My Authors
Read all threads
_PALASIK KUDUANG_
Ketika gelap hampir tiba,
Anak kecil, ibu hamil, bayi dan balita jangan ada yang keluar rumah.
"kenapa..?"
"PALASIK mengintaimu"
Kisah tentang legenda ilmu hitam yang sangat di takuti ibu-ibu hamil.

-based on true story-
@bacahorror #bacahorror #bacahoror
"gimana jon.. Udah banyak kumpul kayunya."
"masih dikit nih yan. Kita butuh banyak kalo mau dapat uang lebih banyak."
"siaap.."

Terdengar suara patahan kayu yang di patahkan mereka. Joni dan iyan mengumpulkan kayu untuk biasanya mereka jual kepada warga desa sebagai bahan
Bakar untuk memasak. 2 bulan yang lalu ada pembangunan sebuah sekolah yang di bangun di sebelah desa tempat mereka tinggal yang hanya terhalang oleh hutan belukar. Jika mengambil jalan memutar maka akan memakan waktu cukup lama. Namun joni dan iyan berinisiatif membuat jalan
Pintas dengan menebas belukar itu agar bisa lebih mudah mengambil kayu bekas pembangunan yang biasanya di buang di bawah bangunan itu. Lalu kemudian di bawanya ke desa untuk di jual kepada mereka yang masih mengunakan tungku sebagai alat memasak.
Lama mereka memungut kayu akhirnya terkumpul dengan banyak sebelum mereka pulang ke desa, mereka sempatkan dulu beristirahat di bawah bangunan itu karna sangat sejuk. Bangunan gedung yang lumayan besar lalu di belakangnya masih rimbun hutan belukar tentunya akan sejuk jika
Beristirahat di bawah itu untuk melepas lelah seketika.

"wahh.. Capek juga ya jon."
Ucap iyan dengan napas sedikit memburu.
"yah begitulah cari uang yan. Gak ada yang instan." ucap jono.

Meski masih remaja dengan umur 14 tahun mereka berdua terbiasa mandiri dengan cara
Mencari uang sendiri. Karena mereka sadar dengan perekonomian keluarga yang juga bukan orang punya.

Ketika sedang asyik bersantai, di sudut bangunan terlihat sebuah pondok yang berbentuk segi empat dengan pintu terbuka. Joni berpikir mungkin itu adalah tempat istirahat kuli
Yang bekerja sewaktu sekolah ini di bangun.
Entah kenapa joni merasa penasaran dengan pondok itu dia pun berdiri dan berjalan menuju pondok itu.
"oyy.. Mau kemana jon?" ucap iyan yang melihat joni berdiri.
"mau kesana(sambil menunjuk pondok) siapa tau ada air minum di dalamnya."
Ucap joni sambil melangkah mendekat kearah pondok.
Ketika sudah hampir dekat mulai tercium bau amis yang sangat kuat.
"bau apa ini" batin joni dan kemudian mulai menutup hidungnya. Ketika mau masuk ke pondok itu, di dorongnya pintu namun seperti terganjal oleh sesuatu.
Dia pun mendorongnya sedikit lebih kuat. Dilihatnya kedalam Gelap namun samar. betapa terkejutnya joni ketika melihat kelantai. Terlihat tubuh seseorang tanpa kepala terbujur dengan tangan posisi seperti mencabut kepala.
Joni pun bergegas berlari meninggalkan pondok itu
"yan.. Cepat pulang.. Kita harus cari mbah tejo.." ucap joni berteriak sambil berlari ke arah jalan pintas yang menuju ke kampungnya itu.
Iyan pun mulai bangkit dan ikut berlari kecil mengikuti joni dari belakang.
"memangnya ada apa jon?" teriak iyan yang mengikuti joni.
"TUBUH PALASIK ada di situ"

"deg" degup jantung iyan yang tiba-tiba berdebar sangat kencang. Dia pun berlari mendahului joni dan menorobos belukar-belukar untuk cepat sampai ke desa lebih dulu.
Setelah melewati jalan pintas belukar tersebut mereka pun langsung berlari menuju rumah mbah tejo.
Terlihat mbah tejo di teras rumah sedang memandikan burung kicaunya peliharaannya.
"mbah.. Palasik.. Aku nemu tubuhnya."
Mbah tejo langsung menoleh dengan cepat dan memadang
Joni dengan mata melotot. Kemudian dia pun berlari ke dalam rumah. Lalu keluar membawa garam yang di letakkannya di dalam kendi.
"ayo nak jon.. Bawa mbah ketempatnya cepat.. Iyan.. Kamu ke rumah pak kepala desa katakan untuk mengumpulkan warga secepatnya." ucap mbah tejo.
Iyan pun mengangguk dan mengambil arah jalan yang berbeda dengan mbah tejo dan joni.

Mahkluk yang disebut-sebut sebagai palasik tersebut ternyata telah banyak meresahkan warga desa bahkan dari desa sebelah pun merasa terganggu dengan mahkluk ini karna sering memangsa bayi warga
Desa.
Semua itu terlihat jelas dimata para warga yang melihat seorang wanita yang sedang mengandung tewas dalam keadaan pendarahan di toilet umum yang berada di pinggiran kali. Dari sekian teori yang simpulkan, semuanya lebih yakin jika wanita itu korban dari PALASIK KUDUANG.
Lanjut besok ya..😊
Alur ceritanya ini mundur dan maju. Saya kasih tau Biar kalian nanti tidak bingung. 😊
Kejadian itu tepatnya 2 tahun lalu dimana disaat wanita itu sedang mengandung besar sekitar 8 bulan.

3 TAHUN yang lalu..

"gimana nak apa kamu sudah siap pergi.?" ucap seorang pria setengah baya dengan menggunakan baju rapi khas adat jawa.
"udah siap toh pak. Masa iya mau
Lamaran dari tadi enggak siap-siap." ucap seorang pemuda yang menggunakan kemeja putih.

