My Authors
Read all threads
[WANITA TAK KASAT MATA]
~Chapter End~

_A Thread_

Sumber (delviharahap20)

#threadhoror #horror #ceritahorror #hororstory
@ceritaht @bacahorror
#KOKBISAYAORANGORANG #akulagipengen #AkuSayangUndip #onepiece985
Hari ini hari pertamaku kembali memasuki sekolah setelah 2 pekan libur kenaikan semester, dan kini pun aku telah menginjak kelas 3 SMA, setelah satu tahun lalu pindah kesekolah ini.
Rasanya cukup menyenangkan bisa bertemu teman teman baru.
“Jar, kelapangan bola yok, liatin anak anak baru ospek.” Ucap Dika temanku, ketika kami dikantin.
“Males sih Dik, panas. Gak kerjaan gw juga itu.” Jawabku menolaknya.

“Alah ayok, gw mau nandai adek adek kelas yang cantik cantik, buat di masukin daftar gebetan.” Sok ganteng banget emang si Dika, ucapku dalam hati.
“Hmmm, yaudah.”
Selesai makan kami pun langsung menuju lapangan sepak bola, tempat dimana ospek dilaksanakan. Terlihat banyak sekali orang berkerumun saat itu, entah apa yang sedang mereka lihat, tapi sepertinya ini bukan bagian dari acara yang senior ingin lakukan.
“Dik, itu kenapa ya kok bergerumbul gitu orang orangnya.” Kataku padanya, akibat penasaran.

“Gak tau, kita liat aja yok.” Ucapnya sambil agak berlari, spontan aku pun ikut berlari mengikutinya.
Kami pun menabrak setiap orang yang ada di hadapan kami berdua, dan terus menerobos kumpulan manusia tersebut hingga sampailah kami ke barisan terdepan kerumunan itu.
“Hwaaaaaakkkkkkkkkk, hwaaaaaaaakkkkkkk, hiiiiiiiiiikkkkkkkssssssssss.” Seorang perempuan sedang mengamuk sambil menjerit jerit dan juga menangis. Jeritannya sangatlah keras, dan membuat ngeri siapapun yang mendengarnya.
Wanita itu sudah di pegangi beberapa siswa yang lain menunggu pihak guru datang, tapi usaha mereka semua gagal, tenaga wanita itu lebih kuat.
Atau lebih tepatnya tenaga arwah yang ada di dalam tubuhnya sangatlah kuat. Wanita ini sedang kerasukan. Dia berguling guling ditanah, dan menendang siapa saja yang mencoba mendekatinya.
“Minggir, minggir dek. Jangan dekat dekat kesitu, cepat pindah pindah.” Ucap beberapa senior kepada salah seorang siswa permpuan yang lain, karna posisinya sangat dengan korban yang kerasukan.
“Woy minggir woy, budek lu ya. Itu ntar bisa pindah ke elu. Minggir woy.” Ucap senior lainnya akibat saking geramnya pada gadis itu.
Tak sampai 10 detik kemudian, arwah tersebut langsung menyambar tubuhnya, korban pertama telah jatuh pingsan dan kini giliran korban kedua yang mengamuk, kali ini amukannya lebih dasyat dari yang sebelumnya, 3 orang pria mencoba mengendalikan.
Tapi sia sia juga, gadis kerasukan ini sempat melihatku dengan tatapan mengerikan, seolah dia ingin membunuhku, membuat nyaliku ciut seketika. Aku pun mundur beberapa langkah, untuk menjauhkan tatapan itu.
Tak lama muncul lah guru agama kami dari balik kerumunan orang, dia langsung membacakan ayat ayat al-qur’an, membuat perempuan itu makin kelenjotan dan mengamuk. Dia pun berhasil berdiri dan berlari sangat kencang, membuat semua orang menjerit ketakutan.
3 orang pria tadi pun langsung berlari mengikutinya, wanita itu memanjat pohon angkasia di pojok lapangan, pohon ini tingginya belasan meter, karna cukup tinggi. Dia memanjat dengan sangat cepat.
3 pria tadi juga ikut memanjat pohon tersebut, ketika mereka semua sudah sampai di pucuk pohon, perempuan tadi menjatuhkan dirinya dengan sengaja, seorang pria sempat memegang kaki wanita itu, alhasil mereka berdua terjun bebas dari atas pohon, membuat semua orang menjerit ngeri.
“Aaaaaaaaaaaaaaaa awasssss.” Semua orang yang ada menjerit menyaksikan kejadian tersebut.

