Ketika gelap hampir tiba,
Anak kecil, ibu hamil, bayi dan balita jangan ada yang keluar rumah.
"kenapa..?"
"PALASIK mengintaimu"
Kisah tentang legenda ilmu hitam yang sangat di takuti ibu-ibu hamil.
-based on true story-
@bacahorror #bacahorror #bacahoror
"masih dikit nih yan. Kita butuh banyak kalo mau dapat uang lebih banyak."
"siaap.."
Terdengar suara patahan kayu yang di patahkan mereka. Joni dan iyan mengumpulkan kayu untuk biasanya mereka jual kepada warga desa sebagai bahan
"wahh.. Capek juga ya jon."
Ucap iyan dengan napas sedikit memburu.
"yah begitulah cari uang yan. Gak ada yang instan." ucap jono.
Meski masih remaja dengan umur 14 tahun mereka berdua terbiasa mandiri dengan cara
Ketika sedang asyik bersantai, di sudut bangunan terlihat sebuah pondok yang berbentuk segi empat dengan pintu terbuka. Joni berpikir mungkin itu adalah tempat istirahat kuli
Entah kenapa joni merasa penasaran dengan pondok itu dia pun berdiri dan berjalan menuju pondok itu.
"oyy.. Mau kemana jon?" ucap iyan yang melihat joni berdiri.
"mau kesana(sambil menunjuk pondok) siapa tau ada air minum di dalamnya."
Ketika sudah hampir dekat mulai tercium bau amis yang sangat kuat.
"bau apa ini" batin joni dan kemudian mulai menutup hidungnya. Ketika mau masuk ke pondok itu, di dorongnya pintu namun seperti terganjal oleh sesuatu.
Joni pun bergegas berlari meninggalkan pondok itu
Iyan pun mulai bangkit dan ikut berlari kecil mengikuti joni dari belakang.
"memangnya ada apa jon?" teriak iyan yang mengikuti joni.
"deg" degup jantung iyan yang tiba-tiba berdebar sangat kencang. Dia pun berlari mendahului joni dan menorobos belukar-belukar untuk cepat sampai ke desa lebih dulu.
Terlihat mbah tejo di teras rumah sedang memandikan burung kicaunya peliharaannya.
"mbah.. Palasik.. Aku nemu tubuhnya."
Mbah tejo langsung menoleh dengan cepat dan memadang
"ayo nak jon.. Bawa mbah ketempatnya cepat.. Iyan.. Kamu ke rumah pak kepala desa katakan untuk mengumpulkan warga secepatnya." ucap mbah tejo.
Mahkluk yang disebut-sebut sebagai palasik tersebut ternyata telah banyak meresahkan warga desa bahkan dari desa sebelah pun merasa terganggu dengan mahkluk ini karna sering memangsa bayi warga
Semua itu terlihat jelas dimata para warga yang melihat seorang wanita yang sedang mengandung tewas dalam keadaan pendarahan di toilet umum yang berada di pinggiran kali. Dari sekian teori yang simpulkan, semuanya lebih yakin jika wanita itu korban dari PALASIK KUDUANG.
Alur ceritanya ini mundur dan maju. Saya kasih tau Biar kalian nanti tidak bingung. 😊
3 TAHUN yang lalu..
"gimana nak apa kamu sudah siap pergi.?" ucap seorang pria setengah baya dengan menggunakan baju rapi khas adat jawa.
"udah siap toh pak. Masa iya mau
Pemuda itu bernama joko. Hari ini dia akan melamar wanita asal sumatra barat tepatnya di daerah BT dan membawa keluarga besarnya untuk menuju kesana. Itulah keluarga tejo,
Joko telah mengenal lama wanita itu. Namun jarang sekali bertemu mengingat jarak mereka yang cukup jauh dari pulau jawa ke sumatra. Namun joko bersikukuh ingin mengistrikan yola(nama wanita itu) meski mereka bertemu hanya satu tahun sekali namun joko
Hampir mendekati desa, terlihat joko mulai sedikit gugup. Sesekali dia melamun dengan ekpresi cemas. (jika kalian belum menikah nikmatilah ketika nanti merasakan hhe)
"iya pak.. Semoga lancar-lancar saja." ucap joko yang berusaha untuk tenang.
