, 30 tweets, 5 min read
My Authors
Read all threads
Lagi di jalan, habis nemenin anak yg homeschooling maen paintball sm temen2. Sy mau crita dikit pengalaman memilihkan anak sekolah.

Investasi uang buat sekolah penting, tp urusan anak, ada yg lebih penting, mendahului uang.

A THREAD.
Sebagai catatan, ini bukan berarti yg saya share paling bener ya. Cuman sharing aja, kalik2 cocok strategynya.

Hal paling rumit, lebih rumit dari ngurus perusahaan dan mungkin, lebih rumit dari ngurus negara, adalah: Ngurus anak!
Anak saya paling gede 12 tahun, SMP kelas 1. Homeschooling.

Sebelumnya SD di kawasan kemang.

Kelas 4 dia mulai bisa mengkritik kurikulum sekolah, metode guru mengajar dan betapa paginya sekolah di Indonesia harus mulai.

Ngga make sense, katanya.
Kritiknya saat itu:

Kenapa banyak pelajaran hapalan? Aku ga suka!

Kenapa sekolah pagi banget? I need more sleep!

I don't like sitting down and listening to teachers! Boring.

Knp sekolah bikin aturan without asking if students agree or not? Why only talking 2 parents?
Kelas 3 SD dia nulis surat ke kepala sekolah, how school should be. Versinya dia.

Should be fun, masuknya siangan biar boboknya cukup, harus banyak diskusi dan kurangi omongan 1 arah dll.

Make sense kan?

Tapi saat itu saya ga terlalu dengerin, krn ibunya blm pinter 😝😝
Sampe sekarang blm pinter juga sik. Cuman ya rada progress lah 😝.

Anyways. Intinya dia menolak sistem sekolah yg ada. Padahal sekolahnya dia tuh sekolah modern, guru2nya yg juga open atas inputs.

Teteuuup aja ga ketemu format yg dia suka.
Kelas 4, saya mulai konsultasi ke psikolog anak. Karena si anak ga mau ndengerin gurunya ngomong. Maeeeen aja adanya.

Paling bikin gemes, pas ulangan ngerjain seenaknya. Kertas digambarin ini itu. Soal ga dijawab tuntas dll.

Pas ditanya kok ulangan ga dijawab tuntas knp?
Dengan santai dia bilang gini lho:

I was busy mom.

Busy apaan? Kan lg ulangan? Tanya saya dan guru2

Busy thinking of Liam Neeson. Jawabnya.

Ampun kan! Ulangan kok malah mikirin Liam Neeson 😂😂😂
Intinya. Dia mau menunjukkan pemberontakan atas sistem, dengan caranya.

I went to psikolog anak. Oleh psikolog strategy pendekatan diubah: karena anak sudah paham big picture, jadi ditarik ke small picture.

Misal: soal mengabaikan guru.
Misal: soal mengabaikan guru. Anak harus ditanya. Kalau kamu bicara dan ngga didengerin, apa perasaanmu? Kira2 gitulah tips dari psikolog.

Saya terapkan dong. Saya tanya: kalo km ga mau dengerin guru, bayangkan kl km bicara dan guru ga mau dengerin kamu. Gimana perasaanmu?
Dengan santai, anak kelas 4 SD itu jawab gini:

Kalo aku ngomong dan ga didengerin, artinya omonganku ga menarik. Aku harus koreksi dan cari cara supaya omonganku di denger.

DHUAR!!!

Ibunya puyeng mau jawab apa 😂😂
Masa kelas 3-4-5 adalah masa saya sering ke sekolah, nangis2 di ruang guru krn bingung musti gimana sama si unyil satu ini.

Dia bener2 memberontak pada sistem.

Datang sekolah telat tiap hari, pe er ga dikerjakan, ga mau blajar, ulangan ga pernah serius etc
Berbagai hukuman dari baris d lapangan sampai disuruh ngepel lapangan sudah dikasi, cueeeek aja anaknya.

Adaaa aja alasan buat melihat hukuman sebagai something easy.

Hukuman baris? Enak ga masuk kelas.

Ngepel? Enak maen aer.

Ga bole masuk kelas? Enak bisa bolos.

Etc
Kelas 5, saya mulai maen otoriter. Harus nilai 9-10. Ga trima nilai 8. Kan udah mau UN kelas 6 nanti, saya ga mau dia ketinggalan.

Bener2 saya paksa.

Bisa sih. Nilainya 9-10 semua karena basically si unyil ini anaknya cerdas cuman dia ga mau blajar aja selama ini.
Ada satu titik, nilainya 8.

Saya marah. Saya bilang, nilaimu 8 lagi, ibuk ambil hapenya, ga usah punya hape!

