My Authors
Read all threads
"KAMPUNG BANGSA BUNIAN"
Sebuah perkampungan terletak di pinggiran pantai yang hilang secara misterius.
Menyimpan sejuta misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan.

_Based on a true story_
@bacahorror #bacahorror #bacahoror
Waiting sampe malam ya.~
Waktu itu saya sempat bilang untuk tahan dulu soal thread yang satu ini. Jujur saya kesulitan untuk mencari informasi tentang daerah tersebut.
Jadi daerah itu sejarah panjangnya hanya di ketahui oleh sesepuh terdahulu. Bahkan kakek saya yang tinggal tak jauh dari daerah itu
Juga mengetahui tentang betapa angkernya daerah itu. Namun sayangnya kakek saya sudah meninggal Sekitar satu tahun lalu. Sebelum beliau meninggal, beliau ini sakit-sakitan dan lumpuh hampir 2 tahun. Kebetulan kakek saya juga termasuk orang perantau dan gemar menuntut ilmu.
Jadi mungkin itulah alasan kenapa kakek saya di waktu meninggal tersebut saya melihat beliau begitu sulit untuk jiwanya terlepas dari raganya.
Jadi sebelum beliau meninggal beliau sempat di obati oleh dua orang pintar. Yang satu bertugas membersihkan keris yang di miliki kakek
Dan yang satu lagi mengobati fisik kakek. Sebelumnya mohon maaf. Orang pintar yang bertugas membersihkan keris kakek waktu itu meninggal dunia sebelum kakekku meninggal. Keris sempat di kembalikan, semenjak beliau mengembalikan keris yang waktu itu dia bersihkan beliau sempat
Mengatakan. " abang jangan khawatir. (beliau memanggil kakekku abang karna umur mereka tidak berselisih jauh) abang sembuhkan saja penyakit abang. Urusan ini (sambil mengangkat keris) biar aku urus di dunia sana". Begitulah yang kuingat hingga tak lama sudah hampir satu bulan.
Lama beliau tidak berkunjung kerumah untuk mengobati kakek. Sampai pada suatu hari ibuku (anak dari kakekku) bertemu dengan beliau di jalan sambil jalan santai tidak menggunakan alas kaki.

"pak de.. Kenapa tidak pernah kerumah lagi?" sapa ibuku waktu itu.
"anu enduk.. Pak de
Sakit sama kek bapakmu"
Jawab beliau pada masa itu.
Kemudian beliau melanjutkan jalan santainya.
Ibuku waktu itu sedikit terdiam memikirkan. Namun siapa sangka itu adalah terakhir ibuku bertemu beliau.

Lalu yang orang pintar kedua yang mengobati fisik kakekku waktu itu
menggunakan media telur ayam yang di usap di seluruh tubuh. Ketika telur di pecahan nampak terlihat jelas Sebuah jarum berkarat 4 tusuk. Kakekku menangis waktu itu ucapannya agak rada kurang jelas karna waktu itu dia struk setengah badan. Dan mulutnya itu rada rada susah kalo
Bicara. beliau menangis dengan sedikit menceracau. Lalu orang pintar itu mengatakan jika raganya itu di jaga oleh 4 orang yang membawa mandau Yang bermaksud ingin mencelakainya. Terus beliau mengatakan jika orang berasal tidak jauh dari kakekku tinggal.
Itulah penyebabnya kenapa waktu kakek sakit dia lumpuh selama 2 tahun.
Sewaktu masih sehat, beliau sering kali mengingatkan ayahku untuk menjauhi daerah itu. Menurut orang-orang jika kita masuk daerah itu kemungkinan bisa tersesat atau pun masuk ke alam mereka.
Siapa yang di maksud mereka?
Mereka adalah BANGSA BUNIAN Itu lah sebabnya kenapa daerah itu bernama kampung BABU, Kampung bangsa bunian.
Kampung itu bisa di lewati oleh dua akses, Akses darat maupun akses laut. Untuk akses darat bisa menggunakan sepeda motor dengan jarak tempuh 15Km Dari kota sementara jika melalui akses laut untuk sekrang agak sedikit sulit karna rawa yang menghubungkan laut dan perkampungan
Telah tertutup pepohonan bakau sehingga sedikit sulit jika harus melalui akses laut.
Pernah suatu ketika disaat ayahku dan ibuku pergi bersama rekannya pergi kerumah kakek untuk menikmati pedesaan dengan meminum kelapa segar karna memang kakek punya kebun kelapa di belakang
Rumahnya. Jadi disaat itu rekan ibuku banyak yang tidak bisa membawa motor. Jadi di putuskan pergi menggunakan perahu ketek (pompong) yang sewaktu itu ayahku memilikinya.
Ketika ingin menuju kesana beberapa kali ayahku salah masuki rawa. Rawa itu terhubung langsung ke pintu air
Desa. namun akses menuju kesana sangat sulit karena tertutup pepohonan bakau tadi serta jeruju atau tumbuhan duri laut.

"kalo gak salah disini" ucap ayahku yang berbicara sendiri meyakinkan keraguannya waktu itu.
Ketika hampir sampai di penghujung rawa. Rawa itu buntu tertutup
Pepohon bakau.
Hingga kembali ayahku mengayuh kebelakang di bantu aku waktu itu. Hingga sampai ke empat kali. Baru kami menemukan rawa yang sebenarnya. Di sana kulihat pintu air seperti pada umumnya dan di atas pintu air itu ada kursi tempat biasa orang duduk. Lalu kulihat kakek
Seperti sedang menunggu kehadiran kami. (kejadian ini sewaktu kakekku masih hidup)
Sesampainya di sana ayah pun mengikat perahunya lalu para rekan ibuku naik kedaratan. Di bimbing ibuku menuju rumah kakekku mereka pun mendahului aku, ayahku serta kakekku.
Kudengar ayahku mengeluhkan kepada kakekku tentang beberapa kali kami salah masuk rawa.
Raut wajah kakek seketika berubah mendengar itu.