Pemuda itu bernama joko. Hari ini dia akan melamar wanita asal sumatra barat tepatnya di daerah BT dan membawa keluarga besarnya untuk menuju kesana. Itulah keluarga tejo,
Ayah dari joko tersebut.
Joko telah mengenal lama wanita itu. Namun jarang sekali bertemu mengingat jarak mereka yang cukup jauh dari pulau jawa ke sumatra. Namun joko bersikukuh ingin mengistrikan yola(nama wanita itu) meski mereka bertemu hanya satu tahun sekali namun joko
Sangat mencintai yola. Dan hari ini akan mempersuntingnya. Dengan membawa 3 mobil, 2 mobil pribadi untuk membawa keluarganya dan satu mobil pickup untuk membawa hantaran mereka pun pergi ke pulau sumatra menggunakan kapal penyebrangan yang bisa mengangkut mobil.
Sesampainya di pelabuhan penyebrangan, mereka harus menempuh perjalanan lagi menuju desa tempat yola tinggal.
Hampir mendekati desa, terlihat joko mulai sedikit gugup. Sesekali dia melamun dengan ekpresi cemas. (jika kalian belum menikah nikmatilah ketika nanti merasakan hhe)
"kamu jangan khawatir nak.. Semua pasti akan lancar kok." ucap tejo yang menyadari anaknya itu sedang melamun memikirkan kelancaran lamarannya.
"iya pak.. Semoga lancar-lancar saja." ucap joko yang berusaha untuk tenang.
Tak lama, mereka pun sampai di rumah yola. Terlihat sanak keluarga yola telah ramai semua menunggu kedatangan keluarga joko.
Hingga lamaran pun berjalan lancar dan mereka akan menikah 2 hari setelah lamaran itu langsung acara resepsinya.
Setelah itu ketika joko dan yola telah
Sah menjadi istrinya joko. Joko berniat membawa yola ke pulau jawa tempat dia tinggal berbarengan keluarganya seminggu setelah acara. Namun yola menolak, dia belum mau pisah dari ibunya sebelum punya anak Begitu pula ibunya. Joko pun menuruti permintaan istirnya itu dan
Membiarkan keluarganya pulang lebih dulu ke pulau jawa. Sementara dia akan tinggal dulu di tempat istrinya.
Pak Tejo pun berpamitan kepada anaknya joko serta keluarga yola.
"nanti kalo aku pulang aku bawakan bapak cucu." ujar joko kepada ayah dan ibunya sebelum mobil mereka
Memasuki kapal penyeberangan.
Pak tejo hanya tersenyum di balik mobil kaca berharap jika suatu saat anaknya itu akan menjadi seorang ayah dan dia segera mempunyai cucu.
Hari pun berlalu, joko yang baru pertama kali berada di tempat itu mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Namun hanya dari sebelah rumah ke rumah. Desa tempat yola tinggal masih terkesan pedalaman karna listrik belum masuk.
Namun ketika malam keluarga yola menghidupkan mesin diesel sendiri untuk rumahnya hanya 3 rumah yang waktu itu memiliki mesin untuk menghidupkan listrik. Rumah yola, rumah pak RT dan rumah keluargany bu asih..
Sebelum malam tiba, joko sempat berjalan-jalan keliling desa, Tepatnya jam 5 sore. Ketika melewati rumah terlihat sangat sepi. Yang ada hanya bapak- bapak yang di luar rumah tengah menunggu magrib tiba. Namun untuk anak-anak serta ibu-ibu dia tidak melihatnya.
Joko sempat merasa janggal dengan hal itu. Karna sewaktu dia masa kecil dulu. Dia bermain di tanah lapang dengan temannya hampir memasuki sholat magrib. Itu pun harus ibunya yang menjemput.
namun dia mencoba untuk berfikir secara logika.
"mungkin anak-anak disini patuh kepada orang tua.. Atau mungkin orang tua mereka yang terlalu galak. Wkwk" ucap joko di dalam hati dan dia pun tersenyum sendiri sambil menutup mulutnya.
Ketika baru saja ingin pulang kerumah, dia melihat ibu-ibu yang tengah mengandung 5 bulan mencoba untuk menghidupkan obor yang berada di teras rumah dia kelihatan sangat bersusah payah untuk menjangkau obor itu karna di gantung terlalu tinggi. Joko pun mendekat berniat ingin
Membantu ibu itu. Ketika sudah sampai di depan teras rumah ibu itu tepatnya di halaman rumahnya.
"mundurr.. Mundur kamu.." ucap ibu itu dengan sedikit berteriak ke arah joko. Joko pun merasa heran.
"saya ingin membantu ibu untuk menjangkau obor itu. Saya melihat ibu begitu
Kesulitan untuk menghidupkannya." ucap joko yang berusaha menjelaskan maksud dari niatnya tadi.
Ibu tadi mulai berkeringat dan napasnya mulai tak terkendali.
"kamu bukan palasik yang di bicarakan orang kampung ini kan?." ucap ibu itu bertanya kepada joko.
Joko pun menjadi bingung
Dia bahkan tidak tau apa itu palasik.
"maksud ibu ini apa ya.?" ucap joko yang merasa bingung.
Namun seketika ibu tadi menjawab.
"sudah.. Saya tidak ada waktu untuk menjelaskan namun jika kamu memang berniat membantu cepat Tolong hidupkan obor itu. Sebentar lagi magrib dan saya
Tidak seharusnya berada di luar rumah." ucap ibu itu yang sedikit merasa ketakutan.
Joko yang masih merasa bingung pun mulai menjangkau obor dan menghidupkannya lalu menaruhnya kembali di tempat semula.
"terima kasih" ucap ibu itu dan langsung masuk kerumah lalu mengunci pintu.
Joko hanya bisa terdiam. Termenung melihat tingkah laku ibu tadi. Ketika dia ingin melangkah turun dari rumah itu,
Dia melihat seorang wanita separuh baya menggunakan kebaya dan rambut terurai sedang menatap rumah tepat dia berdiri. Namun ketika menyadari joko sedang melihatnya
Ibu itu bergegas pergi.
"itu tadi siapa?" ucap joko sambil bertanya-tanya sendiri.
Joko pun menuruni tangga rumah ibu itu dia pun berjalan menuju rumah. Langit hampir terlihat gelap ketika dia berjalan menuju rumah, dia melewati rumah yang bisa di katakan mewah jika di pedesaan ini. Rumah itu salah satu rumah yang menggunakan mesin diesel di rumahnya.
Dengan langkah yang agak sedikit melambat. Dia memperhatikan rumah itu. "hm.. Orang kaya pasti yang punya rumah ini" gumamnya di dalam hati sambil melihat-lihat sekitar. Rumah itu terlihat sepi namun dengan kondisi lampu yang cukup terang sehingga terlihat jika rumah itu di huni
Oleh banyak orang.

