Sebuah pengalaman seorang bidan yang pernah membantu persalinannya jin.
_Real story_
@bacahorror #bacahorror
@ceritaht #ceritahorror
"lah.. Kok bisa.?"
Saya pun yang mendengar awalnya tidak percaya. Saya mendengar kisah ini dari seorang teman yang yang kebetulan kenal dengan mbak bidan itu.
Namun beliau lebih gemetar ketika menceritakannya.
Tanpa banyak bacot Langsung aja ke ceritanya.
Ada seseorang menelpon sebut saja nama bidan ini mbak susi.
Jadi mbak susi ini mendapat telpon dari temannya.
Katanya ada orang yang mau melahirkan di desa t****** P***** desa itu terletak tidak terlalu jauh dari tempat mbak susi
Terus desa itu paling tidak harus menempuh waktu 30 menit untuk sampai kesana
Mbak susi ini kan salah satu bidan puskesmas kota begitu pula temannya ini. Terus sebenarnya waktu itu yang di mintai
Jadi sebenarnya temen mbak susi itu pas di telpon udah di kasih tau jika lahiran kali ini bisa saja tidak lazim. Ya maksudnya itu tidak seperti
Terus pada malam itu tepatnya malam jumat ya..
(duhh kok mrinding..)
Dengan langit yang grimis mbak susi pun pergi tuh menggunakan jas hujannya. Ke alamat yang udah di kasih tau
Di perjalanan mbak susinya gak ada dapat gangguan apa-apa katanya. Padahal daerah itu gelap sih karna rumah disana jarang-jarang meskipun listrik udah masuk tapi tetep serem tauk.
Kemudian mbak susinya coba tuh telpon no yang di berikan temennya tadi. Di telponya berulang-ulang gak aktif. Mbak susi masih mencoba untuk berfikir positif. Dia terus saja jalan menyusuri desa itu.
Terus di tepi jalan tepat dirumah itu ada seorang seperti sedang menunggu. Mbak susi pun
Mbak susi pun berhenti tepat di depan rumah tadi Lalu turun dari motornya.
"pak permisi.. Bapak tau alamat rumah ini gak.?" ucap mbak susi menunjukan sebuah kertas yang bertuliskan alamat yang sudah di salinnya
Bapal itu terdiam memperhatikan mbak susi.
Kemudian dia melihat kertas yang di tunjukan mbak susi itu.
"ohh iya ini rumahnya mbak. Mbak bidan yang membantu untuk melahirkan ya"
Yang mbak susi ingat suara orang itu serak-serak basah. Tubuh orang itu
Awalnya mbak susi terdiam. Hatinya ragu-ragu ingin memasuki rumah itu.
"ayo mbak cepat. Sebentar lagi mau lahiran" desak orang tadi.
Mbak susi pun menepikan rasa ragunya dia melangkah menuju rumah itu. Kemudian motor mbak susi di masukan kedalam halaman
Di lihatnya kedalam memang ada terbaring seorang wanita di dalam ruangan Beserta keluarga.
Waktu itu mbak susi tidak memperhatikan wajah-wajah dari keluarga yang ada di rumah itu yang jelas dia hanya fokus kepada wanita yang terbaring itu.
Lama mbak susi memeriksa wanita itu. Dari mengecek degup jantungnya, aliran darahnya dan apalah itu saya juga gak ngerti bagaimana proses persalinan ya.
Lalu disini mulai terlihat keanehan itu.
Bayi yang keluar beratnya lebih berat dari bayi umumnya.
Kemudian bayi itu di bawanya lagi ke ruang tamu. Lalu di lihatnya kepada wanita yang tadi baru saja melahirkannya.
Kumudian wanita yang melahirkan tadi bangun dari tempat dia berbaring dan duduk. Dan mengendong bayi yang di berikan mbak susi tadi.
Susi melihat sekeliling para keluarga itu seperti acuh tak acuh dengan tatapan kosongnya
Terbesit di dalam hatinya
"ini anak-anak jam segini kok belum tidur." gumam mbak susi.
