My Authors
Read all threads
L E B O N N A
"Pasangan setia adalah mereka yang hidup dan mati secara bersama, meski salah satunya harus bunuh diri."

A Thread

Part 2

Kisah dari Tanah Toraja.

#bacaanhoror #bacahoror #threadhoror #truestory
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht @horrorthread
Jika belum membaca part 1, bisa klik link di bawah ini.

Lebonna (Part 1)
Sebelumnya terima kasih telah membaca thread Lebonna yang sebelumnya.

Happy reading for part 2. 😊
Sebelum dikubur, jasad Lebonna diupacarakan terlebih dahulu sesuai adat masyarakat toraja. Setelah selesai, keluarga dan kerabat pun membawanya ke tempat penguburan.

Perempuan itu dikuburkan di Liang Batu—batu besar yang dilubang dengan cara dipahat untuk memasukkan jenazah.
Namun, hal aneh terjadi ketika jenazah Lebonna dimasukkan ke Liang Batu tersebut.

Pintu liang itu sudah ditutup rapat, tapi rambut Lebonna masih terurai keluar melewati sisi pintu liang.
Masyarakat yang datang mengantar jenazah Lebonna berpendapat bahwa dia belum rela masuk ke liang tersebut karena ada hal atau janji yang belum didapatkan atau dibuktikan sewaktu masih hidup.
***

Sementara di medan perang, Paerengan dan pasukan akhirnya berhasil memenangkan perang. Dia sangat bersuka cita karena mampu mejalankan tugas dengan baik. Laki-laki itu juga sudah tidak sabar ingin pulang menemui kekasihnya, Lebonna.
Ya, ternyata Paerengan tidak tewas di medan perang.

Seorang pasukan yang datang waktu itu telah membohongi Lebonna agar perempuan tersebut bisa melupakan Paerengan dan dapat menerima cintanya.

Dia juga berpura-pura sedih agar Lebonna makin percaya. Namun, usahanya sia-sia.
Ketika Paerengan dan pasukan sampai, mereka disambut dengan penuh suka cita dan pujian, khusunya Paerengan yang telah berhasil memimpin pasukan untuk mengalahkan pasukan desa tetangga.
Paerengan yang tak sabar ingin bertemu dengan Lebonna langsung bergegas ke rumah perempuan itu

Namun, betapa terkejutnya dia ketika melihat pernak-pernik yang dipakai dalam upacara Rambu Solo' (upacara kematian) masih terpasang di pekarangan rumah Lebonna.
Paerengan masuk ke rumah dan menanyakan apa yang telah terjadi. Keluarga dari Lebonna mulai menceritakan semua kejadian terkait kematian Lebonna kepadanya.
Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Paerengan sangat terkejut dan hampir tak percaya dengan semua kisah itu.

Setelah mendengar segala kisah yang berhasil membuatnya syok, dia pun langsung berlari kembali ke rumahnya dan mengurung diri.
Seperti Lebonna, sewaktu mendengar kabar kematian kekasihnya, hari-hari Paerengan hanya dihabiskan dengan bersedih dan mengurung diri di rumah. Bahkan, dia tidak makan berhari-hari dan tidak ingin bertemu dengan siapa pun yang hendak menghiburnya.
Di samping itu, ada seseorang yang kebetulan juga sahabat dekat Paerengan. Namanya Dodeng. Dia mempunyai pohon induk (enau) yang berdekatan dengan kuburan Lebonna.
Ada satu hari di mana orang yang biasa disuruhnya untuk mengambil tuak—sari pohon enau yang dijadikan masyarakat toraja sebagai minuman—sedang pergi ke luar kampung. Makanya, sore itu, Dodeng sendirilah yang pergi mengambil tuak tersebut di pohonnya.
Sesampainya di sana, Dodeng pun memanjat pohon tersebut lalu mengambil tuak yang sudah ditadah di sebuah timbo'—tempat menadah sari pohon enau yang berbentuk bulat panjang, terbuat dari potongan tiap ruas bambu—lalu menggantinya dengan timbo' lain yang masih kosong.
Di pohon itu, terdapat dua tangkai buah enau, di mana yang satu sudah dipotong agar sarinya keluar, dan yang satu lagi masih diproses dengan cara dipukul-pukul bagian batang tempat keluarnya buah, menggunakan kayu balok berbentuk bundar.
Ketika Dodeng sedang memukul-mukul tangkai buah enau, dia mendengar suara rintihan perempuan yang tak jauh dari tempatnya. Suara itu terasa tidak asing, seolah Dodeng pernah bertemu dengan si pemilik suara.
Dia tidak tahu kalau suara rintihan itu berasal dari arwah Lebonna.

