KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 34

Pemimpin seluruh pasukan ini adalah Abu Sufyan dengan kesepakatan bahwa jika sudah tiba di Madinah tampuk kepemimpinan akan digilir setiap hari kepada setiap pemimpin suku yang lain.
Orang-orang Mekah termasuk anak-anak dan kaum wanitanya bersorak-sorai mengiringi kepergian pasukan raksasa itu. Abu Sufyan kini bisa tersenyum.
"Muhammad dan Madinah akan tumpah," pikir Abu Sufyan.
"Tidak ada suatu kekuatan pun yang bisa membendung pasukan sebanyak ini. Cuma dua pilihan bagi Muhammad, bertahan sampai mati di kotanya atau pergi mengungsi ke tempat yang jauh!"
Ketika mengetahui keberangkatan pasukan musuh, kaum muslimin merasa amat terkejut. Kini seluruh kabilah Arab sudah bersatu untuk memusnahkan mereka.

Apa yang harus dilakukan kaum muslimin rasanya sudah tidak mungkin melawan dengan ke luar kota seperti pada perang Uhud.
Kini jumlah lawan yang datang lebih banyak lagi, tiga kali lipat dari dahulu yang mereka hadapi. Ribuan manusia bersenjata lengkap ditunjang dengan barisan berkuda dan unta tak mungkin dihadapi dengan cara berhadap-hadapan muka secara langsung.
Rasulullah ﷺ segera mengajak para sahabat berunding. Semuanya sepakat bahwa mereka harus bertahan di Madinah tidak ada cara lain. Namun itu saja belumlah cukup,
sebab pasukan musuh sebesar itu akan mampu merebut rumah demi rumah dan jalan demi jalan di Madinah yang akan dipertahankan kaum muslimin. Apa lagi keberadaan kaum wanita anak-anak dan orang orang tua akan menambah beban pasukan yang bertahan.
Seorang sahabat Rasulullah ﷺ akhirnya menemukan jawabannya.

"Ya Rasulullah" demikian sahabat itu mengajukan usul.

"Dulu jika kami orang-orang Persia sudah dikepung musuh, kami membuat parit di sekitar kami."
Orang yang mengajukan usul itu adalah Salman Al Farisi. Salman si orang Persia. Usul cerdik itu segera diterima oleh Rasulullah ﷺ, dan para sahabat segera mulai menggali parit di sekitar kota Madinah.
Jumlah kaum muslimin ada 3000 orang, setiap 10 orang ditugasi menggali parit sepanjang 40 Hasta. Karena itulah Perang ini disebut perang Khandaq atau perang Parit atau perang Ahzab atau Perang sekutu.
Disebut Perang sekutu karena pasukan yang dihadapi kaum muslimin adalah pasukan persekutuan beberapa Kabilah Arab.

Maka dimulailah perlombaan itu. Manakah yang lebih dulu kaum muslimin menyelesaikan parit ataukah pasukan ahzab tiba di Madinah.
Menyadari bahwa waktu sangat penting dalam keadaan ini, semua orang pun bekerja keras.

Rasulullah ﷺ sendiri terjun dalam penggalian itu, begitu kerasnya Rasulullah ﷺ ikut bekerja, seorang sahabat bernama Al Barra bin Azib berkata:
“Pada waktu perang Ahzab Saya melihat Rasulullah ﷺ menggali parit dan mengusung tanah galian sampai saya tidak dapat melihat dada beliau yang berbulu lebat karena tebalnya tanah yang menempel dan melumurinya.”
Kaum Muhajirin dan Anshor bekerja sambil melantunkan syair penuh semangat. 'Kami adalah orang-orang yang telah berbaiat kepada Muhammad untuk setia kepada Islam selama kami masih hidup.'
Ucapan ini dijawab oleh Rasulullah ﷺ. “Ya Allah Sesungguhnya tiada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka Berkatilah kaum Anshor dan Muhajirin.”
Tiba tiba di suatu bagian, galian tertunda karena ada sebuah batu besar yang begitu kuat dan tak bisa dipisahkan oleh para sahabat. Mereka pun melapor:

"Rasulullah, sebuah batu menghambat kelancaran kami dalam penggalian parit."

"Biarkan aku yang turun," sabda Rasulullah ﷺ.
Beliau pun turun dan menghancurkan batu sambil mengucapkan "Bismillah, ...." Batu yang keras itu pun hancur seperti pasir.

