Dua bersaudara berusia 12 dan 10 tahun. Satu hari tak sadar diri karena menendang tempat stanggi / dupa di kuburan cina. Nyawa mereka terancam.
Terjadi di tahun 2006 di depan mata saya sendiri.
A Thread
@bacahorror
#bacahorror
"Kamu merasa dingin Bi?"
"Iya bang, dingin sekali" kata Habi. Tubuhny gemetaran.
"Bang, Habi mau pulang" kata Habi.
"Jalal terlihat lebih tegar. WalauDari wajahnya terpancar rasa takut."
Ibu mereka panik dan menyiram tubuh mereka dengan air dingin. Namun mereka terus mengigau panas! Panas!
"Kita bawa ke rumah sakit saja" kata pak RT
"Jangan! Anak saya tidak sakit!" Kata bapaknya.
"Kalian tahu kenapa kalian saya ambil kemari?" Tanya bapak itu dalam bahasa Khek. Anehnya mereka berdua paham. Padahal mereka tidak tahu sama sekali bahasa itu.
Gadis kecil masih menangis.
"Bocah tak beradab. Tak sadar rupanya kalian telah melakukan kesalahan besar" kata Pak Tua itu.
"Kalian lapar?"
Keduanya menggeleng.
"Oh ya kalian sudah makan. Tentu kalian sudah tidak lapar" kata Pak tua itu.
"Makan! Kalian tidak bisa melawan perintahku"
Lidah jalal terasa melepuh.
"Rakus kalian! Makanan itu bukan hal kalian" sergah pak tua.
"Ampuni kami pak, kami tak tahu" kata Habi.
"Anak-anakmu ini sudah tak di sini" kata pak dukun.
"Apa maksud sampean?" Tanya si bapak.
"Anakmu diambil oleh mereka. Yang kaga kuburan cina itu" kata si dukun.
Ibu mereka meraung.
"Kau, kau terlalu patuh pada abangmu. Tingkahmu seperti anjing bocah. Disuruh menggigit kau menggigit. Disuruh menggonggong kau menggonggong" kata pak tua itu.
"Saya hanya bisa melihat gerbang, ada dua penjaga. Saya tak dapat masuk" kata pak dukun. Ibu mereka sibuk menyiram tubuh kedua anaknya karena terus mengigau kepanasan.
"Kau tahu stanggi yang kau tendang itu mengenai aku. Lancang sekali kalian manusia" kata gadis kecil itu.
Lalu Habi dapat melihat Jalal meringis menahan sakit. Habi berusaha menarik sutra itu agak tak mencekik Jalal.
"Maafkan kami" seru Habi.
Pintu rumah terbuka. Dua pengawal tadi masuk.
"Ada yang berusaha masuk ke sini. Singkirkan mereka dulu" kata pak tua. Lalu gadis itu melepas lilitan selendang sutra dengan wajah kesal.
"Bawa pulang anak saya pak" kata Sang Ibu. Ia tak kuasa menahan sedih.
"Kita salah. Sudah minta maaf tetap saja dihukum. Mereka marah" kata Habi.
"Mereka itu setan dan iblis. Kita baca doa saja" kata Jalal.
"Memangnya abang hafal doa mengusir setan?"
"Mereka ndak mau balikin Jalal dan Habi, kesalahannya besar"
Terus pak dukun cerita apa kesalahan Jalal dan Habi.
Saya percaya gak percaya waktu itu. Tapi ceritanya sama kayak cerita Habi pas dia udah sadar.
"Yang bawa mereka ke rumah sakit, lawan saya dulu"
Si gadis mendekati Jalal dan Habi.
"Sudah sering aku melihat kalian di sekitar sini. Kalian juga sering mengusili anak-anak lain bukan?"
"Ngapain kamu minta maaf sama anak iblis. Mereka makhluk terkutuk" kata Jalal.
Lalu selendang sutra merah itu melayang dan melilit kaki Jalal.
Habi menahan tangis ketika Jalal dikeluarkan dari kerangkeng dan dilempar ke tengah kolam.
Terdengar suara Jalal Menguik.
Habi tak merespon.
"Tak perlu kasihan, dia tak kasihan padamu. Kamu diajak berbuat nakal" kata si gadis itu.
Ah bagaimanapun Juga Jalal hanya anak-anak.
Sampai Jumpa di thread selanjutnya.