Dalam seni sastra Toraja, rintihan kesedihan disebut 'londe'.
“Dodeng mangrambi ma'dedek. Dodeng ma'pa'tuang tuak. Rampanan pi pededekmu. Anna pi te kamaliku. Ammu perangina mati. Ammu tandi talinga'na. Parampoanna kadangku. Pepasan mase-maseku. Lako to'masudilalong, muane sangkalama'ku. Muku duka.”
“Lasang mateki eh so' e. Paerengan ... oh, Rendengku. Angku dolo angku mate. Tae sia lamate na la sisarak sungana. Kandean bo'bo'na Lebong. Rimbakan pote bolongna. Ulli-ulli sola duka borro sito'doan duka'. Kariuanmo lalanna, tarukanmo pessuleanna. Oh, Rendengku.”
Itulah pesan Lebonna yang didengar oleh Dodeng.
Jika diterjemahkan, pesan itu berisi, “Dodeng yang sedang memukul, Dodeng yang sedang mengambil tuak. Tinggalkanlah sebentar pemukulmu, dan dengarkanlah aku, dan pasang telingamu baik-baik. Sampaikanlah pesanku, kepada pria terkasihku.”
“Kau mengatakan bahwa kita akan sehidup semati e ... Paerengan, kekasihku. Kenapa aku yang duluan mati? Dan kau tak kunjung ikut mati bersamaku. Katamu, biar ulat-ulat dari mayat kita pun akan bersama, oh kekasihku.”
Ya, Lebonna bersedih karena telah mati demi menepati janji. Padahal, dia hanya dibohongi, sebab Paerengan masih hidup. Gadis itu kecewa karena kekasihnya tak bisa menepati janji, janji sehidup semati untuk tetap bersama.
Dodeng yang telah menyadari kalau itu adalah suara Lebonna langsung bergegas turun dari pohon dengan tubuh gemetar. Dia berlari ke rumah saking takutnya. Bahkan, tuak/arak pun dia tinggalkan.
Namun, Dodeng tidak menyampaikan pesan itu kepada Paerangan karena masih tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya. Dia menganggap hal yang terjadi tadi hanyalah khayalan belaka. Ternyata, Dodeng jatuh sakit karena terkejut mendengar suara itu.
Keesokkan harinya, Dodeng kembali lagi ke pohon enaunya untuk mengambil tuak yang ditinggalkan kemarin.

Sesampainya di sana, dia kembali mendengar suara itu. Tanpa berpikir panjang, Dodeng yang sangat panik langsung berlari ke rumah Paerengan sambil berteriak.
Mendengar teriakan itu, Paerengan bergegas turun dari rumah. Melihat sikap Dodeng yang aneh, Parengan menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi padanya. Lantaran sudah tak tahan, akhirnya Dodeng menceritakan semua yang dia alami kepada Paerengan.
Paerengan tak yakin dengan apa yang dikatakan Dodeng. Dia ingin membuktikanya sendiri.
Keesokan harinya, Paerengan mendatangi tempat itu bersama Dodeng di waktu petang. Paerengan menyuruh Dodeng bersembunyi di atas pohon enaunya. Tak lama kemudian, suara Lebonna pun kembali terdengar. Paerengan yang bersembunyi tak jauh dari tempat Dodeng mendengarnya dengan jelas.
Paerengan bergegas pulang. Dia menutup pintu dan menangis penuh penyesalan karena telah lalai dari janjinya yang telah disepakati.
Pemuda itu merencanakan sesuatu demi memenuhi janjinya kepada Lebonna.
Saat pagi tiba, Paerengan memberitahu pada semua pasukan dan keluarganya untuk berkumpul di lapangan besok sambil membawa tombak dengan alasan akan mengadakan Upacar Merok.
Upacara Merok (Upacara Rambu Tuka') adalah upacara mentahbiskan rumah adat Toraja ''Tongkonan'' dengan menombak kerbau.