Mbak susi pun membereskan perlengkapannya tadi dan ingin pulang malam itu
"baiklah Kalo begitu. Pak.. Buk.. Saya permisi mau pulang dulu. Ini buku untuk imunisasi jika anak ibu dan bapak nanti berusia paling tidak berusia 2 bulan bisa datang ke puskesmas di kota ya bu" ucap mbak susi sambil memberikan sebuah buku.
Sebelum itu, si bapak pemilik rumah sempat memberikan sebuah amplop yang berisi uang.
Awalnya mbak susi menolak karna jumlah nya itu sangat banyak karna biasanya jika membantu melahirkan seperti ini dia tidak pernah di kasih sebanyak ini.
Mau tidak mau ya mbak susi terima uang itu.
Dan akhirnya mbak susi malam itu pulang juga kerumah.
Alhamdulillah malam itu hujan udah berhenti.
Ya namanya juga malam udah itu kiri kanan tumbuhan lagi.
Singkat cerita mbak susi pun sampe tu di rumah uang yang di berikan orang tadi dia keluarin dan dia hitung.
Udah selesai cuci muka cuci kaki. Mbak susi pun mengganti pakaian. *sensor*
Mbak susi malam itu benar-benar tidak bisa tidur. Padahal katanya dia sama sekali tidak mendapat ganguan apa-apa. Dan tiba-tiba suara ngaji di mesjid terdengar yang menandakan mau masuk sholat subuh.
Mbak susi melihat jam dan benar saja sudah menunjukan pukul 4
Padahal tadi waktu berangkat kedesa itu jam 11 malam kenapa bisa selama itu.
Itu yang membuat mbak susi mulai merasa aneh.
Jadi yaudah kan.. Mbak susi pun gak jadi tidur. Dia menunggu
Singkat cerita, mbak susi pun udah selesai sholat subuhnya.
Ehh tanpa terasa dia malah ketiduran di sajadah tempat dia sholat tadi
Yang menelpon temennya sekerjanya yang berada di puskesmas.
"halo sus.. Kamu kenapa gak masuk kerja ya hari ni." ucap temannya yang menelpon itu.
Mbak susi pun mengucek matanya sambil melihat jam.
"stetoskop ku mana ya" ucap mbak susi sambil mengutak-atik tasnya berkali-kali.
Namun tetap saja tidak ada.
Dia pun memutuskan untuk pergi ke puskesmas dulu sekedar absen lalu pergi kedesa itu lagi untuk mengambil stetoskopnya.
Lalu di dalam ruangannya, rudi datang menghampirinya.
"kenapa telat sus. Gak seperti biasanya." ucap rudi.
"iya nih rud.. Malam tadi ada orang nelpon minta bantu buat lahiran. Sampe-sampe stetoskop aku ketinggalan
"ohh tenang aja kamu sus.. Aku siap terus nemenin kamu hehe"
Hmm emang ya si cowo bisa aja dah modusin cewe cantik kek mbak susi.. Bikin gua iri. Wkwk
Mereka berdua tadi pergi ke desa sewaktu malam tadi mbak susi pergi.
Udah sampai nih di jalan masuk desa itu namun hingga sampai penghujung mbak susi tidak menemukan rumah yang sama sewaktu malam itu.
"yaa aku juga bingung rud. Malam tadi aku gak sampe pelabuhan ini udah sampe di rumah orang tadi." ucap mbak susi menyakinkan rudi.
"nama orangnya siapa biar kitanya warga sekitar sus."
"itu yang jadi masalahnya rud.. Aku gak sempet nanyain orang itu"
"hmm.. Yang begini nih bisa jadi masalah." ucap yang memperhatikan kiri kanan desa itu.
Dia ingat betul jika di tepi jalan rumah orang itu tertanam pohon singkong daun lebar.
Kebetulan. Memang sih di desa itu rata rata tertanam pohon singkong juga namun dengan daun yang tidak lebar. Biasanya kalo daun lebar ini
"stop rud." suara mbak susi yang membuat rudi berhenti seketika.
Namun wajah mbak susi kelihatan sangat bingung.
"ada apa sus."
Tanpa menjawab mbak susi hanya turun dari motor dan mendekati pohon singkong taun yang tertanaman di tepian jalan itu.
