Profile picture
#99
, 42 tweets, 8 min read Read on Twitter
DUSTA DIBALIK ALASAN MAHALNYA HARGA TIKET PESAWAT
Sejak ramainya protes publik terhadap mahalnya harga tiket pesawat sudah banyak pembelaan2 baik yg dilakukan oleh Menhub Budi Karya sendiri maupun oleh para buzzer modal copas brief.
Inti dari semua pembelaan tersebut adalah meminta publik untuk memahami dan menerima mahalnya harga tiket pesawat sekarang ini.
Sayangnya sebagian besar alasan yg dikemukakan adalah dusta. Malam ini kita akan bongkar satu persatu kebohongan tersebut.
1. Avtur.
Mahalnya harga avtur selalu jadi alasan klasik Menhub Budi Karya maupun maskapai untuk pembenaran mahalnya biaya operasional pesawat yg berdampak langsung pada harga tiket.
Berikut adalah salah satu bukti Menhub Budi Karya menyebutkan mahalnya harga avtur adalah penyebab mahalnya tiket pesawat sekarang ini.
bisnis.tempo.co/read/1175687/r…
Bagaimanakah fakta sesungguhnya? Ternyata harga avtur kita sudah cukup murah bahkan lebih murah dari Singapura.
Jadi menyebut harga avtur sebagai penyebab mahalnya tiket pesawat saat ini sudah tidak relevan lagi. Tapi kenapa masih terus di-ulang²?
2. Standar Keamanan.
Para buzzer selalu meng-ulang² narasi bahwa mahalnya harga tiket pesawat saat ini adalah demi keselamatan penerbangan. Sebab harga tiket pesawat yg murah akan mengorbankan standar keselamatan penerbangan.
Bagaimana kebenaran sesungguhnya? Benarkah tiket murah akan berdampak pada keselamatan penerbangan? Sehingga Menhub perlu membuat kebijakan TBB dengan alasan demi keselamatan penerbangan?
Jawabannya, TIDAK BENAR. Standar keselamatan penerbangan tidak boleh dikorbankan atas alasan apapun, termasuk harga tiket.
Maskapai harusnya bebas menjual tiket semurah apapun tapi dilarang keras mengorbankan standar keselamatan.
Bahkan KPPU sendiri mendukung penghapusan kebijakan batas tarif Mentol, eh Menhub Budi Karya dan menyampaikan harga tiket Rp 0 sekalipun tak terkait dengan safety.
Dan bagi para buzzer Budi Karya yg meng-ulang² narasi BOTOL tiket murah akan berdampak pada keselamatan penerbangan sebaiknya googling dulu pernyataan Menhub tentang hal ini agar terlihat sedikit cerdas
Dan jika ada pihak maskapai yg gunakan keselamatan penerbangan sebagai alasan naiknya harga tiket pesawat maka itu adalah kriminal! Sebab secara tidak langsung mereka sudah mengakui selama ini melakukan 'kompromi' terhadap standar keselamatan penerbangan.
Kesimpulan, alasan keselamatan penerbangan sebagai pembenaran mahalnya tiket pesawat dengan ini terpatahkan alias HOAX.
3. Akibat Perang Tarif.
Menhub Budi Karya sering berperan ganda sebagai PR maskapai penerbangan. Kali ini mahalnya tiket pesawat disebut akibat perang harga. Narasi serupa kemudian di copas ramai² oleh para buzzernya.
Benarkah alasan Menhub Budi Karya itu? Jawabannya lagi² TIDAK BENAR.
Jika tiket mahal adalah akibat perang harga, maka mengapa maskapai yg sama saat ini masih bisa jual murah di rute domestik negara tetangga? Jauh lebih murah dibanding harga tiket di Indonesia?
Yg benar adalah karena terjadi Kartel di Indonesia yg didukung oleh kebijakan batas tarif oleh Menhub Budi Karya maka tiket di Indonesia jadi lebih mahal dari negara tetangga. Sebab disana kompetisi tetap terjadi dan tidak ada kebijakan Tarif Batas Bawah (TBB)
Kesimpulan, alasan tiket mahal adalah akibat perang harga adalah HOAX.
Penyebab mahalnya harga tiket pesawat adalah praktek kartel dan kebijakan TBB Menhub Budi Karya. Sebab dgn kebijakan tersebut maskapai dilarang jual tiket murah lagi.
4. Struktur Biaya Maskapai.
Ada juga narasi buzzer yg menggunakan pendekatan struktur biaya maskapai sebagai pembenaran mahalnya tiket pesawat. Tujuannya adalah mengajak masyarakat memaklumi dan lalu ikhlas menerima mahalnya tiket pesawat.
Bahkan ada buzzer Budi Karya yg berbusa² bikin struktur harga versi *infovalid eh ternyata cuma ngarang bebas
Struktur biaya memang benar adalah faktor pembentuk HPP, tapi HPP belum tentu merupakan satu²nya pembentuk harga jual.
Silakan dipahami pelan² masalah ini.
Contoh HPP sebuah produk adalah sebesar Rp 100.000, tapi perusahaan tersebut berhasil menarik iklan yg mau membayar Rp 30.000 untuk setiap produk yg terjual. Maka jika produknya dijual seharga Rp 90.000 (di bawah HPP), perusahaan masih dapat untung Rp 20.000
Maskapai penerbangan mendapatkan pemasukan tidak melulu dari tiket pesawat. Ketika kita naik pesawat LCC pastinya kita sering menemui stiker iklan di dalam pesawat bukan? Masih ada lagi pemasukan dari iklan majalah hingga jualan di udara.