Pada saat itu Allah memberi Rasulullah ﷺ penglihatan tentang masa depan kaum muslimin.
Roti dan Kurma

Setelah pukulan pertama Rasulullah ﷺ bersabda, "Allahuakbar! aku diberi kunci-kunci Syam. Demi Allah aku benar-benar bisa melihat istana-istana yang bercat merah saat ini."
Setelah itu, beliau menghantam untuk kali keduanya batu keras yang tersisa sampai sebagiannya hancur menjadi pasir. Saat itu, Rasulullah ﷺ bersabda,
"Allahu akbar aku diberi tanah Persia, demi Allah saat ini aku bisa melihat istana Madain yang bercat putih."
"Bismillah... sambil mengucapkan itu Rasulullah menghantam sisa terakhir batu itu sampai hancur menjadi pasir. Beliau bersabda:
"Allahu akbar! aku diberi kunci2 Yaman. Demi Allah dari tempatku ini aku bisa melihat pintu2 gerbang Shan'a”

(Tentang Kota Shan’a,pernah saya kisahkan)
Di kemudian hari, setelah Rasulullah ﷺ wafat semua negeri yang beliau sebut itu takluk dalam pelukan Islam.

“Persia (syam) negeri para ilmuan muslim
Hadramaut Yaman kota para wali”
Saat menggali Rasulullah ﷺ mengganjal perut beliau dengan 2 buah batu untuk menahan lapar. Para sahabat yang lain pun melakukan hal yang sama. Melihat ini Jabir bin Abdullah meminta izin kepada Rasulullah ﷺ untuk pulang sebentar. Sampai di rumah Jabar bertanya kepada istrinya.
"Aku tidak akan membiarkan Rasulullah kelaparan. Apakah kamu mempunyai sesuatu?

"Ya aku punya gandum dan seekor anak kambing."

Kemudian Jabir memasak daging kambing dalam priuk dan memasukkan tepung gandum ke dalam pembakaran roti. Setelah itu ia menemui Rasulullah dan berkata:
"Ya Rasulullah aku ada sedikit makanan. Datanglah engkau bersama seorang atau dua orang sahabatmu."

Rasulullah ﷺ bertanya: “berapa banyakkah makanan itu?"

Jabir menyebutkan jumlah makanannya yang sedikit itu. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Itu cukup banyak dan baik. Katakanlah kepada istrimu jangan diangkat masakan itu dari atas tungku dan jangan mengeluarkan roti dari bahan bakarnya, sebelum aku datang ke sana,"
Kemudian Rasulullah ﷺ memanggil para sahabat Anshar dan Muhajirin. "Wahai para penggali parit mari kita datang, sesungguhnya Jabir memasak makanan besar.”

Mendengar itu, Jabir sampai mengangakan mulut.
Bagaimana makanan sedikit itu cukup buat seluruh orang? Ternyata makanan itu cukup untuk membuat semua orang kenyang, bahkan masih tersisa.
Pada saat lain, Rasulullah ﷺ juga membagikan setangkup kurma kepada begitu banyak orang.

Masya Allah
Serangan Gencar

Dalam penggalian itu orang-orang munafik menunjukkan rasa enggan, mereka sengaja menampakkan diri seperti orang lesu dan tidak memiliki kemampuan. Banyak yang diam-diam melarikan diri ke rumah masing-masing.
Sementara setiap Sahabat Muslim pasti meminta izin kepada Rasulullah ﷺ jika mempunyai suatu keperluan. Kemudian setelah selesai kembali lagi bekerja pada penggalian.
Parit telah selesai digali, ketika pasukan musyrik datang. Melihat jumlah musuh sebesar itu orang-orang munafik dan mereka yang lemah jiwanya seketika menggigil ketakutan. Mereka langsung berprasangka buruk kepada Allah dan rasulnya sampai mereka berkata dalam hati:
"Allah dan rasul-nya tidak menjanjikan kepada kami selain tipu daya."

