My Authors
Read all threads
Lemah Kuburan •••
.
.
@bacahorror | #bacahorror |#ceritaht | @ceritaht
.
.
Pict By Google.
Kalian pernah dengar tentang pelet cinta memakai tanah kuburan? Hal ini bukan mitos atau isapan jempol belaka, karena kawan saya betul-betul mengalami hal tersebut, tepatnya menimpa mantan kekasih kawan saya, Anto.
Saya akan menulis agak malam nanti ya. Sekarang masih beberes kelar berbuka puasa dan bersiap untuk shalat Isya.
Lanjut.

Sudut pandang Anto.

***

Waktu aku SMK, aku sempat memiliki seorang kekasih, sebut saja Diah. Kami berpacaran belum lama, paling baru 3 mingguan. Namun, tiba-tiba sikap Diah berubah. Dia menjadi cuek dan selalu membicarakan tentang mantan kekasihnya, Deni.
Memang sih, bisa ku bilang, Deni ini orangnya ganteng, putih, keren dan punya mobil. Sangat jauh denganku yang cuma cowok sederhana dan biasa-biasa saja. Diah juga cantik manis, banyak laki-laki yang tertarik padanya.
Awal-awal aku berpacaran dengan Diah, aku bercerita dengan Bapakku, karena memang aku selalu terbuka tentang segala hal.

Bapak sempat bertanya, "Awakmu serius po karo cah kae?" (Kamu serius sama anak itu?), "Yo sing ngati-ngati wae," (Ya yang hati-hati saja) lanjutnya.
Karena aku merasa kejanggalan pada diri Diah mulai melewati batas, dan hal itu juga membuatku risih sebab Diah terus menerus membahas Deni didepanku.

Dan aku pun melihat ada aura negatif yang terselubung dalam tubuh Diah. Akhirnya aku memutuskan meminta bantuan Ozi untuk
menyelidiki sebenarnya ada apa dengan Diah.

Pada suatu siang, aku sengaja mengajak Ozi untuk datang main ke rumah Diah. Saat kami sampai di depan gerbang rumahnya, sangat jelas kami melihat ada dua batu nisan di kanan kiri gerbangnya. Itu menjadi hal pertama yang kami temukan.
Setelah itu semua berjalan baik-baik saja, aku dan Ozi tidak menemukan kejanggalan lain.

Kemudian pada suatu hari, aku mengajak Diah untuk berwisata ke sebuah Danau di kotaku. Seperti muda mudi pada umumnya, kami menikmati pemandangan danau sambil ngobrol dan makan camilan.
Tidak terasa hari sudah mulai senja, tepatnya pukul 16.30, aku mengajak Diah pulang, namun sepertinya Diah enggan, katanya dia ingin disana sampai malam.

Padahal, aku yang tidak enak hati kepada orangtua Diah, bila harus mengantar Diah di malam hari.
Namun, Diah bersikeras tidak mau pulang. Aku pun mengiyakan saja kemauannya. Kebetulan kami duduk di sebuah bangku taman yang menghadap langsung ke arah danau.
Cahaya di danau tersebut ketika malam hari memang remang-remang, apalagi kami duduk tepat di bawah pohon besar.
Yang otomatis sedikit menutup pencahayaan dari lampu yang ada.

Tumben malam itu danaunya sedang agak sepi, mungkin karena bukan hari libur atau weekend.

Awalnya kami hanya ngobrol biasa, namun lama-kelamaan Diah berubah menjadi agresif.
Oiya sebelum saya lanjutkan, kalau ada di antara kalian yang baru membaca thread saya pasti bertanya-tanya siapa Anto dan Ozi?

Kalian bisa menemukan siapa mereka di thread saya yang pertama ya, disana ada semua jawabannya.

Tepatnya di thread "Kerajaan Pantai Selatan".
Diah yang awalnya kalem, tiba-tiba merapatkan duduknya ke tubuhku. Tangannya mulai menyentuh tanganku dengan lembut, senyumnya yang manis dan menawan membuat hasratku menghilir di sekujur tubuhku.

Aku pun membalas menggenggam tangan Diah, suasana di malam itu benar-benar sangat
mendukung. Diah memelukku, tangannya memegang tengkukku. Aku yang saat itu masih lumayan polos tentu merasa kegelian dengan apa yang dilakukan Diah.

