Thread by @AfifFuadS

1. Teriak toleransi tapi kok tidak toleran pada sesama Muslim? Pengajian dipermasalahkan!!
oke, kita mulai dari video ceramah dibawah ini dahulu, ini hanya contoh kecil, bagaimana mereka berdakwah

2. Kita berangkat dari dawuh Gus Mus berikut “Kita ini adalah orang Indonesia yang beragama Islam. Kita bukan orang Islam yang kebetulan dilahirkan di Indonesia,”

3. Wali songo membawa Islam dg cara elegan, bergandeng dg budaya2 luhur Nusantara, Islam bergandeng mesra dg apa yg kita sebut akulturasi budaya, nusantara punya segudang nilai tradisi adi luhung sbg modal besar bangsa ini akan besar

4. Jika kemudian dakwah Islam yg mereka lakukan pada hari ini, selalu mengusik nilai budaya luhur yg telah bergandeng mesra dg islam, dg alasan pemurnian agama, ini yg kemudian menjadi masalah,

5. Ambil misal dr video diatas, sungkeman mereka permasalahkan, lalu di justifikasi dg dalil yurudis Islam berupa hadist secara yg mereka maknai secara tekstual, kita maklum bersama, sungkeman adalah nilai luhur budaya kita.

6. Apa yg salah dg sungkeman? terlebih kepada orang tua dan guru? Ihtiroman, penghormatan, bentuk tunduk dan patuh pd mereka, apakah lantas sungkeman yg kita lakukan lantas menyekutukan Allah yg patut disembah? tidak!!!

7. Semua yg tidak ada pada Zaman Rosul bukan lantas tidak boleh dan salah. kenapa harus mengikis budaya2 luhur moyang kita? tidak bisakah Islam bergandeng mesra dg budaya luhur moyang kita? jawabannya adalah kenapa Islam bisa diterima di bumi nusantara ini, balik lagi kesana

8. Jika kemudian dakwahnya adalah Tabdi` (membid`ahkan) semua nilai luhur tradisi moyang kita, ini yg bermasalah, bangsa yg besar adalah bangsa yg menghargai budaya luhur moyangnya, selama itu baik dan tidak bertentangan dg agama, kenapa harus dihabisi?

9. Kecintaan kita pada budaya2 luhur moyang adalah kecintaan kita pada Indonesia, Islam bisa bergandeng tangan dg itu semua, eklusifisme, tekstualisme dan puritanisme Islam ini yg kemudian bermasalah bagi nilai2 keindonesiaan kita. bukan lantas kita tidak mau pengajiannya

10. Jika itu dibiarkan, dimulai dari soal2 Furu`iyah yg mereka persoalkan, soal budaya, nanti pda akhirnya, pada soal substansi bernegara yg mereka persoalkan, bukan tidak mungkin, jika semangat yg dibawa adlh eklusifisme, puritanisme beragama itu sendiri

11. Lantas akan ada narasi, umat Islam adalah mayoritas, sudah seharusnya Indonesia dijalankan dg hukum2 Islam yg sudah disyariatkan oleh agama, Pancasila adalah buatan Toghut, tidak sesuai dg Islam, dan pd akhirnya, tegakkan Khilafah Islamiyah sprti yg diteriakkan HTI selama ini

12. Jadi, bukan soal tak toleran pd pengajian mereka, bukan tak mau pd yg berbeda, silahkan hidup berdampingan dg kami, tak masalah, namun jika semangat2 yg dibawa adalah eklusifisme, puritanisme, esktrimisme dll dalam beragama, yg bisa mengancam keindonesiaan kita, itu lain crta

13. Sekian, syukron `ala ihtimamikum, kami hanya teringat, bahwa para Muassis NU dahulu, sangat mencintai Indonesia, kami punya tanggung jawab sejarah untuk terus mengawal apa yg sudah dicita2kan mereka dahulu.