"kalo gak salah ini ada pohon singkong ini halaman rumahnya rud." ucap mbak susi sambil melihat sekitar yang masih keheranan.
Entah kenapa hati mbak susi terbesit ingin menuju pohon sawo itu. Dia pun melangkah kesana.
Karna takut mbak susi kenapa-kenapa rudi pun mengikuti langkahnya.
Sampai lah mereka disana. Terlihat sangat sejuk karna pohon itu begitu rimbun namun
Kemudian rudi melihat sesuatu yang tak asing lagi baginya.
"sus.. Bukannya ini stetoskop kamu" ucap rudi yang menujuk stetoskop itu di bawah pohon sawo.
Mbak susi pun berbalik dengan cepat dan menghampiri rudi
*degg*
Degup jantung mbak susi seketika berdetak lebih kencang. Dia mulai berkeringat ketika mengingat kejadian malam tadi.
"ayoo cepetan rud.. Kita pergi" ucap mbak susi yang setengah berlari.
Wajahnya pucat berkeringat.
Rudi yang masih tidak mengerti dengan semua ini mulai merasa bingung.
"ayoo cepat dikit rud.." bentak mbak susi.
Lalu rudi pun menuruti perkataan mbak susi dan langsung tancap gas pergi dari tempat itu.
"kamu kenapa sus.?" ucap rudi membuka percakapan di motor agar tidak terlalu tegang.
Singkat cerita mereka udah sampai nih di puskesmas. Mbak susi yang masih dalam keadaan syok mencoba menelpon temennya yang waktu itu ada di luar kota. Karna
"halo..
Iya ada apa sus"
"halo mel.. Kamu tau siapa nama orang yang malam itu nelpon kamu minta bantu lahiran itu.?"
Mbak susi terdiam cukup lama. Seperti masih tidak percaya.
"ahh serius kamu.. Pasti kamu bercanda ah" ucap amel.
Tanpa mengatakan apa-apa mbak susi langsung mematikan
Mbak susi kelihatan seperti orang ling lung. Dia masih tidak percaya tentang apa yang dia alami malam tadi.
Lantas rudi yang melihat itu mencoba menjadi pendengar yang baik disini.
Hmm.. Kan modus lagi..
Mbak susi pun meminum air itu namun tatapan matanya masih kosong karna pikirannya masih teringat dengan malam tadi.
"coba cerita ada apa sus" ucap rudi.
"hm.. Jadi itu alasan kenapa kamu kesiangan tadi." ucap rudi menanggapi kisah mbak susi.
"gak ada apa-apa rud. Malah aku sama sekali gak merasa di ganggu sama mereka" ucap mbak susi.
Bisa jadi itu gendoruwo. Karna bayinya saja kamu timbang 7kg lebih kan." ucap rudi.
Susi hanya mengangguk lemas.
"untungnya aku gak kenapa-kenapa rud. Jujur kalo aku inget. Aku malah jadi takut"
Dan kali ini mbak susi bisa tenang.
Emang ya mulut cowo itu manisnya bisa bikin cewe cemas jadi tenang. Wkwkw
Dia ambil cuti lebih awal selama satu minggu.
Btw.. Mbak susi ini ngekost ya di kota makanya bisa pulang kampung. Waktu itu aku sama temen juga interview dia di cafe. Gak mungkin
Takut khilaf wkwk😂
Bagaimana kabar uang yang waktu itu di terima mbak susi.?
Katanya sih uang itu gak dia buka lagi dari amplop langsung dia berikan kepada paranormal yang waktu itu di temenin sama rudi.
Nominalnya cukup banyak
Sekali lagi.. Ambil hikmahnya aja ya dari kisah ini.. Oh iya buat teman-teman kalp kalian seorang bidan. Usahakan kalo ada yang minta bantu lahiran kalo udah malam. Lebih baik jangan pergi sendiri deh.. Apa lagi kalo sampe masuk pelosok desa
Untungnya mental mbak susi itu tidak terganggu. Padahal waktu dia cerita itu beberapa kali tangannya gemeter loh. Kek nahan takut gitu..
Selamat beristirahat dan sampai jumpa di thread berikutnya.