Hingga lamaran pun berjalan lancar dan mereka akan menikah 2 hari setelah lamaran itu langsung acara resepsinya.
Setelah itu ketika joko dan yola telah
Pak Tejo pun berpamitan kepada anaknya joko serta keluarga yola.
"nanti kalo aku pulang aku bawakan bapak cucu." ujar joko kepada ayah dan ibunya sebelum mobil mereka
Pak tejo hanya tersenyum di balik mobil kaca berharap jika suatu saat anaknya itu akan menjadi seorang ayah dan dia segera mempunyai cucu.
namun dia mencoba untuk berfikir secara logika.
"mundurr.. Mundur kamu.." ucap ibu itu dengan sedikit berteriak ke arah joko. Joko pun merasa heran.
"saya ingin membantu ibu untuk menjangkau obor itu. Saya melihat ibu begitu
Ibu tadi mulai berkeringat dan napasnya mulai tak terkendali.
"kamu bukan palasik yang di bicarakan orang kampung ini kan?." ucap ibu itu bertanya kepada joko.
Joko pun menjadi bingung
"maksud ibu ini apa ya.?" ucap joko yang merasa bingung.
Namun seketika ibu tadi menjawab.
"sudah.. Saya tidak ada waktu untuk menjelaskan namun jika kamu memang berniat membantu cepat Tolong hidupkan obor itu. Sebentar lagi magrib dan saya
Joko yang masih merasa bingung pun mulai menjangkau obor dan menghidupkannya lalu menaruhnya kembali di tempat semula.
"terima kasih" ucap ibu itu dan langsung masuk kerumah lalu mengunci pintu.
Dia melihat seorang wanita separuh baya menggunakan kebaya dan rambut terurai sedang menatap rumah tepat dia berdiri. Namun ketika menyadari joko sedang melihatnya
"itu tadi siapa?" ucap joko sambil bertanya-tanya sendiri.
Setelah lama berjalan joko pun sampai di rumah tepat setelah azan magrib berkumandang. Waktu itu penanda waktu di saat azan hanyalah radio.
Faisal pun merasa khawatir dengan menantunya itu karena ini baru pertama kalinya dia tinggal di desa ini.
Ucap faisal dan terlihat yola serta ibunya menatap joko juga dengan tatapan cemas.
"ohh. Anu pak.. Tadi saya berkeliling desa mau lihat-lihat namun aneh pak.. Kenapa saya tidak melihat ada anak-anak bermain ya.
Mendengar itu faisal langsung terdiam. Dia merasa bingung harus menjelaskan dari mana.
"kamu sholat dulu nak.. Ini udah masuk waktu sholat." ucap faisal yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
Joko hanya mengangguk dan mulai
Dia masih penasaran dengan apa yang ingin di katakan mertuanya itu
"bapak sama ibuk kemana ya mi.?"
Ucap joko bertanya kepada yola.
"kerumah pak rt mungkin bi. Biasanya sih gitu ada pengajian tiap malam senin dan jumat di rumah pak rt." ucap yola.
Malam itu pun berlalu seperti biasa setelah sholat isya, joko tidak keluar kamar dia memutuskan untuk berdiam di kamar bersama yola. Karna lampu akan di matikan jam 11 malam.
"assalamuallaikum" ucap joko.
Di jawab oleh mertuanya namun
Joko pun merasa aneh dengan wanita itu. Dia merasa kehadirannya itu seperti tidak di sukai wanita itu.
"itu tadi siapa pak?" ucap joko bertanya kepada mertuanya.
Ucap faisal.
"ohh gitu ya pak.." jawab joko dengan singkat.
Joko pun mengikuti faisal menuju rumah
"kenapa tidak di rumah saja nak. Jagain yola.?" ucap faisal kepada joko.
"hehe mau bantuin bapak sama ibuk garap sawah.. Tadi joko udah ngajakin yola sekalian. Katanya dia mau masak untuk makan siang nanti pak." ucap joko.
