@blogdokter selamat menemui kasus baru dok~
Suatu obat bisa menjadi obat di pasaran melalui serangkaian proses sehingga aman dan tepat penggunaannya.
Kaya kalo lahiran tu prosedurnya begini, begini, begini, sampai ditemukan 60 langkah yang aman. Ora mak bedunduk nemu, pake penelitian.
"Kalo pengen lahirannya cepet minum aja rebusannya bu. Kemarin temen saya minum itu cepet banget."
Jawabannya YA! YA BANGET!
Rumput fatimah mengandung bahan fitokimia flavonoid yang merupakan bahan alami dengan struktur mirip estradiol dan menunjukkan aktivitas estrogenik. (Source: google.com/url?sa=t&sourc…)
Itu aja diawasi penggunaannya, nggak asal jasjus suntik biar cepet lahiran
Yang dikhawatirkan adalah penggunaannya.
Dosisnya harus seberapa? Dalam keadaan apa dia bisa dikonsumsi? Seberapa lama boleh dikonsumsi?
Kalau yang dari testimoni ya tongfang dan kawan-kawan.
Sama perkara obat dan herbal tadi.
Lha wong kabeh obat yg beredar itu ya asalnya tetumbuhan.
Itu adalah jamu yang di dalemnya dikasih tambahan 'obat' di luar kandungan asli dari bahan jamunya.
Sebutlah ditambahi dexa. Yo pegele kerasa ilang, tapi penyebab pegelnya nggak teratasi.
Males :p
Wong lawan bicaranya masih bawa 'anak kemarin sore' dalam mengintimidasi perdebatan.
2019 masih bawa-bawa umur dalam adu argumen?
Hadeu, kalo pengen cari viral harusnya threadku ditutup pake:
"Wah rame nih, nga ada yang mau mutualan?" dong? wqwq
Garis besarnya itu: yang diwaspadai herbal yang belum jelas dosis, kandungan, indikasi pemakaian, dan kontraindikasi pemakaian.
"Tapi kan herbal nggak ada efek sampingnya."
Ya karena belum tau kandunganya tadi -_-