Dari semua pengalamanku yang akhirnya aku coba tulis kembali untuk berbagi.
#HorrorThread
“Lembah Misteri”
Tempat kelairanku yang penuh misteri.
__ A Thread __
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor| #bacahorror #ceritahorror

Mungkin kalau ada susunan alur yang kurang mengalir, mohon maklum. Sambil berjalannya waktu semoga ini akan jadi cerita utuh yg runut.
Masih berfikir bagaimana dulu orang pertama membabat hutan dan tinggal di sini.
Itupun biasanya bapak selalu jemput di pertigaan kecamatan. Karena tidak ada angkutan umum menuju ke desa.
Kadang ditemani adik cowokku yang masih kelas 1 SD. Nanti aku ceritakan tentang dia di part lain.
Melewati beberapa desa dengan jalan berkelak-kelok hingga akhirnya sampai di penghujung pemukiman dan tertanda "Selamat Datang di desa kami".
Penanda itu terletak diatas gunung dan desa kami masih terlihat kecil di lembah sana. Sangat indah pemandangan dari sini. Tapi di sinilah titik paling seram setiap kali mau pulang atau pergi dari desa.
Sebelum matahari gelap, pokoknya sudah harus sampai rumah. Dan suatu ketika akhirnya aku telat pulang karena masih ada eskul voli di sekolah.
Saat itu hari Jumat sudah pukul 4 sore, itu berarti aku akan sampai rumah tepat pukul 6 abis maghrib.
Tidak mau berlama-lama aku lanjutkan lagi perjalanan pulang, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Akhirnya hari sudah gelap dan aku berhenti di titik selamat datang. Jalanan sangat sepi waktu itu, tidak terlihat ada kendaraan menuju desaku.
Tak begitu lama akhirnya terlihat sorot lampu motor yang akan menuju desaku. Dan aku bilang “Bareng pak ke bawahnya”. Aku membuntuti motor tersebut menuju jalah hutan tampa penerangan dengan tebing curam
Di beberapa titik angker sempet bulu kuduknya berdiri tapi tak ku gubris. Pokoknya gas terus meski jalanan menurun
Tapi aku masih sangat peka dengan tempat-tempat yang ada penunggunya baik jahat maupun baik. Dan banyak kejadian-kejadian penting biasanya memberi pesan lewat mimpi.
Aku bahkan masih merinding menceritakan jalan di hutan ini sebelum benar-benar masuk desaku.
Orang menyebutnya "Jurang Harapan", karena semua orang berharap bisa selamat ketika melewati jalan ini.
Kiri jalan berupa tebing batu yang kadang-kadang batunya bisa saja ambrol. Sedangkan sebelah kanan berupa lembah curam, yang sekali rem blong nyawamu bisa terancam.
Pohon disini juga sangat lebat, jam 4 sore saja sudah mulai gelap dan terasa nuansa horornya.
Terkadang ibuku selalu memeluk sambil menangis bahagia karena anaknya pulang. Maklum sudah dari 2009 aku jadi perantau.
Kebetulan rumahku dekat hutan, belakang rumah adalah kebun duren, kelapa dan bambu, dan sampingnya ada sungai yang ada airnya saat musim hujan saja.
Tak terasa sudah jam 12 malam saatnya untuk tidur. Disinilah biasanya kengerianku muncul kembali.
Kamar ukuran 2.5 x 3 m itu sebenarnya adalah kamar tamu. Kamar sederhana bernuansa putih dan merah berisi kasur, serta lemari yang cerminnya langsung menghadap ke jendela.
Ketika menghadap ke kiri akan langsung menatap jendela dengan ventilasi renggang yang memperlihatkan keadagan gelap di luar.
Meski kampungku sudah sesepi kuburan, suasana di rumah selalu ramai hingga tengah malam kalau lagi ada tamu bapakku.
Entah apa yang mereka obrolkan hingga tak terasa sampai tengah malam. Kalau ada tamu malam,biasanya aku dibangunkan jam 10 malam hanya untuk membuat wedang (kopi atau teh) untuk tamu.
Bapakku dengan tamunya keasyikan ngobrol hingga tak terasa sudah pukul 1 malam.
Setelah dia pergi ke kamar mandi, akhirnya dipersilahkan tidur di kamar tamu. Heninglah sudah suasana di rumah.
Selang satu jam terdengarlah teriakan kencang hingga membangunkan seisi rumah. "Aaahhhhkkkk" sambil manggil manggil nama bapakku.
Setelah kondisi sudah mulai tenang, akhirnya dia mulai bercerita tentang kejadian malam itu.
Hingga akhirnya dia terkejut karena ada yang menggedor jendela kayu berwarna merah cukup keras. "Dukk dukkk dukkk".
Bulu kudukpun mulai merinding dan detak jantungnya pun makin kencang tak beraturan. Sambil komat-kamit membaca ayat kursi untuk menenangkan diri.
Dia hanya bisa diam terbelalak melihat sosok hitam besar bermata merah dari balik jendela.
Mahkluk itu menatap tajam dengan suara erangan seperti macan mau menerkam. Namun beberapa saat kemudian mahkluk itu menghilang dan tamu bapakku teriak sekuat-kuatnya hingga seisi rumah terbangun.
Sontak dia kaget menatap bapakku, bertanya-tanya kenapa bapakku menanyakan hal itu.
Selang sehari hari kemudian, aku yang masih penasaran akhirnya bertanya ke bapakku. Mengapa bapak bertanya begitu terdahap tamunya? Mahkluk apa yang menemui dia?
Adikku satu ini memang agak berbeda dengan yang lain. Tapi dia cukup dekat denganku meski ketemu hanya 3-4 x dalam setahun sejak dia lahir.
Jangan lupa kasih masukan, karena aku perlu belajar untuk menulis dengan baik.
- Based on True Story -
#HorrorThread
“JAMAAH TAK KASAT MATA”
Mereka yang tetap ada meski raga tiada.
Lanjutan dari thread #LembahMisteri
__ A Thread __
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor| #bacahorror #ceritahorror