"kenapa yola belum datang ya buk. Udah siang gini." ucap faisal bertanya kepada istrinya.
"ya gak tau pak.. Biasanya juga udah datang kalo jam segini." ucap istrinya.
Faisal pun mengiyakan dan joko pun pulang kerumah. Di perjalanan terlihat dari jauh ibu yang mengenakan kebaya yang waktu itu berbincang dengan mertuanya juga
Namun wanita itu berhenti tepat di rumah ibu hamil yang waktu itu joko bantu menghidupkan obor. Terlihat ibu hamil itu sedang berada di teras rumah. Lalu wanita itu mendekat kepada ibu hamil
"apa yang di lakukan bu asih tersebut"
Samar-samar dia mendengar
"semoga anaknya sehat terus ya bu".
Lalu buk asih pun pergi pulang kerumah.
Baru aja joko ingin melangkah dan bertanya kepada ibu hamil tersebut tiba-tiba sebuah tepukan kecil
"kamu ngapain disini mas"
Dengan sigap joko menoleh dan ternyata itu yola yang ingin mengantarkan makanan ke sawah.
"ehh umi.. Baru saja abi mau ke rumah menjemput umi." ucap joko yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
Tapi yola mengetahui jika joko sedari tadi
" di jalan tadi umi bertemu ibu asih. Katanya kamu di rumah bang rizal. Trus ngapain kamu di rumah bang rizal?"
Ucap yola yang sedikit marah.
Joko terkejut, bagaimana bisa bu asih bertemu dengan yola sedangkan dia melihat jika
"rizal..? Rizal siapa mi?"
"itu yang punya rumah"
Ucap yola sambil menunjuk rumah ibu hamil itu.
"ohh jadi nama suaminya rizal ya mi. Kita ke sawah aja dulu nanti abi ceritakan." ucap joko.
"ohh jadi begitu." ucap yola yang masih merasa cemburu di iringi rasa marah.
Yola tau jika bang rizal jarang ada dirumah karna dia sering di luar kota. Istrinya yang saat ini sedang
Tak lama mereka pun sampai di sawah. Terlihat orang tua yola sudah menunggu kedatangan mereka.
"yaudah. Gak papa kok nak. Ayo kita makan siang dulu." balas faisal.
Di tengah asiknya menyantap makanan. Hanya joko yang sesekali melamun. Seperti ada hal yang di
Namun ketika yola menyenggolnya pelan dia tersadar dari lamunannya dan hanya melemparkan senyum kecilnya.
Dirinya masih penasaran tentang kejadian tadi. Dan kenapa bu asih waktu itu mengusap perut ibu hamil itu.
Joko merasa sangat aneh. Kenapa pulang dari sawah begitu cepat. Dia masih ingat sewaktu dia ikut kakeknya berladang mereka pulangnya saja hampir jam 5 sore.
Dalam perjalanan pulang, joko melewati rumah megah yang waktu magrib itu dia lihat. Terlihat di di halaman rumah itu. Bu asih sedang menyapu dedaunan yang gugur di halaman.
Ketika melewati rumah itu, lagi-lagi orang tua yola menyapa bu asih. Bu asih pun saling lempar senyum kepada orang tua yola. Pada saat itu, posisi joko berada di belakang. Ketika orang tua yola dan yola telah
Joko hanya menatap balas wanita itu namun tidak berkata apa-apa.
Sesampainya dirumah, joko langsung membersihkan peralatan sawah yang biasanya di bersihkan
"bukk.. Habis dari toko ya" sapa joko kepada ibu hamil tersebut.
"ehh iya nih mas.. Mas ini yang kemarin bantuin saya ya. Mohon maaf ya mas waktu itu kurang sopan. Karna suami saya pesan kalo deket magrib jangan sembarangan
"ohh iya gak papa kok buk".
"mas asal jawa?" tanya ibu hamil itu.
"iya buk. Di jatim"
"ohh sama dengan saya mas. Saya disini karena ikut suami"
Setelah saling bertanya mengenai tempat asal joko pun bertanya perihal yang kemarin dia lihat.
