KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 36

Berhaji

Rasulullah ﷺ mengumumkan bahwa tahun itu kaum muslimin akan berangkat haji ke Mekah. Maka berangkatlah Rasulullah beserta 1400 orang muslim. Semuanya mengenakan pakaian ihram untuk menunjukkan bahwa mrk berniat beribadah, bukan berperang
Selain pedang di pinggang, tidak ada lagi senjata yang mereka bawa. Kaum muslimin juga membawa 70 unta yang akan disembelih selesai berhaji. Istri Rasulullah ﷺ yang terundi mengikuti perjalanan ini adalah ummu Salamah.
Namun orang-orang Quraisy sangat khawatir mendengar keberangkatan ini.

"Ini pasti tipu muslihat Muhammad agar bisa menyerang kita,"
seru para pemimpin Mekah.

Maka orang-orang Quraisy mengutus Khalid bin Walid beserta 200 orang pasukan berkuda untuk menghalangi kaum muslimin.
Sementara itu di daerah Usfan, Rasulullah ﷺ dan rombongannya bertemu dengan seseorang dari bani Kaab. Rasulullah ﷺ Bertanya kepadanya tentang keadaan Mekah.

"Mereka sudah mendengar tentang perjalanan Tuan ini!" sahut orang itu.
"Lalu mereka berangkat dengan mengenakan pakaian kulit harimau. Mereka bersumpah bahwa mereka akan menghalangi perjalanan Tuan."
"Oh, kasihan orang Quraisy," kata Rasulullah ﷺ. "Mereka sudah lumpuh karena peperangan. Apa salahnya kalau mereka membiarkan kami? Kalau aku sampai binasa, itu yang mereka harapkan."
Kalau Allah memberiku kemenangan mereka akan berbondong-bondong masuk Islam. Tetapi mereka pasti akan berperang saat mereka punya kekuatan. Aku akan terus berjuang sampai Allah memberi kemenangan atau leherku ini terpenggal.
Untuk menunjukkan bahwa mereka tidak ingin berperang. Rasulullah ﷺ meminta seorang Pandu untuk memimpin di jalan sulit berliku di pegunungan untuk menghindari pasukan Khalid bin Walid yang sudah menunggu di daerah Kira Al Ghamim.
Rombongan itu berhasil melewati pasukan berkuda musuh dan berhenti di Hudaibiyah.

"Ya Rasulullah di lembah ini tidak ada air, tidak cocok untuk tempat berhenti," ujar seorang sahabat
Rasulullah ﷺ mengambil anak panah dan menancapkannya ke dasar sebuah sumur kering. Ketika ditarik memancarlah air yang tiada habisnya.
Saling Tukar Utusan

Kedua pihak kini saling memikirkan langkah selanjutnya. Orang Quraisy sudah siap berperang namun mereka mengirim dulu Budail bin Warko dan beberapa orang ke perkemahan kaum muslimin. Tujuan Budail untuk berunding sekaligus mengetahui kekuatan lawan.
Rasulullah ﷺ bersabda kepada Budail:

"Sesungguhnya kami datang bukan untuk memerangi seseorang, tetapi untuk melakukan haji. Rupanya orang-orang Quraisy sudah buta akibat peperangan. Jika mereka menghendaki damai dan membiarkan kami berhaji berarti mereka masih punya nyali.
Tetapi jika mereka menghendaki perang maka demi Allah aku pasti akan melayani mereka sampai aku menang atau Allah menentukan lain,"

"Akan kusampaikan perkataanmu ini kepada mereka," kata Budail.
Namun orang Quraisy belum puas, mrk mengirim Hulais bin Al Qamah. Melihat kedatangan Hulais dari jauh, Rasulullah bersabda:

"itu adalah Hulais, Dia berasal dari kaum yg sangat menghormati hewan kurban. Lepaskanlah hewan kurban kita. Melihat banyaknya hewan kurban Hulais terharu
"Tidak selayaknya orang-orang Quraisy menghalangi mereka memasuki Masjidil Haram."