Pasukan musyrik terkejut sekali ketika melihat ada parit yang terlalu lebar di depannya untuk diseberangi.
Ini perbuatan orang pengecut! Jadi mereka sambil berputar-putar mencari rongga parit yang sempit untuk dilompati, Amarah mereka menggelegak bukan main. Belum pernah dalam sejarah peperangan orang Arab melakukan strategi seaneh ini.
Sambil tersenyum, pasukan muslim mewaspadai gerakan musuh. Dengan tangkas mereka menghujani anak panah, lawan yang mencoba mendekati parit.
Kemudian muncul sekelompok penunggang kuda Quraisy yang tangguh. Mereka adalah Amir bin Abdul Wudd, Ikrimah Bin Abu Jahal, Dhirar bin Khattab dan lain-lain. Dengan nekat mereka terjun ke parit dan berhasil sampai ke seberang.
Namun Ali bin Abi Thalib dan beberapa orang muslim mengepung tempat itu. Melihat Ali bin Abi Thalib, Amir bin Abdu Wudd yang pemberani, menantang duel. Ali pun menghadapinya.
Mereka berputar-putar dan suara denting pedang beradu demikian kerasnya, masing-masing memekik nyaring ketika mereka saling menebas dan menangkis.
Ali bin Abi Thalib berhasil merobohkan musuhnya. Kaum muslimin yang lain berhasil mendesak para prajurit Quraisy ke tepi parit sehingga mereka mundur tunggang langgang.
Ikrimah bin Abu Jahal sampai meninggalkan tombaknya melihat serangan ganas para prajurit muslim.
Ketika dalam keadaan segenting seperti itu, lagi-lagi kaum muslimin dikhianati

Ketika Rasulullah ﷺ berhijrah ke Madinah ada tiga kelompok Yahudi di kota itu, mereka adalah:
Bani Qainuqa, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah.
Namun, akibat ulahnya sendiri Bani Qainuqa dan Bani Nadhir terusir dari Madinah.
Kepada pemimpin Bani Quraizhah inilah Huyay bin Khattab pemimpin Bani Nadhir datang menghasut.
Kaab bin Asad Al Quraizhy pemimpin Bani Quraizhah akhirnya membukakan pintu bentengnya setelah Huyay menggedor berkali-kali.
"Kaab, aku datang bersama Quraisy dan Ghatafan berikut para pemimpin mereka. Semuanya sudah berjanji kepadaku untuk tidak pulang sebelum dapat membinasakan Muhammad dan para pengikutnya."
Mendengar kata-kata Huyay, Kaab menjawab:

"Celakalah engkau Huyya! Tinggalkan aku dari urusanku! Aku tidak melihat diri Muhammad melainkan sosok orang yang jujur dan menepati janji!"
Namun Huyay terus membujuk-membujuk dan membujuk sampai akhirnya Kaab pun setuju untuk mengkhianati kaum muslimin. Mulailah Bani Quraizhah mengincar benteng tempat kaum wanita dan anak-anak Muslim berlindung yang dijaga Hasan bin Tsabit.
Shaffiyah binti Abdul Muthalib Bibi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan adik perempuan Hamzah melihat ada seorang laki-laki Yahudi datang mengendap-ngendap mengelilingi benteng, Shafiyyah segera memberi tahu Hasan bin Tsabit:
"Wahai Hasan, lihat ada orang Yahudi mengelilingi benteng ini. Demi Allah aku khawatir ia akan menunjukkan titik lemah benteng ini kepada pasukannya Yahudi padahal Rasulullah ﷺ dan para sahabat sedang bertempur di garis depan. Hampiri orang itu dan bunuh dia!"
"Engkau tahu sendiri bahwa aku bukanlah orang yang mahir dalam bunuh membunuh," jawab Hasan
Shaffiyah yang gagah berani itu mengambil sepotong tiang dan memukul orang Yahudi itu sampai mati. Karena tindakannya ini, kaum Yahudi tidak berani terang-terangan menyerang benteng yang mereka kira dijaga dengan kuat.
Apa yang akan dilakukan Rasulullah ﷺ dan para sahabat, ketika mengetahui bahwa Bani Quraizhah berniat menikam dari belakang?

