#mwv_BangkaiKKN
Part 4

"Dia Bukan Orang Baik!!!"
Based on True Story

a thread
"Sek, aku wudhu dulu." Ardi pamit ke kamar mandi disusul sama Aris.

"Hubungin raka va.., bilang anna kesurupan, kasih tau eko juga." Kata aris.

Lalu saya segera menelpon raka dan putu menelpon eko, mereka bilang akan segera menuju kesini.
Setelah aris dan ardi kembali dari ambil wudhu, mereka duduk di ruang tengah dan membaca al-quran. Sementara Pak slamet minta diantar randy dengan motor untuk menjemput "orang pintar".

Saya, putu dan bu slamet duduk di kursi teras. Air muka bu slamet terlihat risau.
Dari dalam rumah terdengar suara lantunan ayat suci al-quran dan teriakan marah yang keluar dari mulut anna.

"Evaaa!! Tutup pintunya!!" Teriak ardi dari dalam.
Saya reflek langsung bangun dan berlari kearah pintu untuk menutup, namun sebelum menutupnya, saya sempat melihat kearah luar.. Dan seketika saya terbelalak, Anna sedang gelayutan di kayu kaso! (atap rumahnya memang tidak berplafon, tapi model yg langsung genteng)
dan dari gerak gerik badannya, ia seperti sedang bersiap-siap melompat kearah pintu, seketika saya langsung tutup pintu dan tau-tau "BRAAAKKK!!" pintu rumah yang barusan saya tutup seperti ada yang menabrak.
"Apa itu?" Ibu slamet terlihat panik, putu juga terlihat ketakutan.

"Anna gelayutan bu diatap..." Jawab saya.

"Hah?" Bu slamet membelalakan matanya, dia langsung duduk lagi, seperti lemas semua badannya, "duh gusti, kok bisa begini?"
Putu segera menuangkan air minum ke gelas dan memberikan ke bu slamet, "minum dulu ya bu" kata putu sambil mengelus2 punggung bu slamet.

Dari dalam tidak terdengar lagi suara teriak2 marah dari anna yg kerasukan, hanya ada suara lantunan al-quran yg dibacakan oleh aris dan ardi.
Beberapa saat kemudian dtg raka, eko dan 4 orang anggota kelompok 3 lainnya.

Raka menanyakan kejadian sama saya dan putu, kami menjelaskan mulai dr ketemu anna di pendopo sampai suara sesuatu menabrak pintu.
Akhirnya Raka dan eko masuk ke dalam, jujur sih saya penasaran bgt pengen masuk ke dalam, saya khawatir sama keadaan anna setelah atraksi saltonya di kaso tadi.
"Har, kamu selama serumah dan sekamar sama anna ada ngerasa aneh ga?" Tanya putu ke harina, anggota kel 3 perempuan selain anna.

Harina terlihat bingung, antara mau cerita dan engga. "Udah kaya gini cerita aja har, biar ketauan ini ujung pangkalnya bisa sampe kaya gini." Kt putu
"jujur ya, aku bertemen sama eva dan ardi itu udah kenyang ama hal-hal mistis, tapi baru kali ini aku kesel bgt sama setannya, kebangetan ngerjainnya. Masa gue yang kece gini suruh ngegendong anna dr kuburan ampe sini" putu keliatan kesel banget mukanya.
"Mmm..sebenernya ada yang janggal sama anna, dia kalau balik dari kamar mandi suka aneh dan berubah, kadang suka ngomong sendiri kayak ada teman ngobrol. Cuma kalau aku tegur dia kaya bingung dan ga ngerasa kalau dia itu sebelumnya ngomong sendirian" harina mulai buka suara.
"Terus ada lagi yang aneh?" Tanya saya, karena dari nada bicaranya kaya gantung dan ada kelanjutannya.

Harina terlihat ragu-ragu dan melihat kearah ibu slamet.

"Ga apa-apa mba harina, cerita aja kalau memang ada sesuatu, supaya masalahnya tuntas."
Bu slamet seperti membaca pikiran harina yang ragu-ragu dan sepertinya yang mengganjal harina terikait dengan rumah beliau.