Setelah lama berjalan joko pun sampai di rumah tepat setelah azan magrib berkumandang. Waktu itu penanda waktu di saat azan hanyalah radio.
Faisal pun merasa khawatir dengan menantunya itu karena ini baru pertama kalinya dia tinggal di desa ini.
"kamu dari mana aja nak.. Kenapa magrib gini baru pulang kerumah."
Ucap faisal dan terlihat yola serta ibunya menatap joko juga dengan tatapan cemas.
"ohh. Anu pak.. Tadi saya berkeliling desa mau lihat-lihat namun aneh pak.. Kenapa saya tidak melihat ada anak-anak bermain ya.
Tidak seperti di sekitaran rumah saya." ucap joko.
Mendengar itu faisal langsung terdiam. Dia merasa bingung harus menjelaskan dari mana.
"kamu sholat dulu nak.. Ini udah masuk waktu sholat." ucap faisal yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
Joko hanya mengangguk dan mulai
Kebelakang mengambil air wudhu Di ikuti yola yang juga ikut berwudhu dan mereka berdua pun menunaikan sholat berjamaah di kamar mereka. Setelah selesai sholat, joko pun keluar kamar mencoba mencari mertuanya itu
Dia masih penasaran dengan apa yang ingin di katakan mertuanya itu
Di cari-carinya faisal namun joko tidak menemukannya. Dia pun kembali kekamar,
"bapak sama ibuk kemana ya mi.?"
Ucap joko bertanya kepada yola.
"kerumah pak rt mungkin bi. Biasanya sih gitu ada pengajian tiap malam senin dan jumat di rumah pak rt." ucap yola.
"ohhh gitu" ucap joko sambil mengusap janggut tipisnya.
Malam itu pun berlalu seperti biasa setelah sholat isya, joko tidak keluar kamar dia memutuskan untuk berdiam di kamar bersama yola. Karna lampu akan di matikan jam 11 malam.
Pagi harinya, seperti biasa ayah dan ibu yola pergi keladang untuk menggarap sawah. Meskipun faisal termasuk salah satu orang yang memiliki sawah terluas di desa, mereka tidak pernah malu atau pun gengsi untuk menggarap sawah sendiri walaupun sebagian sawah telah di upahkannya
Kepada warga desa yang ingin bekerja. Joko pun memutuskan untuk ikut pergi ke sawah. Karna dia bingung apa yang mau di perbuatnya semasa di rumah. Jadi dia memutuskan untuk ikut menyusul faisal mertuanya itu.
Ketika sampai di sawah. Dia melihat ayah ibu mertuanya itu sedang berbincang dengan seorang wanita paruh baya. Di lihat dari caranya berpakaian joko seperti pernah melihatnya namun dia tidak ingat. Dia pun mendekat,
"assalamuallaikum" ucap joko.
Di jawab oleh mertuanya namun
Wanita paruh baya itu hanya melihatnya. Dan tiba-tiba langsung berpamitan dengan faisal serta istrinya.
Joko pun merasa aneh dengan wanita itu. Dia merasa kehadirannya itu seperti tidak di sukai wanita itu.
"itu tadi siapa pak?" ucap joko bertanya kepada mertuanya.
"ohh itu.. Dia bu asih.. Salah satu orang kaya dan yang pertama tinggal di desa ini.. Tadi dia lagi mantau sawahnya jadi sempet berbincang sedikit dengan bapak dan juga ibuk"
Ucap faisal.
"ohh gitu ya pak.." jawab joko dengan singkat.
Joko pun mengikuti faisal menuju rumah
Pondok yang berada di sekitaran tepi sawah.
"kenapa tidak di rumah saja nak. Jagain yola.?" ucap faisal kepada joko.
"hehe mau bantuin bapak sama ibuk garap sawah.. Tadi joko udah ngajakin yola sekalian. Katanya dia mau masak untuk makan siang nanti pak." ucap joko.
Pagi itu joko pun membantu mertuanya. Ketika sudah jam 11 siang, Mereka pun beristirahat.
"kenapa yola belum datang ya buk. Udah siang gini." ucap faisal bertanya kepada istrinya.
"ya gak tau pak.. Biasanya juga udah datang kalo jam segini." ucap istrinya.
"biar saya aja pulang kerumah pak menjemputnya, yola mungkin kecapekan mau nganterin." ucap joko kepada mertuanya itu.
Faisal pun mengiyakan dan joko pun pulang kerumah. Di perjalanan terlihat dari jauh ibu yang mengenakan kebaya yang waktu itu berbincang dengan mertuanya juga
Ingin pulang. Joko pun memperlambat langkahnya alih-alih ingin mengikuti wanita tersebut.
Namun wanita itu berhenti tepat di rumah ibu hamil yang waktu itu joko bantu menghidupkan obor. Terlihat ibu hamil itu sedang berada di teras rumah. Lalu wanita itu mendekat kepada ibu hamil
Itu. Joko tidak bisa mendengar perbincangan mereka. Namun joko hanya melihat jika wanita separuh baya itu mendekatkan telingannya ke perut ibu hamil itu sambil mengusap perutnya.. Terlihat mereka ibu hamil itu tersenyum.

"apa yang di lakukan bu asih tersebut"
Joko pun mendekat di sebuah pohon yg tak jauh dari rumah ibu hamil tersebut.
Samar-samar dia mendengar
"semoga anaknya sehat terus ya bu".
Lalu buk asih pun pergi pulang kerumah.
Baru aja joko ingin melangkah dan bertanya kepada ibu hamil tersebut tiba-tiba sebuah tepukan kecil
Di pundaknya.
"kamu ngapain disini mas"
Dengan sigap joko menoleh dan ternyata itu yola yang ingin mengantarkan makanan ke sawah.
"ehh umi.. Baru saja abi mau ke rumah menjemput umi." ucap joko yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
Tapi yola mengetahui jika joko sedari tadi
Memperhatikan rumah yang ada di penghujung desa itu.
" di jalan tadi umi bertemu ibu asih. Katanya kamu di rumah bang rizal. Trus ngapain kamu di rumah bang rizal?"
Ucap yola yang sedikit marah.
Joko terkejut, bagaimana bisa bu asih bertemu dengan yola sedangkan dia melihat jika
Bu asih dari tadi berbincang dengan ibu hamil yang waktu itu dia tolong.
"rizal..? Rizal siapa mi?"
"itu yang punya rumah"
Ucap yola sambil menunjuk rumah ibu hamil itu.
"ohh jadi nama suaminya rizal ya mi. Kita ke sawah aja dulu nanti abi ceritakan." ucap joko.
Mereka pun berjalan menuju sawah. Joko pun menceritakan bagaimana bisa dia sampai rumah itu.
"ohh jadi begitu." ucap yola yang masih merasa cemburu di iringi rasa marah.
Yola tau jika bang rizal jarang ada dirumah karna dia sering di luar kota. Istrinya yang saat ini sedang
Mengandung jika berasal dari luar kota. Namun istrinya itu sangat jarang berjalan keluar rumah mengingat dia tinggal sendirian ketika suaminya pergi ke luar kota.

