My Authors
Read all threads
- Based on True Story -

Dari semua pengalamanku yang akhirnya aku coba tulis kembali untuk berbagi.
#HorrorThread

“Lembah Misteri”

Tempat kelairanku yang penuh misteri.

__ A Thread __
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor| #bacahorror #ceritahorror
Aku akan coba ceritakan kembali kejadian-kejadian horor yang pernah aku dan keluargaku alami.

Mungkin kalau ada susunan alur yang kurang mengalir, mohon maklum. Sambil berjalannya waktu semoga ini akan jadi cerita utuh yg runut.
Ini adalah cerita tentang semua kejadian horor di desaku. Sebuah desa subur,di lembah yang asri tapi menyimpan banyak misteri.

Masih berfikir bagaimana dulu orang pertama membabat hutan dan tinggal di sini.
Terletak di dasar lembah curam, nyaris tak ada jalan keluar. Dibatasi juga dengan sungai lahar Semeru yang sewaktu-waktu bisa membawa bencana besar.
Tiap kali aku pulang dari rantau, butuh waktu 3-4 jam naik kendaraan umum dari pusat kota hingga akhirnya aku sampai di rumah.

Itupun biasanya bapak selalu jemput di pertigaan kecamatan. Karena tidak ada angkutan umum menuju ke desa.
Setelah letih naik bus antar kabupaten (bentuknya mirip Kopaja Jakarta) selalu kulihat senyum merekah bapakku, bahagia anak pertamanya pulang.

Kadang ditemani adik cowokku yang masih kelas 1 SD. Nanti aku ceritakan tentang dia di part lain.
Tak mau berlama-lama biasanya kita langsung naik motor menuju desaku. Dari titik ini masih cukup jauh 17 km.

Melewati beberapa desa dengan jalan berkelak-kelok hingga akhirnya sampai di penghujung pemukiman dan tertanda "Selamat Datang di desa kami".
Ini dia gerbang selamat datangnya.
Namun kami belum benar-benar sampai di desa.

Penanda itu terletak diatas gunung dan desa kami masih terlihat kecil di lembah sana. Sangat indah pemandangan dari sini. Tapi di sinilah titik paling seram setiap kali mau pulang atau pergi dari desa.
Kurang lebih seperti ini pemandangan dari atas. Indah kan?? Tapi ini adalah dusun terdekat, rumahku masih dibalik bukit yang lain
Dulu ketika aku masih SMA di kota, aku usahakan pulang lebih cepat naik motor sebulan sekali.

Sebelum matahari gelap, pokoknya sudah harus sampai rumah. Dan suatu ketika akhirnya aku telat pulang karena masih ada eskul voli di sekolah.
Dengan menaiki motor Astrea Legenda pemberian bapak, aku kebutlah selesai pertandingan voli.

Saat itu hari Jumat sudah pukul 4 sore, itu berarti aku akan sampai rumah tepat pukul 6 abis maghrib.
Berharap aku sampai lebih cepat, tapi karena letih sekali akhirnya aku putuskan berhenti di tengah perjalanan. Aku beristirahat sekalian sholat asyar di masjid.

Tidak mau berlama-lama aku lanjutkan lagi perjalanan pulang, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Hari sudah mulai senja dan perjalanan masih cukup jauh. Hingga terdengar suara adzan magrib tapi aku juga belum melewati hutan itu.

Akhirnya hari sudah gelap dan aku berhenti di titik selamat datang. Jalanan sangat sepi waktu itu, tidak terlihat ada kendaraan menuju desaku.
Hingga ada seorang bapak menghampiriku. “Le, mampir omah disik! Ra apik surup-surup ndek njobo dewean”, (Nak mampir dulu ke rumah, gak baik maghrib-maghrib di luar sendirian).
Aku jawablah dengan halus “Mboten pak, matur suwun sanget. Kulo ngantos kendaraan sing badhe ten ngandap” (Tidak usah pak, terima kasih banyak. Saya sedang menunggu kendaraan yang akan turun ke bawah).
Tidak mungkin juga aku balik lebih malam. Orang rumah pasti sudah khawatir.

Tak begitu lama akhirnya terlihat sorot lampu motor yang akan menuju desaku. Dan aku bilang “Bareng pak ke bawahnya”. Aku membuntuti motor tersebut menuju jalah hutan tampa penerangan dengan tebing curam
Sempat was-was karena beberapa kali aku tertinggal ditengah kegelapan hutan. Tapi syukurlah waktu itu tidak ada kejadian aneh dan akupun sampai rumah dengan selamat

Di beberapa titik angker sempet bulu kuduknya berdiri tapi tak ku gubris. Pokoknya gas terus meski jalanan menurun
Kebetulan aku sendiri memang tidak bisa melihat makhluk halus. Entah memang ditutup atau bagaimana.

