My Authors
Read all threads
"Membantu Jin Melahirkan"

Sebuah pengalaman seorang bidan yang pernah membantu persalinannya jin.

_Real story_

@bacahorror #bacahorror
@ceritaht #ceritahorror Image
Utas ini akan di mulai jam 11 malam seperti yang di alami narasumber
Pertama. Saya peringatkan untuk para pembaca. Jika seorang bidan atau pun ada yang sangkut pautnya dengan orang melahirkan lebih baik jangan membaca thread yang satu ini. Karna takutnya ketika ada orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan seorang bidan di jam -jam malam
Malah gak brani untuk membantu.. Jangan sampe ya.. Kesian nanti tuh orang yang mau ngelahirin😥
Jadi utas ini bercerita tentang pengalaman seorang bidan yang pernah membantu jin melahirkan.

"lah.. Kok bisa.?"

Saya pun yang mendengar awalnya tidak percaya. Saya mendengar kisah ini dari seorang teman yang yang kebetulan kenal dengan mbak bidan itu.
Bidannya ini masih muda loh. Belum nikah juga saya aja gemetar pas interview beliau karna baperan.
Namun beliau lebih gemetar ketika menceritakannya.
Jujur saya saja sebenarnya masih rada-rada takut untuk mengetik thread ini. Ini aja lagi di warkop biar suasana rame dan tidak mencekam. Karna kalo di rumah bisa merinding sendiri.
Tanpa banyak bacot Langsung aja ke ceritanya.
Waktu itu pada tanggal 9 pada bulan april dulu.
Ada seseorang menelpon sebut saja nama bidan ini mbak susi.

Jadi mbak susi ini mendapat telpon dari temannya.
Katanya ada orang yang mau melahirkan di desa t****** P***** desa itu terletak tidak terlalu jauh dari tempat mbak susi
Tinggal. Mbak susi ini kan tinggalnya di kota kuala tungkal sama seperti saya.
Terus desa itu paling tidak harus menempuh waktu 30 menit untuk sampai kesana
Mbak susi ini kan salah satu bidan puskesmas kota begitu pula temannya ini. Terus sebenarnya waktu itu yang di mintai
Tolong buat lahiran itu temennya mbak susi ini tapi karna ada tugas luar kota yaudah tu mbak susinya aja yang di suruh pergi kesana.

Jadi sebenarnya temen mbak susi itu pas di telpon udah di kasih tau jika lahiran kali ini bisa saja tidak lazim. Ya maksudnya itu tidak seperti
Melahirkan seperti orang pada umumnya. Cuman temen mbak susi ini gak ngasih tau ke mbak susinya.
Terus pada malam itu tepatnya malam jumat ya..
(duhh kok mrinding..)
Dengan langit yang grimis mbak susi pun pergi tuh menggunakan jas hujannya. Ke alamat yang udah di kasih tau
Sama temennya itu.
Di perjalanan mbak susinya gak ada dapat gangguan apa-apa katanya. Padahal daerah itu gelap sih karna rumah disana jarang-jarang meskipun listrik udah masuk tapi tetep serem tauk.
Jadi kiri kanan itu hanya ada perkebunan pohon kelapa dan pinang. Gambar di bawah ini hanyalah ilustrasi nya ya. Image
Terus mbak susi ini udah sampai di desa yang di maksud tersebut.
Kemudian mbak susinya coba tuh telpon no yang di berikan temennya tadi. Di telponya berulang-ulang gak aktif. Mbak susi masih mencoba untuk berfikir positif. Dia terus saja jalan menyusuri desa itu.
Terus sampe ketika mbak susi melihat rumah yang sangat megah.di bilang megah sih gak seperti istana yang jelas rumahnya itu lebih megah dari rumah-rumah pada umumnya yang ada didesa itu.
Terus di tepi jalan tepat dirumah itu ada seorang seperti sedang menunggu. Mbak susi pun
Mencoba untuk menanyakan tentang alamat yang sedang dicarinya itu.