Hulais kembali dan Mengatakan agar kaum muslimin tidak dihalangi, orang-orang Quraisy marah kepada Hulais. kemudian mereka mengirim Urwah bin Mas'ud sebagai utusan ketiga.
Urwah pun bertemu Rasulullah ﷺ yang memegangi janggut, sambil bicara. Namun setiap kali itu pula Al Mughiroh, salah seorang sahabat Rasulullah ﷺ menepis tangannya. Padahal sebelum masuk Islam Al Mughiroh sering dilindungi Urwah.
Kecintaan Al-Mughirah kepada Rasulullah ﷺ membuatnya tidak bisa membiarkan Urwah menyentuh beliau walau hanya sesaat. Setelah jelas mengetahui maksud kedatangan Rasulullah ﷺ, Urwah pun kembali.

"Wahai saudaraku Quraisy," demikian kata Urwah
"Aku pernah menemui Kaisar dari kisra. Demi Allah tidak pernah kulihat seorang raja yang diperlakukan para sahabat seperti Muhammad, mengagungkannya.”
“Setiap kali Muhammad berwudhu para sahabat berebut menyediakan airnya. Setiap ada helai rambut Muhammad jatuh mereka akan mengambilnya dan aku tidak akan diserahkan kepada orang lain walau harus mati. Terimalah tawaran Muhammad."
Ikrar Ridhwan

Orang-orang Quraisy masih belum mau menerima kedatangan Rasulullah ﷺ dan kaum muslimin. Kini Rasulullah yang mengirim utusan. Semula beliau memerintahkan Umar bin Khattab. Namun Umar berkata:
"Saya khawatir orang Quraisy akan menindak saya, mengingat di Mekkah tdk ada pihak Bani Adi yg akan melindungi saya. Quraisy sudah cukup mengetahui permusuhan saya dan tindakan tegas saya kpd mereka. Saya ingin menyarankan orang yg lebih baik daripada saya yaitu Utsman bin Affan”
Maka Rasulullah ﷺ mengutus menantunya Utsman bin Affan. Tugas Usman adalah berusaha meyakinkan bahwa kaum muslimin benar-benar berniat melaksanakan Haji.

Usman pun memasuki Mekah di bawah perlindungan (jiwar) Aban bin Said. Melihat Usman para pemimpin Quraisy berkata:
"Utsman, kalau kau mau berthawaf di Ka'bah berthawaflah."

"Aku tidak akan melakukannya sebelum Rasulullah berthawaf," jawab Usman.
Kedatangan kami kemari hanya untuk berziarah ke rumah suci dan memuliakannya. Kami ingin menunaikan kewajiban ibadah di tempat ini. Kami telah datang membawa binatang kurban setelah disembelih kami pun akan kembali pulang dengan damai."
"Tapi kami telah bersumpah bahwa kalian tidak boleh masuk ke Mekkah tahun ini," sanggah seorang Pembesar Quraisy.

Terjadilah perdebatan seru yang alot tidak ada yang mau mengalah, masing-masing melontarkan argumen. Akibatnya lama sekali Utsman bin Affan tidak kembali.
Kaum muslimin pun sudah sangat gelisah. Mereka takut Utsman dibunuh secara licik. Maka Rasulullah ﷺ mengumpulkan para sahabatnya di bawah sebatang pohon. Mereka semua bersumpah setia untuk tidak meninggalkan tempat itu sebelum membalas kematian Utsman bin Affan
kemudian disebut baiat Ridwan. Allah menurunkan firman-nya

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu dibawah pohon, maka Allah mengetahui apa yg ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kpd mrk dgn kemenangan yg dekat (waktunya)
Al-Fath (48:18)
Perjanjian Hudaibiyah