Di sini, Paerengan ingin kerbau itu ditombak di lapangan terbuka.
Keesokan harinya, satu per satu pasukan mulai berdatangan ke lapangan. Begitu juga dengan keluarganya yang datang sambil membawa kerbau.
Ketika semua pasukan telah datang, Paerengan menyuruh mereka agar menghadapkan mata tombaknya ke atas. Pasukan pun menurutinya karena mereka mengira ini adalah aba-aba untuk menombak kerbau.
Kemudian Paerengan naik ke pendopo. Semua orang yang ada di situ mengira, Paerengan akan menyampaikan kata-kata sebelum kerbaunya ditombak.
Namun, ternyata Paerengan melompat ke arah ratusan pasukan yang memegang tombak. Tubuh pemuda itu mendarat tepat di atas mata tombak-tombak pasukannya. Saat itu juga, dia mengembuskan napas terakhir.
Akhirnya, Paerengan berhasil memenuhi janjinya kepada Lebonna. Semua orang yang hadir di situ sontak terkejut dan tak percaya kalau Paerengan akan melakukan hal itu.
Keluaraga Paerengan tampak histeris melihat kematian tragis Paerengan. Mereka meminta para pasukan untuk membawa jasad pemuda itu ke rumah.
Sebelum dikubur, upacara adat pun diselenggarakan. Setelah beberapa hari diadakan upacara adat, jasad Paerengan dibawa ke Liang Batu untuk dikuburkan. Namun, jasad Paerengan tidak dikuburkan bersama dengan Lebonna.
Alhasil, usai dikuburkan, tiap malam arwah Paerengan selalu menampakan diri di rumahnya. Pihak keluarga ketakutan karena tidak tahu maksud kedatangan Paerengan. Hal itu terus berlangsung hingga tiga hari.
Mendengar kabar itu, Dodeng, sahabat Paerengan, datang ke rumah keluarga Paerengan dan menceritakan semua kejadian yang pernah dia alami saat mendengar suara rintihan Lebonna.
Dodeng berpendapat bahwa apa yang arwah Paerengan lakukan, sama halnya dengan apa yang dilakukan Lebonna kepadanya.
Setelah mendengar pengakuan Dodeng, keluarga Paerengan pergi ke Liang Batu Paerengan di keesokan harinya. Mereka mengambil jasad pemuda itu lalu memindahkanya ke Liang Batu Lebonna.
Setelah memindahkan jasad Paerengan, tidak ada lagi penampakan arwah Paerangan dan rintihan suara Lebonna. Mereka telah bersatu kembali sesuai dengan janji yang mereka buat sewaktu masih hidup.
Itulah kisah percintaan Lebonna dan Paerangan yang telah berhasil memenuhi janji yang mereka buat bersama.

Meskipun thread kali ini kurang seram, tapi Adham berharap, pembaca bisa mengambil hikmah dari cerita rakyat Tanah Toraja ini.
Salah satu pesan yang bisa kita dapatkan yaitu, setiap janji yang telah dibuat, haruslah ditepati, meskipun nyawa sendiri harus dikorbankan.

Janji adalah utang. Tiap persoalan dunia (termasuk utang) harus diselesaikan sebelum kembali pada Sang Pencipta.
Terlebih lagi jika itu adalah janji yang disepakati bersama.
Jangan egois dan merugikan pihak lain. Jika memang tidak sanggup menepati, jangan membuat janji itu.
Terima kasih telah membaca thread kami.

Sampai jumpa di thread selanjutnya, Sobat Hamata.🤗
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Penulis HMT Indonesia

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!