"lain kali nak.. Kalo mau lewat akses laut jangan lupa baca ayat 4 serta ayat kursi" begitulah pesan kakekku yang sampai sekarang
Masih aku amalkan meski tidak masuk perkampungan itu.
Kemudian kudengar kakek menambahkan.

"pantas saja lama sekali. Aku sudah menduga ini ulah BUNIAN. Untung saja tidak sampai masuk ke alam mereka" ujar kakek mengatakan kepada ayahku sambil berjalan.
Ayahku hanya mengangguk. Namun waktu itu rasa penasaran menganjal di hatiku. Dengan polos aku pun menanyakan satu hal kepada kakek.
"bangsa bunian itu sama seperti kita ya kek?. Siapa mereka sebenarnya."

Kakek sedikit tersenyum dengan pertanyaanku.
"bangsa bunian itu adalah
Salah satu bangsa mahkluk halus yang suka menyesatkan manusia. Yahh meskipun mereka juga suka membantu. Intinya jika tempat mereka tidak di ganggu mereka tidak akan mengusik sama halnya seperti mahkluk lain pada umumnya."
Terang kakeku yang waktu itu bahkan belum seluruh cerita.
Kemudian beliau melanjutkan " tempat tinggalnya mereka adalah rumah-rumah kosong yang lama di tinggalkan dan hutan-hutan luas.
Makanya sering ada orang hilang di hutan itu sering di kaitkan di sesatkan oleh bangsa bunian. Namun sisi baik dari mereka, mereka bisa membantu jika
Terjadi kebakaran hutan. Karna kakek melihat sendiri ketika.." belum sempat kakek menyelesaikam cerita itu. Ternyata kami sudah sampai di rumah kakek. Di sana ibuku sudah menunggu ayahku untuk menyabitkan kelapa.
Kamudian kakekku pun terhenti untuk bercerita langsung masuk ke
Dalam rumah mengambil peralatan sabit kelapa.

"lahh kakek.. Ketika apa..?" ujarku yang masih penasaran dengan cerita beliau waktu itu.

"nanti kakek sambung lagi" ucapnya sambil berjalan masuk kerumah.
Aku mengangguk setuju karna memang aku juga haus dan mau minum air kelapa.
Setelah semua peralatan sudah siap ayahku pun menyabit beberapa kelapa dan ibuku membentang tikar di halaman belakang rumah. Dan kakek menyembelih ayam untuk makan siang.
Sangat damai tidak terdengar riuhnya perkotaan yang terdengar hanyalah suara burung yang bersahut-sahutan.
Sehingga makan siang waktu itu sangat nikmat di temani alam dan angin sepoi yang bertiup di bawah rindangnya kebun kelapa. Hingga tanpa terasa jam pun sudah menujukan pukul 2 siang.
Aku mencari-cari kesempatan untuk menanyakan perihal cerita yang terhenti tadi. Kakek seolah tidak
Mau membahas tentang itu di hadapan rekan-rekan ibuku. Mungkin dengan maksud agar para tamu yang datang kedesa ini tidak merasa jera atau pun takut untuk berkunjung ke desa ini. Makanya kakek hanya menunjukan kesan kesan yang baik saja.

"ohh iya nak.. Pulangnya nanti jangan
Kesorean.. Takutnya air surut dan sulit untuk keluar dari rawa. Kira kira jam 3 saja pulangnya ya."
Ucap kakekku kepada ayah dan ibuku dan mereka hanya mengangguk.

Kami pun mulai berkemas dan berpamitan dengan kakeku serta neneku. Namun kakek mengantarkan kami sampai pintu air.
Ketika di perjalanan, seperti biasa kakek dan ayahku selalu berjalan paling belakang dan tentunya aku mengikut.
Dan saat itulah kesempatan aku untuk menanyakan cerita yang sempat terputus tadi.
" kek lanjutannya gimana tadi yang kakek ceritain?" ucapku yang penuh penasaran.
"ohh iya kakek sampe lupa.
Jadi waktu itu ada pernah terjadi kebakaran hutan. Orang orang berbondong membawa ember dan terjun kebeberapa sungai kecil untuk memadamkan api tersebut. Karna dulu pemadam kebakaran sangat sulit mengakses jalan masuk kesini. Para warga memadamkan
Secara manual. Ketika itu kakek melihat bangsa mereka ikut membantu. Bentuk mereka seperti manusia pada umumnya beberapa ada yang berbentuk seperti kurcaci dengan kulit keriput.
Wajah mereka memiliki garis tegak antara bibir dan hidung lalu kedua alis yang saling menyambung.
Ketika melihat itu. Kakek hanya diam dan tidak mengatakan kepada warga yang memadamkan api. Lalu setelah api padam, Mereka pun menghilang tanpa jejak.
Ya mungkin karna rumah mereka terbakar makanya mereka ikut membantu." ucap kakekku yang melanjutkan setengah kisahnya tadi.
Lalu kakekku kembali terpaku kepada ayahku.
" oh iya nak.. Nanti kalo pas di jalan mau keluar dari rawa kalo nemu apa-apa yang aneh. Baca yang bapak sarankan tadi ya Dan jangan hiraukan. Sampaikan kepada istrimu juga nanti."
Ucap kakek yang berpesan kepada ayah.
Kemudian ayahku
Mengangguk dan mengatakan.
"iya-iya pak. Saya mengerti."

Lalu sampailah di pintu air. Ketika sampai air laut justru baru mulai naik atau pasang dan bukan surut seperti yang di katakan kakek tadi.

