- Jangan Ikuti Aku -
A thread horror
Based on true story
#bacahorror #threadhorror #bacahoror #threadhoror
Saat aku hubungi dia lewat whatsapp, dia tertarik juga untuk menceritakan pengalamannya yang pernah di post pada story IG pribadinya.
Cerita ini terjadi di tempat wisata bersejarah yang mungkin banyak orang pernah berkunjung kesini, letaknya tidak jauh dari Jogja.
Namun bukan keasyikan dan keseruan dari pengalaman berlibur yang mereka dapatkan,
Sebelum memulai cerita ini, aku ingin mengajak kalian yang mungkin peka dengan hal-hal tersebut dan memiliki kekurangan untuk melihat sosok lain,
Sampai jumpa di malam ju'mat besok yaa, see yaaw ^.^
Jangan lupa RT dan like yuk biar makin banyak yang baca ceritanya.. Sugeng dalu 🙏🙏
See you di jam 20.00 wib nanti yaaa.. Yukkk RT dan like cerita ini biar makin seruuu 😄🙏
#threadhorror #threadhoror #bacahoror #bacahorror
- Jangan Ikuti Aku -
#bacahoror #malamjumat #jogja #threadhoror
Sebenarnya aku agak risih sih dengan panggilan ini, karena nama panggilanku identik dengan gender lelaki. Tapi karena teman-temanku terbiasa dengan panggilan ini ya aku terima saja.
Aku memang orangnya sensitif tentang hal mistis, dan karena kekurangan aku ini, aku sering merasakan badanku dikendalikan oleh mereka.
Selain itu juga aku memang suka dengan suasana kotanya yang asri dan tentram. Lalu aku kuliah di salah satu kampus swasta di kota #jogja.
Di perumahan ini banyak juga rumah yang dijadikan kos-kosan atau disewakan buat mahasiswa, pekerja dan pasutri, seperti rumah disebelahku ini yang dijadikan kos-kosan cewe.
Okee, Singkat cerita setelah aku kuliah di Jogja dan udah lumayan lama tinggal disini, aku akrab dengan beberapa penghuni kos samping rumahku-
Karena udah lumayan lama kenal jadi udah seperti keluarga ke sekian buat aku.
Seperti cerita ini, saat aku sedang main ke apartemen temenku di daerah seturan, disitu aku bersama Roby, Mutia dan Tofan-
Lalu kata temanku setelah itu aku tak sadarkan diri sampai jam 3 pagi.
Mereka semua ketakutan disitu. Mau lari tapi kasihan melihatku seperti itu apalagi kalau ditinggal sendirian.
Ketika matahari terbit kami semuanya baru bisa tertidur. Badanku rasanya tidak karuan, rasa capek seperti orang bekerja seharian.
Aku pun pulang ke rumah saudaraku sore hari dianter Mutia. Besoknya aku main ke apartemen itu lagi ternyata sosok itu sudah tidak ada. Bagi orang yang mengenalku dekat, mungkin sudah tidak heran lagi kalau aku merasakan hal seperti itu,
Termasuk genk di komplekku yang sering main sama aku. Saat itu memang sedang libur kuliah, jadi aku punya banyak waktu untuk main dengan teman-temanku.
Setelah sepakat menentukan hari, akhirnya kami berangkat ber 9 orang. Aku, Cheesa, Dhira, Dinar, Tomi, Luki, Mutia, Roby dan Tofan. Kami berangkat dari Jogja menggunakan 2 mobil pribadi.
Dari Jogja kami berangkat jam 4 subuh, kami memilih rute lewat Magelang supaya pemandangan asri pedesaan yang sejuk terasa,
Sesampainya di kota wingko ini, kami langsung meluncur ke kuil sam poo kong sambil nunggu jam check-in hotel yang kami pesan.
Karena hotel kami berada di area simpang lima, jadi aku berinisiatif untuk mengajak teman-temanku menuju ke hotel saja dulu untuk mandi dan beristirahat sebentar.