Mbak susi pun berhenti tepat di depan rumah tadi Lalu turun dari motornya.
"pak permisi.. Bapak tau alamat rumah ini gak.?" ucap mbak susi menunjukan sebuah kertas yang bertuliskan alamat yang sudah di salinnya
Dari gadgetnya.
Bapal itu terdiam memperhatikan mbak susi.
Kemudian dia melihat kertas yang di tunjukan mbak susi itu.

"ohh iya ini rumahnya mbak. Mbak bidan yang membantu untuk melahirkan ya"

Yang mbak susi ingat suara orang itu serak-serak basah. Tubuh orang itu
Tinggi besar.
Awalnya mbak susi terdiam. Hatinya ragu-ragu ingin memasuki rumah itu.
"ayo mbak cepat. Sebentar lagi mau lahiran" desak orang tadi.

Mbak susi pun menepikan rasa ragunya dia melangkah menuju rumah itu. Kemudian motor mbak susi di masukan kedalam halaman
Rumah dengan orang itu.
Di lihatnya kedalam memang ada terbaring seorang wanita di dalam ruangan Beserta keluarga.
Waktu itu mbak susi tidak memperhatikan wajah-wajah dari keluarga yang ada di rumah itu yang jelas dia hanya fokus kepada wanita yang terbaring itu.
Tanpa basa-basi mbak susi pun mengeluarkan perlengkapannya di dalam tas.

Lama mbak susi memeriksa wanita itu. Dari mengecek degup jantungnya, aliran darahnya dan apalah itu saya juga gak ngerti bagaimana proses persalinan ya.
Singkat cerita. Wanita yang tadi pun berasil melahirkan.
Lalu disini mulai terlihat keanehan itu.
Bayi yang keluar beratnya lebih berat dari bayi umumnya.
Bayi pada umumnya lahir dengan berat kisaran 2,5kg sampai 4kg namun bayi ini berbeda. Setelah selesai membersihkan bayi itu dan memotong tali pusarnya. Mbak susi pun mengeluarkan timbangan minimalis yang di bawaya di dalam tas. Ketika menimbang. Berat bayi itu 7kg. Mbak susi
Sedikit heran namun sekali lagi. Mbak susi mencoba untuk berfikir positif dan sama sekali tidak curiga.
Kemudian bayi itu di bawanya lagi ke ruang tamu. Lalu di lihatnya kepada wanita yang tadi baru saja melahirkannya.
"ini anaknya buk. Alhamdulillah sehat" ucap mbak susi.
Kumudian wanita yang melahirkan tadi bangun dari tempat dia berbaring dan duduk. Dan mengendong bayi yang di berikan mbak susi tadi.

Susi melihat sekeliling para keluarga itu seperti acuh tak acuh dengan tatapan kosongnya
Berbeda dengan anak-anak dari keluarga itu. Mereka justru lincah berlari kesana kesini seperti anak pada umumnya.
Terbesit di dalam hatinya
"ini anak-anak jam segini kok belum tidur." gumam mbak susi.

Mbak susi pun membereskan perlengkapannya tadi dan ingin pulang malam itu
Juga.
"baiklah Kalo begitu. Pak.. Buk.. Saya permisi mau pulang dulu. Ini buku untuk imunisasi jika anak ibu dan bapak nanti berusia paling tidak berusia 2 bulan bisa datang ke puskesmas di kota ya bu" ucap mbak susi sambil memberikan sebuah buku.
Wanita itu hanya mengangguk.
Sebelum itu, si bapak pemilik rumah sempat memberikan sebuah amplop yang berisi uang.
Awalnya mbak susi menolak karna jumlah nya itu sangat banyak karna biasanya jika membantu melahirkan seperti ini dia tidak pernah di kasih sebanyak ini.
"terima saja bu. Lagian juga ibu kesini kan jam malam begini" ucap bapak itu sambil memksa mbak susi menerima uang itu.

