- Dibalik sibuknya sebuah pekerjaan -
[Based on true story]
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor
#bacahorror #bacahoror #ceritahoror
Langsung aja gw mulai ceritanya.
--------
“tuhkan alhamdulillah pik, bismillah yah keterima, kasian Ibu liat kamu di rumah terus” jawab Ibu
***
“bu opik berangkat, doain yah lancar besok, kalau keterima dan apa-apanya besok opik kabarin” ucapku Izin pamit pada Ibu
Iyah keluargaku termasuk urusan ibadah adalah hal utama dan aku rasa itu paling wajar sekali.
Memakan waktu yang lumayan cukup lama, akhirnya aku sampai di tempat janjianku bersama Joni temanku.
“Joni, hahaha bagaimana ibu kota dan pekerjaan baik?” tanyaku
“tidak pik, aku bulan depan sudah dipindah tempatkan ke Jawa Timur, yaudah ayo ke kosan aku dulu” jawab Joni langsung mengendarai sepeda motor
“pak mau kemana ini kita...?” tanyaku dengan memberanikan diri
***
“baik pak nanti aku cari kosan dekat sini pak, biar tinggal jalan kaki ke tempat kerja” jawabku singkat
***
“baik pak…” jawabku lumayan dikagetkan dengan ucapan pak Budi
Memasuki bagian dalam gedung ini ternyta benar, sekitar 60% sudah dirombak total, walau masih mempertahankan konsep dari pada bangunanya.
“oiyah pak, baik” jawabku singkat
Tidak lama seseorang mendekati aku, umurnya mungkin lebih muda dari pak Budi 4 atau 5 tahun saja.
“betul pak” sahutku
“saya Aban, saya udah tau tentang kamu, dan sepertinya selama disini kamu akan denganku pak, team work” jawab pak Aban
“jangan panggil bapak, panggil saja Opik biar lebih dekat Pak” jawabku hangat
“pik nanti kamu sama pak Aban ini, semuanya tentang tugas dari perusahan dan tugas kamu disini bisa tanya sama dia” ucap Pak Budi
“baik pak, sudah kenalan barusan” ucapku, sedikit becanda
***
Sekitar jam 17:00, aku orang terakhir di lantai 2 ini bersama Aban, berjalan bersama menuruni anak tangga, ketika aku melihat ke belakang, ke ruangan dimana barusan aku keluar, seperti ada yang memperhatikan.
“di atas masih ada orang emang yah Ban?” tanyaku sambil berjalan memasuki lorong
“ohh… engga Ban ntr deh aku ceita sekalian pen ngobrol” jawabku singkat
Aban hanya tersenyum, aku berpikiran apa Aban juga pernah merasakan yang aku rasakan awal-awal kerja di gedung ini
“apa aku solat Magrib didalam aja yah?” ucapku dalam hati, sementara mushola berada di lantai 2
Sambil berpikiran seperti itu, aku menengok lagi ke lantai 2
Tidak lama Adzan magrib berkumandang. Dengan melawan perasaan takut, aku berdiri akan masuk lagi ke dalam gedung dan kemudian ke lantai 2. Walau ini sedikit gila pikirku.
“didalam sudah tidak ada siapa-siapa pak yg shift malam baru jam 8 akan datang” ucap pak Torik yang kelihatan heran
Sampai didepan pintu utama gedung ini
Aku sangat kaget, apa barusan aku melamun. Entahlah pada pikiran sendiri saja hari ini aku dibuat seolah bingung.
Segera aku kembali mendekat pada Joni.
“lama sekali, macet yah Jon?” tanyaku
Segera aku menuju tempat yang dimaksud Joni
“seperti bekas bangunan belanda yah Pik, eh lantai 2 nya serem gitu” ucap Joni pelan sekali
***
1 minggu shift Pagi, 2 minggu shift malam dan 1 minggu shift siang membuat aku bisa melupakan dan terbiasa dengan sibuknya pekerjaan, mengurus semua tugas dan segala komunikasi dengan pak Budi berjalan lancar.
“tenang Pik sebentar lagi, aku mau ke toilet dulu yah” jawab Aban sambil beridiri dari kursi kerjanya, memegangi perutnya
“Aban mau kemana... tumben gak bilang, apa sudah dari toliletnya” pikirku tenang
Pasti berpasasan dengan Aban pikirku. Hanya bertegur sapa dengan mereka berdua yang kemudian mereka turun kembali.
“emang abis dari mana Ban?” tanyaku, karna tau dia tidak lama menuruni tangga
“dari mana apanya kamu pik, dari toilet lah dari mana lagi” jawab aban yang langsung duduk dan berkerja lagi
“heh Pik kok jadi melamun” ucap Aban kemudian, menegorku dengan nada keras
deg!
“engga-engga ini kok sitemnya jadi begini yah” ucapku berbohong dengan terbata-bata
“pik kayanya aku sudah selsai istitahat dulu disana yah” ucap Aban sambil berjalan ke arah sofa ruangan
Pekerjaan shift malam pertama, membuat aku harus membenarkan kalimat “seram” sesuai dengan apa yang aku alami barusan
Tidak lama, satu jam berlalu, aku mendengar seperti langkah kaki jelas dan keras, saking sepinya, palingan juga pikirku security.