"Aku sih ayo aja, yang lainnya gimana?" jawab Roby
"Gimana pak sopir? Anda lelah?" kata Mutia kepada Tomi sambil bercanda.
Sesampainya di hotel kami semua langsung bersantai di kamar, ada yang makan sambil merokok di balkon depan kamar,
Aku yang merasa punggungku capek, langsung saja berbaring dikasur. Kami memesan 2 kamar, yang cowo dan cewe dipisah biar engga dosa hehehe
Sampai rasa lapar datang, lalu Tomi mengajak kami makan soto semarang di sekitar simpang lima.
"Yaa, laper laah. Dihotel tadi kita cuma ngemil doang, Tom." jawab Mutia.
"Aku ada tempat makan enak nih." seru Tomi.
"Dimana tuh, Tom? Ngikut aja aku mah." tanya Dhira penasaran.
"Yuk, yuk.. Gas laah langsung. Nanti juga mobil belakang ngikut aja." teriakku
Lalu kami pun langsung menuju ke tempat makan yang Tomi maksud. Sekitar jam 7 malam kita semua makan,
Katanya sih bagus kalau malam hari, ditambah lagi dengan ornamen-ornamennya yang bernuansa eropa.
Oke, tanpa pikir panjang kami langsung meluncur kesana.
Tapi sewaktu di perjalanan, Luki punya ide yang menurutku ide gila yang membuat kami semua mendapat imbasnya.
"Wah gila kamu, yakin mau kesana sekarang?" tanya Mutia dengan raut takutnya.
Aku yang sering mendengar cerita mistis tentang bangunan tua itu-
Namun hal itu coba aku singkirkan, karena niat kami disini untuk berlibur jadi ya aku iyakan saja ajakan itu.
Sosok wanita belanda dengan baju putih dan sosok anak kecil itu memperhatikan kedatangan aku dan teman-temanku.
Buat yang request thread siang hari, aku lanjutin ceritanya yaa ^_^
Bismillah...
#threadhoror #bacahoror
Setelah menanyakan wisata malam disana, akhirnya kami sepakat untuk ditemani guide. Akhirnya penjaga loket pun mencarikan kami guide.
Lalu tak lama kemudian penjaga loket itu bilang kalau dia akan mencarikan guide pengganti.
Tiba-tiba dari arah belakang kami dikejutkan dengan bapak-bapak berpakaian seperti warga lokal sini dan membawa senter.
Hanya anggukan kecil dari bapak itu yang menjawab pertanyaan Roby. Tapi syukurlah kami tidak menunggu lama lagi untuk segera masuk ke bangunan ini.
Tapi akhirnya kami semua mulai masuk ke lawang sewu, dan setelah bapak itu mulai menjelaskan tentang sejarah bangunan ini, aku pun agak sedikit lega.
Lalu diikuti Roby dan Mutia yang bilang katanya mereka agak pusing disini.
Akhirnya, kami memutuskan untuk berhenti sejenak disitu sambil mengambil beberapa foto juga ditempat itu.
Setelah puas berkeliling ruang bawah tanah, hal yang sangat menegangkan pun terjadi.
"Kenapa kamu, Dhir?" tanya Luki.
"Dhira gapapa?" disusul kami yang ikut menanyakan hal sama pada Dhira.
"Wah, makin ga beres nih." umpatku dalam hati.
Lalu Tomi bilang kalau kita mending keluar saja dulu.
Dinar pun ikut kemasukan, disusul aku yang merasakan badanku seperti menggendong sesuatu. Disitu aku langsung tak sadarkan diri.
Disitu teman-temanku panik, aku, Dinar, Cheesa dan Dhira sudah mulai di rasuki makhluk lain dari bangunan ini.
Waktu itu jam menunjukkan pukul 11 malam, lama Luki menelpon ayahku akhirnya di angkat juga.
"Halo assalamualaikum.. Kenapa neng?" tanya ayahku dari ujung telepon.
Luki menceritakan keadaan kami saat itu pada ayahku.