"yahh kata bapak air mau surut.. Ini kan baru mau pasang pak. Padahal kami masih
Mau lama-lama disini." ucap ibuku waktu itu. Dan hanya di balas kakek dengan senyuman sambil menatap ayahku.
Karna alasan dari kakek menyuruh kami pulang lebih cepat bukan karena pasang surutnya air tentunya punya alasan tersendiri.

Kami pun mulai menaiki perahu
Ketika tali pengikat sudah terlepas ayahku pun melambai kepada kakek dan kakek hanya tersenyum.
Waktu masih di rawa. Kami hanya mengayuh perahu dan mesin sengaja tidak di hidupkan karna takut kandas jika kipas terkena ranting di dasar rawa.
"ibu.. Jika nanti ada apa-apa jangan hiraukan dan ucapkan permisi."
Ucap ayahku menyampaikan pesan dari kakek.

"memangnya kenapa pak."

"turuti saja kataku"
Kemudian ibuku hanya mengangguk.
Tak lama setelah lumayan jauh dari pintu air. Terlihat di atas antara pepohonan
Segerombolan kera seperti sedang menunggu kami lewat. Kulihat ayahku memandang kera itu. Namun mulutnya seperti merapalkan ayat-ayat.
Ketika tepat berada di bawah segerombolan kera itu. Mereka berteriak sangat riuh. Bahkan aku waktu itu sampai tutup telinga. Anehnya mereka tidak
Menuruni perahu kami. Hanya berteriak layaknya kera pada umumnya.
Sampai akhirnya kami pun keluar dari rawa itu. Dan menuju laut lepas ayahku mulai menghidupkan mesin perahu dan perahu pun melaju hingga sore harinya pada jam 4 sudah sampai di pelabuhan kota.
Yang kurasakan waktu itu. Entah kenapa perginya kami begitu terasa lama dan pulangnya hanya memakan waktu satu jam. Yang kupikir hanyalah mungkin karena kami beberapa salah masuk rawa sehingga memakan waktu begitu banyak.
2 hari yang lalu. Saya sempat mencari informasi tentang daerah tersebut kepada orang-orang sekitar. Namun mereka hanya mengatakan jika cerita tentang daerah itu hanya di ketahui oleh orang-orang terdahulu yaitu kakek dan nenek mereka. Kemudian saya tidak menyerah,
Saya kembali menanyakan kepada salah satu grup forum diskusi kabupaten. Tidak sedikit yang menjawab jika tempat itu pernah menjadi salah satu jalur perdagangan pada masa penjajahan belanda. Lalu beberapa orang yang mengaku asal dari daerah itu untuk yang kaum muda menepis semua
Informasi-informasi dan tangapan dari banyak orang jika mengatakan tempat itu adalah angker. Alasan kenapa mereka menepisnya karna sekarang tempat itu telah menjadi salah satu ekowisata yang menampilkan hutan bakau nan indah. Mungkin itulah alasan mereka menepis semua kabar
Simpang siur yang mengatakan jika tempat itu angker. Namun cerita tetaplah cerita tentunya pasti akan tetap ada.
Ketika saya sedang minum kopi bersama teman. Saya sengaja membuka percakapan yang membahas tentang daerah itu.
Salah satu teman saya mengatakan dia kenal dengan orang yang cukup sering berkunjung ke daerah itu dan katanya disana ada satu orang yang pertama kali tinggal di daerah itu dan tentunya orang itu tau tentang bagaimana awal cerita daerah itu.
Sebut saja nama orang itu rizal. Jadi rizal ini seorang fotographer wajar saja jika dia sering kedaerah itu mungkin dengan alasan menangkap foto-foto indahnya hutan bakau disitu.

"kalau begitu besok temani aku ketemu dengan orang itu ya."
Ucapku yang waktu itu masih penasaran.
"okelah kalo begitu. Besok jemput aja aku dirumah." ucap temanku

Kemudian keesokan harinya tepatnya pada pukul 2 siang, kami pun bertemu sesuai janji Dan langsung menuju rumah bang rizal.
Ternyata bang rizal pada waktu itu sedang berada di depan rumah menyiapkan
Perlengkapan kameranya.

"assalamulakum bang"
"waalaikumsallam. Ehh rehan(nama samaran) ini sama temannya siapa.?"
"putra bang" ujarku yang langsung menyalami tangan abang itu.

"ada keperluan apa ni han?"

"gak ada perlu apa-apa sih bang. Cuman teman saya ini mau bertanya
Tentang kampung babu."
Ucap temanku.
Kulihat bang rizal raut wajahnya,sedikit berubah dan dia mulai duduk.
Dia menghela napas.
"sebenarnya abang juga kurang begitu tau tentang daerah itu. Namun abang tau alasan kenapa nama itu adalah kampung babu. Karna babu yang di maksud
Merujuk kepada kata bangsa bunian."

"apakah selama abang melakukan pemotretan gambar disana tidak pernah tertangkap gambar bangsa itu bang?"
"tidak. Sama sekali tidak pernah. Namun pernah ketika saya datang kesitu. Mereka seperti mengadakan haul besar. Yang mengharuskan
Memotong satu ekor kambing kejadian itu bahkan abang saja sudah hampir lupa. Namun jika ingin lebih jelas, kita kerumah sesepuh disana saja. Kebetulan abang mau kesana sekarang"
Ucap bang rizal yang mengajak kami ke tempat itu.
Kami pun menerimanya dan memulai perjalanan.
Seperti yang kukatakan sebelumnya, daerah itu terletak berdekatan dengan kakekku tinggal.
Jika melewati jalan darat tentunya akan melewati rumah kakek.
Namun sayang kini rumah kakek sengaja di hancurkan dan kebun kelapanya telah di jual untuk pengobatan kakek semasa dia sakit
Penghancuran rumah beliau itu dengan alasan tidak ada lagi yang tinggal disana. Neneku pun di bawa kekota lalu tinggal bersama anaknya yang paling bungsu lebih tepatnya adik ibuku.
Ketika aku melewatinya lagi kulihat hanyalah bagian dapur yang tidak di hancurkan namun di halaman
Kini telah tertutup rumput ilalang yang tinggi.
Di hadapan bekas rumah kakek itu terdapap tugu pahlawan. Ternyata dulu daerah ini ikut andil dalam menyelamatkan kota kuala tungkal dari tentara belanda.
Lama masuk akhirnya kami pun sampai di rumah sesepuh yang di katakan
Bang rizal.
Kulihat rumahnya seperti bangunan jaman dulu dengan jendela kayu khas orang jadul.