Tak lama mereka pun sampai di sawah. Terlihat orang tua yola sudah menunggu kedatangan mereka.
"maaf pak, buk.. Yola telat ngantarin makanannya. Tadi yola masaknya lebih banyak dari biasanya mengingat mas joko yang ikut ke sawah" ucap yola menjelaskan tentang keterlambatannya.
"yaudah. Gak papa kok nak. Ayo kita makan siang dulu." balas faisal.
Mereka pun makan bersama di pondok tersebut. Terlihat sangat manis ketika satu keluarga makan bersama di tepian sawah. Meski hanya lauk yang sederhana namun terasa begitu nikmat.
Di tengah asiknya menyantap makanan. Hanya joko yang sesekali melamun. Seperti ada hal yang di
Pikirkannya.
Namun ketika yola menyenggolnya pelan dia tersadar dari lamunannya dan hanya melemparkan senyum kecilnya.
Dirinya masih penasaran tentang kejadian tadi. Dan kenapa bu asih waktu itu mengusap perut ibu hamil itu.
Hari itu di lalui joko dengan penuh tanda tanya. Hingga pada pukul 3 sore orang tua yola pun mengajak untuk pulang kerumah.
Joko merasa sangat aneh. Kenapa pulang dari sawah begitu cepat. Dia masih ingat sewaktu dia ikut kakeknya berladang mereka pulangnya saja hampir jam 5 sore.
Namun joko mencoba untuk tidak selalu bertanya
"hm mungkin mau sholat ashar berjamaah di rumah" pikir joko di dalam hati yang mencoba berpikir positif.

Dalam perjalanan pulang, joko melewati rumah megah yang waktu magrib itu dia lihat. Terlihat di di halaman rumah itu. Bu asih sedang menyapu dedaunan yang gugur di halaman.
"apakah bu asih bekerja di rumah ini" gumamnya di dalam hati.
Ketika melewati rumah itu, lagi-lagi orang tua yola menyapa bu asih. Bu asih pun saling lempar senyum kepada orang tua yola. Pada saat itu, posisi joko berada di belakang. Ketika orang tua yola dan yola telah
Melewati bu asih, joko melihat bu asih dan dia menatap joko dengan sinis menandakan jika tidak menyukai kehadiran joko.
Joko hanya menatap balas wanita itu namun tidak berkata apa-apa.

Sesampainya dirumah, joko langsung membersihkan peralatan sawah yang biasanya di bersihkan
Pak faisal. Kini joko yang membersihkannya. Lalu setelah membersihkan peralatan sawah tersebut. Joko pun membersihkan badannya. Lalu siap siap untuk sholat ashar. Setelah usai sholat, joko kembali berkeliling desa melihat-lihat. Kali ini dia lebih cepat dari hari sebelumnya.
Di lihatnya anak anak masih banyak yang bermain di tanah lapang. Serta ibu-ibu masih banyak yang berbelanja di kedai kedai kecil untuk keperluan memasak malam nanti. Joko pun kembali bertemu dengan ibu hamil yang waktu itu. Joko pun mendekat. Ingin bertanya tentang
Perbincangannya waktu itu dengan bu asih..
"bukk.. Habis dari toko ya" sapa joko kepada ibu hamil tersebut.

"ehh iya nih mas.. Mas ini yang kemarin bantuin saya ya. Mohon maaf ya mas waktu itu kurang sopan. Karna suami saya pesan kalo deket magrib jangan sembarangan
Terima tamu" ucap ibu itu.
"ohh iya gak papa kok buk".

"mas asal jawa?" tanya ibu hamil itu.
"iya buk. Di jatim"
"ohh sama dengan saya mas. Saya disini karena ikut suami"
Setelah saling bertanya mengenai tempat asal joko pun bertanya perihal yang kemarin dia lihat.
"ohh iya mbak yu.. Siang saya ada lihat jika bu asih mengelus kandungannya mbak ayu(nama ibu hamil tersebut) itu ada apa ya?" tanya joko.
"ohh jadi nama ibu tadi itu bu asih..
Beliau begitu baik mas. Dia mendoakan agar kandungan saya sehat terus. Dan dia mengelusnya mencoba
Mendengarkan apa yang di lakukan calon bayi saya. Saya pun hanya tersenyum mas." ucap mbak ayu.
"belum sempat saya bertanya namanya eh ibu itu udah pamit pergi." tambah mbak ayu waktu itu.

"ohh jadi begitu ya mbak." ucap joko yang sedikit melihatkan senyumnya.
Setelah lama berjalan beriringan akhirnya sampai di rumah mbak ayu. Mbak ayu pun pamit pulang kerumah. Kali ini mbak ayu tidak minta bantu lagi untuk menghidupkan obor rumahnya karna hari juga belum gelap.
Ketika ingin pulang kerumah joko pun berpapasan dengan bu asih.
Mereka saling tatap. Hingga melewati satu sama lain. Namun buk asih terhenti.
"JANGAN TERLALU IKUT MENCAMPURI URUSAN ORANG LAIN"
Suara itu terdengar sangat berat ketika joko berpaling untuk melihat buk asih. Dia sudah tidak ada.
"kok hilang.." ucap joko yang penasaran.
Matanya mengawasi sekitar namun dia tetap tidak melihat bu asih lagi.
"mencampuri urusan, memangnya urusan seperti apa yang bu asih sembunyikan" gumam joko di dalam hati yang menyangka jika suara tadi berasal dari bu asih.
Joko pun memikirkannya sambil berjalan menuju kerumah.
Sesampainya di rumah, joko hanya mengucap salam dan masih sedikit termenung. Faisal yang melihat joko seperti itu lantas hanya diam saja. Hingga malam tiba, joko masih saja termenung. (joko ini orangnya overthink. Jadi wajar saja hal sekecil apapun dipikirkan secara keras).
Faisal yang melihat joko sedari sore tadi termenung menepuk pundaknya.
"kamu mikirin apa nak? " ucap faisal menanyakannya kepada joko.
"ehh tidak ada apa-apa kok pak"
Ucap joko yang sedikit merasa canggung.
Faisal pun mengajak joko keluar rumah tepatnya di teras. Sebelum itu,
Dia sempat meminta kepada yola anaknya. Untuk di buatkan kopi 2 cangkir. Terlihat rumah para warga yang hanya di terangi obor.
"duduk dulu sini nak.. Saya mau cerita sedikit tentang desa ini." ucap faisal kepada joko.
Joko hanya menurut. Dia pun duduk di kursi bambu yang ada di
Di teras rumah itu.
Faisal pun mulai menyalakan rokok jambu yang biasa dia hisap.
Baru saja dia ingin mulai bercerita, tiba-tiba yola datang membawakan dua cangkir kopi.
"ini kopinya pak.. Mas.." ucap yola sambil meletakkan masing-masing kopi di meja.
Faisal hanya mengangguk dan joko sempat mengucapkan terimakasih kepada yola dan yola pun masuk lagi kedalam rumah.

