My Authors
Read all threads
[WANITA TAK KASAT MATA]
~Chapter Five~

_A Thread_

Sumber (delviharahap20)

#threadhoror #horror #ceritahorror #hororstory
@ceritaht @bacahorror #cringe #day1dindareyhalal #SetorFotoBW #pegang
Kamis, 20:00 Malam

"Tok...tok...tok" terdengar suara pintu depan di ketuk oleh seseorang. Dinda segera membukakan pintu tersebut, kini di dapatinya Sugin suaminya tepat di hadapannya, dia tak sendiri melainkan bersama seseorang.Ada sedikit perasaan lega, melihat suaminya pulang.
"Ehhh udah sampe". Sambut Dinda pada suaminya.

"Masuk..masuk mas". Sambung nya mempersilahkan teman suaminya itu, yang disambut dengan senyum.
Sugin dan temannya pun langsung duduk di sofa depan tv, tapi suaminya belum melihat anaknya.
"Mana Jarot buk?". Tanyanya pada istrinya.

"Udah tidur, nanti di bagunin. Bikin minum dulu aku Yah". Jawab istrinya sambil berlalu meninggalkan ruang tamu.
Karna tak sabar, Sugin pun memutuskan untuk membangunkan anaknya duluan, ia pergi ke kamar anaknya. Dan mengguncang guncang badan anaknya tersebut.
"Ehh jar, bangun. Ayah pulang malah tidur". Kata ayah anak tersebut.

"Ehhh ayah. Kapan pulang?". Jawab anaknya dengan mata terbuka, akibat senang melihat ayahnya pulang.
"Barusan. Ayok ke depan, itu ada oom temen ayah. Salim dulu sana". Kata sang ayah yang sekaligus bangkit dan meninggalkan kamar anaknya, dan tentunya di ikuti pula oleh anaknya.
"Nih anakku mas. Salim sana Jar". Spontan Jarot mendekati kerabat ayahnya tersebut, dan langsung menyaliminya, cukup lama pria itu tidak melepaskan tangan Jarot.
Dia memperhatikan lekat lekat wajah anak temannya tersebut, hingga Dinda datang dari dapur membawa nampan Kopi, berhasil membuat pria tersebut terkejut dan melepaskan tangan Jarot. Si anak pun terlihat agak takut melihat tingkah aneh teman ayahnya tersebut.
"Diminum Mas." kata Dinda mempersilahkan, setelah kopi di letakkan di atas meja.

"Owh iyaa mbk, Darmo". Kata pria itu menjulurkan tangannya ke arah Dinda, dan langsung di sambut baik tentunya oleh wanita tersebut.
Ketika semua orang sudah rapi di tempat duduk masing masing, Darmo memberanikan diri sedikit bertanya pada Jarot.

"kelas berapa dek?." ucapnya basa basi.

"Kelas 6 Sd om".
"Punya temen perempuan gak di sekolah?".

"Ada om, tetangga juga ada".

Dinda mulai gelisah mendengar kata tetangga, karna hingga detik ini teman yang di maksud Jarot tak pernah ditemukannya.
"Yang sering megang boneka itu ya dek?." Kata Darmo menyelidik.

"Lah kok tau om? Pernah ketemu emangnya?."

"Enggak kok, nebak aja". Jawab pria itu mengakhiri pertanyaan nya pada anak itu, kini pria itu beralih menatap Sugin, dan Dinda bergantian.
"Gin, ke teras yok. Rokokan, sekalian cari angin." alibi pria itu.

"Sumpek apa di dalem mas?."

"Enggak, ga enak rokokan di dalem ruangan. Anakmu suruh tidur aja".
"Lah ya gapapa mas, rokokan di dalem". Sergah istri Sugin

"Diluar aja mbk". Sugin dan Darmo pun akhirnya beranjak duduk keluar rumah, mereka duduk di teras depan. Dan tak lupa menutup pintu.
"Gin, nanti kalo anakmu udah di kamar. Suruh istrimu kesini juga".

"Kenapa emangnya mas?". Sugin terlihat penasaran.
"Nanti mas kasih tau." Sekitar setengah jam dua pria itu hanya membahas permasalahan pekerjaan saja, sekaligus menunggu Jarot kembali ke kamarnya. Setelah di rasa si anak sudah tidur. Dinda pun menyusul untuk duduk di teras rumah. Seketika suasana menjadi sedikit mencekam.
"Gini Gin. Aku mau bilangnya gimana ya, takutnya gak percaya". Ucap Darmo membuka percakapan.

"Kenapa mas? Bikin penasaran aja". Jawab Sugin
"Itu anakmu kayanya ketempelan arwah Gin". Seketika suasana menjadi sangat hening, Dinda sendiri gemetaran mendengar penuturan dari Darmo.