Namun, tiba-tiba kedua tangan Diah beralih hendak mencekik leherku, matanya melotot sembari mendorong tubuhku sampai
tersungkur ke tanah.

"Mati kowe! Mati kowe! Mati kowe!" (Mati kamu!) ucap Diah garang sambil menyeringai.

Diah kesurupan entah setan apa itu. Aku hanya bisa gelagapan menahan nafas yang tersengal-sengal karena leherku tercekik. Tenaganya berubah menjadi sangat kuat.
Sampai-sampai aku pun tak mampu melawan.

Beruntung ada seorang Bapak yang kebetulan lewat di belakang kami. Bapak itu pun sontak menolongku, dengan mendorong Diah.

Seketika itu Diah pingsan.
Cukup lama aku menunggu Diah sadar dengan ditemani Bapak tadi. Kata Bapak itu, didaerah danau sana memang banyak penunggunya, bahkan ada siluman ular yang sangat besar, yang hidup di dasar danau. Lebih baik jangan berpacaran disana, karena pasti akan banyak di ganggu.
Setengah jam kemudian, Diah sadar. Lalu buru-buru aku mengajak Diah pulang. Dia tampak sangat lemas, di jalan pulang pun kami sama sekali tidak ngobrol. Aku belum berani bertanya kepadanya. Setelah sampai di rumahnya, aku pun langsung berpamitan pulang sekaligus
meminta maaf kepada orangtua Diah, karena mengantar Diah larut malam.

Tak lupa aku menceritakan kejadian yang tadi terjadi di danau.

Keesokan harinya, aku di telfon oleh Diah. Dia meminta putus, dan tidak mau lagi berhubungan denganku. Aku tentu saja merasa kaget.
Jujur waktu itu aku sangat mencintainya, ya maklum masih SMK masih cinta monyet gitu.

Aku tidak terima diputuskan oleh Diah, apalagi tanpa alasan. Dan aku pun tidak membuat kesalahan apa-apa.

Akhirnya, karena aku begitu dibutakan oleh cinta, pada suatu malam, aku kembali
mengajak Ozi untuk menyambangi rumah Diah. Tepatnya tengah malam. Aku yakin pasti ada yang tidak beres dengan Diah.

Rumah Diah berada di pojokan desa, agak jauh dari pemukiman warga, jadi memudahkan kami untuk datang tanpa dicurigai oleh warga sekitar.
Ketika kami datang di halaman rumahnya, semerbak bau bunga langsung tercium. Kami berkeliling di sekitar rumah Diah. Kemudian, Ozi menemukan banyak sekali bulu perindu yang ditanam di sekeliling rumah Diah.
Bulu perindu tepatnya adalah bulu genderuwo. Bulu ini bisa dilihat dengan kasat mata. Warnanya hitam pekat, panjangnya paling hanya 5-7 centimeter. Bentuknya seperti sapu ijuk, kaku dan keras.

Kami pun mencoba menggali di sebuah titik untuk menemukan bulu tersebut.
Dengan hanya bermodal senter HP, sulit sekali menemukan bulu tersebut. Padahal kami tau betul lokasinya tepat di tempat kami menggali, namun setelah di gali hanya akar-akar rumput yang kami temukan.

Lalu, kami beralih mencari sesuatu yang lain, karena kami yakin,
pasti tidak hanya bulu perindu saja yang ditanam, karena efeknya kepada Diah begitu besar.

Dan benar saja dugaan kami. Ozi lagi-lagi menemukan sebuah buntalan putih bulat sebesar kepalan telapak tangan.
Ya, itu adalah tanah kuburan yang dibungkus menggunakan kain mori (kafan). Buntalan tanah kuburan itu ditanam di beberapa titik strategis di sekeliling rumah Diah.

Dan yang paling banyak berada di bawah jendela kamar Diah.
Aku dan Ozi pun menggali serta mengambil buntalan-buntalan tanah kuburan tersebut. Kemudian kami membawanya pulang. Jika di total ada sekitar 23 buntalan yang kami temukan, menurut Ozi masih ada 4 lagi yang Ozi tidak tahu di tanam di sebelah mana, yang pasti, letaknya sangat
tersembunyi dan tepat sasaran.