"kemarin. Kamu pernah bertanya kan. Kenapa anak kecil disini tidak pernah bermain di luar rumah lagi menjelang magrib.?" ucap faisal yang mengingat kembali sewaktu
Joko bertanya dulu.
Joko hanya mengagguk sambil mengangkat cangkir kopinya.
"dulu jauh sebelum saya tinggal di Desa ini, pernah ada seorang wanita penganut ilmu hitam. Ilmu hitam yang di anutnya ini bukanlah ilmu hitam biasa. Mereka yang menganut ilmu ini dalam satu hari itu
Paling tidak harus memakan sedikit daging bayi atau anak-anak yang berusia kurang dari 6 tahun. Namun.. Satu hal yang paling sering di incarnya. Ialah jabang bayi yang masih berusia 8 bulan."
Mendengar itu joko pun tersedak. Dia pun batuk dengan kopi yang diminumnya tadi.
"jabang bayi?" ucap joko dengan sedikit terkejut.
Faisal hanya mengangguk dan menyeruput kopinya.
"sebegitu jahatnya ilmu tersebut sampai harus menghabisi nyawa yang bahkan belum melihat dunia" ucap joko yang sedikit merasa kesal.
"ya.. Itulah ilmu hitam PALASIK.
Menurut cerita sebelum saya tinggal disini. Ketika gelap, mereka kerap kali di hantui kepala terbang beserta organ tubuhnya."
Mendengar itu joko pun sedikit menahan sesuatu yang ingin keluar dari perutnya. Dia seperti ingin muntah mwndengarnya.
"warga desa menyebutnya palasik kuduang. Atau kepala melayang. Lalu menurut cerita.. Wanita yang sewaktu itu di anggap sebagai penganut ilmu itu di tangkap. Dan di bakar hidup-hidup oleh warga.. Waktu itu. Wanita itu sudah memiliki anak dan cucu. Namun sewaktu warga yang marah
Datang kerumah wanita itu. Anak dan cucunya tidak di temukan. Hingga hanya wanita itulah yang di bakar." ucap faisal yang sedikit mengingat cerita dari salah satu seorang tetua desa sebelum dia memutuskan tinggal di desa ini.
Bukan tanpa alasan faisal tetap besikeras tinggal di
Desa ini. Di karenakan tanah dan lokasinya yang sangat cocok untuk berladang. Itulah mengapa faisal tidak mau meninggalkan desa ini. Apalagi sawah yang dia punya sudah cukup luas. Sayang rasanya jika harus meninggalkan hanya karena sebuah mitos yang beredar.
Kemudian faisal pun melanjutkan cerita.
"lalu kata tetua desa waktu itu. Ilmu palasik itu bisa di turunkan secara turun-temurun hingga 7 turunan. Biasanya mereka akan menikah sesama palasik. Jika menikah dengan orang biasa ilmu yang di turunkan tidaklah sehebat yang menikah
Sesama palasik. Itulah mengapa waktu itu warga ingin mencari anak dan cucunya juga. Agar ilmu itu berakhir. Namun sayang, mereka telah melarikan diri lebih dulu." ucap faisal yang mengulangi cerita tetua desa waktu itu.
Joko pun hanya mendengarkan tanpa sedikit pun berbicara.
Dia jadi teringat dengan mbak ayu ibu hamil yang sore tadi bertemu dengannya.
"ciri-ciri palasik ketika mengintai korbannya gimana ya pak?" tanya joko yang penasaran.
Faisal sedikit mengkerutkan dahinya.
"hmm. Untuk itu bapak juga tidak tahu nak." ucap faisal.
Mendengar itu, joko merasa tidak puas dengan jawaban dari mertuanya itu.
"dimana rumah tetua desa itu pak. Besok Saya ingin menemuinya.?" ucap joko kepada faisal.
Faisal pun mengangkat gelas kopinya dan menyeruput kopi di seruputan terakhir.
"percuma. Kamu mau bertanya kepada
Siapa.. Tetua desa itu kini telah tiada. Anak-anaknya tidak ada lagi yang tinggal di desa ini. Itu karna mungkin di kasih tau sama orang tuanya untuk tidak lagi tinggal didesa ini."
Mendengar itu joko sedikit kecewa.
"beberapa minggu ini kata penjaga pos ronda mereka sering
Melihat kepala terbang itu. Entah dari keturunan wanita itu atau orang baru yang mempelajari ilmu itu. Yang jelas kamu harus hati-hati nak." ucap faisal yang mengakhiri ceritanya.
Joko hanya bisa mengangguk dengan rasa penasaran yang hanya sekedar mengetahui.
Kemudian faisal pun mengajak joko masuk mengingat angin malam mulai terasa dingin yang menusuk.
Mereka pun masuk dan joko pun langsung menuju kekamar. Di lihatnya yola masih sibuk menggunakan bedak malam. Joko pun berbaring di kasur dengan mata yang memandang langit-langit.
"apa mungkin ayah mengetahui soal ilmu palasik ini" gumam joko didalam hati yang mengingat ayahnya pernah terjun kedunia hitam mengingat benda pusaka yang banyak dia lihat sewaktu kecil dulu.
"meskipun ayah sekarang sudah tidak lagi seperti itu. Setidaknya ayah pasti tau tentang
Itu. Besok aku harus memastikannya." ucap joko di dalam hati.

Yola pun telah selesai dengan urusannya sebagai wanita menjelang mau tidur. Ketika dia melangkah kekasur. Dia melihat joko sedang melamun.
"mikirin apa bi" sapa yola yang melihat joko melamun.
"abi rindu sama bapak mi.. Wartel terdekat dimana ya mi.. Besok abi mau nelpon bapak."

"kalo di sekitaran desa tidak ada bi.. Abi harus kekota karna telepon umum cuman ada di kota." ucap yola yang menuju kasur dan merebahkan tubuhnya di sebelah joko.
"huftt.. Pasti jauh.." ucap joko yang sedikit mengeluh.

"sudah sudah jangan abi pikirkan. Besok umi katakan kepada bapak untuk meminjam motornya. Kebetulan umi juga mau belanja di kota untuk kebutuhan anak kita nanti." ucap yola dengan wajah tersenyum sedikit tertawa.
"umi udah hamil..?" tanya joko..

"hhe belum abi.. Apa salahnya jika siap-siap dulu kan" ucap yola yang tersenyum lagi..

"ehhh kamu yaa.." ucap joko sambil mencubit hidung yola.

