My Authors
Read all threads
Pada Tgl 26 Maret 1873, Belanda menyatakan ultimatum perang terhadap Kerajaan Aceh dari atas geladak kapal uap Citadel van Antwerpen.

Dan Sebuah koran berbahasa Inggris, Javasche Courant, mempublikasikan sebagian isi surat Ultimatum perang itu pada tanggal 3 April 1873.
Menimbang :

Berdasarkan kekuasaan dan wewenang yang diberikan kepadanya oleh Pemerintah
Hindia Belanda, maka dengan ini, Atas nama pemerintah tersebut:
MENYATAKAN PERANG,

Kepada

Kesultanan Aceh.
Dan pernyataan ini lebih lanjut memberitahukan pula kepada setiap orang yang bersangkutan serta memperingatkan kepada setiap orang akan segala akibat yang mungkin ditimbulkan olehnya serta kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada setiap warga negara di dalam masa peperangan.
Termaktub di kapal uap Sri Baginda Raja “Citadel van Antwerpen” yang berlabuh di Perairan Aceh Besar, pada hari ini, Rabu, tanggal 26 Maret 1873.

Ttd :

Komisaris F.N. Nieuwenhuijzen

Sumber : Buku Perang Kolonial Belanda di Aceh, terbitan 1977.
Sultan Aceh memutuskan bahwa Aceh tidak akan tunduk kepada ancaman Belanda dan setiap serangan akan dibalas dengan serangan pula. Segenap lapisan rakyat diserukan untuk ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kehormatan dan kedaulatan kerajaan Aceh dari setiap serangan.
Dan Sultan Aceh Alauddin Mahmud Syah Johan Berdaulat Fil Alam bertitah: “Udep merdeka, mate Syahid. Langet sihet awan peutimang, bumoe reunggang ujeuen peurata. Salah narit peudeueng peuteupat, salah seunambat teupuro dumna.”
Di hadapan para wazir dan uleebalang. Sulthan Alaiddin Mahmud Syah berujar.

“Saya sudah dapat laporan dari Peutua Balei Sisasah Keurajeun bahwa Holanda sudah dapat dipastikan menyerang kerajaan kita ini,” katanya dengan suara nyaring dan tegas.
Untuk menghadapi Holanda itu, maka hari ini dalam rapat ini saya akan membentuk kabinet perang,” lanjut Sulthan.

Sulthan benar-benar mempersiapkan peperangan besar untuk menghadapi Belanda. Ia meminta kepada para menterinya (wazir) untuk menyusun kabinet perang yang efektif.
Setelah menerima berbagai masukan dalam rapat itu, Sulthan Alaiddin Mahmud Syah menunjuk tiga wazir (menteri) untuk memimpin kabinet perang. Sulthan tetap bertindak sebagai kepala pemerintahan.
Sementara untuk kabinet perang Sulthan menunjuk Tuanku Hasyim Banta Muda Kadir Syah sebagai Wazirul Harb (Menteri Peperangan) merangkap sebagai panglima besar angkatan perang dengan pangkat Jenderal Tentara Aceh.
Kemudian Tuanku Mahmud Banta Kecil Kadir Syah diangkat sebagai Wazirul Mizan Wazirul Dakhiliyah-Wazirul Kharijiah (Menteri Kehakiman merangkap Menteri dalam dan luar negeri) merangkap Wakil Kepala Pemerintahan.
Sementara satu lagi Said Abdullah Teungku Di Meulek diangkat sebagai Wazir Rama Setia (Sekretaris Negara) merangkap Wakil Panglima Besar Angkatan Perang dengan pangkat Letnan Jenderal Tentara Aceh.
Kabinet perang dilantik dan disumpahkan di dalam Mesjid Istana Baiturrahim. Upacara pengambilan sumpah dipimpin oleh Kadli Mu’adhdham Syeh Marhaban bin Haji Lambhuk.