Alangkah leganya kaum muslimin ketika tidak lama sesudah itu, Utsman bin Affan kembali ke perkemahan dalam keadaan selamat. Sungguh pun begitu ikrar Ridhwan tetap berlaku sebagai tanda kesetiaan dan kekompakan umat Islam.
Rasulullah ﷺ bahagia sekali dengan kekompakan umatnya sebab terlihat jelas eratnya hubungan kasih sayang sesama mereka. Selain itu nyata sekali terlihat bahwa kaum muslimin sangat besar keberaniannya. Mereka bersedia menghadapi maut tanpa ragu-ragu lagi.
Utsman bin Affan berhasil meyakinkan org Quraisy bahwa kaum muslimin benar-benar ingin berhaji. Namun, karena Quraisy sudah mengirim Khalid bin Walid dgn membawa Panji perang, Mereka takut org akan mengatakan bahwa mrk adalah penakut jika mengizinkan kaum muslimin memasuki Mekah
Maka perundingan pun berlanjut terus. Kali ini Suhail bin Amr menjadi juru runding Quraisy. Setelah lama berunding, akhirnya disepakati beberapa hal penting berikut:
-Rasulullah ﷺ harus pulang tahun ini dan bisa berhaji tahun depan. Saat itu kaum muslimin tidak boleh membawa senjata kecuali pedang yg disarungkan. Orang Quraisy tdk boleh menghalangi dgn cara apa pun

-Gencatan senjata selama 10 tahun tdk boleh ada yg menyerang pihak mana pun.
-Selama 10 tahun itu, barang siapa yang ingin bergabung dengan kaum muslimin dipersilahkan. Begitu juga yang ingin bergabung dengan Quraisy. Jika ada suku yang telah menggabungkan diri diserang oleh pihak yang lain itu berarti perang.
-Siapa pun orang Quraisy yang bergabung kepada Rasulullah ﷺ tanpa izin walinya maka ia harus dikembalikan. Sementara itu siapa pun dari pihak Rasulullah ﷺ yang bergabung dengan Quraisy tidak boleh dikembalikan lagi.
Perjanjian ini kemudian dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah, terjadi pada tahun ke-6 Hijriyah atau 628 masehi. Setelah perjanjian ini, Bani Khuzaah langsung bergabung dengan Rasulullah ﷺ. Sementara itu lawannya, Bani Bakr bergabung dengan pihak Quraisy.
Ketidakpuasan Umar

Umar bin Khatab tidak puas dengan isi perjanjian itu. Ketidakpuasannya ini ditunjukkan setelah terjadi insiden saat penulisan perjanjian. Saat itu Ali bin Abi Thalib mendapat tugas Rasulullah ﷺ untuk menulis perjanjian itu.
"Tulislah Bismillahirohmanirohim!" Sabda Rasulullah ﷺ kepada Ali.

"Stop!" seru Suhail. "Nama Arrohman dan arrohim ini tidak kukenal. Tulislah dengan bismika allahumma (dengan nama-mu Ya Allah)"

"Tulislah dengan nama-mu Ya Allah," Sabda Rasulullah ﷺ kepada Ali.
"Lalu, tulislah: "Ini adalah perjanjian damai yg ditetapkan antara Muhammad Rasulullah dengan Suhail bin Amr."

Namun delegasi Quraisy itu kembali menolak.
"Jika kami mengakui bahwa engkau Rasulullah, tentu kami tidak akan memerangimu. Karena itu tulislah namamu dan nama ayahmu”
"Baik. Hapuslah kata Rasulullah. Tulislah Muhammad bin Abdullah," sabda Rasulullah ﷺ kepada Ali

Sebagaimana para sahabat lain yang hadir, Ali bin Abi Thalib sudah memuncak kemarahannya kepada delegasi Quraisy itu, sehingga ia berkata:
"Tidak ya Rasulullah! Demi Allah aku tidak sudi menghapus kata itu."

Akhirnya Rasulullah ﷺ sendiri yang menghapus kata-kata itu. Melihat hal itu Umar bin Khattab berkata kepada Abu Bakar yang duduk disampingnya, "Bukankah dia itu Rasulullah?"

"Memang betul," jawab Abu Bakar.
"Bukankah kita ini orang-orang Islam?"

"Memang betul!"

"Bukankah mereka itu orang-orang musyrik?"

"Memang betul!"

