Knp judi dilarang tp hidup (nikah, bekerja, berwarga negara dll) tak dilarang? Bukankah nikah itu jg judi.. kita tak tahu pasti nantinya suami/istri sakit2an/tidak dll. (Nyambung utas)
Jangan2 togel itu dilarang hanya karena terang2an itu judi, sedangkan nikah, bekerja, memilih jadi warga negara A/B/...Z tidak terlalu terang2an sebagai judi.. hanya dgn kepekaan tingkat tertentu kita merasakannnya sbg “judi”, termasuk saat nyoblos di Pemilu? Syukron..
Pertanyaan lanjutan, adakah orang yang tidak pernah melempar dadu dalam hidupnya? Harfiah maupun metafora “dadu” tersebut.
Mohon maaf, apakah ustadz @Ayang_Utriza tidak melempar “dadu” ketika memutuskan mengajar agama di Belgia?
Saat Gus @na_dirs memutuskan mengajar di z Negeri Kanguru, saat Bib @Husen_Jafar memutuskan menggaet @TretanMuslim dll untuk mendekatkan kaum milenial ke agama... apakah itu tak termasuk melempar “dadu”? Begitu pun saya
Saat enak udah hampir 8 tahun saya kerja jadi wartawan di Kompas, bulan depannya ud akan dapat jatah mobil dan rumah, tapi kuputuskan pamit menggelandang jadi seniman yg saat itu belum pasti sukses/tidak.. apakah saya tidak melempar “dadu”?
Atas dasar itu, orang2 spt saya dan Sampeyan semua yg saya hormati Gus @na_dirs Bib @Husen_Jafar Tadz @Ayang_Utriza dan Yai @Haidar_Bagir .. landasan filsafat/moral apa yg sah membuat kita melarang orang melempar dadu. Matur nuwun. Plong . Heuheuheu
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
[THREAD] 1) Ngomong2 soal demo #buruh , di #RepublikJancukers tak pernah ada demo #buruh. #Buruh -2 di sana tak sempat demo sebab ud sibuk pacaran dgn jajaran direksi dan komisaris perusahaan. Negara mem-fasilitasi pertumbuhan cinta mereka.
2) Maaf, kok mau2nya para direksi/komisaris perusahaan di #RepublikJancukers pacaran ma #buruh? Sebab direksi/komisaris di sana kayanya banget, ndak nanggung. Pergaulan mrk dgn kalangan jetset dunia seperti Paris Hilton dan Gong Li. Lama2 mereka bosen dan ingin pacaran ma #buruh.
3) Bau badan dan gestur2 #buruh dianggap lebih alami dan sorgawi oleh para direksi/komisaris perusahaan yang kayanya nggak nanggung di #RepublikJancukers. Entah kalau kayanya nanggung spt di negerimu. Timbul problem. Suatu hari #Buruh -2 yang bosen ke jajaran direksi/komisaris.
[THREAD] 1) Bila betul orang Palembang sampai harus ikut kursus bikin mpek2 dan bayar, mungkin ini kesalahan penerapan Tri Dharma PT. Harusnya urutannya 1) Pengabdian pd masyarakat, yaitu milenial melebur dan mencatat 2) Meneliti catatan itu 3) Mengajarkan hasil penelitian itu .
2) Milenial tidak datang ke masyarakat dgn hasil ajaran dan penelitian kampus. Tp betul2 hanya bergaul dan mencatat. Jam berapa nelayan bangun. Knp ada sapu ijuk terbalik di sampan2. Knp bambu utk bahan bangunan mesti direndam 35 hari di air yg mengalir. Gmn cara bikin Mpek2 dll
3) Milenial mencatat aja. Ndak usah mbagusi dgn mengajarkan ini itu dari kampus. Knp naik pohon kelapa lbh dari sekali per hari itu pamali. Knp kalau ada 2 ayam betina tarung pertanda akan ada tanah longsor di sekitarnya. Nyatet aja ngak usah sledrang-sledreng bawa ilmu kampus
1) Yth, Pak Kapolri Jend Pol Idham Azis, jk betul Polri akan nindak para penghina pemimpin tanpa delik aduan yg merasa dihina, izinkan sy nguda rasa via [THREAD] ini bhw, salah langkah dikit aj, aturan ini malah kontra produktif berupa cibiran, tidak di mulut/medsos, tp di hati.