Tanpa ekspresi, dia kasih hapenya ke saya. Take this, mom. I am tired.

JLEB. Saat itu saya ngliat matanya yang sedih. Saya baru ngeh anakku stress 😢😢
Segera saya singkirkan hapenya dan saya peluk erat.

Kakak capek ya? Kakak stress?

Iya, aku capek melakukan sesuatu yg aku ngga suka, mom. I just want to make you happy.

Ibunya nangis. Anaknya juga nangis. Kami tangisan bareng sambil pelukan. 😢😢
OK, sekarang gini kak, kita fokusnya diganti ya, yang penting kakak lulus aja ya? Ga usah dipikirin harus sekolah dimana, yang penting ntar kelas 6 lulus, OK? Kata saya sambil terus memeluknya erat.

Si Kakak mengangguk, masih lemes, tapi keliatan wajahnya lega.
Sejak saat itu, saya ga ada tuntutan akademis sama sekali.
Yg penting dia happy. Masuk sekolah telat mulu biarin. I follow her rhythm.

Sambil tiap malam tahajud, nangis minta pentunjuk hrs gimana mengurus si Kakak. Minta petunjuk sekolah yg terbaik, utk dunianya akhiratnya.
Pararel sy riset sekolah, dari yg kurikulum IB, Cambridge, Nasional, gabungan, dll. Ketemu sejumlah pakar pendidikan anak juga. Ikhtiar fisik lah.

Spiritual dan Fisik, semua jalan. Tapi ikhtiar spiritual mendahului ikhitiar fisik.

Hingga suatu titik ...
... Ada teman crita soal home schooling.

Singkat crita, saya riset lagi. Banyak hal.

Hasil riset saya share ke si Kakak, saya minta dia yg putuskan sekolah apa yg dia mau.

Si Kakak akhirnya pilih homeschooling. Biar bs fokus ke minatnya, olahraga dan musik.
She is now happy dengan pilihannya meski kadang2 bosen. Biasalah.

Si kakak suka wushu. Beberapa bulan lalu menang 3 gold di Singapore. Juga suka musik, dapet dari bapaknya.

Most importantly, di rumah dia punya lawan diskusi yg sepadan, bapak ibunya.
si Kakak terbiasa lingkungan yg demokratis dan kritis. Ngga basa basi. Kami biasa diskusi tentang sex, narkoba, spiritualism, politik dll dengan enteng di meja makan atau sblm tidur.

Kedalaman diskusi ini yg dia ga dapatkan dngn mudah d sekolah biasa.

Why?
1. Guru2 belum tentu punya ilmunya.

2. Kultur Indonesia yg harus pakai sopan santun dlm diskusi, kaget dngn pertanyaan2 kritis.

3. Kita ngga biasa terbuka dengan topik yg sensitif

4. Guru harus ngurus banyak anak, waktu dan tenaganya ga cuma buat fokus ke anak saya aja.
Lalu apa kaitannya story saya dengan "ada investasi yg lebih penting sblm bicara investasi uang"?

...yaitu investasi mindfulness orang tua.

Orang tua yg tenang, ngga gelisah, paham apa yang harus dilakukan, paham kebutuhan anak.

Ini investasi mahal dan terpenting!
Menjadi ortu yg punya mindfulness yg baik, sepengetahuan saya, harus dimulai dengan pemahaman diri sendiri.

Memahami diri sendiri ini, adalah journey yg panjang.

Kita ngga bisa mengarahkan anak saat our feet don't stand firmly on the ground.
Kita ngga bisa mengarahkan anak, saat jiwa kita sendiri guncang, berantakan, lelah, tidak tenang, tidak firm.

Ini bagian terberat jadi orangtua. At least itulah yg saya pahami, sependek pengalaman saya jadi ibu 2 anak.
Buat yg sekarang lagi nabung uang buat sekolah anak, jangan lupa nabung kesehatan jiwa, kesehatan spiritual.

Uang tidak akan menyelesaikan urusan pendidikan anakmu, malah bisa menjerumuskan kalo ternyata salah milih lingkungan. Ngga semua sekolah mahal means sekolah bagus
Begicyuuuu.

End.
Btw ini bukan berarti sy bilang homeschooling paling bener ya. Tergantung kebutuhan anaknya.

Homeschooling itu PR besar buat ortu.

Ngga hanya butuh uang lebih, tp juga ilmu dan kehadiran ortu yg total.

Tanpa 3 itu, ga jalan.
Itu si Kakak, udah 12 tahun, lebih gede dari ibunya 😁

Adek 6 tahun, cita2nya jadi imam Masjidil Haram
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Iim Fahima Jachja

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!