Orang Yahudi adalah pedagang dan ilmuwan yang jauh lebih unggul dari Anshor yang terdiri atas Aus dan Khazraj.
Namun, ketika melihat pemeluk Islam meningkat pesat, orang Yahudi khawatir mereka akan kalah dalam perdagangan dan pengetahuan. Kemudian mereka menolak kerasulan Muhammad ﷺ dan mentertawakan ajaran beliau.
Kaum Muslimin Sangat Terkejut

Tentu saja Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya terkejut setelah mendengar Yahudi Bani Quraizhah telah membelot ke pihak musuh. Ini berarti pasukan muslim yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu harus membagi pasukan dalam dua kelompok pertempuran.
Keadaan ini benar-benar memberatkan.
Rasulullah mengutus Saad bin Muadz pemimpin suku Aus yg pernah menjadi sekutu sekaligus pelindung bani Quraizhah ditemani Sa'ad bin Ubadah pemimpin suku Khazraj dan beberapa org sahabat Rasulullah meminta mereka mengecek keadaan bani Quraizhah
"Antara kami dan Muhammad tidak ada ikatan apa-apa dan tidak ada perjanjian apa-apa," jawab bani Quraizhah kepada Saad bin Muadz

Saad berusaha menyadarkan bani Quraizhah terhadap risiko yang akan mereka hadapi karena membelot dari perjanjian dengan kaum muslimin.
Saad meminta mereka agar tetap mau menjadi sekutu dengan segala kejujuran sebagaimana pada masa-masa lalu dan tetap menjaga hak kedua belah pihak agar tidak mengecewakan Rasulullah ﷺ pada saat-saat sulit seperti ini.
Namun jawaban bani Quraizhah sangat kasar dan menghina. Saad bin Muadz marah sekali sampai terjadi perang mulut antara Saad bin Muadz dan bani Quraizhah. Akhirnya Saad dan para sahabat yang lain pulang dengan hati kesal.
"Biarkan mereka menentang dirimu, sebab jika dilayani hanya akan menambah ramai pertengkaran antara kita dan mereka," hibur Sa'ad bin Ubadah kepada Saad bin Muadz.
Saad bin Muadz menemui Rasulullah ﷺ dan melapor:
"Ya Rasulullah, mereka telah melanggar perjanjian sebagaimana dulu dilakukan suku Adhal dan Qarah."

Mendengar itu Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allahu akbar, Bergembiralah wahai kaum muslimin!"
Saad masuk Islam pada usia 31 tahun. Pada usia 37 tahun Ia pergi menemui Syahidnya. Hari-hari keislaman sampai wafatnya diisi semua dengan karya-karya gemilang dalam berbakti kepada Allah dan rasulnya.
Suara Kaum Munafik

Kata-kata hiburan Rasulullah ﷺ yang penuh semangat itu tidak ditanggapi dengan baik oleh orang-orang munafik dan mereka yang lemah Iman.
Memang benar, keadaan seperti itu membuat hampir seluruh sahabat dilanda kecemasan. Alquran melukiskan bahwa keadaan kaum muslimin waktu itu sedang diuji dengan guncangan yang amat dahsyat sampai-sampai tidak tetap lagi penglihatan mereka.
Terasa sesak naik sampai ke tenggorokan dan mereka menyangka bermacam-macam terhadap Allah. Akan tetapi bagaimanapun keadaannya orang yang imannya kuat tidak beranjak dari sisi Rasulullah ﷺ.

Berbeda halnya dengan orang-orang munafik. Mereka berkata:
"Muhammad berjanji kepada kita semua bahwa suatu saat kita akan merebut kekayaan Kaisar Persia dan Romawi. Nyatanya? Hari ini saja tidak seorang pun dari kita merasa aman, bahkan untuk sekedar pergi ke jamban."
Suara-suara Sumbang yang lain juga terdengar:

"Muhammad rumah kami saat ini sedang kosong tak berpenghuni. Ijinkanlah kami keluar dari barisan tempur untuk pulang ke rumah masing-masing karena rumah kami terletak di luar Madinah."
Para sahabat setia menjadi marah:

"Mereka sungguh-sungguh penghianat. Ya Rasulullah, ijinkanlah kami memenggal leher-leher mereka!"