"Maksudnya gimana mas?" tanya Dinda.
"Di ikutin arwah mbk, dia suka aneh aneh gak kalo di rumah?".

"Pernah ketangkep basah dua kali ngomong sendirian di ayunan belakang rumah".
"Iyaa mas, istriku juga nelfon bilang kaya gitu. Tapi ku anggep halusinasi aja". Sambung Sugin, dengan perasaan ngeri.
"Harus cepet di jauhin arwahnya Gin, ga baik kalo di biarkan terus". Ucap pria itu mencoba tenang.

"Tapi mas tau dari mana kalo anakku ketempelan?".
"Aku punya kelebihan Gin, turunan dari Mbah lanangku. Di tempat kita kerja juga banyak, cumankan gak mungkin ku beberin ke kalian kalian, yanga ada pada takut nanti. Sengaja ku sembunyiin kelebihanku, soalnya banyak orang yang gak percaya". Ucap Darto menjelaskan.
"Aduhh mas, kaya gimana ini anakku. Aku takut banget ehh". Ucap Dinda sedikit hampir menangis.

"Anterin aku ke belakang rumah tempat anakmu ngomong sendirian Gin."
Mereka bertiga pun melangkah meninggalkan teras dan berpindah menuju ayunan belakang rumah, dengan melewati dapur. Dan setelah memastikan Jarot tidur.
"Aku liat liat dulu ya". Ucap Darmo. Darmo pun mulai mondar mandir di lokasi tersebut, menggoyang goyangkan ayunan, dan mencoba duduk disana. Lalu berpindah berjalan ke samping rumah kiri dan kanan, dan berpindah lagi ke ayunan.
Suasana seketika menjadi mistis dan penuh ketegangan. Terutama Dinda yang terlihat sangat takut. Tak lama setelah meneliti ayunan berkali kali, Darmo menarik segumpal rambut panjang yang di temukannya di selipan ayunan, dan di tunjukkannya kepada kedua orang tua Jarot.
"Nih liat, rambut siapa? Rambut mbk ini pendek kan. Yang aku temuin panjang Gin". Di hadapkannya gumpalan rambut tersebut ke wajah Dinda dan Sugin bergantian.

"Aduh mas kok jadi ngeri ya?". Jawab Sugin.
"Apa karna anakku sering sendirian di rumah ya mas. Makanya di tempelin gitu?". Dinda membuka suara.

"Sosok tak kasat mata memang suka mendatangi jiwa jiwa yang kesepian, kalo bisa di usahakan setelah ini Jarot di suruh tempat temennya aja. Jangan main di rumah sendirian".
"Aku tak ke semak semak sana dulu ya, temenin aja istrimu disini Gin".

"Iyaa iyaa mas". Jawab Sugin.
Darmo bukan tanpa alasan berniatan menuju semak semak yang berjarak dari rumah ini, karna dia melihat sepasang mata terus mengawasi mereka bertiga dari semak semak tersebut.
Darmo mengikuti arah bayangan tersebut hingga berakhir ke sebatang pohon angkasia tempat Sarah dan Jarot melihat wanita menyeramkan. Pria itu duduk bersila di bawah pohon tersebut, dengan kedua tangan di letakkan di masing masing pahanya.
Pria ini mencoba memulai komunikasi, dia tau arwah tersebut tengah duduk di atas pohon angkasi ini.
Berkali kali Darmo mencoba berkomunikasi, hingga memakan waktu hampir setengah jam, tapi arawah itu terlalu tertutup dan melarikan diri entah kemana. Dengan perasaan campur aduk Darmo kembali ke hadapan Sugin.
"Maaf Gin, arwahnya nolak di ajak bicara. Aku udah coba, tapi dia malah lari. Rumahnya di pohon angkasia. Kalo bisa ayunannya di lepas aja".

"Iyaa mas, di lepas sekarang aja". Segera Sugin melepas ayunan tersebut dengan tergesa gesa.
"Terus anakku gimana mas?". Ucap Dinda, kini wanita itu mulai menangis.

"Dipasangin pager gaib aja dulu ya mbk rumahnya, aku bisa bantu. Mbahku dulu pernah ngajarin". Ucap Darmo.
Darmo pun memulai ritual dengan meminta telor setengah matang yang direbus, di campur air garam. Dia mulai mengelilingi seluruh bagian rumah, dan membaca baca doa yang tak diketahui doa apa itu, sambil memercikkan campuran air garam dan telor sengah matang.
Tak lupa dia juga memercikkannya ke seluruh pohon di halaman rumah, dan juga pagar rumah. Malam itu di akhiri dengan banyak ketegangan, dan sedikit kelegaan tentunya. Darmo pun berjanji akan kembali lagi, jika terjadi hal aneh pada Jarot.
~Bersambung~
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Dongeng Sebelum Tidur

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!