"ohh jadi nama ibu tadi itu bu asih..
Beliau begitu baik mas. Dia mendoakan agar kandungan saya sehat terus. Dan dia mengelusnya mencoba
"belum sempat saya bertanya namanya eh ibu itu udah pamit pergi." tambah mbak ayu waktu itu.
"ohh jadi begitu ya mbak." ucap joko yang sedikit melihatkan senyumnya.
Ketika ingin pulang kerumah joko pun berpapasan dengan bu asih.
"JANGAN TERLALU IKUT MENCAMPURI URUSAN ORANG LAIN"
Suara itu terdengar sangat berat ketika joko berpaling untuk melihat buk asih. Dia sudah tidak ada.
"kok hilang.." ucap joko yang penasaran.
"mencampuri urusan, memangnya urusan seperti apa yang bu asih sembunyikan" gumam joko di dalam hati yang menyangka jika suara tadi berasal dari bu asih.
Joko pun memikirkannya sambil berjalan menuju kerumah.
"kamu mikirin apa nak? " ucap faisal menanyakannya kepada joko.
"ehh tidak ada apa-apa kok pak"
Ucap joko yang sedikit merasa canggung.
Faisal pun mengajak joko keluar rumah tepatnya di teras. Sebelum itu,
"duduk dulu sini nak.. Saya mau cerita sedikit tentang desa ini." ucap faisal kepada joko.
Joko hanya menurut. Dia pun duduk di kursi bambu yang ada di
Faisal pun mulai menyalakan rokok jambu yang biasa dia hisap.
Baru saja dia ingin mulai bercerita, tiba-tiba yola datang membawakan dua cangkir kopi.
"ini kopinya pak.. Mas.." ucap yola sambil meletakkan masing-masing kopi di meja.
"kemarin. Kamu pernah bertanya kan. Kenapa anak kecil disini tidak pernah bermain di luar rumah lagi menjelang magrib.?" ucap faisal yang mengingat kembali sewaktu
Joko hanya mengagguk sambil mengangkat cangkir kopinya.
"dulu jauh sebelum saya tinggal di Desa ini, pernah ada seorang wanita penganut ilmu hitam. Ilmu hitam yang di anutnya ini bukanlah ilmu hitam biasa. Mereka yang menganut ilmu ini dalam satu hari itu
Mendengar itu joko pun tersedak. Dia pun batuk dengan kopi yang diminumnya tadi.
Faisal hanya mengangguk dan menyeruput kopinya.
"sebegitu jahatnya ilmu tersebut sampai harus menghabisi nyawa yang bahkan belum melihat dunia" ucap joko yang sedikit merasa kesal.
Menurut cerita sebelum saya tinggal disini. Ketika gelap, mereka kerap kali di hantui kepala terbang beserta organ tubuhnya."
Mendengar itu joko pun sedikit menahan sesuatu yang ingin keluar dari perutnya. Dia seperti ingin muntah mwndengarnya.
Bukan tanpa alasan faisal tetap besikeras tinggal di
"lalu kata tetua desa waktu itu. Ilmu palasik itu bisa di turunkan secara turun-temurun hingga 7 turunan. Biasanya mereka akan menikah sesama palasik. Jika menikah dengan orang biasa ilmu yang di turunkan tidaklah sehebat yang menikah
Joko pun hanya mendengarkan tanpa sedikit pun berbicara.
"ciri-ciri palasik ketika mengintai korbannya gimana ya pak?" tanya joko yang penasaran.
Faisal sedikit mengkerutkan dahinya.
"hmm. Untuk itu bapak juga tidak tahu nak." ucap faisal.
"dimana rumah tetua desa itu pak. Besok Saya ingin menemuinya.?" ucap joko kepada faisal.
Faisal pun mengangkat gelas kopinya dan menyeruput kopi di seruputan terakhir.
"percuma. Kamu mau bertanya kepada
Mendengar itu joko sedikit kecewa.
"beberapa minggu ini kata penjaga pos ronda mereka sering
Joko hanya bisa mengangguk dengan rasa penasaran yang hanya sekedar mengetahui.