Mau tidak mau ya mbak susi terima uang itu.
Dan akhirnya mbak susi malam itu pulang juga kerumah.
Alhamdulillah malam itu hujan udah berhenti.
Dingin.. Itulah yang di rasakan mbak susi ketika dalam perjalanan.
Ya namanya juga malam udah itu kiri kanan tumbuhan lagi.
Singkat cerita mbak susi pun sampe tu di rumah uang yang di berikan orang tadi dia keluarin dan dia hitung.
(dan mohon maaf disini mbak susi tidak mau menceritakan berapa nominal uang tersebut) setelah dia hitung dia masukan lagi kedalam amplopnya dan di simpan di dalam lemari
Udah selesai cuci muka cuci kaki. Mbak susi pun mengganti pakaian. *sensor*
Setelah dirasanya sudah mbak susi pun bersiap tidur.
Mbak susi malam itu benar-benar tidak bisa tidur. Padahal katanya dia sama sekali tidak mendapat ganguan apa-apa. Dan tiba-tiba suara ngaji di mesjid terdengar yang menandakan mau masuk sholat subuh.
"lahh kok udah ngaji"

Mbak susi melihat jam dan benar saja sudah menunjukan pukul 4
Padahal tadi waktu berangkat kedesa itu jam 11 malam kenapa bisa selama itu.
Itu yang membuat mbak susi mulai merasa aneh.
Jadi yaudah kan.. Mbak susi pun gak jadi tidur. Dia menunggu
Azan subuh aja sekalian.
Singkat cerita, mbak susi pun udah selesai sholat subuhnya.
Ehh tanpa terasa dia malah ketiduran di sajadah tempat dia sholat tadi
Lalu mbak susi pun terbangun ketika sadar teleponnya berbunyi.
Yang menelpon temennya sekerjanya yang berada di puskesmas.

"halo sus.. Kamu kenapa gak masuk kerja ya hari ni." ucap temannya yang menelpon itu.

Mbak susi pun mengucek matanya sambil melihat jam.
"astaga.. Iya iya rud.. Aku ketiduran." ucap mbak susi. Dan langsung mematikan telepon. Mbak susi pun bergegas mandi dan bersiap-siap ingin menuju tempat kerjanya.
Ketika mbak susi sibuk membereskan peralatan untuk berangkat kerja. Dia kehilangan satu barang yang sangat penting.

"stetoskop ku mana ya" ucap mbak susi sambil mengutak-atik tasnya berkali-kali.
Namun tetap saja tidak ada.
Sampai ketika, dia teringat jika stetoskopnya tertinggal di rumah orang sewaktu malam tadi ketika dia memeriksa wanita yang ingin melahirkan itu.

Dia pun memutuskan untuk pergi ke puskesmas dulu sekedar absen lalu pergi kedesa itu lagi untuk mengambil stetoskopnya.
Sesampainya di puskesmas Mbak susi pun absen seperti biasa.
Lalu di dalam ruangannya, rudi datang menghampirinya.
"kenapa telat sus. Gak seperti biasanya." ucap rudi.
"iya nih rud.. Malam tadi ada orang nelpon minta bantu buat lahiran. Sampe-sampe stetoskop aku ketinggalan
Disana. Kamu mau nemenin aku gak buat ngambil kesana." ucap mbak susi memelas kepada rudi.

"ohh tenang aja kamu sus.. Aku siap terus nemenin kamu hehe"

Hmm emang ya si cowo bisa aja dah modusin cewe cantik kek mbak susi.. Bikin gua iri. Wkwk
Jadi singkat cerita
Mereka berdua tadi pergi ke desa sewaktu malam tadi mbak susi pergi.

Udah sampai nih di jalan masuk desa itu namun hingga sampai penghujung mbak susi tidak menemukan rumah yang sama sewaktu malam itu.
Jadi di penghujung jalan desa itu ternyata ada pelabuhan penyeberangan gitu. Mbak susi bingung dong. Waktu malam itu dia tidak sampai ke pelabuhan dan udah sampai di rumah orang itu
"di mana rumahnya sus. Lah kok gak nemu udah di penghujung jalan nih."
"yaa aku juga bingung rud. Malam tadi aku gak sampe pelabuhan ini udah sampe di rumah orang tadi." ucap mbak susi menyakinkan rudi.
Kemudian mereka pun berputar arah lagi.

