sampai jumpa nanti malam!
LIDAH MAYAT
A thread
@bacahorror
#bacahorror

Tapi Sam malah dendam.
"Dukun bertindak kali Cit" kata Rudi.
"Ya itu maksudku"
"Minyak Dilah?" Sam penasaran.
"Iya minyak dari lidah mayat". Maka Rudi menjelaskan bagaimana cara membuat minyak Dilah.
"Udahlah Sam, kalau kamu mau bikin Minyak Dilah. Kita berdua siap bantu!" Kata Rudi.
Sam menghapus air matanya. Ia mulai tertarik.
"Ndak, tutup lagi!" Kata Sam.
"Enak aja, kita udah capek gali maij tutup aja. Buruan turun" kata Kuncit kesal.
"Kau aja yang gigit!" Kata Sam.
"Kau yang mau sama Hayati, aku yang kau suruh gigit"
"Cepat atau kami kubur kau di dalam Sam" kata Kuncit.
Gigitan kedua, lidah yang mulai membusuk itu lepas. Lalu Sam muntah. Lidah dimulutnya bercampur muntahannya.
"Tutup lagi!" Seri Sam. Ia masih merasa mual.
"Begitulah Cit kalau orang sudah jatuh cinta, jadi bodoh dia" kata Rudi berbisik.
"Hahahaha" kuncit tertawa.
Sam tidur ketika pagi menjelang. Ah tak sabar ia ingin mengoleskan minyak pada Hayati
"Eh sam, sudah kubilang ya kamu jangan dekatin aku lagi. Kau tahu aku sudah bertunang?"
"Cuma bertunang Ti, belum menikah. Kau itu masih bisa kurebut" kata Sam sambil mencuil dagu Hayati.
Hayati lalu termenung sebentar. Entah kenapa perasaannya tiba-tiba aneh. Ada sesuatu yang membuat Sam tampak menarik baginya. Ia mengusir perasaan itu jauh-jauh.
"Sudah, kau tengok saja besok. Berlutut dia pada kau Sam" kata Rudi sambil menenggak arak. Mereka menghabiskan malam dengan mabuk bertiga di gubuk tua di hulu kampung.
"Mungkin kau masih kebayang saja Sam. Nah bayangan wajah mayat itu bikin kau berhalusinasi" kata Rudi. "Iya juga" pikir Sam.
"Dari mana saja Bang Sam? Sudah dari tadi Hayati menunggu abang. Abang mau temani Hayati mandi di sungai?" Tanya Hayati. Bukan main senangnya Sam mendapat tawaran itu. Bagai mendapat durian roboh.
"Terus?" Sam penasaran.
"Dia menggigit lidah aku" kata Kuncit.
"Kamu diam?"
"Aku bingung, terus aku pingsan" kata Kuncit.
"Apalagi ini?" Keluh Sam.
"Bukan apa apa" kata Rudi. Kuncit menggigil di pojok dan merasa takut.
"Buka! Kalau kau tidak takut" kata Sam. Rudi berjalan ke arah pintu. Ketika pintu dibuka, jeger!, puluhan mayat dengan kafan lusuh berkerumun di depan pintu. Rudi menutup kembali pintu dengan gemetaran.
"Mereka di sini"
"Kita harus balikin lidahnya Sam" kata Rudi.
"Tapi Hayati?"
"Kau sudah dapat minyaknya. Kembalikan saja lidahnya" kata Rudi. Benar juga, mereka tak butuh lidah itu.
Pintu langsung ditutup.
"Besok saja, kita tunggu matahari terbit" kata kuncit.
Lalu mereka bertiga berkumpul di tengah saling berpegangan tangan dan membaca doa. Ah, sekalinya gini aja baru ingat Tuhan.
Mereka bepandangan. Tapi Rudi tak mau mengulur waktu walau itu terasa ngeri.
"Ayo kita gali, kita kembalikan" kata Rudi. Maka shubuh itu mereka gali kuburan itulagi.