"Lalu Mengapa kita mau direndahkan dalam soal agama kita?" seru Umar berapi api.
Abu bakar menenangkan Umar yang lagi marah dengan kata-kata tegas: "Umar duduklah di tempatmu aku bersaksi bahwa dia Rasulullah."

Namun hampir semua sahabat berpendapat seperti Umar. Mereka merasa agama mereka telah dilecehkan dengan perjanjian ini.
Bukan saja mereka gagal berhaji tahun ini tetapi juga harus menerima bahwa orang musyrik itu seolah merendahkan Allah dan rasulnya Rasulullah ﷺ.
Kemudian terjadilah sebuah peristiwa yang membuat para sahabat semakin tidak menyukai perjanjian ini.
Abu Jandal

Belum lagi kering tinta perjanjian itu, tiba-tiba muncul Abu Jandal. Pemuda itu adalah anak Suhail bin Amr si perunding Quraisy. Para sahabat sangat terkejut menyaksikan kedua kaki Abu Jandal dalam keadaan terbelenggu sehingga ia berjalan tertatih-tatih.
Rupanya ia berhasil melepaskan diri dari Mekah dan hendak menggabungkan diri dengan saudara-saudara muslimnya.

Namun begitu melihat anaknya itu, Suhail berseru,
"Ini adalah orang pertama yang ku tuntut Agar engkau mengembalikannya."
"Kami tidak melanggar isi perjanjian ini sampai kapan pun," jawab Rasulullah ﷺ.

"Demi Allah kalau begitu aku tidak akan menuntutmu karena sesuatu apa pun" kata Suhail.

Rasulullah ﷺ bersabda, "Kalau begitu, berilah dia jaminan perlindungan karena aku."
"Aku tidak akan memberinya jaminan perlindungan karena dirimu," tukas Suhail.

"Lakukanlah!" pinta Rasulullah ﷺ lagi

"Aku tidak akan melakukannya," jawab Suhail.
Suhail melangkah cepat ke arah Abu Jandal dan memukul keras-keras anaknya itu. Suhail mencengkeram kerah baju Abu Jandal dan menyeretnya untuk dikembalikan kepada Quraisy. Abu Jandal berseru:
"Semua orang muslim, Apakah aku akan dikembalikan kepada orang-orang musyrik yang akan menyiksaku karena Agamaku ini?"

Kaum Muslimin merasa geram. Hampir-hampir saja kaki mereka bergerak untuk datang melawan perjanjian yang sudah ditandatangani.
Rasulullah ﷺ bersabda:

"Wahai Abu Jandal bersabarlah dan tabahlah karena Allah akan memberikan jalan keluar kepadamu dan orang-orang yang terdzalimi seperti dirimu. Kami sudah mengukuhkan perjanjian dengan mereka.
Kami telah membuat perjanjian persetujuan dengan mereka atas peristiwa seperti ini dan mereka pun sudah memberikan sumpah atas nama Allah kepada kami. Maka kami tidak akan melanggarnya."
Rasulullah ﷺ melihat ke sekeliling dan menangkap wajah pengikutnya yang tampak sangat tidak puas. Hal inilah yang membuat para sahabat tidak menuruti perintah Rasulullah ﷺ sesaat setelah itu.
Nasihat Ummu Salamah

Rosululloh ﷺ kemudian bersabda :
"Bangkitlah dan sembelihlah hewan qurban!"
Para sahabat Saling pandang. Apa? Jadi Rasulullah ﷺ menganggap bahwa mereka telah selesai berhaji? Bukankah mereka sama sekali belum berthawaf? Bahkan sama sekali belum melihat Ka'bah? Namun Rasulullah ﷺ mengulangi perintahnya sampai tiga kali.
Tidak ada satu pun sahabat yang beranjak. Semua diam termangu atau menunduk. Rasulullah ﷺ memerhatikan wajah mereka. Bahkan Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab juga menolak.
Ummu Salamah Memakai Taktik Sayyidah Khadijah

Dengan perasaan gundah, Rasulullah ﷺ masuk ke dalam tenda Ummu Salamah, diceritakannya semua kelakuan para sahabat kepada istrinya itu. Ummu Salamah mengerti betul betapa kecewanya Rasulullah ﷺ.
Kemudian Ummu Salamah mengajukan sebuah saran yang menunjukkan kecerdasan dan kebijaksanaannya, persis seperti yang dulu dilakukan oleh Khotijah untuk membangkitkan Rasulullah ﷺ dalam masa-masa sulit penuh kegelapan.
"Wahai Rasulullah Apakah engkau ingin mereka melaksanakan perintah itu?" tanya Ummu Salamah.