“Bruuuuuuuukkkkkkkkkkkkk.” Sepasang manusia tergelepar di atas tanah, dengan posisi kepala mendarat terlebih dahulu, seketika keduanya pingsan di tempat.
Semua orang langsung bergerumul, dan menganggkut keduanya, untuk segera di beri pertolongan. Aku pun berlari meninggalkan lokasi tersebut, aku merasa ada sosok yang memperhatikanku dari jarak dekat, di tambah suasana yang terasa sangat mencekam.
Bahkan aku hingga melupakan Dika akibat rasa ketakutanku, entah kenapa aku sangat takut. Aku pun berlari dan berhenti di bawah pohon angkasia yang lain, karna aku melihat segerombolan lelaki sekelasku.
“Woy kalian pada liat yang kesurupan di seberang sono gak?.” Tanyaku pada mereka semua.

“Liat dari jauh aja tapi.” Jawab Risky.

“Kok kagak diem aja lu Jik?.” Tanyaku pada pria berkacamata, dan juga salah satu murid pintar di kelas kami.
“Woy Jik.” Kataku lagi sambil mengguncang guncang badannya. Dia lalu menatapku tajam, dan mengamuk seketika, bisa kalian tebak Ajik kini sedang karasukan juga, spontan semua teman temanku terkejut dan bingung.

“Jar, Jar gimana ini cok?.” Kata Luki panik.
“Gak tau Ki, sumpah gw takut.” Tanpa sadar aku berlari sekencangnya meninggalkan semua teman-temanku saat itu. Jujur saja ketakutanku sungguh luar biasa saat itu, tidak pernah aku merasakan ketakutan seperti ini sebelumnya.
Keesokan harinya.

Pagi ini Ajik tidak masuk sekolah, orang tuanya berkata dia demam tinggi sehabis kerasukan kemarin. Teman temanku lantas menghujatku habis habisan akibat aku meninggalkan mereka saat iu.
“Anjirr lu Jar, temen susah main tinggal aja lu.” Kata luki saat kami makan siang dikantin.

“Bukannya gitu Ki, sumpah gw takut banget. Pas anak cewek kemaren kerasukan, dia natap gw terus njirr. Si Ajik juga sama, berasa itu arwah ngincer gw.”
“Alah lebay lo.”
Tapi entah kenapa semenjak kejadia itu, hidupku selama seminggu ini tidak tenang. Seperti ada yang selalu mengkutiku kemana pun aku pergi.
Seperti malam kemaren, aku pulang dari warnet pukul 10 malam, karna jaraknya yang tidak jauh dari rumahku aku pun berjalan kaki. Saat berada di jalanan yang cukup sepi terdengar seperti ada yang menyebut nyebut namaku.
“Jarrrrr.” Kutolehkan kepala kebeakang, tak ada orang.

“Jarrrrrrrrrr,,,,,,jaaarrrrrr.” Panggilan kedua dan ketiga kuputuskan mempercepat langkahku.

“Tuuuuukkkkkkk.” Batu kerikil mendarat tepat di kepala bagian belakangku, sponntan aku menoleh dan mengumpat.
“Woyyyy sialan, keluar lu main lempar aja, sakit woyy.” Kataku marah marah.

“,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.” Hening, hampir 5 menit tak ada suara apa apa, bahkan suara pergerakan angin pun tak ada.
Pikiranku pun mulai kemana mana, kupercepat langkahku lagi agar cepat sampai dirumah, gak mungkin hantu ngelempar orang pake batu, pasti tadi manusia. Pikirku.
Di perbaringan kasur, tiba tiba ingatanku terputar untuk mengenang masa lalu. “MISLIANA” tiba tiba nama itu terlintas di kepalaku, apakah dia akan kembali lagi mendatangiku? Apakah dia sudah kembali? Tapi dimana dan seperti apa bentuknya sekarang. Aku sangat pusing memikirkannya.
“Aku disini jar.” Bagaikan suara angin, pelan tapi membuat nyawa berasa hilang seketika.

“Akuu disini jar.” Lagi, suara itu terdengar lagi, aku hanya bisa meringkuk membeku dengan hati bergemuruh, aku sangat takut hingga tidak bisa bergerak sama sekali.
“Brukkkkkkkk.” Terdengar buku pelajaranku terjatuh dari atas meja, tapi aku gak berani menoleh. Seketika udara ruangan terasa sangat dingin, padahal aku sendiri tidak memili pendingin ruangan. Aku hanya memjamkan mataku berpura pura tidur.
“Naaa,,,,naaaa,,,,,naaaa,,,naaaa.” Kali ini suara senandungan wanita yang kudengar, suara itu berasal dari pintu kamar yang kubelakangi. Aku bener bener gak kuat lagi, ingin berteriak tapi tidak bisa.