"Bu maaf ya sebelumnya, bukannya harina ga betah disini, harina seneng sama ibu dan bapak yang udah baik sama kami, tapi jujur...
...harina kalau ke kamar mandi suka takut, seperti aja yang mengawasi atau ngintip dari lubang ventilasi.. lalu... ntah mungkin cuma perasaan harina aja bu, kalau malam, depan jendela berisik sekali, seperti banyak suara kera..
awalnya harina pikir hewan-hewan keluar dari hutan kalau tengah malam, tapi kok perasaan harina ga enak, pas tanya ke anna soal suara-suara itu, anna pasti cuma ketawa aja, harina mau tanya ke ibu ga enak."

"Suara kera?" Ibu slamet seperti bingung.
"Yakin kamu denger suara kera?" Tanya enggar, salah satu anggota kelompok 3 juga.

Harina mengangguk, sorot mata dan rawut mukanya terlihat ketakutan. Enggar bertukar pandangan dengan hendra dan baim yang juga anggota kelompok 3,
"harina, kami ga pernah dengar suara kera, kalau kamu bilang berisik sekali, harusnya kami yang kamarnya bersebelahan dengan kalian juga dengar..." Jelas Enggar.

Harina terlihat makin ketakutan, tapi dia hanya diam...
Tiba-tiba aris keluar dari dalam rumah, "pak slamet belum balik?"

"Belum." Jawab saya.

"Maaf bu, apa jauh tempatnya orang pintarnya?" Tanya aris ke ibu slamet.

"Tidak, rumah pak gus ada di pedukuhan 4, harusnya sebentar lagi sampai." Jawab bu slamet.
"Ris, tadi suara apa? Waktu abis aku tutup pintu?" Tanya saya

"Oh.. itu, anna nabrak pintu." Jawab aris.

"Hah? Gimana ceritanya?" Saya kaget karena setau saya sebelum tutup pintu anna lagi gelayutan di kaso.

"Ya, sebelum kamu tutup emang dia td loncat-loncat gelayutan--
--di kaso kaya kera dan memang seperti mau loncat keluar, mangkanya ardi minta tlg kamu tutup pintu, pas kamu tutup pintu dia loncat kearah pintu, tapi udah keburu ketutup. Jadi dia nabrak pintu." Cerita aris.
"Terus gimana kondisi fisiknya? Ada luka ga? Atau ada patah tulang?" Mengingat suaranya kenceng banget dan pintu itu terbuat dari kayu jati solid.

"Ga tau belum ngecek, tapi idungnya berdarah sih, kalau yang dibibir dan dagunya kayanya luka pas jatuh dislengkat putu" Jawab aris,
"abis itu diem aja dia, ga bersuara, ga merintih, tapi tatapannya tetep aneh, aku sama ardi bawa ketengah2 ruangan lagi dan dia diem terus dengan posisi badan tidur, ga ada reaksi apa-apa, sampe raka dan eko masuk dia langsung loncat ke arah mereka dan sama ardi--
--langsung diseblokin air doa yang dari tadi dibacain sama ardi. Dia langsung loncat² kaya kepanasan tapi ga bersuara dan sampe sekarang meringkuk dipojokan, tapi tatapannya tetep liar kaya binatang dan sesekali garuk2 anggota badan dan kalau mau jujur tingkahnya kaya monyet."
Saya ga kebayang seorang anna bertingkah seperti itu. Putu dan harina penasaran dan ngintip-ngintip ke jendela, tapi percuma karena terhalang hordeng vitrase.

Lama juga kami menunggu pak slamet dan randy kembali menjemput orang pintar yang dipanggil "pak Gus" itu.
Sampai lewat waktu ashar, mereka belum kembali juga. Aris menelpon Randy dan infonya mereka masih menunggu pak gus yang katanya sedang mengobati orang.
Lalu jam 5an saya dan putu dipaksa pulang, harina juga ikut ketempat tinggal saya di pedukuhan 1, karena melihat situasi seperti ini ga mungkin harina bisa istirahat..