"nama orangnya siapa biar kitanya warga sekitar sus."

"itu yang jadi masalahnya rud.. Aku gak sempet nanyain orang itu"

"hmm.. Yang begini nih bisa jadi masalah." ucap yang memperhatikan kiri kanan desa itu.
Mbak susi mencoba mengingat halaman rumah orang itu.
Dia ingat betul jika di tepi jalan rumah orang itu tertanam pohon singkong daun lebar.
Kebetulan. Memang sih di desa itu rata rata tertanam pohon singkong juga namun dengan daun yang tidak lebar. Biasanya kalo daun lebar ini
Namanya singkong taun.

"stop rud." suara mbak susi yang membuat rudi berhenti seketika.
Namun wajah mbak susi kelihatan sangat bingung.
"ada apa sus."
Tanpa menjawab mbak susi hanya turun dari motor dan mendekati pohon singkong taun yang tertanaman di tepian jalan itu.
Rudi pun mengikuti mbak susi.

"kalo gak salah ini ada pohon singkong ini halaman rumahnya rud." ucap mbak susi sambil melihat sekitar yang masih keheranan.
Benar saja. Tidak ada rumah disana. Namun di tengah rimbunnya pohon kelapa dan pinang itu terlihat satu pohon sawo yang sangat besar dan lebat buahnya. Yaa. Tepat di hadapan jalan dimana pohon singkong itu di tanam. Image
(gambar hanya ilustrasi)

Entah kenapa hati mbak susi terbesit ingin menuju pohon sawo itu. Dia pun melangkah kesana.

Karna takut mbak susi kenapa-kenapa rudi pun mengikuti langkahnya.

Sampai lah mereka disana. Terlihat sangat sejuk karna pohon itu begitu rimbun namun
Waktu itu yang mbak susi rasakan adalah gerah, panas dan pengap.

Kemudian rudi melihat sesuatu yang tak asing lagi baginya.

"sus.. Bukannya ini stetoskop kamu" ucap rudi yang menujuk stetoskop itu di bawah pohon sawo.
Mbak susi pun berbalik dengan cepat dan menghampiri rudi
Benar saja.. Itu adalah stetoskopnya mbak susi dan terlihat juga sebuah buku untuk imunisasi yang tertindih stetoskop tersebut buku itu terlihat lembab.

*degg*
Degup jantung mbak susi seketika berdetak lebih kencang. Dia mulai berkeringat ketika mengingat kejadian malam tadi.
Dengan sigap mbak susi mengambil buku dan stetoskop itu lalu pergi berlari ke arah motornya

"ayoo cepetan rud.. Kita pergi" ucap mbak susi yang setengah berlari.
Wajahnya pucat berkeringat.

Rudi yang masih tidak mengerti dengan semua ini mulai merasa bingung.
"Apa yang sebenarnya terjadi" batin rudi.
"ayoo cepat dikit rud.." bentak mbak susi.
Lalu rudi pun menuruti perkataan mbak susi dan langsung tancap gas pergi dari tempat itu.

"kamu kenapa sus.?" ucap rudi membuka percakapan di motor agar tidak terlalu tegang.
"nanti aja aku ceriakan sekarang cepat kita menuju puskesmas." ucap mbak susi yang masih mencoba menenangkan dirinya.

Singkat cerita mereka udah sampai nih di puskesmas. Mbak susi yang masih dalam keadaan syok mencoba menelpon temennya yang waktu itu ada di luar kota. Karna
Temannyalah yang menyuruh mbak susi untuk pergi kedesa itu rantaran ada orang yang melahirkan.