2) Temen2 hukum banyak yg mengingatkan, jangankan para pemimpin bawahan, bahkan pucuk pemimpim yaitu presiden saja sudah bukan lagi simbol negara. Penghinaan terhadap mereka baru menjadi kasus hukum bila ada aduan dari mereka, persis yg berlaku terhadap rakyat biasa.
3) Tapi sudahlah, itu soal hukum. Saya ndak paham, dan pasti jajaran Bapak juga sudah melakukan kajian hukum terhadap canangan langkah untuk menindak para penghina pemimpin ini. Izinkanlah saya cuma mau ber-ini-itu soal rasa, Pak Kapolri.
[THREAD] 1) Segala yg ada termasuk seni rupa di video ini, kasus Corona dll, tak pernah tampil pada kita sbg realitas apa adanya di luar kita. Mereka tampil menjadi “realitas” di benak kita melalui pancaindra, persepsi dll yg hampir selalu mengecoh kita kalau kita tak WASPADA.
2) Yg kamu cium pada bibir kekasihmu walau ciuman itu fisik dan nyata, bukanlah realitas apa adanya ttg bibir kekasihmu, tapi “realitas” yg ada di benakmu ttg bibir kekasihmu. Di benakmu, bibir kekasihmu masuk melalui pancaindra, persepsi, khayalan, obsesi, harapan2 dll. .ya
3) Yg mengecoh realitas di luar apa adanya menjadi “realitas” di benak itu bukan saja pancaindra. Pikiran yg mengandung persepsi, harapan, obsesi dll juga kerap mengecoh realitas di luar menjadi “realitas” dalam dirimu. Begitu juga soal buzzer, bola, Corona, Agama, Tuhan dll
Yth, Bapak Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, dan dengan segala empati kepada murid-murid yang meninggal, luka-luka, traumatis dan lain-lain dari peristiwa susur sungai, beserta keluarganya, izinkan saya jujur bahwa agak terusik melihat guru-guru tersangka itu digunduli ..
Digunduli dan diarak seperti pesakitan tertentu.
Saya tak pernah terdidik sedikit pun ilmu kepolisian, sehingga bisa saja pendapat yang ini keliru: Rasanya, tidak mungkin guru-guru tersangka itu punya niat jahat sejak awal, berbeda dengan, misalnya, guru yang memerkosa muridnya.
Pada kasus perkosaan guru ke murid, patut diduga ada awal niat jahat.
Tapi, rasanya, yg terjadi pada kasus susur sungai ini bukan adanya niat jahat sejak awal dari para guru tersangka. Barangkali yang ada adalah kelalaian. Patutkah mereka diperlakukan seperti pesakitan tertentu?
Kurawa salah krn membakar Pandawa selagi tidur. Tp, Pandawa pun salah. Mrk memanipulasi 5 gelandangan, menggantikan mrk tidur di ruang yg menurut telik sandi akan dibakar Kurawa.
Spt pesan2 leluhur via wayang, mari tak hitam putih melihat apa pun, termasuk situasi akhir2 ini.
Kelima jasad hangus yang dimanipulasi Pandawa dan dibakar Kurawa itu adalah para gelandangan saudara & ortu Bambang Ekalaya. Ekalaya kelak menjadi pemanah yg lebih ulung drpd Arjuna. Agar Arjuna tetap unggul, Ekalaya dipotong tangannya oleh Durna, gurunya yg jg guru Arjuna.
Siapa yg meminta Ekalaya dilumpuhkan kemampuan memanahnya oleh Durna? Pandawa! Permintaan pertama mereka belum cukup: Agar Durna men-DO Ekalaya dari Kampus Sokalima. Krn setelah di-DO, Ekalaya malah makin pandai memanah