Ia berdiri menghadap ketiga pemimpin kabinet perang itu, mengangkat kitab suci Al Quran ke atas kepala mereka.
Isi sumpah itu.
“Kami bersumpah, bahwasanya kami tiga orang sekali-kali tidak mau tunduk di bawah kekuasaan Holanda, dengan menyerah diri takluk di bawah kekuasaan siteru. Maka barang siapa dalam tiga orang yang tersebut namanya dalam surat istimewa ini tunduk dan takluk,
ke bawah kekuasaan Holanda, maka ke atasnya kutuk Allah sampai pada anak cucunya masing-masing.”

Dan Naskah sumpah itu kemudian dicatat dalam sarakata Baiat Kerajaan, bertulis tangan dengan huruf Arab dan disimpan oleh Wazir Rama Setia sebagai dokumen baiat Kerajaan Aceh.
Setelah selesai pengambilan sumpah, maka kabinet perang mengeluarkan maklumat kepada seluruh Uleebalang dan rakyat Aceh. Maklumat itu disampaikan oleh Wakil Panglima Perang Said Abdulah. Maklumat itu berjudul “Surat Nasehat Istimewa Keputusan Kerajaan Aceh Melawan Holanda.”
Maklumat tersebut dicatat dalam sarakata nasehat kerajaan. Isinya.
“Bismillahir Rahmaanir Rahiim. Bahwa hamba memberi nasehati tuan-tuan atas nama Kerajaan Aceh beserta ahli waris kerajaan, dengan alim ulama dan rakyat Aceh khususnya, dan rakyat bawah angin umumnya.
Wahai tuan-tuan sekalian, hamba memberi perintah hari ini, bahwa sekalian tuan-tuan kita semuanya, bersiap siap dengan apa senjata saja yang ada pada kita masing-masing, karena kita semuanya akan menghadap bahaya maut yaitu 3 perkara :
pertama menang, kedua syahit, ketiga tidak ada sekali-kali yaitu menyerah kalah kepada Holanda.

Ingatlah tuan-tuan, di sini hamba beri pernyataan dengan sahih sah muktamad, Bahwa :
bangsa Holanda sudah duaratus limapuluh tahun menjajah negeri bawah angin di luar kita Aceh, sejengkal tanah Aceh jangan kita beri kepada musuh kita bersama, yaitu Holanda.

Maka barang siapa yang menyerah kepada Holanda dengan sebab tidak ada masyakkah, maka Holandalah ia.
Maka orang seperti itu telah menjadi musuh Allah dan musuh Rasul dan musuh negeri dan musuh kerajaan.

Bersatulah kita semuanya, melawan Holanda bangsa barat yang hendak merebut menjajah negeri kita Aceh. Jangan tuan-tuan ngeri dan takut, kita orang Islam wajib berperang.
Maka barang siapa yang tuan-tuan dan hulubalang-hulubalang memihak berdiri kepada Holanda dengan sengaja, yang tidak ada masyakkah, maka Insya Allah Ta’ala akan datang pada suatu zaman yang kebili keubilui anak cucu tuan-tuan muntah darah dan dimandikan dengan darah.
Ingatlah wahai sekalian tuan-tuan Hulubalang yang khadam negeri, mulai dahulu sampai sekarang hingga akan datang, bahwa tiap-tiap orang ada jabatan mengurus negeri dan mengurus rakyat, yaitu memelihara rakyat dengan menyuruh makruf dan mencegah mungkar,
dan sekalian rakyat jangan tuan-tuan perbudakkan, dan sekalian rakyat bukan buat tuan-tuan hulubalang, tapi tuan-tuan yang hulubalang semuanya, timur barat tunong baroh, buat rakyat, yaitu menjaga mengurus dengan sempurna, supaya rakyat cinta kasih lahir batin pada sekalian tuan.
Sumber : Iskandar Norman ( Jurnalistik Dan Sejarahwan Aceh).
Pasukan Belanda Saat Memborbadir Istana Kerajaan Aceh Darussalam Dengan Memakai Puluhan meriam Besar.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Téuku Djóuhan

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!