Kesalahan merekalah yg sekarang harus dibayar seluruh bangsa ini karena secara tidak sadar kita sudah tertawan oleh duopoli maskapai tersebut.
Tapi aturan dunia internasional dlm hal jual beli pesawat menyebutkan pemilik maskapai harus menyediakan modal minimal 30 persen dari total nilai pembelian
"Saya menjual negara ini, yang saya jual itu Merah Putih!"
Lalu para buzzer berbusa2 ngoceh penting masyarakat memahami kesulitan maskapai penerbangan itu.
Inilah nasionalisme seorang Rusdi Kirana.
Hal sebaliknya dilakukan oleh Air Asia yg hanya mengoperasikan satu jenis pesawat sehingga biaya maintenance-nya bisa ditekan jadi murah
Korupsi yg sering jadi sorotan publik dan terbukti telah ada yg jadi tersangka KPK adalah adanya 'Succes Fee' untuk setiap pembelian, termasuk pembelian pesawat.
Mengapa demikian? Karena beli pesawat besar success fee-nya lebih besar juga.
Untuk lebih jelasnya silakan baca pernyataan Wakil Ketua BPK pak @AchsanulQosasi berikut ini. Atau silakan tanya langsung pada beliau saja
m.liputan6.com/bisnis/read/28…
Hayo, siapa yg berani bilang korupsi bukan penyebab mahalnya tiket pesawat? Biar kami kencingi mulutnya yg bertahi lalat itu!
Jadi bohong jika dikatakan Garuda rugi karena rute domestik terlalu murah. Ini buktinya, hasil pemeriksaan BPK.
ekbis.sindonews.com/read/1247156/3…
Korupsi yg merugikan Garuda tapi harga tiket murah yg disalahkan agar rakyat yg membayar kerugian akibat korupsi tersebut!
Maka dengan kekuatan armada dan financialnya Lion dan Garuda tampil memimpin pasar. Satu persatu maskapai kecil tutup.
Jawabannya adalah DUOPOLI!
Jawabannya juga sama, DUOPOLI.
Air Asia jelas tidak akan mau diajak bergabung apalagi di akuisisi. Maka perlu ditempuh cara 'ngerjain' maskapai asing ini.
Persis seperti iklan jin sakti yg bisa melenyapkan kasus korupsi.
Mereka yg dulunya adalah pelaku predatory pricing itu sendiri sekarang menggunakan pengaruhnya di pemerintahan utk mengunci kemenangannya. PREDATOR MENANG!
Bukankah itu seperti rakyat Indonesia mensubsidi rakyat negara lain?
Kenapa rakyat Indonesia yg harus dijadikan korbannya?