Di iringi tawa malam itu dengan mereka yang saling bercanda. Lalu mereka tertidur dengan pulas.
Pagi harinya seperti biasa faisal bersiap ingin ke sawah. Joko pun menghampiri faisal.
"kamu gak ikut kesawah nak."tanya faisal.
Namun di jawab oleh yola yang habis dari dapur membawakan sarapan pagi untuk orang tuanya.
"joko mau nemenin yola ke kota pak mencari perlengkapan
Bayi" ucap yola yang tersenyum manis.
Faisal dan istrinya pun ikut tersenyum bahagia tanpa meragukan perkataan anaknya itu.
" yasudah kalo begitu nak.. Bapak sama ibuk pergi ke sawah dulu." ucap faisal yang melangkahkan kakinya keluar rumah.
Tepat pada pukul 8 pagi mereka pun pergi kepasar. Menggunakan sepeda motor jadul astrea dengan kecepatan di bawah 40km/jam. Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di kota. Yola pun menunjuk toko penjualan perlengkapan bayi. Yang kebetulan di sebelah toko itu ada wartel umum.
"toko yang situ aja bi"ucap yola sambil menunjuk toko yang di maksud.
Joko pun memakrikan motornya.
"umi pilih-pilih aja dulu yang umi suka.. Abi ke wartel sebentar." ucap joko yang menyuruh yola lebih dulu. Yola hanya sedikit cemberut namun tetap menuruti
Perkataan suaminya itu.
Yola pun masuk ke toko, sementara joko menuju wartel umum tersebut. Di ambilnya koin di sakunya lalu di masukannya dan langsung menekan telepon yang menghubungkan ke telepon rumahnya.
*tutt... Tuuttt..*
"hallo assalamulaikum." terdengar suara wanita di
Telepon. Ya itu ibunya joko dan joko mengenali betul suara itu..
"walaikum salam.. Ibuk.. Ibuk sehat sehat aja kan. "
"alhamdulillah sehat nak..kamu bagaimana sehat?"
"sehat kok buk.. Joko sangat merindukan ibuk dan bapak"

Mereka saling mengungkapkan rindu antara anak dan
Orang tua.
"bapak mana buk?" ucap joko yang menanyakan pak tejo atau bapaknya sendiri.
"bentar ibuk panggilin."

*pakk.. Bapakk.. Ini loh. Joko nelpon.*
Terdengar suara terikan dari telpon.
Tak lama.
"assalamualaikum nak jo." ucap tejo.
"Walaikumsalam pak gimana kabar bapak"
Baik.. Kok nak.. Kamu ada masalah apa sampai harus mencari bapak" ucap tejo yang punya firasat terhadap anaknya.
*deg...* joko pun terkejut..
"bagaimana bapak bisa tau?" ucap joko yang menanyakannya kembali.
"sudah la.. Tidak penting.. Ayo ceritakan pada bapak." ucap tejo.
"sebenarnya bukan masalah saya sih pak.. Apakah bapak tau tentang ilmu hitam palasik." tanya joko kepada tejo.

Mendengar itu raut wajah tejo sedikit berubah.
"tidak kusangka ternyata masih ada penganut ilmu itu"
Joko yang mendengar hanya bisa diam.
Kemudian pak tejo melanjutkan.
"jika dia berubah biasanya itu seperti memedi usus"
Mendengar itu joko pun terkejut.
"haa memedi usus pak.? Bukankah itu biasanya mahkluk memedi usus itu korban kecelakaan yang isi perutnya terburai.? Ucap joko.
"ya.. Benar itu jika di pulau jawa.. Namun di sana itu lain cerita.
Biasanya mereka memakan korban bayi atau pun jabang bayi yang masih berada di dalam rahim.. Salah satu ciri jika korban itu sedang dalam incaran. Mereka akan mengusap perut korbannya dengan alasan menyukai
Anak kecil" ucap tejo yang mempersingkat penjelasannya.
*degg* entah kenapa joko jadi teringat dengan bu asih yang pernah mengusap perut mbak ayu yang waktu itu dia lihat secara diam-diam. Lama joko terdiam lalu dari telepon terdengar.
"nakk.. Nakk kamu masih disana"
"ehh iya iya pak."
"memangnya ada apa? Kamu menanyakan perihal ini.?"
"gak apa-apa sih pak. Hanya saja saya pernah melihat seseorang mengusap perut ibu hamil. Saya menjadi kasihan sama ibu hamil itu" ucap joko.
"apapun itu. Jangan kau ganggu mereka.. Biarkan mereka dengan urusan mereka. Ingat nak joko.. Kamu tidak lama lagi akan punya anak. Dan istrimu akan mengandung.. Jika kamu terlalu ikut campur nanti keluarga mu yang bisa hancur." ucap tejo mengingatkan kepada anaknya itu.
"lalu apakah saya harus diam saja pak. Melihat dia melancarkan aksinya. ?" ucap joko dengan nada yang sedikit menaik.

"lebih baik jangan kamu. Ingat.. Pikirkan calon anakmu nanti yang juga adalah cucu ku " ucap pak tejo yang memujuk joko.
*tutt.. Tutt..*
Telpon dari joko
Tiba-tiba terputus. Joko sengaja memutus teleponnya dan langsung meninggalkan wartel untuk menyusul yola di tempat ia memilih perlengkapan untuk calon bayinya itu.
Disisi lain tejo berharap jika anaknya itu menuruti perkataanya karna dia tau betul orang orang penganut ilmu itu.
Setelah selesai berbelanja, joko dan yola pun pulang kerumah. Ketika telah memasuki desa, mereka bertemu dengan bu asih. Bu asih menyapa yola dan yola menyuruh joko untuk berhenti sebentar. Terlihat bu asih hanya memandang yola dengan senyum khasnya itu.
Namun sedikit pun tidak mau memandang joko. Berbeda dengan joko, joko justru memandangnya dengan sinis.
"wah-wah.. Udah ada momongan ya nak yola. Sampe banyak gini perlengkapan yang di beli."
Ucap bu asih yang sedikit memuji yola.
"
"ehh enggak kok buk. Ini cuma persiapan biar nanti gak repot" jawab yola dengan rendah hati.
"Ohh gitu.. Semoga nanti anaknya sehat ya."
Tiba-tiba joko langsung marah.
"ibuk jangan sok peduli dengan calon anak kami. Bukan saya tidak tau kalo ibu itu...
Belum joko menyelesaikan
Omongannya, tiba tiba perutnya di cubit keras oleh yola.. Yang membuat joko berteriak sebelum menyelesaikan omongannya.
"aaargghh umi apaan sihh"

"ehhee maafkan suami saya ya buk.
Saya pamit pulang dulu buk." ucap yola kepada bu asih.
"iya iya nak yola.. Hati-hati ya"
Tanpa berkata apa-apa lagi joko pun langsung menghidupkan motornya lalu melaju meninggalkan bu asih.
Saat menuju kerumah joko hanya diam hingga sampai di rumah joko masih saja diam.
Yola tau jika joko marah dengannya dia pun menghampiri joko.
"abi marah sama umi?"
Ucap yola dengan nada memelas.
"gak kok" jawab joko dengan singkat.
"maafin umi bi. Umi gak enak sama bu asih kalo abi ngomongnya dengan nada seperti itu tadi. Karna setau umi. Bu asih itu telah banyak menolong ayah dan ibu. Makanya umi langsung tahan abi"
"meskipun dia sering bantu bapak sama ibuk tapi dia itu jahat mi.. Dia itu palasik" ucap joko yang sedikit menaikan nada bicaranya.
Yola tercengan seketika melihat sekitar seperti memastikan ada atau tidaknya orang.
" jaga mulut abi.. Kalo ayah ibu dengar bisa marah bahkan kita
Bisa di suruh pisah" ucap yola dengan nada ketakutan.
"sebegitu berjasanya kah bu asih mi" tanya joko.
Namun hanya di balas anggukan dengan yola.

