My Authors
Read all threads
Apa jadinya jika teman bercintamu adalah seorang hantu cantik?

Kisah ini tentang urban legend di Bumi Anoa (Sulawesi Tenggara), tentang hantu cantik bernama Kandole.

Ayo Retweet biar semakin rame. 🔥
Sebelumnya, mari kita sedikit berkenalan dengan hantu berparas rupawan ini.

Ada dua versi tutur tentang asal mula makhluk ini.
Versi pertama menyebutkan bahwa kandole merupakan jelmaan dari korban perempuan yang dilecehkan, diperkosa, dibunuh kemudian di buang di hutan-hutan belantara di Bumi Anoa daratan.

Diduga korban tersebut bergentayangan mencari pria setempat untuk diperdaya.
Versi kedua menyebutkan bahwa kandole merupakan jin perempuan yang bermukim di bentara hutan, mereka menjauh dari Jin laki-laki, untuk berketurunan mereka acapkali menculi pemuda setempat untuk dikawini.
Mereka menggoda laki-laki dengan kecantikan yang mana ada pemuda untuk menolak cantiknya paras dan tubuhnya.

Karena kecantikan kandole, acapkali kandole diperjual belikan oleh dukun untuk dijadikan istri simpanan oleh orang-orang yang berpikir dengan nafsu semata.
Selain sisi cantik, hantu tetaplah hantu. Kandole juga memiliki sisi rupa yang mengerikan. Ada yang bilang kandole mirip dengan sundel bolong, memiliki lubang dengan belatung di punggungnya. Dengan wajah sedikit hancur, mereka juga terkadang menakut-nakuti penduduk setempat.
Berikut adalah kisah seorang pemuda yang pernah bertemu dengan Kandole.
Baco adalah seorang pemuda di tinggal di perkampungan bugis di Sulawesi Tenggara.(mayoritas suku di Sulawesi Tenggara daratan adalah suku Tolaki. Namun banyak pula suku Bugis yang membuat perkampungan di daerah itu.)
Sebagai seorang pemuda desa yang acapkali keluyuran malam untuk nongkrong, bersemangatlah dia ketika di kampung sebelah mengadakan pesta dengan lekton (elektone) sebagai hiburannya.
"Pergiki nanti malam molulo (tarian daerah Sul-Tra) di lektonnya kampung ujung," ajak Baco kepada teman-temannya ketika ia baru saja mendengar info hiburan tersebut.

"Ayomi," jawab teman tongkrongan Baco.
"Akhirnya, senang lagi kakiku molulo mau molulo lagi." ungkap Baco dengan senangnya.

"Tapi berani ji ko gah, lewat pallawangeng kampung?" tanya salah seorang teman Baco.

"Edede, kau juga, ko kira kah saya kaleng-kaleng?" ketus Baco.
Dari kampung Baco dan kampung ujung melintasi batas pallawangeng (Batas perkampungan berupa hutan) yang dianggap angker oleh warga setempat.
Dengan pakaian yang necis, Baco siap untuk berjoget di elekton, bertemu dengan gadis kampung sebelah. Menggoda mereka, siapa tau ada yang kepincut, hehe.
Baco dan kawan-kawannya berkumpul di tempat biasa mereka nongkrong.

Total ada 7 orang dengan mengendarai motor yang akan berangkat ke kampung ujung.

"Ayo gas!" Mereka berangkat untuk mendapat kesenangan. Kebiasaan para pemuda yang keranjingan untuk mencari hiburan.
Saat melintas, batas pallawangeng terlihat gelap di sisi kanan dan kiri, jalan yang mereka lewati sedikit terang karena bulan pada saat itu sedang bersinar remang-remang, sedangkan hutan begitu gelap karena cahaya bulan terhalang oleh dedaunan yang rimbun.
"Wee, kenapa berat serasa badanku dih?" keluh baco ketika sampai di pesta Kampung Ujung.

"Perasaanmu ji lah, yang penting kita molulo dulu," ungkap salah satu temannya.
Resepsi pernikahan yang diiringi oleh elekton menarik warga sekitar untuk sekedar menonton biduan dangdut yang tampil malam itu.

Pesta yang begitu ramai, saat itu yang melaksanakan walimah adalah anak salah satu perangkat desa.
Saat resepsi pernikahan hampir usai, saatnya yang di tunggu-tunggu oleh pemuda-pemuda setempat. Molulo.
Musik lulo berbunyi, kaki bersentak-sentak, semua orang berpegangan tangan sambil menggoyang-goyangkan tubuh. Semua peserta menari molulo membentuk formasi melingkar tak sempurna.
Baru kali ini Baco tidak menikmati pesta.

"Kenapa ko sodara?"

"Ini, nda enak sa rasa badanku."

"Semangat ko sodara, itu ada cewek yang tatap-tatap ko dari tadi." Salah seorang temannya menggombal.
Seorang gadis cantik meliriknya dari kejauhan, Baco tertegun melihat kecantikan gadis itu. Tapi apa daya, badannya terasa kurang enak, sehingga ia tidak mood untuk menggoda gadis itu.
Baco sedang tidak bersemangat untuk molulo, rasanya ia ingin segera pulang. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang saja. Ia pamit kepada rekan-rekannya.

"Maaf nah sodara, sa pulang dulu. Tidak enak sa rasa badanku." Baco pamit kepada teman-temannya.
Walaupun kecewa, teman-teman Baco mempersilahkan, toh alasan Baco karena tidak enak badan.

"Hati-hati pale nah sodara."