"assalamualaikum.. Mbahh.. Mbah nang.."
Ucap bang rizal sambil mengetok pintu.
Tak lama keluar kakek tua dengan tanjak di kepalanya.
"walaikumsallam..
Ehh ada nak rizal.. Ayo nak silahkan masuk"
Ucap kakek tua itu sambil melangkah naik kerumah yang diiringi bang rizal aku dan temanku.
"duduk dulu nak. Mbah ambilkan minum" ucap mbah nang sambil melangkah masuk kedapur.

"ehh gak usah repot-repot mbah kami gak lama kok" ucap bang rizal sambil duduk.

Lalu tak lama, mbah nang pun keluar dengan membawa rokoknya. Namun dia tidak membawa minuman apapun.
"bentar ya minumnya lagi di buatin. Ada perlu apa nak rizal?"

"hehe maaf mbah jadi mengeropotin. Sebenarnya saya kesini karna adik-adik ini." ucap bang rizal sambil menunjuk kami. Aku pun seolah mengerti dan langsung menyalami tangan mbah nang.
"ohh gitu.. Mau tau sejarah tentang daerah ini?"

Kami hanya mengangguk.
Kemudian
"mbah akan mulai ketika daerah ini masih terhampas pasir putih nan indah dan kisahnya di mulai disini".
Kami pun memperhatikan mbah nang. Kemudian dia menghisap rokok linting yang biasa dia hisap kemudian mengepulkan asapnya ke atas.
"jauh sebelum adanya pemukiman. Daerah ini dulu hanyalah hamparan pasir putih dengan pantai yang langsung mengarah ke laut cina selatan.
Yang terletak di dua dusun, Dusun *****r dan dusun b*****a. Dulu sebelum kota kuala tungkal belum memiliki nama, daerah ini adalah yang pertama akan di singgahi sebelum melanjutkan perjalanan Karna dulu yang ada hanyalah transportasi laut.
Sekitar abad 17-an daerah ini akhirnya mulai di huni masyarakat namun masyarakat yang menghuni kebanyakan dari suku melayu hingga daerah itu dulu di sebut dengan orang kampung melayu. namun sebelum daerah itu menjadi sebuah perkampungan melayu, para pemimpin daerah ingin membuat
Perkotaan yang menjadi pusat dari perdagangan agar lebih memudahkan orang desa untuk menjual hasil kebun serta laut yang di peroleh. Hingga mereka menemukan daerah dengan tanah yang cocok untuk berkebun dan menjadikannya pusat kota(sekarang nama daerah itu seberang kota).
Namun tak lama dari itu pusat kota kemudian di pindahkan lagi dengan alasan seberang kota itu hanya cocok untuk berkebun dan bukan untuk di jadikan kota. Hingga pusat kota pun di pindahkan lagi dan sampai sekarang terbentuklah kota kuala tungkal."
Ketika mbah nang bercerita,
Anaknya mbah nang keluar membawa teko yang berisi teh panas dan beberapa cangkir.

"ini dek.. Di minum tehnya"
"iya bu de.. terima kasih"
Ucap bang rizal dengan senyuman segannya.
Lalu mbah nang ingin melanjutkan ceritanya lagi namun tiba tiba rehan mengangkat tangannya.
"sebelumnya mohon maaf mbah. Apa ada kaitannya tentang asal mula daerah ini dengan awal terbentuknya kota kuala tungkal?"

Mbah nang hanya tersenyum.
"semuanya pasti akan berhubungan nak.
Dengarkan sampai selesai biar tidak salah paham." ucap mbah nang.

Lalu bang rizal memandang rehan mengisyaratkan untuk meminta maaf.
"ohh begitu mbah.. Mohon maaf kalo begitu silahkan lanjutkan mbah."
Mbah nang kemudian menuang teh kumudian menyuruh kami untuk minum.
"lalu setelah kota kuala tungkal lahir, kota itu menjadi pusat perdagangan dengan pelabuhan minimalis. Pedagang-pedagang kecil dulu hanyalah menggunakan perahu untuk menjajakan hasil kebunnya hingga akhirnya
Menjadi pasar terapung. Lalu untuk kapal-kapal besar yang sering berlayar dari arah timur. Tempat persinggahan pertamanya adalah kampung melayu dan baru menuju kota. Bukan tanpa alasan mereka singgah kesitu. Terkadang para pedangan kapal besar itu sering membeli hasil rempah dari
Kampung melayu baru menjualnya lagi ke kota atau pun di bawa pulang ke kota mereka karna kebanyakan banyak yang dari luar kota atau pun negara salah satunya negri jiran. Lama waktu berlalu, pada akhirnya maayarakat dari kampung melayu ini pindah ke
Daerah betara melayu. Dan sekrang nama daerah itu betara kanan.
Hingga waktu itu kampung melayu pun sudah tidak ada lagi di huni bahkan bisa di katakan kampung melayu itu telah hilang, Karna para penduduk hampir semuanya mengungsi. Lama setelah kampung melayu kosong para pelaut
Yang biasanya singgah kini tidak lagi singgah ke kampung itu."