Joko hanya bisa diam. Dia tau jika yang percaya ini hanyalah mbak ayu. Karna beliau saat ini sedang hamil dan juga sangat waspada
Terhadap mahkluk itu.
Namun joko berniat memberitahukannya setelah usia kandungan mbak ayu memasuki 8 bulan yang mana waktu kemarin mbak ayu mengatakan jika usia kandungannya masih 5 bulan.
Waktu pun berjalan tanpa terasa begitu cepat.
Yola pun di nyatakan telah mengandung dan kandungannya kini menginjak 2 bulan.
Faisal serta istrinya sangat senang karna yang sebentar lagi akan memiliki seorang cucu. Begitu pula dengan joko. Dia masih terus mencari informasi
Tentang palasik melalui para tetua desa. Di karenakan joko aktif ke mesjid pada magrib dan isya jadi sering bertemu para tetua desa.
Yang di garis bawahi joko dari sekian cerita adalah tubuh dari palasik. Karna biasa mereka melepas kepalanya itu di tempat yang sepi dan jika
Ingin menangkap palasik harus menemukan tubuhnya lalu taburi garam di dalamnya agar dia lemah dan ketika kepalanya kembali saat itulah di tangkap.
Lalu di suatu sore ketika pergi ke warung, joko bertemu dengan mbak ayu yang juga membeli perlengkapan untuk memasak.
Joko pun mengingatkan perihal yang dia ingin sampaikan 2 bulan yang lalu. Karna jika dia menghitung sedikit lagi masuk tiga bulan kandungan yola dalam arti
Kandungan mbak ayu memasuki bulan ke 8. Ketika joko menyampaikan, mbak ayu terkejut.
"apakah yang kamu katakan itu benar mas.. Jangan sampai ini hanya fitnah." ucap mbak ayu yang merasa ragu dengan ucapan joko.
" jika mbak tidak percaya lihay saja ketika kandungan mbak memasuki
Bulan ke 8 jika orang itu datang mengunjungi mbak. Lebih baik mbak langsung pergi dari kampung ini." ucap joko yang mengingatkan mbak ayu.
Mbak ayu pun percaya dan mengiyakan perkataan joko. Sebelum usia kandungan 8 bulan mbak ayu sudah siap-siap menghubungi suaminya untuk segera
Pulang dan mengajaknya tinggal fi rumah orang tua ayu. Dengan alasan ayu takut tinggal sendiri dalam keadaan mau melahirkan.
Suaminya pun mengiyakan permintaannya.
Pagi itu, rizal pun pulang. Mereka pun berkemas pakaian seadanya ketika sedang berkemas, tiba-tiba di depan terdengar suara ketukan pintu.
*tok tok tok*
"assalamualaikum"

Walaikumsallam" ucap rizal sambil melangkah menuju pintu. Namun tangannya di tarik oleh yola.
(aduh typo.. Maaf maaf maksudnya tadi ayu.)

"siapapun itu kalo dia nyari aku. Bilang gak ada ya mas" ucap ayu kepada rizal. Rizal hanya mengangguk dan langsung menuju pintu. Dilihatnya bu asih yang tengah menunggu dengan bibir tersenyum.
"ehh buk asih.. Ada apa ya buk" tanya rizal.
"oalahh.. Nak rizal sudah pulang.. Ini saya cuman mau liatin istrimu. Kasian sedang hamil sendirian di rumah. Eh ternyata kamu udah pulang. Kapan pulangnya nak zal?"

"tadi pagi buk. Ini kan ayu mau lahiran jadi mau pulang kerumah
Orang tuanya." ucap rizal.

"ohh gitu.. Jdi mau pulang ke kampungnya ya. Dimana ayu nya nak ibuk pengen ketemu."

Antara menuruti perkataan istrinya atau bu asih membuat rizal cukup lama terdiam.
"nak.. Nak rizal.." ucap bu asih yang menyadarkan lamunan rizal.
"ehhee iya iya buk.. Ohh ayu.. Ayunya tadi pergi ketoko buk. Katanya membeli perlengkapan untuk di perjalanan" ucap rizal yang mengatakannya sedikit gugup.

"ohh iya.. yaudah kalo gitu nak rizal. Semoga persalinan ayu nanti lancar ya. Ibuk pamit dulu." ucap bu asih yang
Langsung berpaling dan menuruni tangga. Belum sempat rizal mengatakan pamit bu asih sudah turun dari rumahnya. Rizal tau jika bu asih sedang marah namun entah apa penyebabnya.
Rizal pun menutup pintu dan menemui istrinya yang berada di kamar tengah bersembunyi.
Dilihatnya istrinya tengah berkeringat seperti menahan ketakutan.
"lahh kamu kenapa dek?" tanya rizal yang merasa heran.

"benar mas.. Benar kata joko.. Dia itu palasik."

"haa palasik.. Kamu tau dari mana.. Joko siapa?" tanya rizal kepada ayu.
Ayu pun menceritakan semuanya kepada rizal. Mendengar itu tiba-tiba rizal gemetar tangannya terkepal seperti menahan emosi.
"PEREMPUAN BIADAB ITU HARUS MATI" rizal pun keluar rumah dan membawa sebilah parang.
"kamu pulang duluan ya dek. Mas masih ada urusan." ucap rizal lalu
Parang tadi dia selipkan di balik pintu. Lalu mengantarkan ayu ke kota dan menuju ke dermaga penyebrangan. Rizal mengatur siapa yang menjemputnya di dermaga dan harus mengantarkannya benar benar sampai kerumah mertuanya. Hingga setelah semua telah di atur. Rizal pun kembali
Ke desa. Ternyata ada kisah kelam yang membuat rizal begitu dendam dengan sosok palasik tersebut ibu serta calon adiknya pernah menjadi korban palasik itu. Ayahnya yang depresi memutuskan untuk meninggalkan rizal. Hingga rizal sebatang kara menjalani hidup. Namun siapa sangka
Nasib rizal masih baik hingga rizal bisa hidup sampai sekarang meski tanpa kedua orang tua. Rizal pun bersumpah pada dirinya sendiri untuk membakar keturuan palasil secara hidup hidup jika dia mengetahuinya.
Setibanya di desa rizal langsung menemui pak rt dia berinisiatif untuk mengumpulkan para warga Namun pak rt menahannya.
"jangan main hakim sendiri. Saya tau kamu masih dendam dengan keturunan mahkluk itu. Namun apakah ada bukti jika dia benar seorang palasik" ucap pak rt yang
Mencoba meredakan rizal.
"ini tidak bisa di toleransi lagi pak. Kita harus segera membasminya" ucap rizal dengan penuh emosi.