Jadi menyodorkan struktur biaya saja sebagai pembenaran mahalnya tiket adalah salah satu bentuk pembodohan publik. Tujuannya untuk membuat konsumen ikhlas membayar mahal meski kantongnya menjerit.
Hanya konsumen bodoh yg ikhlas bayar mahal ketika dia harusnya bisa bayar murah
Dan makin sesat logika jika struktur biaya versi sepihak perusahaan maskapai dipakai begitu saja oleh kemenhub untuk penentu penetapan TBB. Sebab perusahaan mana yg mau kasih HPP real jika tahu tujuannya adalah untuk penetapan tarif batas bawah?
Bayangkan, laporan keuangan dengan auditor saja bisa direkayasa apalagi cuma diminta menyerahkan struktur biaya secara sepihak untuk penetapan TBB, yg notabene makin tinggi struktur biaya yg disodorkan akan makin menguntungkan maskapai.
Apakah pihak Kemenhub punya hitung²an struktur biaya sendiri diluar yg disodorkan pihak maskapai? Informasi yg kami dapat ternyata tidak.
Menhub menetapkan kebijakan TBB sepenuhnya atas struktur biaya yg disodorkan oleh pihak maskapai!
Dengan cara kerja seperti itu sangat patut dicurigai terjadi markup struktur biaya. Bagaimana tidak, semua² terserah pada hitung²an pihak maskapai. Sebagai korporasi tentu saja mereka maunya untung yg sebesar²nya.
Markup semacam ini marak terjadi di kasus cost recovery bidang Migas dan sudah menjadi perhatian KPK. Ketika perusahaan diminta menyodorkan hitung²an biaya untuk diganti atau dibuatkan proteksi maka yg sering terjadi adalah markup
5. Nasionalisme.
Isu nasionalisme banyak ditiupkan untuk menolak solusi yg diberikan Presiden @jokowi membuka pintu masuk bagi maskapai asing untuk menciptakan kembali kompetisi yg menguntungkan konsumen.
Nah, bicara soal nasionalisme mari kita bandingkan lebih nasionalis mana membela kepentingan dua maskapai nasional yg serakah dan tidak nasionalis dengan kepentingan lainnya?
Untuk itu kita harus melihat dampak mahalnya tiket pesawat bagi perekonomian nasional secara keseluruhan. Mulai dari hancurnya sektor pariwisata beserta usaha² penunjangnya, meningkatnya angka inflasi hingga terganggunya bisnis online masyarakat umum
Lalu kita lihat layakkah maskapai Lion Air yg jual tiket mahal di Indonesia tapi jual super murah di negara lain dibela atas nama nasionalisme?
Layakkah Garuda yg ingin menutupi kerugian akibat korupsi dan inefisiensi dengan tiket mahal dibela atas nama nasionalisme?
Mana yg lebih nasionalis membela kepentingan ekonomi nasional atau membela dua maskapai yg serakah, cengeng dan tidak nasionalis itu?
Nasionalisme macam apa yg dipertontonkan oleh maskapai nasional kita dengan fakta seperti ini?
Layakkah mereka dibela sedemikian rupa dengan mengorbankan kepentingan nasional kita?
Kesimpulan, membuka pintu masuknya maskapai asing agar tercipta kembali persaingan yg menguntungkan konsumen dan membantu geliatnya perekonomian nasional adalah jauh lebih nasionalis dibanding membela maskapai nasional yg korup, tidak efisien dan takut bersaing!
Bagi yg anti maskapai asing karena alasan nasionalisme harap nanti jangan beli tiket maskapai asing meski harganya lebih murah. Konsistenlah dengan nasionalisme semumu!
Presiden @jokowi sudah mengusulkan membuka pintu masuknya maskapai asing untuk meramaikan kompetisi di Indonesia, tapi tampaknya ada resistensi dari Menhub Budi Karya dengan mengatasnamakan Asas Cabotage
Padahal asas cabotage tidak mengharamkan sama sekali masuknya maskapai asing di Indonesia. Air Asia contohnya adalah maskapai asing yg beroperasi di Indonesia dengan memenuhi syarat² tertentu, antara lain kepemilikan saham orang Indonesia minimal 51 persen.
Tapi syarat² yg memberatkan itupun harusnya bisa diubah dengan deregulasi bahkan revisi UU. Pemerintah berhak mengajukan itu. Itu jika memang punya niat serius menjalankan apa yg diinstruksikan presidennya.
Masalahnya keberpihakan Budi Karya pada siapa? Pada rakyat, pada atasannya yaitu Presiden @jokowi atau pada kepentingan kartel maskapai?
Jika keberpihakan Budi Karya pada kepentingan rakyat dan patuh pada atasannya, maka dia akan MENCARI JALAN.

Jika keberpihakan Budi Karya pada Kartel korporasi maskapai penerbangan, maka dia akan MENEMUKAN ALASAN.
Sekian kultwit kami. Semoga netizen cerdas dan tidak mudah dibohongi. Terima kasih.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to #99
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!