"Keluarlah tetapi jangan berbicara sepatah kata pun kepada salah seorang dari mereka. Sembelihlah ternak kurban anda sendiri, Lalu panggilan tukang cukur dan bercukurlah."
Rasulullah ﷺ kemudian keluar tanpa bicara sepatah kata pun dia melaksanakan saran dari Ummu Salamah. Setelah Rasulullah ﷺ menyembelih kurban dan bercukur segera saja para sahabat melakukan hal yang sama.
Suasana yang tadinya murung penuh kebingungan, kini berubah menjadi ceria. Suara gembira para sahabat terdengar saat menyembelih kurban dan saling bergantian mencukur rambut. Sebagian ada yang mencukur rambut dan sebagian lain hanya memangkas rambut.
Rasulullah ﷺ tersenyum dan bersyukur kepada Allah karena telah memberinya seorang istri yang begitu cerdas dan bijak.

"Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang mencukur rambut," doa Rasulullah ﷺ.
Sebagian orang yang mendengarnya jadi gelisah. Mereka pun bertanya
"Dan mereka yang berpangkas rambut Ya Rasulullah?"
Para Wanita Mukminah

"Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang bercukur rambut," doa Rasulullah ﷺ lagi. Para sahabat masih gelisah, mereka bertanya lagi, "dan mereka yang berpangkas rambut, Ya Rasulullah?
"Dan mereka yang ber pangkas rambut," jawab Rasulullah ﷺ akhirnya.

"Rasulullah, mengapa doa buat yang bercukur saja yang dinyatakan, bukan buat yang berpangkas rambut?"

"Karena mereka sudah tidak ragu-ragu," demikian jawab Rasulullah ﷺ.
Umar bin Khattab sangat menyesal karena sempat menyangsikan keputusan Rasulullah ﷺ dalam perjanjian Hudaibiyah. Apalagi setelah itu Rasulullah ﷺ membacakan surat al-fath yang menegaskan bahwa dalam perjanjian itu Allah telah memberi kemenangan yang nyata.
Legalah hati Umar mendengar firman Allah ini.

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata,
Surah Al-Fath (48:1)
Umar berkata: “Setelah itu, aku terus-menerus melakukan berbagai amal, sedekah Shaum, sholat dan berusaha membebaskan diri dari apa yang telah kulakukan saat itu. Aku selalu dibayangi kelakuan itu. Aku selalu berharap semoga semua itu merupakan kebaikan."
Tidak lama setelah mereka tiba kembali di Madinah datanglah serombongan wanita mukmin yang melarikan diri dari Quraisy.

Kemudian menyusullah para wali mereka yang menuntut agar wanita-wanita itu dikembalikan sesuai dengan perjanjian Hudaibiyah.
Akan tetapi Rasulullah ﷺ menolaknya, karena dalam perjanjian disebutkan bahwa kaum wanita tidak termasuk mereka yang harus dikembalikan.

Dalam Alquran surat Al Mumtahanah membenarkan tindakan Rasulullah ﷺ ini.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ ۖ اللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِهِنَّ ۖ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ ۖ لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ ۖ
وَآتُوهُمْ مَا أَنْفَقُوا ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُ

وهُنَّ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ ۚ وَلَا تُمْسِكُوا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَاسْأَلُوا مَا
أَنْفَقْتُمْ وَلْيَسْأَلُوا مَا أَنْفَقُوا ۚ ذَٰلِكُمْ حُكْمُ اللَّهِ ۖ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;
maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.
Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir;
dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Surah Al-Mumtahanah (60:10)
Dalam surat yg sama pula Allah memerintahkan Rasulullah utk mengatakan janji setia kpd para mukminah. Mrk harus berjanji tdk menyekutukan Allah dgn sesuatu pun,tdk berzina,tdk membunuh anak-anaknya,tdk berbuat dusta & tdk akan mendurhakai Rasulullah. Para mukminah pun menerimanya
Abu Bashir

Ada satu orang lagi yang mempunyai nasib seperti Abu Jandal namanya Abu Basir. Ia datang ke Madinah dan minta agar Rasulullah ﷺ mau menerimanya.
Namun, belum lama ia menikmati hidup sebagai muslim yg merdeka di Madinah, datanglah surat dari Azhar bin Auf & Akhnas bin Syariq yg ditujukan kpd Rasulullah yakni meminta agar Abu Bashir dikembalikan. Surat itu dibawa oleh seorang laki-laki dr bani Amir yg disertai seorang budak
"Abu Basir," sabda Rasulullah ﷺ.
"Kita telah membuat perjanjian dengan pihak mereka seperti yang sudah kau ketahui. Penghianatan menurut agama kita tidak dibenarkan. Semoga Allah membuat engkau dan orang-orang Islam yang ditindas bersamamu memperoleh kelapangan dan jalan keluar.
Pulanglah engkau kembali ke dalam lingkungan masyarakatmu."

"Rasulullah," kata Abu Bashir,
"Saya akan dikembalikan kepada orang-orang musyrik yang akan menyiksa saya karena agama saya ini."
Namun, Rasulullah ﷺ mengulangi kata-kata beliau tadi. Akhirnya, Abu Basir pun dibawa oleh kedua orang tadi.

Di Dzulhulaifah, belum jauh dari Madinah, mereka beristirahat dan makan kurma. Abu Bashir berkata kepada orang dari bani Amir:
"Demi Allah aku ingin sekali melihat pedangmu yang bagus itu, hai fulan."

Tanpa curiga utusan Quraisy itu menghunuskan pedang dan memperlihatkannya kepada Abu Basir sambil berkata:
"Boleh, demi Allah memang ini adalah benda yang bagus. Ia sudah cukup kenyang malang melintang bersamaku."

"Tolong Perlihatkan kepadaku, Aku ingin melihat dan memeriksanya," kata Abu Basir.
Begitu pedang itu ada di tangannya, Abu Bashir menusukkannya ke utusan Quraisy itu sampai meninggal dunia. Seketika itu juga budak yg menyertai mereka berlari ke Madinah sambil berteriak-teriak.
Budak itu Terus Berlari memasuki masjid. Melihat kehadirannya Rasulullah bersabda:
"Sepertinya orang itu sedang ketakutan."

Budak itu berlari ke hadapan Rasulullah ﷺ sambil berkata

"Teman Tuan membunuh teman saya, saya pun agaknya akan dibunuhnya pula."

Bersambung besok, insya Allah 🙏🏿

Sallu ala Nabi🌹

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Sayid Machmoed BSA Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @sayidmachmoed

10 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 38

Surat kepada Najasyi, Raja Habasyah

Selain itu Rasulullah ﷺ juga menulis surat kepada Najasyi, raja Habasyah yang menerima kaum muslimin yang mengungsi ke negerinya. Amir bin Umayyah adh Dhamri menyampaikan surat Rasulullah ﷺ yang berbunyi: Image
Bismillahirohmanirohim

Dari Muhammad Rasulullah kepada Najasyi pemimpin Habasyah (Habsyi). Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, amma ba'd.
Aku memuji bagi tuan kepada Allah yang tiada ilah selain Nya.
Dialah penguasa yang Maha Suci, yang memberi kesejahteraan memberi perlindungan dan yang berkuasa.
Aku bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah roh Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang perawan, baik, dan menjaga kehormatan diri lalu dia mengandung Isa
Read 58 tweets
9 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 37