"Iya, maaf nah." Baso memijat bahunya sendiri.
Baco bergegas pulang. Pada saat menuju parkiran, anehnya tubuh pemuda itu terasa lega kembali. Ia hampir saja kembali ke acara molulo, tapi ia sudah pamit.
Jalanan pulang terlihat sepi. Tidak seperti saat mereka pergi, ada banyak orang yang menuju ke kondangan atau hanya sekedar melihat elekton.
Saat berada di batas pallawangeng, udara semakin dingin. Wajar saja, saat itu sekitar pukul setengah 11 Malam.

Baso melajukan motornya secepat mungkin, walaupun pemberani, ia juga memiliki batas ketakutan untuk melintas di batas pallawangeng tersebut.
"Melambung jauh, terbang tinggi, bersama mimpi ...." Baco bernyanyi untuk mengusir rasa takutnya. Batas pallawangeng terbentang sekitar 1 Kilo meter, jika pemuda seperti Baco yang ugal-ugalan mengendarai motor, mungkin jarak tempuhnya sekitar sepuluh menit saja.
Baco masih heran dengan tubuhnya, saat ini ia merasa baik-baik saja, padahal tadi ia serasa tidak mood untuk molulo. Seperti ada yang menyuruhnya untuk pulang.

Pada saat menuju ke perkampungan, akhir pallawangeng, ada sesosok gadis cantik berdiri keresahan.
Baco yang sedikit terkejut melajukan motornya lebih cepat.

Gadis itu melambaikan tangan seperti butuh ditolong.
Saat melintasi gadis, sepertinya wajah itu dikenal oleh Baco. "Eh, cewek yang tadi." Ia mengerem mendadak dan kembali menghampiri gadis tersebut.

"Eh, maaf nah, sa kira apa, jadi sa balap tadi." Baco meminta maaf kepada gadis.
"Iye, tidak apa-apa ji. Bisa ki' antar saya pulang?. Wajah gadis itu sungguh cantik di bawah cahaya rembulan. Hidung yang mancung dengan bibir yang menggoda, wajar saja Baco sampai balik untuk membantu gadis itu.
"Apa kamu bikin disini, pale?"

"Tadi sa di antar sama temanku pulang dari pesta, tapi jatuh dompetnya di jalan, jadi dia kembali cari dompetnya," jelas gadis itu.
Baco merasa bingung, karena selama pulang dari pesta, tidak ada kendaraan dari arah kampung baco ke kampung ujung. Tapi ia merasa harus mengantar gadis itu pulang.
"Ayomi sini sa antar, kamu naik mi," ujar Baco.

Gadis itu naik ke motor milik Baco. Aroma parfum gadis itu membuat Baco kesemsem.
"Di mana rumah mu pale?" tanya Baco.

"Nanti sa kasih tunjukkan saja, susah di jelaskan."
"Oh iye, siapa pale namamu?"

"Panggil saja Marna. Belok kanan!" jawab gadis bernama mawar itu sambil menunjukkan arah.
Setelah beberapa saat mengendarai motor, mereka sampai di rumah yang ditunjukkan oleh Marna. Lorong rumah Marna serasa asing bagi Baco, ia serasa belum pernah ke area itu dalam kampungnya.
"Itu rumahku." Marna menunjuk rumah kayu tak ber cat itu.

"Sebagai tanda terima kasih, singgah ki' dulu." Marna juga menawarkan Baco untuk singgah.

Siapa yang tidak menolak untuk singgah di rumah gadis secantik Marna.
Rumah Marna sangat sederhana dan sepi.

"Ada mama dengan bapak?"

"Tidak, sa sendiri di sini," jelas Marna.
Pukul setengah dua belas tertera di arloji Baco. Mereka bercerita sejenak kearah pembahasan pemuda dan pemudi yang di mabuk cinta. Marna memberikan kode sensitif kepada Baco. Baco paham akan kode tersebut.

Obrolan mereka sangat intim dan menggugah nafsu.
Mereka menuju kamar Marna. Tapi anehnya kasur tersebut terasa dingin, seperti Baco sedang berada di alam terbuka.

Baco telah bertelanjang dada ketika ia membuka resleting baju Marna dari belakang.
Sreeet ... Baco membantu Marna melepaskan baju.

Deg ... bola mata Baco terbelalak melihat punggung Marna yang berlubang. Dadanya berdegup cepat.
"Kandole ...." ucap Baco dalam hati. Pikirannya baru tersadar mengingat keanehan Marna sedari tadi.

Baco mematung sejenak. Ia tahu kalau sedang dalam bahaya.
Kemudian lelaki itu langsung berdiri dan memberi alasan. "Eh, tunggu dulu, ada yang mau sa ambil di motor. Baco langsung mengambil baju yang telah ia tanggalkan tadi.
Pada saat sampai di ambang pintu Baco mendengar Marna berbicara, "Oh pantas, sudah kamu tau mi siapa saya yang sebenarnya." Gadis itu menyeringai kemudian berubah wujud menjadi sosok yang menyeramkan.
Baco langsung berlari ketakutan, saat menoleh kebelakang, rumah Marna dan sekelilingnya berubah menjadi hutan. Ia melihat kandole sedang duduk di atas bawah pohon besar.
Baco dengan gemetar dan belum sempat menggunakan lagi bajunya buru-buru menyalakan motor dan pergi secepatnya dari tempat itu.
Ia membalap keluar dari semak-semak hutan. Hampir saja ia menjadi suami dari hantu Kandole. Konon katanya saat seseorang berhubungan intim dan beeejakulasi dengan Kandole, mereka akan mati dan jiwanya akan dijadikan sebagai suami Kandole.
Tetap berlindung kepada Tuhan YME dari gangguan-gangguan yang tidak diinginkan.

Salam Misteri.
Baca juga

CATATAN SURAM JABATAN

Bagian 1


Bagian 2


Follow me untuk mendapat cerita-cerita berikutnya
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with #Catatan Alien_Ex

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!