Mbah nang kemudian memuntungkan rokoknya di asbak kemudian menyesap teh yang sedari tadi telah di tuang di dalam cangkir.
Dengan sruputan yang panjang dan hampir menghabiskan setengah cangkir lalu di akhirnya dengan menghela nafas panjang.
"huufftt.. Ini sebenarnya tidak harus saya ceritakan nak." ucap mbah nang waktu itu.

"loh kenapa mbah.?"
"mbah takutnya kalian para kaum muda tidak mau lagi
Berkunjung ke tempat ini."

"enggak kok mbah.. Lanjut aja mbah.. Kami juga mengerti kok" ucap tehan yang membujuk mbah nang untuk melanjutkan ceritanya waktu itu.
Kemudian mbah nang pun melanjutkan ceritanya.
"setelah beratus-ratus tahun daerah itu kosong hingga waktu terjadi
Penjajahan yang di lakukan belanda pada tahun 1949 tempatnya agresi militer belanda.
Kampung dari daerah itu sudah tidak lagi terlihat. Yang terlihat hanyalah pohon bakau yang rimbun. Menurut pengakuan dari warga dusun *****r karna yang berdekatan di daerah ini. Bahkan pantai
Pasir putih yang dulu terhampar sudah tidak lagi terlihat semua tertutup oleh tanah lumpur yang memang dominan di daerah ini. Jauh sebelum agresi militer belanda itu terjadi. Banyak kapal yang berhenti secara tiba-tiba di daerah itu.
Alasan tentu karena mesin kapal yang mendadak mati.
Jadi waktu itu jalan darat dari kota kuala tungkal menuju jambi tidak ada. Tentunya orang menggunakan akses laut yang pasti akan melewati daerah ini.
Namun anehnya meskipun hanya beberapa kasus kerusakan mesin secara tiba-tiba
Ketika melewati daerah ini sering terjadi. Bahkan ada juga yang mengaku melihat seperti ikan misterius dan mahkluk laut yang bentuknya aneh terlihat di perairan daerah ini. Pernah ada satu awak kapal yang bertanya kepada salah satu alim ulama di desa yang berdekatan dengan daerah
Ini. Kemudian ulama tersebut mengatakan jika melewati perairan daerah tersebut harap di jaga tutur bahasa serta tindakan. semenjak di pringatkan begitu, Salah satu awak kapal ini pun menyampaikan kepada temannya dan pesan itu pun tersebar hanya dari mulut ke mulut. Ya sudah ya
Nak mungkin segitu saja cerita dari saya" ucap mbah nang yang menutup ceritanya dengan menghabiskan teh yang setengah cangkir tadi.

Lama berdiam sambil mengisap rokok dan menyesap teh, bang rizal kini akhirnya ikut bicara setelah mbah nang selesai bercerita tadi.
"anuu mbah.. Kemarin itu saya kan kesini dari sore, mau mencari sunset di waktu senja. Jadi waktu itu kemaleman mau pulang ke kota. Saya melihat para warga disini menggelar acara besar yang mengharuskan memotong kambing apakah itu benar mbah?"

Pertanyaan itu membuat mbah nang
Sedikit terdiam. Kemudian dia membakar rokok yang sedari tadi di lintingnya semasa bercerita.

"ohh jadi waktu acara itu nak rizal ada.?"
Bang rizal hanya mengangguk.
"acara itu sebenarnya bukan menyembelih kambing setiap akan di gelar. Namun setiap tahunnya mengalami penurunan.
Contohnya itu. Pada tahun pertama yang di sembelih adalah kerbau. Lalu pada tahun kedua yang di sembelih adalah sapi.
Dan pada tahun ketiga baru yang di sembelih adalah kambing. Namun setelah kambing akan kembali lagi seperti pada tahun pertama.
Alasannya kenapa begitu saya juga
Kurang tau nak. Karna ini sudah ada dari zaman kakeknya mbah nak. Dan gak menghilangkan adat istiadat yang sudah ada pada zaman dulu." ucap mbah nang yang di akhirnya dengan kepulan asap rokok ke udara.

Mendengar itu bang rizal seperti ingin mengatakan sesuatu.
Namun tiba-tiba.
"pasti nak rizal menanyakan kenapa setelah hewan itu di sembelih akan ada yang kesurupan satu orang?"
Ucap mbah nang yang sedikit menunjuk bang rizal waktu itu.
Bang rizal pun mengangguk dan tidak bisa lagi berkata apa-apa dengan wajah yang sedikit merah padam.
"orang yang akan kesurupan itu bukanlah sembarang orang. Dia kami jemput untuk menghadiri acara yang akan kami gelar setiap tahun ini. Dia berasal dari desa t**** ******g dan memang berdasarkan dari keturunannya turun temurun. Ketika kesurupan dia hanya menyampaikan beberapa
Pesan mengenai dunia ini. Namun untuk secara rinci. Mbah tidak perlu menceritakan dan kalian tidak perlu tau sejauh mungkin nak"
Ucap mbah nang dengan bibirnya sedikit tersenyum.

Seketika aku bergetar menatap senyumnya waktu itu kemudian menyenggol rehan yang berada di
Sampingku yang ternyata dia pun merasakan apa yang kurasakan waktu itu. Sehingga setelah itu kami berdua hanya tertunduk.
"hehe maaf mbah udah bertanya sejauh ini."
Ucap bang rizal yang kemudian hanya di balas senyuman oleh mbah nang.

Tanpa terasa waktu hari pun sudah mulai
Petang dan bang rizal yang tadinya ingin mengambil gambar mengurungkan niatnya karna hari sudah hampir gelap dan memutuskan untuk pulang Mengingat karna kami ikut dengan dia.

"baiklah mbah. Terima kasih sudah mau berbagi cerita kepada kami mohon maaf mbah bila saya atau pun
Adik-adik ini ada yang salah kata. Kami mau pamit pulang ya mbah."