Saat ayahku membacakan beberapa doa, tiba-tiba mata Cheesa terbuka. Dia melotot ke arah Tomi, Roby dan Tofan. Mereka jelas ketakutan melihat tatapan Cheesa.
Aku, Dhira dan Dinar masih mengalami gangguan, saat itu aku menangis, mungkin sosok yang berada dibadanku ingin berkomunikasi.
Dinar dan Dhira semakin menjadi, banyak sosok yang bergantian masuk ke badan mereka. Aku yang masih menangis tiba-tiba pingsan.
"Yakin kita mau pulang ke Jogja dengan keadaan seperti ini?" tanya Tomi.
"Tadi ayahnya Ari bilang gitu, Tom. Mau nekat aja? Aku sih kasihan melihat mereka seperti ini." jawab Roby.
Akhirnya, teman-temanku nekat untuk pulang ke Jogja malam itu juga. Tofan dan Tomi menyusun rencana untuk kembali ke hotel mengambil barang-barang kami yang berada disana.
"Iya, siapa tau nanti kita jalan keluar ketemu sama penjaga loket itu." ucap Tomi.
Luki yang jagain aku dan Dhinar, katanya saat aku menangis, tiba-tiba aku membuka mata dan sambil menunjuk ke arah ruang tengah.
Sosok perempuan belanda yang di lihat oleh Cheesa tiba-tiba hilang, di sisi lain Dinar terlihat menangis sambil memukul tangannya.
Lalu saat sampai Jogja, om ku langsung memanggil pak ustad yang merupakan guru spiritualnya. Disitu pak ustad sudah kaget ketika melihat kami yang ternyata di ikuti puluhan sosok dari bangunan tua itu.
"Lalu baiknya gimana pak ustad? Apa kita harus kesana untuk nemuin kuncennya?" tanya om ku.
Lalu, terlihat pak ustad pun mencoba untuk menguhubungi salah satu rekannya dan menjelaskan kejadian yang dialami oleh kami.
Akhirnya, tanpa pikir panjang rekan dari pak ustad itu datang ke rumah sang kuncen lalu berangkat ke Jogja.
Teman-temanku yang melihat itu semakin bingung,
"Kalian disana ngapain saja?" tanya pak kuncen.
"Itu bukan manusia." ucap pak kuncen tersebut.
"Guide itu jelmaan dari bangsa jin." jawab pak kuncen itu.
Lalu kami yang mengalami gangguan bisa kembali sadar selepas dzuhur.
Ku lihat tanteku, sepupuku, dan teman-teman lainnya berkaca-kaca matanya melihat ke arah aku, Dhira, Dinar, Cheesa dan Luki.
"Banyak sosok yang tertarik pada kalian, terutama anak ini. Sebaiknya kalian tidak usah kembali ke Semarang dulu untuk sementara waktu atau mungkin untuk jangka waktu setahun ini." kata pak kuncen sambil menunjuk aku.
"Memang kenapa pak?" Roby coba bertanya pada pak kuncen itu.
"Kalian kalau di dalam hati sudah tidak yakin, sebaiknya jangan kalian teruskan. Karena bahaya bisa datang dari arah mana saja." ucap kuncen itu kepada kami.
Saat aku melihat banyak sosok orang yang di pasung, sosok anak kecil yang di lihat Dhira,
Namun dari kejadian itu, hanya Mutia saja yang sama sekali tidak mendapat gangguan.
Cerita menegangkan sekaligus mencekam, dimana harusnya kita menikmati liburan di kota itu, malah mendapatkan oleh-oleh yang luar biasa.
Karena siang hari pun, kalian bisa merasakan kesedihan, kepedihan, rasa sakit dan ketakutan, terutama di ruang bawah tanah bangunan ini.
Akhir kata, aku ucapkan banyak terimakasih kepada penulis dan pembaca khususnya.
Terimakasih semuanya^_^
A thread horror
Liburan membawa petaka
- Jangan Ikuti Aku -
Selesai -
Sugeng rahayu 🙏