Kutertawa sendiri memandangi layar ponsel di genggaman tangan. Membaca komen dari kawan-kawan di grup aplikasi hijau, saling berbalas dengan candaan yang semakin seru. Mood-ku tetiba hilang saat Fitri, anak semata wayangku
yang berusia tiga tahun merengek di sebelahku. Ia meminta makan, padahal baru sejam yang lalu aku baru menyuapinya. Dengan wajah kesal kuambil roti sobek cokelat di atas nakas sebelah ranjang.
Lantas, melanjutkan aktivitasku mengintip obrolan. Sebab, aku tak mau ketinggalan jauh, sembari kembali merebahkan diri di kasur.
Selang beberapa menit, Fitri kembali datang dengan tangan penuh cokelat. Ia meminta minum karena cegukan yang menganggu, aku berdecak melihat mulutnya yang belepotan.
Ia juga meminta mandi, kusuruh ia mengambil minum sendiri di dispenser ruang tengah, kulihat ia sedikit kecewa, namun segera berlalu pergi.
Setelah notif di ponsel mulai sepi, kuberanjak mencari keberadaan Fitri. Emosi mulai naik saat melihat lantai penuh dengan cokelat, air pun menggenang di bawah dispenser membuatku berteriak keras. "Fitri!"
kususuri ruangan depan dan belakang. Namun, tak kutemui juga si centil itu. Dengan omelan panjang, aku menggerutu sendiri. Kubersihkan perlahan sisa-sisa roti dan air akibat ulah anakku.
Aku baru teringat bahwa tadi ia meminta mandi. Segera aku menuju kamar mandi dan membuka pintu kasar. "Fitriiiii ...!!" Sontak aku histeris menemukan jasad anakku yang sudah terbujur kaku tenggelam dalam bak mandi.
Tamat
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Tiga bulan sejak di PHK dari pabrik kemasan, aku mulai berusaha mencari pekerjaan baru. Namun, hingga sampai saat ini aku masih juga menjadi pengangguran. Uang pesangon yang hanya 15 juta nyatanya sudah hampir habis.
Namaku Fendy, lelaki 30 tahun. Istriku adalah seorang guru sekolah swasta yang gajinya nggak sampai sejuta. Aku tak mempermasalahkannya, karena bagiku menjadi seorang guru adalah sebuah tugas mulia, apalagi istriku sangat menyukai anak-anak.
Seorang gadis yang rela menikah dengan sahabat sang ayah, demi baktinya untuk membayar hutang ayahnya, hingga ia harus rela kehilangan janin yang belum sempat dilahirkannya untuk dijadikan tumbal.
Malam ini dengan jengkel tapi pasrah aku menuruti keinginan ayah untuk menikah dengan lelaki tua itu, dia sudah beristri dan mempunyai seorang anak lelaki yang sebaya denganku.
Yah ... Aku akan menjadi madu untuk istri pertamanya.
Aku Ani, bulan agustus ini umurku memasuki usia 19 tahun, kulitku kuning langsat, rambut sedikit ikal dan badanku lumayan berisi dengan tinggi yang lumayan semampai, hidungku tak begitu mancung dan ada tahi lalat di sisi kanan nya, kata Ibuku tahi lalat di hidung adalah