Tapi aku masih sangat peka dengan tempat-tempat yang ada penunggunya baik jahat maupun baik. Dan banyak kejadian-kejadian penting biasanya memberi pesan lewat mimpi.
Jalan hutan yg kulewati tadi mungkin tak seterkenal Alas Roban, Alas Purwo atau yang lain. Tapi hutan yang aku lalui ini benar-benar seperti jalan menuju lembah kematian.

Aku bahkan masih merinding menceritakan jalan di hutan ini sebelum benar-benar masuk desaku.
Karena memang seram, mistis dan berbahaya. Kalau belum biasa berkendara jangan lewat sini. Sudah banyak korban jatuh dari tebing.

Orang menyebutnya "Jurang Harapan", karena semua orang berharap bisa selamat ketika melewati jalan ini.
Seperti ini gambarannya
Jalannya sangat curam, banyak tanjakan panjang dan belokan tajam.

Kiri jalan berupa tebing batu yang kadang-kadang batunya bisa saja ambrol. Sedangkan sebelah kanan berupa lembah curam, yang sekali rem blong nyawamu bisa terancam.
Setidaknya ada 4 tanjakan panjang dan curam. Jalannyapun hanya muat 1 mobil dan motor. Ketika terjadi papasan 2 mobil, maka harus mencari tempat yang agak lebar untuk gantian lewat.

Pohon disini juga sangat lebat, jam 4 sore saja sudah mulai gelap dan terasa nuansa horornya.
Banyak cerita mistis di hutan ini, mulai dari bertemu sosok macan, kuntilanak,mahkluk hitam besar hingga 2 mata merah yang mengejar. Di tengah hutan juga terdapat sendang tak terawat yang sering dijadikan tempat mencari wangsit. Nanti saat pulang, aku akan cari cerita aslinya.
Butuh waktu perjalanan sekitar 20 menit melewati hutan akhirnya sampai juga aku di rumah. Senang sekali rasanya bisa betemu keluarga.

Terkadang ibuku selalu memeluk sambil menangis bahagia karena anaknya pulang. Maklum sudah dari 2009 aku jadi perantau.
Beres naruh barang di kamar kecilku, biasanya aku langsung mandi, lanjut makan malam dan bercengkrama dengan keluarga.

Kebetulan rumahku dekat hutan, belakang rumah adalah kebun duren, kelapa dan bambu, dan sampingnya ada sungai yang ada airnya saat musim hujan saja.
Gambar ini hanya ilustrasi, tapi mirip rumahku. Aku bahkan tak pernah memotret rumah sendiri
Ini gambaran pohon Preng Ori (nama bambu) di belakang rumah yang ada penunggunya. Kata bapakku ada penunggunya yg jagain rumah dari amukan sungai kalau banjir.
Jam 8 malam di sini rasanya sudah seperti dikuburan. Di luar sunyi senyap, gelap dan hanya ada suara jangkrik atau kodok saat musim hujan.

Tak terasa sudah jam 12 malam saatnya untuk tidur. Disinilah biasanya kengerianku muncul kembali.
Tak jarang akhirnya aku tidur di sofa ruang tamu karena susah memejamkan mata saat tidur di kamar kecilku.

Kamar ukuran 2.5 x 3 m itu sebenarnya adalah kamar tamu. Kamar sederhana bernuansa putih dan merah berisi kasur, serta lemari yang cerminnya langsung menghadap ke jendela.
Bagiku sangat susah tidur di sini karena ketika mengadap kanan langsung menatap cermin yang memantulkan jendela.

Ketika menghadap ke kiri akan langsung menatap jendela dengan ventilasi renggang yang memperlihatkan keadagan gelap di luar.
Ada kejadian cukup menyeramkan beberapa tahun silam ketika ada tamu menginap di kamar ini. Ada tamu bapakku dari luar daerah yang ingin menginap di rumah.

Meski kampungku sudah sesepi kuburan, suasana di rumah selalu ramai hingga tengah malam kalau lagi ada tamu bapakku.
Kebetulan tamu bapakku memang cukup banyak. Nanti akan ku ceritakan tentang bapak dipart lain

Entah apa yang mereka obrolkan hingga tak terasa sampai tengah malam. Kalau ada tamu malam,biasanya aku dibangunkan jam 10 malam hanya untuk membuat wedang (kopi atau teh) untuk tamu.
Setelah itu aku kembali tidur atau lanjut nonton tv. Saat kejadian, aku masih tidur bareng nenekku di kamar belakang. Masih belum berani tidur sendirian.

Bapakku dengan tamunya keasyikan ngobrol hingga tak terasa sudah pukul 1 malam.
4 tamu yang lain pamit untuk pulang melewati jalan hutan tadi. Sedangkan 1 tamu mau menginap dirumah.