Aris, enggar dan hendra mengantar kami, mau ga mau kami nurut.
Sampai ditempat tinggal kelompok 1 (putu balik ke tempat tinggalnya di pedukuhan 5), ternyata teman2 kelompok saya sudah ngumpul di ruang tengah paviliun yg jadi tempat tinggal kami, ternyata disitu juga ada pak Trisno dan bu Lastri,induk semang kami.
Saat melihat saya, bu lastri serta merta memeluk saya, "ya Allah.. gusti.. syukur kamu ga apa-apa ndu".

Sepertinya, baik pak trisno, bu lastri dan anggota kelompok saya sudah tau insiden di dukuh 3 yang menimpa Anna.
Aris dan enggar yang mengantar saya dan harina pamit balik lagi ke dukuh 3. Sementara itu yahya dan reza (anggota kelompok 1 lainnya) ikut serta, sedangkan andreas tetap disini untuk menemani anggota perempuan yg mulai gelisah dan takut.
"Memang gimana kejadiannya mba eva?" Tanya pak trisno

Saya menceritakan insiden yang dialami anna sedetail mungkin, karena bisa jadi pak trisno atau ibu lastri tau sesuatu.
"Dari saya kecil, memang pedukuhan 3 itu sarat aura mistisnya kental dan kejawennya masih kuat sampai sekarang." Kata pak trisno.

"Pak, kata pak slamet, katanya pernah ada dukun teluh di pedukuhan 3?" Tanya saya.
"Lah iya, dukun teluhnya itu mbahnya pak slamet! Orang dulunya manggil beliau mbah Mar. Tapi anak cucunya tidak ada yg nuruni ilmunya, jadi katanya pegangan dan peliharaannya mbah mar ini banyak yg berkeliaran dan tertinggal di sekitar dukuh 3 itu." Kata pak trisno.
Pernyataan Pak Trisno sontak membuat kami sadar akan satu hal.... sebuah bangkai tersembunyi yang coba dikubur pak Slamet dari kami..
Ternyata memang dari awal pak slamet tau sesuatu, mangkanya dia kekeh banget mencegah aris, ardi dan randy untuk membopong anna. Kalau kondisi normal ga mungkin bisa se tega gitu liat perempuan nyeret-nyeret orang yang ga bisa jalan gitu..
Sampai larut malam, aris, reza dan yahya belum kembali. Di sms ga ada jawaban, akhirnya kami memutuskan untuk masuk kamar dan tidur, walaupun judulnya tidur, tapi tidak ada satupun dari kami yang matanya terpejam karena gelisah.
Hingga tanpa terasa, adzan subuh berkumandang, saya buru-baru bangun, mandi dan sholat. Waktu matahari sudah terang saya dan harina berboncengan menuju pedukuhan 3.
Sementara itu teman-teman yang lain bersiap-siap untuk menjalankan program kkn yang sudah dijadwalkan, karena gimana pun the show must go on, karena kami terikat deadline dan batas waktu.
Sepanjang jalan menuju pedukuhan 3 sesekali kami berpapasan dan bertegur sapa sama penduduk yang mulai beraktifitas.

"Nuwun sewu mbah" tegur saya kepada seorang nenek-nenek berbadan bungkuk, berkebaya dan berkain batik lusuh yang berdiri ditepi jalan yang kami lewati.
Nenek itu hanya diam dan memandang kami saat kami melewatinya.

Saat memasuki pedukuhan 3, suasana lembab, dingin dan berat yang membuat sesak nafas kembali terasa. Matahari sudah cukup tinggi tapi suasana dipedukuhan ini masih cukup remang dan gelap akibat tertutup rimbunnya--
--pohon-pohon bambu yang berjejer sepanjang jalan setapak yang lewati.

Terdengar saut-sautan suara hewan hutan yang lama-lama terdengar seperti suara kera.

"Harina,kamu jangan bengong ya, kok diem aja?" Saya mengajak ngobrol harina yg drtd kami berangkat ga kedengeran suaranya.
"Aku ga bengong, aku drtd baca ayat kursi va, takut va." Jawab harina. "Insya allah ga kenapa-kenapa har, terusin aja baca-bacanya" saya mencoba menenangkan.

