cepat, tapi yang ia lakukan selalu tepat.
Datuk makin melemah, dipanggil anak ini ke kamar datuk, ditanya bagaimana perasaannya 3 tahun ini menjalani hari bersama, ditanyakan tekad dan niatnya tentang masa depan.
lalu datuk memanggil anak wanita terakhirnya ikut masuk ke kamar, dan menanyakan sesuatu pada si anak petani dan anak bungsunya.
sudikah kiranya mereka menikah? Ditatapnya binar dua mata anak muda ini, besar kesanggupan mereka, Mereka sama sama suka.
Lalu terjadilah pernikahan itu, tak ada setahun. Datuk meninggal dunia.
pada suatu syawal, anak petani bersama istrinya pulang kampung, membawa banyak hal, tidak hanya harta, namun juga kabar gembira, kabar kehamilan sang istri.
senang bukan kepalang bapak dan ibu petani melihat anaknya kini. Tahunan di kota, jadi orang
Ditengah perbincangan mereka, tiba pintu diketuk, ada saudara dari seberang desa, saudara yang dulu pernah meminjam uang untuk menyelamatkan istrinya yang nyaris gagal melahirkan, datang bersama anak dan istrinya.
Diam sang anak sejenak, lalu menangis mencium kaki sang bapak, "pak terima kasih sedekahnya"
ia ingat, andai hari itu dia jadi pergi ke kota untuk kuliah, mungkin hari ini dia masih sibuk mencari kerja, mungkin luntang lantung dan belum menikah. Tapi tidak hari ini, tidak kuasa Tuhan yang ini.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Bani Jawi
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!