Aku terdiam sejenak, mendengarkan baik-baik suara itu, iyah itu security, aku yakini seperti itu. Suara yang timbul dari lorong sebelum tangga pasti suaranya akan sangat jelas.
Apalagi suasana lantai 2 sekarang semakin tidak lagi bersahabat, menyeramkan sekali...
Aku melihat jam waktu solat Subuh, segera aku bangunkan Aban
“ban aku subuhan duluan yah” ucapku
“iyah pik, tar aku susul aja” jawab Aban, mengantuk.
Sampai solatku selsai, segera aku memakai sepatu dan ingin sekali memastikan, Aban bukan yang solat ditempat perempuan itu.
Percuma, dan sekarang aku tidak berpikir ini hal yang masuk akal, semuanya diluar nalar sama sekali.
“lah Pik kenapa kaya ketakutan gtu?” tanya Aban, penuh dengan heran
“yasudah ayo bareng aja gpp…” sahut Aban, setengah sadar
“pik kenapa kamu ini?” tanya Aban
“Ban kalau suara kek tadi bakalan kedenger engga sampe ruangan?” tanyaku
“ya engga bakalan dong Pik” jawab Aban, sambil mengelengan kepala, masih heran
***
“wah mantap itu Li, eh Fir jan serius amat kerjanya, sama aku santai aja” jawabku sambil menegor Fira
Jam bergulir dengan cepat, bahkan aku hanya beberapa kali berdiri mengisi ulang gelas air minumku saja.
“Pik anter aku ke toilet, aku serem kalau sendirian” Ucap Lia sambil mendekat ke meja kerjaku
“gpp Pik lagian aku sudah selsai, mau tiduran dulu di sofa sebelum pindah ngerjain yang lain” jawab Lia, yang langsung berjalan menuju sofa
“yaudah aku tunggu di mushola sambil rebahan yah” ucapku, langsung merebahkan badan tanpa melepas sepatu, hanya bagian badan saja
Segera aku bangun berjalan pelan ke arah tangga karna aku ikuti rasa penasaran itu, tidak ada apapun! Kosong!
“apalagi ini!” pikirku
Segera aku menuju depan pintu toilet
“iyah ini udah Pik, bentar” jawab Lia
Tidak lama Lia keluar.
“kenapa Pik kayanya tidak tenang gtu” tanya Lia, penuh heran
Aku menuruni tangga, entah kenapa suasanaya jauh berbeda dengan barusan ketika baru menaiki tangga ini.
“pik kok perasaan serem yah, apa perasaan aku aja gtu...” ucap Lia sambil menatapku
Sampai diruangan, aku dan Lia langsung menuju kerja masing-masing tidak memperhatikan Fira sama sekali karna yang aku lihat dia sudah tertidur.
“iyah, kamu kalau mau istirahat, istirahat aja Li” ucapku
“masih banyak aku ini Pik” jawab Lia pelan
“pik denger yang nangis!?” ucap Lia melihat ke arahku
“coba liat Fira, keknya Fira deh yang nangis Li” ucapku
Segera Lia berjalan menuju arah Fira dan membalikan badanya
“ihh pik serem…” teriak Lia
“Fir heh sadar…” ucap Lia, mulai tidak tenang
“ini ketindihan Li…” ucapku tenang
“terus gimana Pik, aku tlp satpam saja?” tanya Lia mulai tidak tenang
“sebentar jangan dulu, aku coba bisikin ke telinganya” jawabku pelan
“Fir, sadar Fir, pelan-pelan dalam hati baca surah-surah Al-Qur’an yg kamu bisa Fir…” ucapku ke telinga Fira pelan
“Lia dalem hati baca surah Al-Ikhlas yah” ucapku mulai tegang
Seketika Fira membukakan matanya perlahan...
Fira masih saja diam perlahan aku bantu agar dia bangun dan bersender di sofa, aku bawakan minum di meja kerja Fira
“baca bismillah Fir” ucapku sambil menyodorkan air putih
“maksudnya?” ucapku kaget, mendengar barusan apa yang dikatakan Lia
***
Diparkiran, tiba-tiba Aban menyapaku
“pik aku sudah lama hampir satu tahun kerja disini, kenapa aku tidak pernah bertanya hal-hal aneh ke kamu, karna aku juga yakin kamu sudah banyak merasakan...
“lalu Ban maksudnya?” tanyaku pelan
“maksudnya, sudahlah ingat pada niatan kita disini untuk apa” jawab Aban singkat
Memang dari cerita Ani, sedikit membuat aku menarik nafas dalam sekali, tapi benar juga kata Ani
- TAMAT -
Akhir kata, sampai berjumpa dicerita selanjutnya.
Beware! They can be around you when you’re reading the story!
Enjoy!
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor
#bacahoror #ceritahorror #ceritahoror