"halo..
Iya ada apa sus"
"halo mel.. Kamu tau siapa nama orang yang malam itu nelpon kamu minta bantu lahiran itu.?"
"yaallah.. Oh iya.. Aku lupa ngasih tau kamu sus.. Orang itu gak jadi minta bantu sus. Waktu itu yang nelpon pak sugeng. Kepala desa dari desa yang kamu tuju itu. Katanya ada warga yang minta bantu lahiran. Namun setengah jam setelah itu dia nelpon lagi sus. Katanya gak jadi.
Orang yang mau lahiran itu udah minta bantu sama bidan kampung kek dukun beranak gitu lah sus. Terus malam tadi aku coba telpon kamu nomor kamu gak aktif. Dan paginya aku lupa ngasih tau kamu sus. Maaf ya"

Mbak susi terdiam cukup lama. Seperti masih tidak percaya.
"jadi malam tadi aku ngebantu lahiran anak siapa?" ucap mbak susi pelan. Keringat masih saja memenuhi wajahnya mbak susi sehingga bedak yang di gunakannya perlahan luntur.
"ahh serius kamu.. Pasti kamu bercanda ah" ucap amel.
Tanpa mengatakan apa-apa mbak susi langsung mematikan
Telepon.

Mbak susi kelihatan seperti orang ling lung. Dia masih tidak percaya tentang apa yang dia alami malam tadi.
Lantas rudi yang melihat itu mencoba menjadi pendengar yang baik disini.
Hmm.. Kan modus lagi..
"nih sus.. Minum dulu" ucap rudi membawakan air mineral gelas.

Mbak susi pun meminum air itu namun tatapan matanya masih kosong karna pikirannya masih teringat dengan malam tadi.

"coba cerita ada apa sus" ucap rudi.
Mbak susi pun menceritakan semuanya kepada rudi. Dari awal dia pergi hingga dia pulang yang mana sudah terdengar suara azan subuh di mesjid.

"hm.. Jadi itu alasan kenapa kamu kesiangan tadi." ucap rudi menanggapi kisah mbak susi.
"sewaktu kamu pergi dan pulang ada hal aneh gak yang terjadi di kamu?"

"gak ada apa-apa rud. Malah aku sama sekali gak merasa di ganggu sama mereka" ucap mbak susi.
"iya gak salah lagi sih sus.. Malam tadi yang kamu bantu lahiran itu adalah jin.
Bisa jadi itu gendoruwo. Karna bayinya saja kamu timbang 7kg lebih kan." ucap rudi.

Susi hanya mengangguk lemas.

"untungnya aku gak kenapa-kenapa rud. Jujur kalo aku inget. Aku malah jadi takut"
"kalo kita gak ada niat jahat mereka juga gak bakal jahat kok sus. Buktinya sampe skrng kamu kan ga ada dapet gangguan apa-apa" ucap rudi.
Dan kali ini mbak susi bisa tenang.
Emang ya mulut cowo itu manisnya bisa bikin cewe cemas jadi tenang. Wkwkw
Jadi singkat cerita. Setelah kejadian itu. Mbak susi pulang kampung karna juga mau puasa kan.
Dia ambil cuti lebih awal selama satu minggu.

Btw.. Mbak susi ini ngekost ya di kota makanya bisa pulang kampung. Waktu itu aku sama temen juga interview dia di cafe. Gak mungkin
Dong interview di kostnya dia.
Takut khilaf wkwk😂

Bagaimana kabar uang yang waktu itu di terima mbak susi.?
Katanya sih uang itu gak dia buka lagi dari amplop langsung dia berikan kepada paranormal yang waktu itu di temenin sama rudi.
Nominalnya cukup banyak
Namun mbak susi gak mau menyebutkan.
Sekali lagi.. Ambil hikmahnya aja ya dari kisah ini.. Oh iya buat teman-teman kalp kalian seorang bidan. Usahakan kalo ada yang minta bantu lahiran kalo udah malam. Lebih baik jangan pergi sendiri deh.. Apa lagi kalo sampe masuk pelosok desa
Gitu.. Paling enggak ajak temen satu atau tiga oranglah.. Intinya jangan sendiri.
Untungnya mental mbak susi itu tidak terganggu. Padahal waktu dia cerita itu beberapa kali tangannya gemeter loh. Kek nahan takut gitu..
Yaudah mungkin segini aja untuk utas yang satu ini. Mohon maaf jika banyak kekurangan.
Selamat beristirahat dan sampai jumpa di thread berikutnya.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Kang_Cerita(H)

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!