Keesokan harinya, aku dan Ozi berkeliling ke seluruh penjuru kotaku untuk mengunjungi masjid-masjid tertua. Ada 7 masjid yang kami sambangi. Tujuannya adalah untuk mengambil air dari masjid-masjid tersebut.
Karena menurut Ozi, untuk membersihkan bulu perindu yang ada di sekitar rumah Diah, harus disirami dengan 7 air suci dari 7 masjid tertua di kotaku.

Kami mengambil air dan memasukannya ke dalam botol kaca berukuran 1 liter.
Kurang lebih 1 harian penuh, kami telah berhasil mengumpulkan air suci tersebut.

Dan tidak lupa, di setiap masjidnya kami selalu meminta izin kepada Syuhada yang ada di masjid tersebut untuk mengambil air disana.
Malam harinya, aku dan Ozi kembali datang ke rumah Diah. Air-air suci tadi kami campur dengan bunga-bungaan, kemudian kami siram di sekeliling rumah Diah.

Bahkan di suatu lokasi bulu perindu berada, aku melihat bulu tersebut bergerak-gerak seperti ulat keket.
Namun ketika hendak ku ambil, bulu itu menghilang.

Bulu perindu bentuknya seperti ini.

Pict by Google.
Ketika kami selesai menyiram sekeliling rumah, tiba-tiba kami melihat di depan pintu rumah Diah ada makhluk tinggi besar berbulu hitam bermata merah menyala, ya itu dia Genderuwonya.

Ternyata memang ada yang sengaja mengirimnya untuk dijadikan pengasih bagi Diah.
Tidak lain adalah Deni yang mengirim.

Ilustrasi by Kisah Tanah Jawa.
Makhluk tersebut ada dua, di kanan kiri pintu rumah Diah, seperti sedang berjaga-jaga. Mereka hanya berdiam diri disana, meskipun mereka pun melihat kami.

Aku dan Ozi memutuskan untuk pulang.
Besoknya, aku diberi tahu oleh Ozi, agar aku memberi Diah sebotol air suci dari salah satu masjid di kotaku, tujuannya agar diminum oleh Diah. Aku pun menurutinya, aku datang ke rumah Diah, meskipun harus di usir-usir.

Sampai segitunya Diah membenciku, begitu besar efek pelet
yang dikirim Deni.

"Aku orapopo kok urak ngene ki, tp tulong kok ombe iki banyu." (Aku gakpapa diusir gini, tp tolong kamu minum air ini) pintaku pada Diah sebelum aku pergi.

Namun Diah begitu cuek dan tak acuh.
Hari-hari setelahnya, setiap tengah malam aku sengaja lewat di depan rumah Diah, sekedar memastikan apakah masih ada Genderuwo di depan pintu rumahnya atau tidak, dan ternyata mereka masih berdiam disana.

Itu berarti Diah tidak meminum air pemberianku.
Aku memaksa Ozi untuk menemukan 4 buntalan tanah kuburan yang belum ditemukan. Berhari-hari Ozi berusaha melakukan perjalanan spiritual.

Awalnya masih belum mendapat hasil, akhirnya seminggu kemudian Ozi memberitau
bahwa keempat buntalan tanah kuburan yang tersisa, sangat sulit untuk bisa ditemukan.

Pertama, buntalan itu dimasukkan ke dalam botol dan di buang ke laut.

Kedua, buntalan itu dibakar dan abunya ada di tumpukan baju Diah di lemari.

Ketiga, buntalan itu ada di dasar sumur
Diah.

Dan yang terakhir, buntalan itu digenggam langsung oleh Genderuwo yang berjaga di rumahnya.

Karena itulah, aku dan Ozi sama sekali tidak mampu menemukan buntalan-buntalan tanah kuburan itu.
Aku yang sudah putus asa, akhirnya menyerah dengan keadaan.

Aku biarkan saja hubunganku dengan Diah kandas.

Tak lama setelah itu aku dengar Diah kembali berpacaran dengan Deni.

Dan saat ini, Diah sendiri sudah menikah dan memiliki anak, namun bukan dengan Deni dia menikah.
Tamat.

Gak serem ya?
Cuma pengin kasih peringatan, kalau ada diantara kalian yang merasa dipelet cinta sama seseorang. Tapi kemungkinan sudah jarang yang menggunakan.

Maaf kalau akhir-akhir ini nulis horrornya lagi bau-bau romance terus hehe 🙏

***

@bacahorror | #bacahorror
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Sekala Niskala

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!