Rasulullah ﷺ tidak ingin memaksa seseorang untuk bertempur.
Beliau mengijinkan orang-orang lemah iman itu untuk pulang, biarlah hanya orang-orang yang mampu menghadapi bahaya dan benar-benar menginginkan mati syahid saja yang tetap bertahan di barisan pasukan. Orang-orang lemah iman justru akan menularkan rasa takutnya kepada banyak orang
Dan penilaian Rasulullah ﷺ ini tepat sekali. Setelah perginya orang-orang pengecut, barisan tempur yang tersisa justru semakin bulat tekadnya untuk bertempur dan berjuang.
Rasulullah ﷺ menyampaikan wahyu Allah : bahwa, jika orang melarikan diri dari kematian, seandainya pun bisa hanya akan mengecap kesenangan dunia sebentar saja.
Tak layak seorang lari dari bencana, padahal bencana itu datang atas izin Allah dan Allah-lah yang satu-satunya sumber pertolongan dan perlindungan.
Pasukan Quraisy Mulai Putus Asa

Rasulullah ﷺ merancang suatu strategi baru. Beliau ingin menawarkan kepada pasukan Ghathafan sepertiga hasil perkebunan Madinah jika mereka mau kembali pulang. Tidak ragu lagi.
Orang Ghathafan pasti akan menyambut baik dan jika mereka pulang pasukan musuh yang tersisa tinggal 4 ribu prajurit Quraisy.

Rasulullah ﷺ meminta pendapat terlebih dahulu kepada Saad bin Muadz dan Sa'ad bin Ubadah sebagai pemimpin penduduk asli Madinah.
"Ya Rasulullah Jika Allah yang memerintahkan kami pasti tunduk dan patuh" demikian jawab keduanya,
"namun jika ini pendapat Tuan kami tidak sependapat. Dulu orang Ghathafan tak pernah merasakan kurma Madinah,
kecuali dgn membeli atau sedang diundang jamuan padahal waktu itu kami semua masih musyrik. Lalu mengapa kini setelah Allah memuliakan kami dgn Islam. kami harus menyerahkan harta kami seperti itu? Demi Allah kami tdk akan memberikan sesuatu kepada mereka kecuali tebasan Pedang”
Rasulullah ﷺ mengangguk setuju:
"ini memang pendapatku sendiri sebab aku melihat orang-orang Arab menyerang kita dengan panah."

Pertempuran dilanjutkan, Rasulullah ﷺ memerintahkan agar prajuritnya tidak menampakkan diri kecuali dengan berbaju besi lengkap.
Namun Saad bin Mu'adz terkena panah hingga menembus urat tangannya. Saat itu ia hanya mengenakan baju besi yg pendek.

Doa Saad pada waktu itu adalah:
"Ya Allah Sesungguhnya engkau tahu bahwa aku amat mencintai Jihad melawan orang-orang yang mendustakan Rasulullah dan mengusirnya
Ya Allah, jika engkau masih menyisakan sedikit peperangan melawan orang-orang Quraisy, berikanlah sisa kehidupan kepadaku agar aku bisa memerangi mereka karena Engkau semata."
Nah pada suatu malam pasukan Quraisy yang sudah hampir kehilangan akal untuk menerobos parit mencoba kembali menyeberangi parit dengan pasukan berkuda pimpinan Ikrimah bin Abu Jahal. Pasukan muslim menebarkan hujan panah.
Dalam gelap Rasulullah ﷺ berhasil memanah Ikrimah sehingga pasukan musuh terperosok dan kembali mundur.

Abu Sufyan mengirim surat kepada Rasulullah ﷺ yang isinya menuduh Rasulullah ﷺ sebagai pengecut, Abu Sufyan menantang muslimin untuk bertempur di lapangan terbuka.
Rasulullah tersenyum dan membalas surat itu. Isinya mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini beliau memang akan keluar menemui mereka untuk mengikis habis berhala-berhala Quraisy di Mekah.
Pada hari-hari ini kesabaran memang menjadi senjata terampuh untuk meraih kemenangan.

Bersambung hari Senin, insya Allah 🙏🏿

Sallu ala Nabi🌹

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

3 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 33

Juwairiyah binti Harits

Sejumlah1500 pasukan muslim diperintahkan Rasulullah ﷺ untuk bergerak dengan cepat sehingga musuh kesulitan mengetahui di mana pasukan Rasulullah ﷺ berada.
Kemudian di sebuah tempat yang memang sudah ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ saat meninjau musuh, pasukan muslim menyerang dengan kecepatan tinggi secepat kilat. Pertempuran itu terjadi di Medan terbuka.
Hujan panah jarak jauh pasukan muslim membuat musuh tercerai-berai, sehingga begitu pasukan utama muslim tiba, dengan mudah mereka membuat kocar-kacir barisan musuh.
Read 104 tweets
2 Dec
Perbedaan Iblis Dengan Extrimis Jihadis Agamis

Misi Iblis memasukkan sebanyak-banyaknya manusia kedalam NERAKA.