Lalu kami berpapasan sama seorang nenek berbadan bungkuk, berdiri dipinggir jalan dibawah pohon bambu yang rimbun lebat.
Rasanya saya familiar sama nenek ini. "Nuwun sewu mbah" saya menegurnya sambil menganggukan kepala sedalam mungkin. Nenek itu hanya diam dan melihat kami berlalu. "Kamu permisi sama siapa?" Tanya harina.

...
Kok harina tanya begitu, bukannya tadi ada nenek2 ya? Lalu saya reflek ngintip spion dan ternyata tidak ada siapa2. Mungkin nenek itu sudah jalan ntah kemana, pikir saya, tapi rasanya saya benar2 familiar sama nenek itu.
"Tadi kan ada nenek-nenek penduduk har." Jawab saya mencoba memancing.

Hening sejenak tidak ada jawaban dari harina, lalu dia berkata dengan suara berbisik, "va, sejak kita masuk pedukahan 3 kita ga ketemu siapa-siapa..."
Seketika bulu kuduk saya berdiri, saya mencoba mengingat lagi, kenapa saya merasa familiar sama nenek itu. Dan akhirnya saya teringat salah seorang penduduk yang saya tegur, ternyata sebelum memasuki pedukuhan 3.
Ya! Itu orang yang sama dgn respon yg juga sama! Kesimpulannya, nenek itu bukanlah orang beneran. Kalau beneran ga mungkin kan nenek2 dengan kondisi bungkuk bisa jalan lebih cepat dari motor?? Saya langsung tancap gas dan ga celingukan kanan kiri, daripada salah negor lagi kan.
Kami sampai di rumah Pak slamet. Dari arah dalam rumah, terdengar teriakan seperti hewan marah. Sekitar 3 orang warga yg saya tidak kenal duduk di teras bersama aris dan eko.
Muka aris dan eko terlihat capek, begitu melihat saya dan harina memarkir motor aris langsung berdiri.
"Kamu harusnya jangan balik dulu kesini." Kata aris.

Saya lihat ada beberapa cakaran di tangan, muka dan leher aris dan yang paling ketara ada luka yg cukup dalam berbetuk gigitan di tangannya.

"Aku mau ganti baju." Kata harina.
"Tapi anna masih belum sadar, makin parah malah. Kamu juga ga bakal bisa masuk, harusnya kamu pinjam baju siapa kek disana." Kata aris.

"Tadi kamu disms ga bales. Jadi aku anter aja kesini." Saya membela harina. "Hpku rusak,ancur lebih tepatnya, diinjek2 sama anna." Kata aris.
Lalu beberapa saat kemudian, samar-samar tercium bau bakaran menyan dan dupa dr dalam rumah.

"Kok ada bau menyan kayanya ris?" Tanya saya sambil hidung terus mengendus-endus.

"Pak Gus pakai metodenya masih kejawen bgt va. Dari kemarin yg rasukin anna ditanya siapa,--
--mau apa, minta apa ga jawab, cuma bilang 'dia punya saya, jangan ada yg berani ambil dan sentuh' pakai jawa lumayan alus." Jawab aris.

Dikejauhan, suara bising kera terus bersaut-sautan, bahkan makin berisik dan seakan mendekat dalam pendengaran saya.
Kata hati saya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres, tapi saya ga tau apa dan saya juga ga tau harus gimana.

"Ya udah, kamu balik sana." Kata aris.

"Harina, kamu pinjem bajuku aja? Kayanya kita masuk buat ke kamar kamu ga bisa." Saya berbicara sama harina.
"Ya udah terserah deh va." Harina pasrah.

Saat saya dan harina mau naik motor, tiba-tiba saja terdengar seperti suara benda berat yg pecah!
"Astagfirullah.. itu apaan ris?" Saya berlari mendekati rumah menyusul aris yang sudah lebih dulu berlari.