"ohh iya silahkan.. Nak rizal.. Lain waktu berkunjunglah lagi kerumah mbah." ucap mbah nang yang tersenyum tulus bahkan matanya sampai terpejam.

"hehe insyaallah ya mbah..
Kami pulang dulu. Assallamualaikum."
"Waalaikumsallam"

Kami pun melangkah keluar rumah lalu menghidupkan motor dan mulai berjalan menuju kota.

Di dalam hati aku masih terpikir apa sebenarnya yang tidak aku ketahui tentang daerah itu. Sempat terpikir untuk membuka mata batin hanya untuk melihat apa yang ada di
Daerah itu. Namun aku urungkan lagi karna aku banyak mendengar tentang orang yang akan gila jika tidak kuat setiap hari melihat mahkluk-mahkluk begitu. Namun ada satu orang yang membuat aku penasaran tentang kebatinan beliau.
Karna dulu pernah ketika ada kasus orang tenggelam di sungai yang mayatnya tidak ketemu selama 5 hari yang di lakukan oleh tim sar gabungan dari tni dan polri. Namun suatu ketika beliau update status di akun facebooknya untuk menyarankan pergi ke bagian hulu sungai dengan alasan
Pemandangan di bagian hulu sangat indah. Ujarnya yang beliau tulis di berandanya waktu itu. Keesokan harinya, para nelayan melaporkan kepada tim sar telah menemukan mayat dalam bentuk yang sangat mengenaskan. Namun anehnya, mayat itu di temukan di bagian hulu sungai.
Mulai dari
Situ aku sedikit tertarik dengan beliau. Meskipun beliau ini sering di bully orang karna status yang di buatnya itu bisa di bilang seperti orang kekurangan/gila.

Sebisa mungkin aku mencoba menghubungi beliau, Dan akhirnya di respon. Dan kami memutuskan bertemu di salah satu
Kedai kopi yang berada sekitaran kota . Beliau ini berasal dari salah satu desa yang jaraknya cukup jauh dari kota dan rela datang ke kota hanya untuk menceritakan tentang daerah itu beserta isi yang tidak bisa di lihat oleh orang biasa.
Sebelumnya saya tekankan sekali lagi.. Bagi yang mengetahui lokasi ataupun desa yang bersangkutan di dalam cerita ini.. Tahan dulu.. Saya mohon.. Saya tidak mau akibat cerita ini daerah itu jadi sepi pengunjung..
Setelah mengatur jadwal, kami sepakat untuk bertemu setelah sholat isya tepatnya jam 8 malam.
Keesokan harinya tepatnya setelah sholat magrib beliau sudah menghubungiku, Katanya dia sudah mulai perjalanan ke kota dan aku pun mengiyakannya.
Tentunya kali ini aku tidak sendiri, aku masih di temani rehan untuk bertemu beliau Karna rehan sama sepertiku yang penasaran. Memang banyak sih kata orang jika ada yang mengamalkan suatu ilmu namun tidak kesampaian bisa membuat menjadi gila. Rehan berasumsi jika beliau itu gila
Karna yang beliau tulis di beranda facebooknya itu memang terlihat seperti orang gila. Aku justru berfikir sebaliknya, maksudku beliau cukup hebat jika bisa mengamalkan suatu ilmu dan dia tidak gila sepenuhnya. Tentunya itu semua akan di buktikan ketika kami bertemu beliau nanti.
Ketika sudah jam 8 malam, kami sudah berada di kedai kopi tempat kami janjian.
Namun kulihat tidak ada beliau disana. Aku dan rehan pun duduk di tempat paling sudut. Setelah memesan kopi, kami masih menunggu kedatangan beliau.
Lama kami menunggu beliau tidak juga datang Hingga jam pun sudah hampir jam 9, Kopi yang tadi hangat kini mulai terasa dingin.

"ahh kamu put.. Orang gila begitu di percaya.. Hahaha"
Ledek rehan kepadaku.
"hustt mulutmu han, Mungkin dia masih di jalan, bentar lagi pasti sampe."
"mana.. Mana.. Nihh udah satu jam lebih buktinya dia belum datang"
Ucap rehan dengan nada meledek.

Terlihat dari pintu masuk kedai, seseorang dengan kumis tipis mengenakkan belangkon jawa, ujung kain belangkonnya panjang hingga hampir sampai ke pinggangnya. Dia menghampiri kami
Entah kenapa aku merasa sedikit segan ketika beliau mendekat.
Rehan yang tadinya tertawa kini diam membisu. Kemudian beliau mengucap salam
"emm sebelumnya maaf nih dek udah telat. Maklum mas kesini pakek sepeda." ucap beliau yang diiri dengan duduk di kursi.
Mendengar itu aku tercengang, kenapa sih beliau rela sepedaan hanya untuk bertemu kami.

"haa mas kesini menggunakan sepeda?"

Beliau mengangguk.

"kenapa tidak bilang mas. Saya kan bisa jemput mas walaupun jauh."
Ucapku.
Namun dia hanya tersenyum tipis.
"justru saya tadi mau berjalan kaki. Namun saya pikir-pikir bakalan lama sampainya dan kasian kalian nungguin lama. Ohh iya maaf ya udah buat adek ini nungguin lama sampe ngeluh kek tadi"
Ucapnya sambil menepuk pundak rehan.
Wajah rehan merah padam terlihat sedikit berkeringat.
"saayya gak ngeluhh kok mass"
Ucap rehan yang sedikit gemetar.

Kemudian beliau bangkit dari kursinya untuk memesan kopi.