Kelompok Abu Bashir

Tidak lama kemudian datanglah Abu Bashir dengan membawa pedang terhunus. Abu Bashir tahu bahwa Rasulullah ﷺ sangat teguh memegang perjanjian. Jika saat itu ia menetap di Madinah, Rasulullah pasti akan memulangkannya kembali. Image
Maka Abu Bashirpun berkata:

"Rasulullah, jaminan Tuan sudah terpenuhi dan Allah sudah melaksanakannya buat tuan. Tuan menyerahkan saya ke tangan mereka dan dengan agama saya ini saya tetap bertahan supaya saya jangan dianiaya atau dipermainkan karena keyakinan agama saya ini."
Setelah berkata begitu Abu Bashir pergi meninggalkan Madinah. Rasulullah ﷺ tahu maksud Abu Bashir. Beliau pun memandang kagum orang itu karena keberaniannya. Dalam hati Rasulullah ﷺ mengharapkan Abu Bashir mempunyai anak buah.
Read 91 tweets
8 Dec
DAWUH MBAH WALI
(GUS DUR)

Jika Allah memudahkan bagimu mengerjakan sholat malam, maka janganlah memandang rendah orang yang tidur

Jika Allah memberi kekuatan kepadamu untuk berpuasa. Maka janganlah memandang rendah orang-orang yang tidak berpuasa dengan tatapan menghinakan Image
Jika Allah memudahkan bagimu untuk berjihad. Maka janganlah kamu memandang rendah orang orang yang tidak berjihad dengan pandangan meremehkan
Jika Allah memudahkanmu dalam mengais rizki. Maka jangan memandang rendah orang orang yang berhutang dan kurang rizekinya. Dengan pandangan yang mengejek dan mencela. Karna harta benda adalah titipan alloh yang suatu saat akan di pertanggung jawabkan.
Read 5 tweets
7 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 35

Rasulullah Mengutus Nu'aim bin Mas'ud

Bersabar bukan berarti berdiam diri. Rasulullah memanggil Nu'aim bin Mas'ud yang baru saja masuk Islam dan hal itu tidak diketahui oleh musuh.
Pada masa jahiliyah Nu'aim sangat erat bersahabat dengan bani Quraizhah dan Ghathafan.

"Ya Rasulullah, sesungguhnya kaum saya tidak mengetahui keislaman saya. Karena itulah silahkan kalau mau berbuat apa saja yang engkau inginkan terhadap diri saya," kata Nu'aim.
Rosululloh ﷺ menjelaskan rencananya kepada Nu'aim, setelah itu Rasulullah bersabda,:

"Laksanakanlah rencana ini, Nu'aim karena suatu pertempuran itu memang penuh tipu daya."
Read 83 tweets
4 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 34

Pemimpin seluruh pasukan ini adalah Abu Sufyan dengan kesepakatan bahwa jika sudah tiba di Madinah tampuk kepemimpinan akan digilir setiap hari kepada setiap pemimpin suku yang lain.
Orang-orang Mekah termasuk anak-anak dan kaum wanitanya bersorak-sorai mengiringi kepergian pasukan raksasa itu. Abu Sufyan kini bisa tersenyum.
"Muhammad dan Madinah akan tumpah," pikir Abu Sufyan.
"Tidak ada suatu kekuatan pun yang bisa membendung pasukan sebanyak ini. Cuma dua pilihan bagi Muhammad, bertahan sampai mati di kotanya atau pergi mengungsi ke tempat yang jauh!"
Read 78 tweets
3 Dec
KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 33

Juwairiyah binti Harits

Sejumlah1500 pasukan muslim diperintahkan Rasulullah ﷺ untuk bergerak dengan cepat sehingga musuh kesulitan mengetahui di mana pasukan Rasulullah ﷺ berada.
Kemudian di sebuah tempat yang memang sudah ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ saat meninjau musuh, pasukan muslim menyerang dengan kecepatan tinggi secepat kilat. Pertempuran itu terjadi di Medan terbuka.
Hujan panah jarak jauh pasukan muslim membuat musuh tercerai-berai, sehingga begitu pasukan utama muslim tiba, dengan mudah mereka membuat kocar-kacir barisan musuh.
Read 104 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!