Eko dan 3 orang warga yang duduk di teras sudah berdiri sambil berusaha molongok2 kedalam lewat jendela tapi usaha gagal krn ada hordeng vitrase yg menghalangi pandangan.
Suara teriakan marah masih terdengar berbarengan dengan suara seorang lelaki yg tidak saya kenal membaca sesuatu berulang-ulang dengan bahasa yang asing buat saya, mungkin seperti mantra.
Bau menyan dan dupa makin santer dan diluar sini suara binatang seperti kera makin keras dan ramai.

"Pak mohon maaf, di hutan sini memang banyak kera ya pak?" Saya bertanya ke salah satu warga.

Mendengar pertanyaan saya mereka saling bertukar pandang satu sama lain.
Mereka seperti bingung dan ragu.

"Jujur mba, saya juga bingung, setau saya di hutan sini tidak ada kera, jadi saya juga bingung dan ketakutan, suara kera banyak sekali tapi tidak ada wujud kera yg keliatan satu pun." Jawab salah seorang warga, sebut saja namanya pak Toyib.
"Anu, tapi konon katanya salah satu peliharaan mbah Mar itu kera siluman. Mba Anna yang keserupan juga bertingkah seperti kera. Apa mungkin ini karena peliharaan mbah mar?" Mereka mulai saling berspekulasi.
Mbah mar, nama ini pernah disinggung sama pak trisno yang konon katanya berprofesi sebagai dukun teluh dan pak slamet masih keturunan beliau... Apa semua ini ada hubungannya? Tapi kenapa harus Anna???
.
.
...

"BRAAAKKK!!!"
Belum selesai saya berpikir dan mengkait-kaitkan semua peristiwa, tiba-tiba kami dikagetkan dengan suara pintu yang terbelah dua dan terlihat anna meloncat keluar dari pintu.
Aris yang berada paling dekat dengan pintu reflek menangkap anna, menjatuhkannya kelantai dan menahannya dengan badan agar tidak bergerak. "Pak.. pak.. tolong pak, tenaganya kuat sekali pak" Kata aris yang sepertinya sudah kewalahan dan mencapai limit batas tenaganya.
Dari dalam, raka, enggar dan yahya berlari membantu menahan, begitu juga eko dan 3 orang warga yang ada di teras tadi.
"Uuuukkkkk... aaaarrrrggghhhh... uukkk.. aauuuukkk.."
keluar racauan tidak jelas dari mulut anna, saya tidak paham apa, tapi dari intonasinya bisa terbaca kalau dia marah.
Anna diseret paksa masuk kedalam, anna terus memberontak dan 7 orang pria dewasa yang menahan dan menyeretnya terlihat sangat kewalahan.

Harina mencengkram erat lengan saya, saya merasakan keringat dingin ditelapak tangannya,
Dia ketakutan dan pasti dalam hati dia nyesel balik lagi kesini hanya sekedar untuk mengganti baju.

"Harina, kita disini ga apa ya, aku takut kalau kita jalan hanya berdua malah kejadian makin aneh." Saya mencoba bicara sama Harina.
jujur saya malah lebih ngeri kalau saya jalan pulang hanya berdua dengan harina, suara kera diluar sana yang makin kencang dan bersaut-sautan dan juga papasan sama nenek bungkuk tadi membuat feeling saya ga enak.
Paling ga, kalau memang harus kembali, mungkin saya akan minta tlg penduduk asli untuk mengantar kami keluar dari dukuh 3 ini.

Harina mengangguk pasrah, mukanya pucat dan dia masih mencengkram erat lengan saya. Mungkin ini pengalaman pertamanya menghadapi hal2 seperti ini.
Tak lama, kami melihat aris dan randi membopong ardi keluar rumah. Ada darah mengalir cukup deras dari kepalanya, dan ada memar biru kehitaman ditangan kanannya.

"Ya Allah ardi!.. ardi kenapa????!" ucap saya setengah menjerit.
Part 4 -END-

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with mwv.mystic

mwv.mystic Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mwv_mystic

11 Sep
#mwv_bangkaiKKN
Part 5

"Ini Kemauannya Sendiri"
Based on true story

a thread Image
"Ya Allah ardi!.. ardi kenapa?" Saya reflek langsung ikut menuntun ardi duduk diteras.