"bagaimana dia bisa tau cuk"
Bisik rehan pelan kepada ku.
"kan udah aku bilang han. Beliau ini bukan sembarang orang"

Tak lama beliau kembali. Aku dan
Rehan pun kembali seperti sikap biasa. Beliau pun kembali duduk di kursinya tadi. Dan dia mulai mengenalkan diri.
"oh iya sebelum itu perkenalkan nama mas. Afdol.." ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"saya putra mas. Dan ini teman saya rehan" ucapku sambil menyambut uluran
Tangannya di ikuti rehan.

"sebenarnya bukan tanpa alasan mas kesini menggunakan sepeda. Karena mas dapat gelar dari kakek mas dulu beliau menggelarkan mas dengan nama JAGAD KELANA itulah mengapa mas sebenarnya mau berjalan kaki saja karna memang sudah kebiasaan kemana-mana
Selalu berjalan kaki"
Ucapnya waktu itu.
Aku hanya mengangguk meskipun aku tidak tau apa arti dari gelar nama beliau tersebut.
Kami pun bercerita cukup lama beliau banyak menceritakan tentang kasus-kasus hilangnya anak mulai dari hilang di gunung ******i sampai di sungai yang
Dulu saya sebutkan, hingga beliau akhirnya membahas tentang daerah yang mau saya tanyakan padanya.

"dulu mas pernah bertapa di daerah itu. Dulu sebelum tempat itu menjadi salah satu wisata hingga ramai seperti sekarang."
Ucapnya yang memulai percakapan tentang daerah itu.
Aku pun mulai terfokus untuk mendengarkan ceritanya. Kopi yang kami pesan tadi sudah habis dan kami kembali memesannya agar cerita malam ini terasa begitu panjang.
Apa saja yang mas di lihat di tempat itu?"
Pertanyaan dariku membuatnya sedikit memandang langit-langit. Dia seperti
Ingin mengingat kembali tentang kejadian itu. Kopi pun di sruputnya sedikit dan mulai membakar rokok kretek yang sedari tadi sudah berada di mulutnya.
Beliau pun mulai menarik napas cukup panjang sampai akhirnya menghembuskannya perlahan di ikuti asap rokok yang keluar dari mulutnya lalu mengatakan.
"dulu di daerah itu adalah sebuah kerajaan ghaib yang mana istananya berada di sekitaran laut"

"kerajaan ghaib?" ucapku yang
Sedikit terkejut.
Beliau hanya mengangguk dan mulai melanjutkannya.

"waktu saya bertapa di situ. Saya hanya berada disekitaran pemukiman kampung. Tentang bangsa bunian itu benar adanya dan kampungnya itu di huni oleh mahkluk bunian tersebut.
Sekilas jika hanya orang biasa yang
Melihat daerah itu dulu memang hanyalah hutan bakau yang lebat dan tidak ada tanda kehidupan. Namun jika orang yang punya mata batin pasti melihat tempat itu ramai layaknya perkampungan.
Pasarnya mereka juga ada berada tepat di pinggiran pantai sementara istananya berada cukup
Jauh dari sekitan pantai yang mengarah ke laut yang biasanya para pelaut melewatinya.
Bukankah kalian pernah mendengar dulu jika kapal disana sering terjadi hal-hal ganjil jika akan melewati peraiaran daerah itu bahkan ada yang mengatakan jika kapal yang melintas di situ bisa
Menghilang tanpa sebab?"
Ucap beliau sambil bertanya kepada kami.

"iya mas.. Saya juga pernah mendengarnya dari almarhum kakek saya" ucapku.

Beliau mengangguk beberapa kali dan melanjutkan ceritanya lagi.
"kemungkinan mereka masuk ke alam mereka dan biasanya mahkluk bunian
Itulah yang kerap menyesatkan manusia.
Siapa raja mereka saya tidak begitu mengetahuinya karena jika ingin mengetahui siapa rajanya tentunya harus keistana untuk melihat siapa yang berada di singasana raja. Namun yang hanya saya tahu pengawal dan pasukan dari kerajaan mereka itu
Berwujud kera yang sangar. Biasanya jika kita hampir mendekati istananya, para kera itu akan memberitahukan kepada rajanya dengan cara berteriak sangat riuh. Jika sudah begitu, semua tergantung keputusan raja. Apakah orang yang mendekati itu akan di jadikan budak di istana atau
Tidak. Yang jelas mereka tidak mau menyesatkan orang tanpa alasan."
Ucap beliau yang kemudian mulai menyesap kopinya.

Aku jadi teringat ketika aku pergi ke kampung kakek yang melewati akses laut yang mana ketika pulangnya kami bertemu pasukan kera yang berteriak riuh waktu dulu.
"pasukan kera ya mas.?
Dulu ketika saya berkunjung ke kampung kakek melewati akses laut. Kami sempat bertemu pasukan kera yang berteriak seperti mas ceritakan. Waktu itu almarhum kakek sempat mengingatkan jika bertemu hal aneh bacalah ayat 4 dan ayat kursi. Alhamdulillah mereka
Tidak mengganggu kami dan kami pulang ke kota dengan selamat."
Ucapku yang menjelaskan kepada mas afdol tentang kejadianku waktu itu.