Mereka pun masuk dan joko pun langsung menuju kekamar. Di lihatnya yola masih sibuk menggunakan bedak malam. Joko pun berbaring di kasur dengan mata yang memandang langit-langit.
"meskipun ayah sekarang sudah tidak lagi seperti itu. Setidaknya ayah pasti tau tentang
Yola pun telah selesai dengan urusannya sebagai wanita menjelang mau tidur. Ketika dia melangkah kekasur. Dia melihat joko sedang melamun.
"mikirin apa bi" sapa yola yang melihat joko melamun.
"kalo di sekitaran desa tidak ada bi.. Abi harus kekota karna telepon umum cuman ada di kota." ucap yola yang menuju kasur dan merebahkan tubuhnya di sebelah joko.
"sudah sudah jangan abi pikirkan. Besok umi katakan kepada bapak untuk meminjam motornya. Kebetulan umi juga mau belanja di kota untuk kebutuhan anak kita nanti." ucap yola dengan wajah tersenyum sedikit tertawa.
"hhe belum abi.. Apa salahnya jika siap-siap dulu kan" ucap yola yang tersenyum lagi..
"ehhh kamu yaa.." ucap joko sambil mencubit hidung yola.
Di iringi tawa malam itu dengan mereka yang saling bercanda. Lalu mereka tertidur dengan pulas.
"kamu gak ikut kesawah nak."tanya faisal.
Namun di jawab oleh yola yang habis dari dapur membawakan sarapan pagi untuk orang tuanya.
"joko mau nemenin yola ke kota pak mencari perlengkapan
Faisal dan istrinya pun ikut tersenyum bahagia tanpa meragukan perkataan anaknya itu.
" yasudah kalo begitu nak.. Bapak sama ibuk pergi ke sawah dulu." ucap faisal yang melangkahkan kakinya keluar rumah.
Joko pun memakrikan motornya.
"umi pilih-pilih aja dulu yang umi suka.. Abi ke wartel sebentar." ucap joko yang menyuruh yola lebih dulu. Yola hanya sedikit cemberut namun tetap menuruti
Yola pun masuk ke toko, sementara joko menuju wartel umum tersebut. Di ambilnya koin di sakunya lalu di masukannya dan langsung menekan telepon yang menghubungkan ke telepon rumahnya.
*tutt... Tuuttt..*
"hallo assalamulaikum." terdengar suara wanita di
"walaikum salam.. Ibuk.. Ibuk sehat sehat aja kan. "
"alhamdulillah sehat nak..kamu bagaimana sehat?"
"sehat kok buk.. Joko sangat merindukan ibuk dan bapak"
Mereka saling mengungkapkan rindu antara anak dan
"bapak mana buk?" ucap joko yang menanyakan pak tejo atau bapaknya sendiri.
"bentar ibuk panggilin."
*pakk.. Bapakk.. Ini loh. Joko nelpon.*
Terdengar suara terikan dari telpon.
Tak lama.
"assalamualaikum nak jo." ucap tejo.
"Walaikumsalam pak gimana kabar bapak"
*deg...* joko pun terkejut..
"bagaimana bapak bisa tau?" ucap joko yang menanyakannya kembali.
"sudah la.. Tidak penting.. Ayo ceritakan pada bapak." ucap tejo.
Mendengar itu raut wajah tejo sedikit berubah.
"tidak kusangka ternyata masih ada penganut ilmu itu"
Joko yang mendengar hanya bisa diam.
"jika dia berubah biasanya itu seperti memedi usus"
Mendengar itu joko pun terkejut.
"haa memedi usus pak.? Bukankah itu biasanya mahkluk memedi usus itu korban kecelakaan yang isi perutnya terburai.? Ucap joko.
Biasanya mereka memakan korban bayi atau pun jabang bayi yang masih berada di dalam rahim.. Salah satu ciri jika korban itu sedang dalam incaran. Mereka akan mengusap perut korbannya dengan alasan menyukai
*degg* entah kenapa joko jadi teringat dengan bu asih yang pernah mengusap perut mbak ayu yang waktu itu dia lihat secara diam-diam. Lama joko terdiam lalu dari telepon terdengar.