Misi Extrimis Jihadis Agamis menghabisi semua orang yang dia kapirkan.
Karna konon menurut pemahaman mereka " Darah Kapir Halal "
Pertanyaan nya?

Jika orang -orang yang dia kapir-kapir kan itu dia bunuh,maka akan banyak orang yang mati dalam keadaan kapir.
Artinya jika mereka mati dalam keadaan kapir berarti otomatis masuk NERAKA.
Semakin banyak orang yang dia bunuh dan dianggap sebagai kapir oleh mereka,maka semakin banyak yang masuk NERAKA.
Read 4 tweets
2 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 32

Bani Nadhir Terusir

Huyya bin Akhtab pemimpin Bani Nadhir mengirimkan utusan kepada Rasulullah ﷺ untuk mengatakan:

"Kami tidak akan keluar dari tempat tinggal kami berbuatlah menurut kehendakmu!"
Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya bertakbir dan berangkat ke perkampungan Bani Nadhir bendera pasukan diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib, sedangkan pemerintahan Madinah dipercayakan kepada Ibnu Ummi Maktum.
Duabelas malam lamanya pasukan muslim mengepung dan bertempur. Orang-orang Bani Nadhir bertempur dengan gigih dari rumah ke rumah. Setiap kali sebuah rumah sudah tidak bisa dipertahankan mereka robohkan rumah itu dan mundur ke rumah berikutnya.
Read 59 tweets
1 Dec
Islam Mengharamkan Pembunuhan Terhadap Orang Kafir Selama Mereka Tidak Memerangi Islam

(Fikih Sirah Nabawiyah
Syech Al Buthi)

Kisah Rasulullah (Sirah Nabawi) yg setiap hari saya kisahkan,sama dgn Sirah Nabawi karangan Al Buthi hanya saja beliau menambahkan fikih dalm karanganya
Siapapun yang mengucapkan kalimat syahadat, harus diakui sebagai muslim, dijaga darah harta dan harga dirinya, tak peduli apapun itikad yang tersembunyi di hatinya.
Rasulullaah ﷺ berulang ulang menyalahkan tindakan Usamah bin Zaid, yang dalam peperangan sempat membunuh musuh padahal musuh sudah mengucap syahadat, karena diduga kalimat syahadat itu diucapkan sekedar cari selamat dari pedang.
Read 28 tweets
1 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 31

Peristiwa Ar Raji

Rasulullah ﷺ selalu siap mengirim para sahabatnya untuk mengajarkan Islam kepada setiap suku yang memerlukan. Karena itu dengan prasangka baik Rasulullah memenuhi permintaan Bani Hudzail.
Saat itu utusan Hudzail berkata:
"Muhammad di kalangan kami ada beberapa orang Islam, kirimkanlah beberapa orang sahabat Tuan bersama kami yang kelak akan dapat mengajarkan hukum Islam dan Alquran kepada kami.”
Enam orang sahabat besar diutus dan pergi bersama rombongan penjemput dari Hudzail.
Penghianatan terjadi ketika mereka sampai di pangkalan air Ar Raji milik Bani Hudzail, Enam orang sahabat itu dikepung.
Read 77 tweets
30 Nov
Jangan Merubah Kalimat Azan Tanpa Persetuan Nabi SAW

Di zaman Nabi Muhammad SAW, beliau tidak pernah memasukkan kata Jihad dalam Azan?

Kalimat azan sudah pakem diajarkan oleh Nabi. Kalau pun ada Sahabat Bilal menambah Azan saat Subuh itupun krn Nabi masih hidup dan menyetujui
Fikih Azan

Azan dalam fikih disyartiatkan dengan redaksi yang kita kenal selama ini. Redaksi itu tidak boleh ditambah atau dikurangi. Hanya saja dalam shalat subuh ada tambahan redaksi yang juga kita kenal, yaitu "Ash-shalatu khairun minan-naum".
Redaksi ini dikenal dengan istilah tatswib yang disunnahkan diucapkan setiap subuh. Landasan tambahan ini adalah hadis nabi tentu saja. Lalu apakah boleh tatswib ditambahkan di selain shalat subuh? Mayoritas ulama menjawab tidak boleh, itu bid'ah.
Read 13 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!