"apa yang di ajarkan almarhum kakekmu itu memang benar. Ayat 4 itu antara lain surah alfatihah, al-ikhlas, al-falaq, dan an-nass.
Bukan tanpa alasan kenapa surah ini menjadi surah yang bagus untuk di amalkan terutama ketika menghadapi hal semacam itu.
Al fatihah adalah pembuka dari semua ibadah setiap sholat jika tidak membaca surah al fatihah bukankah tidak sah.
Lalu al ihklas ini menegaskan tentang
Keesaan allah SWT. Sebari menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya.
Al-falaq ini berarti waktu subuh, namun inti dari surah ini adalah perintah agar kita sebagai umat manusia senantiasa memohon perlindungan kepada Allah SWT. Menghadapi segala keburukan yang tersembunyi.
Lalu surah an-nas yang berarti manusia. Inti dari surah ini adalah kita sebagai manusia di anjurkan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT. Dari pengaruh hasutan jahat setan yang menyelinap dari dalam diri kita. Di tambah lagi membaca ayat kursi. Mahkluk-mahkluk seperti
Mereka tidak akan kuat melawan lafaz-lafaz Allah yang kamu ucapkan sewaktu kalian bertemu pasukan kera itu."
Ucap mas afdol.
Aku pun mengangguk mengerti tentang penjelasan beliau.
Rehan yang sedari tadi diam mendengarkan mas afdol bercerita kini dia mulai membranikan diri untuk bertanya kepada beliau.
"emm oh iya mas memangnya makhluk bunian itu seperti apa apakah wujudnya sama seperti manusia pada umumnya"?
"perawakan tubuh mereka itu seperti manusia hanya saja agak sedikit membungkuk Namun tidak semua nya. Ada yang berbentuk kerdil dengan wajah tua kriput namun yang saya begitu ingat ketika bertapa disana, saya kerap kali di ganggu anak kecil yang bermain mengelilingi saya anehnya
Anak kecil itu berjalan terbalik"

Ketika mendengar itu, aku sedikit terkejut lalu menelan air kopi sedikit tersedak.
"apa mas.. Berjalan terbalik? Maksudnya posisi kakinya terbaik gitu?"

"ya begitulah. Dengan wajah yang setengah hancur. Kadang sering saya suruh main jauh-jauh
Agar tidak mengganggu namun ya tetap saja. Namanya juga anak-anak sama umumnya dengan anak manusia biasa gak cukup di bilangin sekali"
Ucap mas afdol sedikit tertawa kecil.
"lalu untuk mahkluk lainnya mas apakah ada yang sedikit mencolok?"
Tanyaku yang semakin penasran.

"ya gak ada sih. Palingan banyak kunti yang berterbangan dari pohon ke pohon. Gak ada takutnya lagi sih kalo udah ketemu gituan.
Dulu sempat beredar tentang salah satu acara stasiun
Tv ingin mengadakan uji nyali di daerah itu namun di batalkan.
Katanya aura disana terlalu kuat dan juga para sesepuh desa yang berada sekitaran daerah itu tidak bertanggung jawab jika ada orang yang hilang. Karena jawaban dari sesepuh itu akhirnya tidak jadi. Dan berita itu pun
Hanya sampai dari mulut ke mulut." ucap mas afdol yang sedikit menambahkan tentang daerah itu.

Aku hanya mengangguk dan tidak menambahkan apapun karna memang cerita tentang di batalkannya acara uji nyali itu hanya beredar dari mulut ke mulut yang mana sudah hampir semua orang
Tau namun untuk pembuktian stasiun tv mana yang mau mengadakan sampai saat ini juga tidak ada yang tau.

Mas afdol kembali menyesap kopinya dan memuntungkan rokok yang sedari tadi ada di tangannya.
Lama kami bercerita, tanpa terasa jam pun sudah hampir pukul 12 malam kami pun memutuskan untuk pulang.
Sebelumnya kami menyarankan agar mas afdol tidur di rumahku dulu dan pulang besok pagi. Namun beliau menolak dan mau pulang malam itu juga.
Kami pun tidak bisa memaksa beliau. Dan hanya mengantarkan beliau sampai perbatasan gerbang selamat datang kota.

Akhirnya setelah banyaknya informasi yang saya dapatkan tentang daerah itu saya memberanikan diri untuk mengulasnya. Jujur meskipun ada sedikit keraguan ketika harus
Membahas tentang bangsa mereka namun saya coba untuk membranikan diri dengan meyakinikan diri jika tidak ada yang lebih kuat kecuali tuhan sang pencipta.
Saya Sempat ingin mengetahui lebih dalam tentang daerah itu, namun saya urungkan mengingat tempat itu kini telah menjadi salah satu tempat wisata yang di miliki kota saya. Tentunya pasti akan berpengaruh besar jika harus saya kupas sedetail mungkin. Tempat yang menampilkan
Keindahan hutan bakau dan pohon magrove yang sangat memukau. Menurutku mungkin begitulah cara alam berkerja untuk menjukan eksitensinya dengan begitu banyaknya misteri yang hingga kini belum terungkap agar pemerintah membuka mata untuk menjadikan tempat itu salah tu ekowisata
Kota. Mendengar tentang beredarnya desas-desus penghuni daerah itu pemerintah kabupaten sempat menanggapinya. Dia mengatakan jika kita tidak harus sepenuhnya percaya. Mengingat di zaman sekarang untuk hal semacam itu sudah jarang di dengar.
Namun salah satu media pernah menuturkan dan bertanya kepada salah satu sesepuh warga yang pertama membuka pemukiman di daerah itu terkait penghuni ghaib daerah itu. Sebut saja nama sesepuh itu pak ahmadi.
Pak ahmadi mengatakan jika dulu waktu pertama kali bermukim di daerah itu sering merasakan kejadian-kejadian mistis sehingga beliau menyimpulkan jika daerah itu pernah menjadi pusat kerajaan ghaib. Namun seiring bertumbuhnya daerah ini menjadi lokasi pemukiman masyarakat,
Kemungkinan telah ada perpindahan ke tempat lain untuk lokasi kerajaan dunia ghaib tersebut.
Mungkin ini saja pembahasan saya tentang bangsa bunian atau pun daerah itu. Saya mohon maaf apabila ada pihak yang tersinggung atau pun di rugikan. Percaya atau tidak semua tergantung keyakinan masing-masing.
Tetap berpegang teguh terhadap keyakinan. Dan tidak ada mahkluk manapun yang lebih kuat di banding sang pencipta ALLAH SWT.

Akhir kata.
Wasallamualaikum wr.wb 😊
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Angah_put

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!