"nakk.. Nakk kamu masih disana"
"memangnya ada apa? Kamu menanyakan perihal ini.?"
"gak apa-apa sih pak. Hanya saja saya pernah melihat seseorang mengusap perut ibu hamil. Saya menjadi kasihan sama ibu hamil itu" ucap joko.
"lebih baik jangan kamu. Ingat.. Pikirkan calon anakmu nanti yang juga adalah cucu ku " ucap pak tejo yang memujuk joko.
*tutt.. Tutt..*
Telpon dari joko
Disisi lain tejo berharap jika anaknya itu menuruti perkataanya karna dia tau betul orang orang penganut ilmu itu.
"wah-wah.. Udah ada momongan ya nak yola. Sampe banyak gini perlengkapan yang di beli."
Ucap bu asih yang sedikit memuji yola.
"
"Ohh gitu.. Semoga nanti anaknya sehat ya."
Tiba-tiba joko langsung marah.
"ibuk jangan sok peduli dengan calon anak kami. Bukan saya tidak tau kalo ibu itu...
Belum joko menyelesaikan
"aaargghh umi apaan sihh"
"ehhee maafkan suami saya ya buk.
Saya pamit pulang dulu buk." ucap yola kepada bu asih.
"iya iya nak yola.. Hati-hati ya"
Saat menuju kerumah joko hanya diam hingga sampai di rumah joko masih saja diam.
Yola tau jika joko marah dengannya dia pun menghampiri joko.
Ucap yola dengan nada memelas.
"gak kok" jawab joko dengan singkat.
"maafin umi bi. Umi gak enak sama bu asih kalo abi ngomongnya dengan nada seperti itu tadi. Karna setau umi. Bu asih itu telah banyak menolong ayah dan ibu. Makanya umi langsung tahan abi"
Yola tercengan seketika melihat sekitar seperti memastikan ada atau tidaknya orang.
" jaga mulut abi.. Kalo ayah ibu dengar bisa marah bahkan kita
"sebegitu berjasanya kah bu asih mi" tanya joko.
Namun hanya di balas anggukan dengan yola.
Joko hanya bisa diam. Dia tau jika yang percaya ini hanyalah mbak ayu. Karna beliau saat ini sedang hamil dan juga sangat waspada
Namun joko berniat memberitahukannya setelah usia kandungan mbak ayu memasuki 8 bulan yang mana waktu kemarin mbak ayu mengatakan jika usia kandungannya masih 5 bulan.
Yola pun di nyatakan telah mengandung dan kandungannya kini menginjak 2 bulan.
Faisal serta istrinya sangat senang karna yang sebentar lagi akan memiliki seorang cucu. Begitu pula dengan joko. Dia masih terus mencari informasi
Yang di garis bawahi joko dari sekian cerita adalah tubuh dari palasik. Karna biasa mereka melepas kepalanya itu di tempat yang sepi dan jika
Joko pun mengingatkan perihal yang dia ingin sampaikan 2 bulan yang lalu. Karna jika dia menghitung sedikit lagi masuk tiga bulan kandungan yola dalam arti
"apakah yang kamu katakan itu benar mas.. Jangan sampai ini hanya fitnah." ucap mbak ayu yang merasa ragu dengan ucapan joko.
" jika mbak tidak percaya lihay saja ketika kandungan mbak memasuki
Mbak ayu pun percaya dan mengiyakan perkataan joko. Sebelum usia kandungan 8 bulan mbak ayu sudah siap-siap menghubungi suaminya untuk segera
Suaminya pun mengiyakan permintaannya.
*tok tok tok*
"assalamualaikum"
Walaikumsallam" ucap rizal sambil melangkah menuju pintu. Namun tangannya di tarik oleh yola.
"siapapun itu kalo dia nyari aku. Bilang gak ada ya mas" ucap ayu kepada rizal. Rizal hanya mengangguk dan langsung menuju pintu. Dilihatnya bu asih yang tengah menunggu dengan bibir tersenyum.