Setelah dia pergi ke kamar mandi, akhirnya dipersilahkan tidur di kamar tamu. Heninglah sudah suasana di rumah.
Sesekali suara burung hantu saling bersahutan. (Ada sarang burung hantu di pohon kelapa belakang rumah).

Selang satu jam terdengarlah teriakan kencang hingga membangunkan seisi rumah. "Aaahhhhkkkk" sambil manggil manggil nama bapakku.
Ternyata suara tersebut berasal dari kamar tamu.Kami sekeluarga mendapati tamu bapakku ketakutan di pojok kasur sambil terus memanggil nama bapakku. Dia seorang lelaki paruh baya dengan perawakan ideal. Katanya sih dia dulunya anaknya orang kaya yang bisnis orang tuanya hancur.
Ibuku pergi ke dapur membuatkan teh hangat, sedangkan bapakku diam memegang dia dan perlahan dia tenang.

Setelah kondisi sudah mulai tenang, akhirnya dia mulai bercerita tentang kejadian malam itu.
Sesaat setelah dari kamar mandi, akhirnya dia bersiap untuk tidur. Hari sudah larut malam, rasa ngantukpun sudah tak tertahan. Beberapa saat setelah dia memejamkan mata, muncullah bau busuk menyengat seperti bangkai. Hingga membuat dia terbangun lagi.
Sempat bingung bau apa, dia mulai mencari dari mana asal bau tersebut. Di lihatkah samping kasur hingga kolong, namun tak ada bangkai atau benda berbau menyangat.

Hingga akhirnya dia terkejut karena ada yang menggedor jendela kayu berwarna merah cukup keras. "Dukk dukkk dukkk".
Diapun berhenti melakukan pencarian asal bau busuk tersebut sambil menatap tajam arah jendela.

Bulu kudukpun mulai merinding dan detak jantungnya pun makin kencang tak beraturan. Sambil komat-kamit membaca ayat kursi untuk menenangkan diri.
Selang beberapa saat kemudian, jendelapun digedor lebih keras keras lagi. Seperti ada orang marah dari luar, hingga akhirnya jendela itu terbuka.

Dia hanya bisa diam terbelalak melihat sosok hitam besar bermata merah dari balik jendela.
Gambaran sosok hitam besar bermata merah yang dia ceritakan
Dia bahkan tidak bisa bergerak atau mengucap doa ketika melihat mahkluk itu.

Mahkluk itu menatap tajam dengan suara erangan seperti macan mau menerkam. Namun beberapa saat kemudian mahkluk itu menghilang dan tamu bapakku teriak sekuat-kuatnya hingga seisi rumah terbangun.
Selesai bercerita kejadian malam itu, akhirnya bapakku mulai menginterogasi tamunya. Pertanyaan pertama yang muncul adalah "Ada niat apa kamu kemari?".

Sontak dia kaget menatap bapakku, bertanya-tanya kenapa bapakku menanyakan hal itu.
Dan akhirnya bapak menyuruh kami sekeluarga kembali tidur dan dia tetap bersama tamunya di ruang tamu hingga pagi.

Selang sehari hari kemudian, aku yang masih penasaran akhirnya bertanya ke bapakku. Mengapa bapak bertanya begitu terdahap tamunya? Mahkluk apa yang menemui dia?
Bapakku dengan santainya bilang, itu mahkluk yang jagain rumah, kamu gak usah takut. Mengapa bapak nanya begitu? Karena mahkluk itu hanya akan muncul saat ada orang yg punya niat buruk datang ke rumah.
Sejak kejadian itulah aku mulai tidak begitu berani tidur di kamar itu. Takut ada sosok muncul dari jendela saat tengah malam. Dan ketika ingat hal tersebut, akhirnya aku lebih memilih tidur di sofa ruang tamu.
Bahkan biasanya aku minta tidur ditemani adek cowokku, namun tanpa sadar tiap dia terbangun tengah malam, pasti dia balik lagi ke kamarnya.

Adikku satu ini memang agak berbeda dengan yang lain. Tapi dia cukup dekat denganku meski ketemu hanya 3-4 x dalam setahun sejak dia lahir.
Udah dulu ya perkenalannya dengan desa dan rumahku. Nanti akan aku ceritakan lagi cerita kejadian di Lembah Misteri.

Jangan lupa kasih masukan, karena aku perlu belajar untuk menulis dengan baik.
Abis Tarawih kita lanjut ya threadnya.

Lagi aku susun ceritanya mirip pas lagi baca novel horor. Siapin camilan karena bakalan cukup panjang ceritanya.
Lanjutan Thread ini

- Based on True Story -

#HorrorThread

“JAMAAH TAK KASAT MATA”

Mereka yang tetap ada meski raga tiada.

Lanjutan dari thread #LembahMisteri

__ A Thread __
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor| #bacahorror #ceritahorror
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Night Owl Story

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!