"tahan dulu. Memang dari siapa kamu mendapatkan kabar seperti ini"
Lalu rizal pun menceritakan semuanya.
"kalo begitu kita temui dulu suami yola lalu
Malam ini kita kerumah bu asih." ucap pak RT.
Rizal pun setuju, dan mereka langsung menuju rumah joko.
Di lihatnya joko sedang mempersiapkan peralatan untuk pergi ke sawah membantu mertuanya.
"assalamualaikum pak, kami mau mencari pak jokonya ada.?" ucap pak Rt.
"oh iya saya sendiri.. Ada apa ya pak?" ucap joko yang langsung menoleh kebelakang. Dilihatnya dua orang laki-laki yang satunya terlihat tua namun berwibawa dengan kumisnya dan satunya pemuda yang mungkin masih seumuran dengannya.
"saya ketua RT desa ini dan ini pak rizal" ucap
Pak rt diiringi dengan uluran tangannya yang diikuti rizal.
"begini mas joko, kami mendapat kabar yang mana mas joko telah mengingatkan istrinya mas rizal ini terhadap palasik. Apakah mas joko ada bukti jika istrinya mas rizal ini sedang di incar palasik." ucap pak rt menjelaskan
Maksud kedatangan mereka berdua.
"ohh jadi mas rizal ini suaminya mbak ayu.? Gimana mas mbak ayu sudah di bawa pergi atau enggak.?" tanya joko.
"sudah saya pulangkan dulu kerumah orang tuanya" ucap rizal.
Lalu joko pun menceritakan semua dari pertama dia melihat mbak ayu yang minta tolong menghidupkan obor yang mana dia melihat seperti ada orang yang mengintai istrinya rizal. Lalu dimana dia melihat bu asih mengusap perut ayu dengan ekpresi wajah yang tak biasa.
Seketika rizal langsung naik darah dan langsung ingin menghabisi bu asih, namun tetap di tahan pak RT pak Rt menyarankan untuk menunggu hingga malam tiba.
Mereka pun setuju dan pak rt memberi kabar kepada para pemuda untuk berkumpul setelah sholat isya.
Anehnya, pagi itu hingga ke malam tidak terlihat bu asih. Entah dia pergi atau bagaimana yang jelas dia tidak terlihat dan bahkan dia tidak pergi ke sawah.
Malam itu para pemuda pun berkumpul di rumah pak rt. Sebelum mereka pergi. Mereka mengingatkan kepada anak istrinya untuk tidak keluar rumah. Termasuk joko, meskipun joko sempat di larang oleh ibu mertuanya namun akhirnya mereka pergi karna faisal juga setuju mengikuti tetua desa
Para warga yang berkumpul di rumah pak RT semua terlihat membawa obor karna suasana kampung yang gelap. Sangat terasa dingin malam itu. Apakah akan ada nyawa yang terkorbankan di malam itu.
Setelah semua berkumpul para warga pun pergi mendatangi rumah bu asih. Seperti biasa rumah bu asih yang terang karena punya listrik diesel sendiri namun kondisi belakang rumah sangat gelap. Pak rt pun mengetuk pintu beberapa kali.
Namun tidak ada jawaban sedikit pun. Hingga tak lama anak bu asih keluar. Pak rt mengenalinya namun para warga sebagian tidak mengenali anaknya itu rantaran jarang berada di desa atau memang sengaja tidak keluar rumah.
*sebelum warga datang kerumah bu asih*
"nak.. Kamu harus pergi dari desa ini secepatnya. Sebentar lagi warga akan datang ke sini." ucap bu asih setelah memandikan anaknya dengan kembang 7 rupa yang konon katanya syarat untuk menurunkan ilmu palasik.
"bawa anakmu juga karna suatu hari nanti dia akan mewariskan
Ilmu ini pada keturunan ketujuh yang mana akan menyandang gelar ratu palasik" tambah bu asih yang menunjuk cucunya yang masih bayi itu.
"bagaimana dengan ibuk?.biarlah aku yang menghadapi mereka buk. Itulah alasan aku mendatangi ibuk ke kampung ini." ucap anaknya.
"tidak.. Bagaimana pun kau harus selamat nak.. Bawa cucuku ini" belum sempat perbincangan mereka selesai terdengar suara ketukan pintu.
"cepat buk.. Cepat pergi.." ucap anaknya yang langsung mendorong bu asih ke luar pintu belakang. Lalu pintu pun di tutupnya.
Dia pun keluar membukakan pintu.
Di lihatnya para warga telah ramai menunggu di depan pintu.
"mana bu asih dek" ucap pak rt yang menanyakan itu kepadanya.
Dia tidak menjawab dan hanya diam. Para warga yang tidak tahan langsung masuk ke rumah dan menyeretnya ke luar rumah
Di dalam rumah para warga melihat bekas kendi dan kembang yang bertaburan di lantai.
"BIADAB.. MEREKA TELAH MENURUNKAN ILMUNYA" teriak salah seorang warga.
Lalu salah satu warga keluar rumah.
"bakar dia.. Dia juga palasik." ucap salah seorang warga. Lalu wanita yang anak
Bu asih tadi langsung di siram bensin dengan cara membabi buta. Rumahnya pun habis di rusak warga.
Lalu dari gelap hutan, bu asih melihat dengan mata kepala sendiri anaknya itu di bakar oleh para warga. Bu asih hanya bisa menangis pelan dengan mengendong cucunya
"AKU TIDAK AKAN MELUPAKAN PERISTIWA INI. SUATU HARI NANTI AKU AKAN KEMBALI DAN DENDAM INI AKAN DI BALASKAN OLEH RATU PALASIK SESUNGGUHNYA"
Bu asih pun pergi dengan cepat meninggalkan desa itu dengan dendam yang teramat pedih.
Lanjut part2
Part 2nya sampul baru.. Besok tak kasi liat.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Kang_Cerita(H)

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!