"oalahh.. Nak rizal sudah pulang.. Ini saya cuman mau liatin istrimu. Kasian sedang hamil sendirian di rumah. Eh ternyata kamu udah pulang. Kapan pulangnya nak zal?"
"tadi pagi buk. Ini kan ayu mau lahiran jadi mau pulang kerumah
"ohh gitu.. Jdi mau pulang ke kampungnya ya. Dimana ayu nya nak ibuk pengen ketemu."
Antara menuruti perkataan istrinya atau bu asih membuat rizal cukup lama terdiam.
"nak.. Nak rizal.." ucap bu asih yang menyadarkan lamunan rizal.
"ohh iya.. yaudah kalo gitu nak rizal. Semoga persalinan ayu nanti lancar ya. Ibuk pamit dulu." ucap bu asih yang
Rizal pun menutup pintu dan menemui istrinya yang berada di kamar tengah bersembunyi.
"lahh kamu kenapa dek?" tanya rizal yang merasa heran.
"benar mas.. Benar kata joko.. Dia itu palasik."
"haa palasik.. Kamu tau dari mana.. Joko siapa?" tanya rizal kepada ayu.
"PEREMPUAN BIADAB ITU HARUS MATI" rizal pun keluar rumah dan membawa sebilah parang.
"kamu pulang duluan ya dek. Mas masih ada urusan." ucap rizal lalu
"jangan main hakim sendiri. Saya tau kamu masih dendam dengan keturunan mahkluk itu. Namun apakah ada bukti jika dia benar seorang palasik" ucap pak rt yang
"ini tidak bisa di toleransi lagi pak. Kita harus segera membasminya" ucap rizal dengan penuh emosi.
"tahan dulu. Memang dari siapa kamu mendapatkan kabar seperti ini"
Lalu rizal pun menceritakan semuanya.
"kalo begitu kita temui dulu suami yola lalu
Rizal pun setuju, dan mereka langsung menuju rumah joko.
Di lihatnya joko sedang mempersiapkan peralatan untuk pergi ke sawah membantu mertuanya.
"assalamualaikum pak, kami mau mencari pak jokonya ada.?" ucap pak Rt.
"saya ketua RT desa ini dan ini pak rizal" ucap
"begini mas joko, kami mendapat kabar yang mana mas joko telah mengingatkan istrinya mas rizal ini terhadap palasik. Apakah mas joko ada bukti jika istrinya mas rizal ini sedang di incar palasik." ucap pak rt menjelaskan
"ohh jadi mas rizal ini suaminya mbak ayu.? Gimana mas mbak ayu sudah di bawa pergi atau enggak.?" tanya joko.
"sudah saya pulangkan dulu kerumah orang tuanya" ucap rizal.
Mereka pun setuju dan pak rt memberi kabar kepada para pemuda untuk berkumpul setelah sholat isya.
*sebelum warga datang kerumah bu asih*
"bawa anakmu juga karna suatu hari nanti dia akan mewariskan
"bagaimana dengan ibuk?.biarlah aku yang menghadapi mereka buk. Itulah alasan aku mendatangi ibuk ke kampung ini." ucap anaknya.
"cepat buk.. Cepat pergi.." ucap anaknya yang langsung mendorong bu asih ke luar pintu belakang. Lalu pintu pun di tutupnya.
Di lihatnya para warga telah ramai menunggu di depan pintu.
"mana bu asih dek" ucap pak rt yang menanyakan itu kepadanya.
Dia tidak menjawab dan hanya diam. Para warga yang tidak tahan langsung masuk ke rumah dan menyeretnya ke luar rumah
"BIADAB.. MEREKA TELAH MENURUNKAN ILMUNYA" teriak salah seorang warga.
Lalu salah satu warga keluar rumah.
"bakar dia.. Dia juga palasik." ucap salah seorang warga. Lalu wanita yang anak
Lalu dari gelap hutan, bu asih melihat dengan mata kepala sendiri anaknya itu di bakar oleh para warga. Bu asih hanya bisa menangis pelan dengan mengendong cucunya
Bu asih pun pergi dengan cepat meninggalkan desa itu dengan dendam yang teramat pedih.