"Ardi ketiban lemari buffet waktu anna loncat tadi" jawab randy.
"Va titip ardi, aku sama randy jagain pintu, takut anna kabur keluar lagi. Bisa panjang urusannya kalau lagi keadaan gitu dia lari ke hutan." Kata aris, lalu dia dan randy bergegas berdiri depan pintu.

Yang pertama dalam pikiran saya adalah membersihkan luka ardi,
Read 51 tweets
4 Sep
#mwv_BangkaiKKN
Part 3

"35 Hari Itu Dimulai Dari Sekarang!"
Based on True Story

a thread
Seminggu kemudian kami memulai kegiatan KKN, pada minggu pertama tidak ada kejadian yang aneh, dan pak trisno bersikeras melarang kami melewati areal kebun tebu dan mewanti-wanti jika ke wilayah pedukuhan 3 sering-sering permisi dan jangan bengong.
Masuk minggu ke-2, itu jadwal dari kami anak sosial untuk mengurus pengalihan fungsi tanah desa menjadi ipal, pertama-tama kami mensurvei lokasi tanah tersebut yang terletak di wilayah pedukuhan 3.
Read 75 tweets
1 Sep
#mwv_bangkaiKKN
Part2

"Kalian Yakin Kita KKN Disini?"

-based on true story-
a thread
Ada apa dengan desa ini?..

Saya melirik ke arah putu, tapi sepertinya putu ga dengar percakapan mereka, dia lagi asyik dengerin lagu dari hp pakai headset, syukurlah.. kalau dia denger saya khawatir dia jadi kebawa takut sama omongan raka.
"Jangan penasaran, ga usah ngecek-ngecek kebelakang kamu." Tiba-tiba aris berbisik ketelinga saya sambil pegangin lengan saya.

Saya tertawa, ini orang tau aja kalau saya penasaran, "woh, aris sekarang bisa baca pikiran.. kereeenn!"
Read 69 tweets
28 Aug
#mwv_BangkaiKKN
Part 1
Kesan yang Buruk

based on True Story
a thread
Assalamualakum,

Eva alias E narsum ancaman bagi keluargaku dan teror dikota pelajar kembali lagi, mudah-mudahan ga bosen sama cerita saya yaa.. Untuk yang baru bergabung, salam kenal dari saya.
Kali ini saya akan bercerita pengalaman saya selama KKN dan semua penokohan dan lokasi saya samarkan ya demi menjaga privasi orang-orang bersangkutan.
Read 67 tweets
27 Aug
Sebuah Catatan Kegiatan KKN
"BANGKAI TERSEMBUNYI"

Narsum : Eva
Based on True Story

a horror thread
Membaca judulnya, mungkin akan banyak mengira ini diangkat karena hype KKN Desa Penari @SimpleM81378523 yg pernah booming beberapa waktu lalu. Tapi enggak kok, kisah ini sudah dibagikan di Instagram pada 2017 silam, dan gw akan angkat lagi disini. (Dan sumber IG gw arsipkan dulu)
Kisah ini merupakan lanjutan dari kisah sebelumnya, yakni Teror Kota Pelajar. Buat yg baru bergabung dan belum sempat membacanya, kalian bisa baca dulu disini. Karena akan ada beberapa orang di cerita tersebut yg akan berperan lagi di kisah kali ini.

Read 6 tweets
26 Aug
Pengalaman Cleaning Service Rumah Sakit Lavalette, Malang

Based on True Story
a thread
Rumah sakit, lokasi yg sering jadi salah satu hal menakutkan bagi sebagian orang. Ada kisah bahagia, haru, hingga duka yang mendalam terjadi di dalamnya. Ada kelahiran, ada kesembuhan, ada juga kematian disaksikan oleh bangunan ini.
Bbrp rumah sakit di Indonesia memiliki rumor tersendiri yg cukup menjadi bahan pembicaraan, yakni kesan angker atau bahkan pengalaman mengerikan orang2 yg pernah bekerja/berada disana karena dirawat.
Read 82 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!