“Hiksss.....hikssss.”
“Ya Tuhan, lindungi aku, aku sudah tidak tahan lagi.” Ucapku dalam hati, sambil memejamkan mata sekuat tenaga. Karena kini aku mendengar suara tangisan yang tepat berada di depanku, suara itu sangat kuat dan jelas.
“Hikssss......hiksssss.” Sudah 5 menit lamanya suara itu tak kunjung hilang, hingga di beberapa menit berikutnya suara itu baru lenyap. Perlahan ku buka mataku, sangat perlahan. Hingga terlihatlah sosok berbaju putih, rambut sepinggang, wajah pucat,
dan mata juling yang hanya menyisakan putihnya saja. Dia hanya menatapku dingin dan ini terjadi selama satu menit, aku langsung ingat akan sosoknya,
dia adalah hantu yang dulu suka menerorku dirumah, dan sekarang dia tepat berada di hadapanku, kenapa dia bisa kembali lagi, setelah bertahun tahun lamanya.
“Lo siapa?.” Tanyaku dengan sangat gugup, bahkan suaraku gemetaran.

“Apa kamu lupa.” Jawabnya pelan.
“Aku ingat, kamu arwah yang selalu neror aku pas masih Sd kan, sekarang aku sudah besar. Aku tidak takut lagi denganmu. Ngerti!.” Ntah darimana datangnya keberanianku untuk membentak seorang hantu.
“Aku Misliana.” Jawabnya. Seketika keberanianku hilang kembali, aku tak tau apakah aku udah gila, tapi ucapannya terdengar gak masuk di dalam pikiranku, bagaimana bisa dia mengaku sebagai misliana.
“Kamu mungkin gak bisa percaya, tapi benar aku Misliana.” Ucapnya lagi.

“Bukan, misliana itu masih kecil. Dan liat gimana bentukmu, menyeramkan.” Ucapku, aku sengaja tetap berbaring di tempat tidurku dengan mata yang fokus ke hadapannya.
“Aku Misliana, dulu aku memang mengganggumu karena aku sangat kesepian, aku berubah wujud menjadi anak kecil agar bisa berteman denganmu. Kau tau aku selalu ingin pulang ke alam aku, aku ingin menuju keabadian.
Hari dimana rumahmu di beri pagar gaib, aku sangat kesepian, aku tak bisa lagi mengunjungimu dirumah. Aku hanya melihatmu dari jarak yang sangat jauh, ketika pesan terakhirmu di pagar rumah, aku mendengarnya. Aku ada, tapi jauh dari situ, tapi aku mendengarnya.
Kau tahu aku mencarimu kemana mana, aku bisa kembali kesini berkat ayahmu mengunjungi rumah lamamu untuk menjual rumah itu, dan aku menumpang di kursi penumpang mobilnya hingga sampai disini.
Aku melihatmu sudah sangat besar, dan kejadian disekolah itu adalah sosok arwah yang terganggu akibat ulah mesun perempuan yang kerasukan tersebut di toilet kosong di pojok lapangan. Aku melihat semuanya, karna aku mengikutimu.
Semua arwah tak ada yang bisa menerima kehadiranku, bahkan mereka selalu mengusirku. Aku hanya seorang hantu kesepian, hari itu aku pernah bercerita tentang sejarah hutan dan juga gadis yang mati tertimpa pohon kan. Itu adalah kisah sebenarnya tentang diriku.
Aku ingin kembali ke keabadian, bahkan aku tak tau apa yang kucari di dunia ini, hingga aku menderita. Aku ingin kembali, tapi aku tak menemukan caranya. Aku kesini hanya ingin mengucapkan selamat tinggal untukmu, aku akan menjelajah mencari cara untuk pulang."
Tiba tiba sekelebat bayangan itu hilang seketika dari hadapanku, spontan aku bangkit dan berdiri. Memutar mutar tubuhku melihat seluruh isi ruangan, tapi sosoknya memang sudah hilang. Tanpa disadari air mata sudah mengucur di pipiku,
mendengar semua ungkapannya aku menjadi sedih bukan takut. “Miss,,,,misliana,,,,,,MISLIANA.” Tak kunjung ada jawaban juga, dia memang sudah pergi.
Dia mendatangiku hanya untuk menyampaikan pesan itu, lalu pergi menghilang. Semenjak kejadian itu, sosknya memang tidak pernah lagi mendatangiku,
dan aku bersyukur ternyata aku hanya bisa melihat sosoknya saja, tidak dengan sosok makluk lainnya. Untukmu aku hanya bisa berdoa dan berharap jika kau sudah kembali ke pangkuannya.
~End~
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Dongeng Sebelum Tidur

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!